Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN KGD DALAM

BERBAGAI SISTEM

Ns. Yannerith Chintya, S.Kep, M.Kep


Kegawatan Trauma Pada Sistem
Perkemihan (Trauma Ginjal)
Penatalaksanaan
• Konservatif Tindakan konservatif ditujukan pada
trauma minor. Pada keadaan ini dilakukan observasi
tandavital(TD, HR,RR, Suhu), kemungkinan adanya
penambahan masadipinggang, adanya pembesaran
lingkarperut, penurunan kadar haemoglobin, dan
perubahan warna urine pada pemeriksaan urine
serial
• Operasi
Operasi ditujukan padatrauma ginjal major,
dengantujuan segera menghentikan perdarahan.
Selanjutnyamungkin perludilakukandebridement,
reparasi ginjal(beruparenorafi atau
penyambunganvaskuler) atau tidak jarang
nefrektomi parsial bahkan total karena kerusakan
yang berat.
Trauma Ureter

Penatalaksanaan
Setiap trauma tajam harus dilakukan tindakan
eksplorasi untuk menilai adanya cedera ureter dan
cedera yg lain, yang paling penting adl melakukan
tindakan pengaliran urine yg ekstravasasi dan
menghilangkan obstruksi. Rekonstruksi ureter
bergantung pd jenis, bentuk, luar serta letak cedera.
Prinsip Rekonstruksi ureter adl debridemen, spatulasi,
isolasi anastomosis dari kontaminasi bila disertai
cedera usus, pemakaian bidai dalam anastomosis bila
perlu dan pengaliran daerah retroperitoneal.
Trauma Buli-Buli
Penatalaksanaan
• Bila pasien datang dengan syok harus diatasi
dengan pemberian cairan intra Vena atau Darah.
Bila kondisi stabi lakukan reparasi buli-buli.
Kegawatan Non-Trauma Sistem
Perkemihan (Urosepsis)
Penatalaksanaan
Penanganan penderita urosepsis harus cepat dan adekuat,
padaprinsipnyapenanganan terdiri dari:
 Penanganan gawat (syok); resusitasi ABC
 PemberianAntibiotika
 Resusitasi cairandanelektrolit
 Tindakan definitive (penyebab urologik)
Nosokomial urosepsis dapat dicegah dengan langkah-langkah;
pengurangan hari rawat inapdi rumahsakit, pelepasan lebih
awal kateterurin, menghindari kateterisasi uretra yang tidak
perlu, pemasangan kateterdengan tehnik steril,perhatikan
tehnik aseptik harian untuk menghindari infeksi silang (EAU,
2013).
Kegawatan Non-Trauma Sistem
Perkemihan (Retensi Urine)
Penatalaksanaan
Urin yang tertahan lama dalam buli-buli
secepatnya harus dikeluarkan karena jika
dibiarkan akan menimbulkan beberapa masalah
yaitu: infeksi saluran kemih, kontraksi otot buli-buli
menjadi lemah, dan timbul hydroureter dan
hidronefrosis yang selanjutnya menimbulkan gagal
ginjal. Urin dapat dikeluarkan dengan cara
kateterisasi, sitostomi, atau pungsi suprapubik.
Tindakan penyakit primer penyebab retensi urin
dikerjakan setelah keadaan pasien stabil
Manajemen Kegawatdaruratan
Sistem Pencernaan (Internal Bleeding

Penatalaksanaan
• Resusitasi Cairan: Kumbah lambung dengan
menggunakan normal saline.
• Perdarahan dari pembuluh darah (varises atau
kelainan varises) yang persisten dengan;
vasopresin 20 menit, pemasangan
sengstagen/blakemore tub, skleroterapi
• Perdarahan akibat ulkus; pemberian obat
antasida, dekompresi gaster, injeksi epinefrin di
lokal, pembedahan darurat
Manajemen Kegawatdaruratan
Sistem Pencernaan
(Trauma Abdomen)

Penatalaksanaa
Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan
masalah yang mengancam nyawa, harus mengkaji
dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian.
Paramedik mungkin harus melihat apabila sudah
ditemukan luka tikaman, luka trauma benda
lainnya,maka harus segera ditangani, penilaian awal
dilakukan prosedur ABC jika ada indikasi. Jika
korban tidak berespon, maka segera buka dan
bersihkan jalan napas.
Lanjutan.....

