PENDAHULUAN
1.1. Executive summary
Kripik tempe aneka rasa Umii, mulai dirintis sekitar tahun 2018 di dusun Sumberjo
Kecamatan Wonomulyo, oleh Umi Safitri dan keluarga maka digunakan sebagai
brand “UMII”
Keripik tempe menjadi salah satu alternative usaha. Hal ini disebabkan karena istri
Umii mempunyai keahlian dalam bidang tersebut (Bumbu Rempeyek yang Menjelma
Menjadi Rupiah, KOMPAS:2004). Selain itu, beliau mempunyai keyakinan bahwa
usaha keripik tempe ini akan berkembang, karena salah satu makanan khas kota
Malang adalah tempe (From Kota Wonomulyo with Keripik Tempe,
KOMPAS:2020).
Tidak berlangsung lama setelah merintis usaha ini, salah satu anggota keluarga
mempunyai ide untuk membuat keripik tempe dengan aneka rasa. Meskipun hanya
sebuah tempe yang merupakan makanan kaum pinggiran (Siapa Suruh Bermental
Tempe, KOMPAS:2019), apabila diolah dengan baik dan penuh kreatifitas dapat
menghasilkan rasa yang enak dan lain daripada yang lain, inilah yang mendasari ide
penciptaan keripik tempe aneka rasa. Yang pada saat itu, umumnya keripik tempe
hanya menggunakan bumbu tradisional. Sehingga produk keripik tempe aneka rasa
yang diciptakan merupakan pelopor, yang pada saat ini banyak ditiru oleh pengusaha
yang lainnya.
Dari waktu ke waktu, produk yang di hasilkan tidak hanya keripik tempe aneka rasa
saja. Dengan berpegang pada motto “Produk Tradisional, Cita Rasa Internasional”
(Tradisional Rasa Internasional, Wonomulyo Pagi:2019), maka produk yang
dihasilkan kian beragam, antara lain aneka keripik rasa, aneka keripik buah, aneka
keripik tempe dengan bumbu aneka buah, dan aneka kue dan roti aneka rasa dengan
memadukan bumbu seasoning.
Inovasi tidak hanya sebatas produk saja, tetapi juga merambah ke sector pemasaran
(Perbaiki produksi & pemasaran, Istri menteri pertanian kunjungi kripik tempe Umii,
Wonomulyo POST:2019). Inovasi di bidang pemasaran adalah dengan meluncurkan
armada “MOLEH” (Mobil Oleh-Oleh) dengan menggunakan sepeda motor roda tiga
yang unik. Hal ini ditujukan untuk melayani konsumen dengan sistem delivery.
1.2. Latar belakang
Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar
kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia diperoleh
dalam bentuk tempe. Konsumsi tempe rata-rata pertahun di Indonesia saat ini sekitar
6,45 kg/orang. Sebagai sumber bahan pangan, tempe merupakan salah satu makanan
pokok yang dibutuhkan oleh tubuh (Winarno. 1985).
Peningkatan permintaan produk pertanian yang begitu cepat dan adanya
persaingan maka diperlukan inovasi terhadap produk olahan yang terus menerus dalam
hal jenis, bentuk, kemasan, teknik pemasaran maupun mutu produk yang dihasilkan
secara terpadu. Industri juga dituntut untuk dapat menyediakan produk pangan yang
menarik, bergizi, aman dan memiliki harga jual yang terjangkau dikalangan masyarakat.
Usaha penganekaragaman pangan (ketahanan pangan) sangat penting, artinya
sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketergantungan pada suatu bahan pangan pokok
jasa, misalnya dengan mengola umbi-umbian menjadi berbagai bentuk makanan yang
mempunyai rasa khas dan tahan lama untuk di simpan. Berbagai bentuk olahan tersebut
dapat berupa tepung, gaplek, tapai, keripik dan lainnya
Tempe merupakan salah satu usaha produk pangan yang sangat diggemari oleh
masyarakat Indonesia. Harganya yang terjangkau, kandungan gizinya yang cukup tinggi
dan bisa ditemui dimana saja membuat produk ini mempunyai tempat tersendiri di
masyarakat. Pengolahan tempe enjadi aneka produk pangan yang telah banyak dilakukan
antara lain, kue kering tempe, brownis tempe, cake tempe, dan sebagainya. Namun salah
satu inovasi pengolahan tempe yang tidak kalah populernya adalah keripik tempe.
Keripik tempe mempunyai berapa unggulan yaitu rasanya gurih, tahan lama,
praktis dan siap makan bisa dikonsumsi sebagai bahan makanan ringan (camilan) atau
bisa untuk lauk. Keripik tempe bisa ditemui hamper diseluruhh sentra-sentra produksi
tempe di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pangsa pasar keripik tempe ini
sanggat luas. Setip daerah mempunyai kekhasan tersendiri dalam mengolah keripik
tempe tidak terkecuali dikota wisata batu. Di sini, keripik tempe diolah dengan
penambahan berbagai rasa. Tentu saja hal ini dilakukan untuk dapat menarik pembeli
menjaddi keungulan suatu produk.
Inovasi produk inilah yang menjadi perhatian agar setiap produk yang dihasilkan
mempunyai nilai lebih dari produk-produk sebelumnya. Untuk itu perlu mengetahui dan
mempelajari cara pembuatan keripik tempe aneka rasa dengan cara yang benar sehingga
akan dapat menambah pengetahuan untuk kemudian dapat dikembangkan.
1.3. Ide usaha
Dengan melihat perkembangan zaman yang semakin maju dan kebutuhan gizi
manusia yang semakin meningkat dan juga tingkat persaingan khususnya dibidang
perdagangan yang semakin ketat maka dari itu kami memiliki ide tau gagasan untuk
membuat suatu usaha kecil yang berupa makanan yaitu dengan membuat suatu usaha
makanan keripik tempe yang nantinya dapat disukai dan mendapat respon positif dari
para konsumen.
1.4. Gagasan usaha
Untuk mengantisipasi turunnya harga jual produk hasil pertanian (kedelai) serta
mempertahankan ekonomi industry rumah tangga yang lebih stabil maka perlunya
gagasan yang lebih luas, bermutu, dan berkualitas yang tinggi yaitu dengan
memanfaatkan hasil pertanian maupun mengelolanya dengan cara menjadikan suatu
makanan ringan berupa keripik tempe yang tidak kalah gizinya dengan makanan ringan
lainnya.
1.5. Kerangka rencana usaha
A. Nama usaha/perusahaan : Keripik Tempe Umii
B. Lokasi :
Lokasi pertokoan di Jl. Pendidikan Wonomulyo
Lokasi industri Dusun Tulung Agung Desa Sumberjo Kecamatan
Wonomulyo Kab. Polewali Mandar
C. Produk yang di usahakan : Makanan ringan “Keripik Tempe”.
D. Konsumen yang akan dituju :
Pendistribusian ke warung atau toko.
Pendistribusian ke pasar-pasar.
Warga pedesaan dan perkotaan.
Wisatawan asing maupun domestik sebagai oleh-oleh khas di toko penjualan
makanan khas sebagai oleh-oleh.
E. Pasar yang akan dituju :
Warung dan toko penjualan makanan ringan dan makanan khas oleh-oleh.
Tempat warung makan seperti warung bakso dan lain sebagainya.
F. Partner kerjasama :
Petani kedelai.
Pembuat tempe.
Warung dan toko tempat pendistribusian produk.
G. Personil yang dipercaya menjalankan usaha : Keluarga Umii dan juga 3
karyawannya.
BAB II
RELEVANSI
Kami harus membuat toko yang mudah dijangkau orang. Di jalan raya contohnya
agar dapat dilihat semua orang atau pengunjung di daerah Wonomulyo dengan memilih
tempat yang berada pada jalur orang pulang kerja maka potensi pelanggan akan
mengunjungi tempatmu akan tinggi. Karena itu adalah waktu mereka rehat dan bisa
mampir sejenak ke tokomu.
strategi pemasaran yang satu ini dilakukan oleh SPG tempat pameran yaitu
keripik tempe. Di beberapa tempat sepertialun-alun dan spot center, SPG menawarkan
produknya secara gratis kepada seluruh pengunjung di tempat pameran, untuk
menariknya pembeli. Hal ini menjadi strategi mereka agar produk mereka digunakan
terlebih dahulu. Ketika pelanggan sudah menggunakan dan dirasa cocok maka akan
menarik mereka untuk mencoba lagi dan akhirnya membeli produk kripik tempe tersebut.
Ingat, tidak ada orang yang tidak mau produk gratis, jadi pasti produk kamu akan