Penanganan awal trauma non-penetrasi


(traumatumpul)
1. Stop makanan dan minuman
2. Imobilisasi
3. Kirim ke rumah sakit
4. Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
Lanjutan.....
Penanganan awal trauma penetrasi (trauma tajam)
1. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda
tajamlainnya) tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya
tim medis.
2. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan
melilitkandengan kain kassa pada daerah antara pisau
untuk memfiksasipisau sehingga tidak memperparah luka.
3. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ
tersebuttidak dianjurkan dimasukkan kembali kedalam
tubuh,kemudian organ yang keluar dari dalam tersebut
dibalut kainbersih atau bila ada verban steril.
4. Imobilisasi pasien
5. Tidak dianjurkan memberi makan dan minum
6. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka
dengan menekan
7. Kirim kerumah sakit
Lanjutan....
Penanganan diRumah Sakit
Trauma Penetrasi: Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus
dinding abdomen,seorang ahli bedah yang berpengalaman
akan memeriksa lukanyasecara lokal untuk menentukan
dalam luka. Pemeriksaan ini sangatberguna bila ada luka
masuk dan luka keluar yang berdekatan.
• Skrinning pemeriksaan rontgen
• IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning
• Uretrografi
• Sistografi
• Trauma non-penetrasi :
• Pengambilan contoh darah dan urine
• Pemeriksaan Rontgen
• Study Kontras Urologi dan Gastrointestinal
Manajemen Kegawatdaruratan Sistem
Pencernaan (Keracunan)
Tindakan Kedaruratan Keracunan Pencernaan Secara Umum :
a. Menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan
waktutertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan
yang tepat.
b. Tangani syok yang tepat.
c. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun
d. Berikan terapi spesifik
e. Monitor klien yang mengalami kejang
f. Menurunkan peningkatan suhu
g. Beri analgesik sesuai untuk nyeri
h. Bantu mendapatkan spesimen darah, urine, isi lambung
danmuntah
i. Observasi dengan ketat pada klien koma
j. Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia
jantungdan kejang
Lanjutan...
Tindakan Kedaruratan Keracunan Baygon :
1. Klien yang mengalami gangguan fungsi
pernafasanlakukan resusitasi (ABC)
2. Posisikan tidur klien semi fowler, untuk memaksimalkan
ekspansi paru
3. Lakukan penghisapan lendir
4. Beri oksigen yang adekuat
5. Anjurkan klien muntah bila kesadaran baik
6. Lakukan bilas lambung sebelum 4 jam setelah
keracunan
7. Buat rekaman EKG, untuk memonitor adanya aritmia
jantung
8. Beri cairan parenteral untuk mencegah terjadinya syok
Lanjutan...
Tindakan Kedaruratan Keracunan Alkohol :
1. Upayakan muntah bila klien sadar
2. Pertahankan agar pernafasan baik
3. Beri minum kopi jika klien sadar
4. Lakukan pernafasan buatan, jika terjadi gagal
nafas
Tindakan Kedaruratan Keracunan Botulisme :
1. Berikan cairan parenteral untuk netralisasi racun
2. Upayakan klien muntah
Tindakan Kedaruratan Keracunan Ikan Laut
(MakananLaut)
1. Berikan cairan parenteral untuk netralisasi racun
2. Upayakan klien muntah
Manajemen Kegawatdaruratan Sistem
Persyarafan (Trauma Kepala)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Umum
 Monitor respirasi : bebaskan jalan napas, monitor keadaan
ventilasi, periksaAGD, berikanoksigen jikaperlu.
 Monitor tekanan intrakranial (TIK)
 Atasi syok bila ada
 Kontrol tandavital
 Keseimbangan cairan dan elektrolit
Operasi
Dilakukan untuk mengeluarkandarah pada
intraserebral,debridemen luka, kranioplasti, prosedurshunting
padahidrocepalus, kraniotomi.
Lanjutan....
Pengobatan
1. Diuretik : untuk mengurangi edema serebral
misalnyamanitol 20%, furosemid (lasic).
2. Antikonvulsan : untuk menghentikan kejang
misalnyadengan dilantin, tegretol, valium
3. Kortokosteroid : untuk
menghambatpembentukanedema misalnyadengan
dexametason.
4. Antagonis histamin : mencegah terjadinya
iritasilambung karena hipersekresi akibatefek trauma
kepalamisalnyadengan cemetidin, ranitidin.
5. Antibiotik jikaterjadi lukayang besar.
Manajemen Kegawatdarutan Sistem
Persyarafan (Trauma Medula Spinalis)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien segera ditempat
kejadianadalah sangatpenting, karena
penatalaksanaan yang tidak tepat dapat
menyebabkan kerusakan kehilanganfungsi
neurologik. Korban kecelakaan
kendaraanbermotoratau kecelakaan berkendara ,
cedera olahraga kontak, jatuh, atau trauma
langsung padakepaladan leherdan leher harus
dipertimbangkan mengalami cedera medulaspinalis
sampai bukti cedera ini disingkirkan.
Manajemen Kegawatdaruratan Sistem
Pernafasan (Asma Bronchial)
Penatalaksanaan
 Oksigen 4-6 liter / menit
 Agonis B2 ( salbutamol 5 mg atau feneterol 2,5 mg
atauterbulatin 10 mg intalasi nebulasi dan
pemberiannyadapadiulang setiap 20 menitsampai 1 jam.
Pemberian agonis B2dapatsecarasubcutan atau iv dengan dosis
salbutamol 0,25mg atau terbulatin 0,25 mg dalam larutandextrose
5 % dandiberikan perlahan.
 Aminofilin bolus iv 5-6 mg / kg BB, jikasudahmenggunakan
obat ini dalam 12 jam sebelumnya makacukupdiberikan
setengahdosis.
 Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg iv jika tak adarespon
segeraatau pasiensedang menggunakan steroidoral ataudalam
serangan sangat berat.
Manajemen Kegawatdaruratan Sistem
Pernafasan (Pulmonary Embolism)
Penatalaksanaan
Airway
 Kaji danpertahankan jalan napas
 Lakukan head tilt, chin lift jikaperlu
 Gunakanalat batu untuk jalan napas jikaperlu
 Pertimbangkanuntuk merujuk keahli anestesi untukdilakukan intubasi
jikatidakdapat mempertahankan jalan napas
Breathing
 Kaji saturasi oksigendengan menggunakanpulse oximeter,
untukmempertahankansaturasi >92%.
 Berikanoksigendenganaliran tinggi melalui non re-breath mask.
 Pertimbangkanuntuk mendapatkanpernapasandengan menggunakan bag- valve-
mask ventilation
 Lakukan pemeriksaan gas daraharterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2
Sejakdidiagnosa PE makapasein harus mendapatkanantikoagulan. Heparindengan
berat molekul ringan harusdiberikan sebagai prioritas. Walfarindiberikandalam 2 hari.
Peran dan Fungsi
Perawat Gawat Darurat
Perandan tanggung jawabsebagai
“First Responder” yaitu Orang yang merespon pertama
kali yang terlatihsecaramedisyang datang pertama
kali ke lokasi kejadiangawatdarurat.
PraRumahSakit
a) Segera meresponuntukdatang ke lokasi kejadian
Melindungidiri sendiri
b) Melindungi pasiendan lokasi dari kemungkinan
bahaya lebihlanjut
c) Memanggil bantuanyang tepat (pemadam kebakaran,
timSAR, polisi, dll)
d) Lakukanpengkajian terhadappasien
e) Lakukanperawatandan tindakanemergency
yangdibutuhkan
f) Pindahkan pasien jikadiperlukan
g) Dokumentasikan hal-halyang telahdilakukan
DalamRumahSakit
 Peran perawat melakukantriase mengkaji
danmenetapkanprioritasdalamspektrumyang lebih
luasterhadap kondisi klinispada berbagai
keadaanyangbersifat mendadak mulai dari
ancaman nyawasampaikondisi
kronis.Perawatyang melakukan
triaseadalahperawatyang telah mempunyai
kualifikasi
spesialiskeperawatangawatdaruratdenganadanya
kebijakanpimpinan rumah sakit.
 Mengkaji dan memberikanasuhan
keperawatanterhadap individu-individudari
semuaumurdanberbagai kondisi
Mengaturwaktusecaraefisien walaupun
informasiterbatas.
 Memberikandukunganpsikologis
terhadappasiendan keluarganya
 Memfasilitasi dukunganspiritual
 Mengkoordinasikan berbagai
pemeriksaandiagnostikdan memberikan
pelayanansecara multi displin
 Mengkomunikasikan informasi tentang
pelayanan yang telahdanakandiberikan
sertauntuk kebutuhantindak lanjut.
 Mendokumentasi pelayananyang diberikan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai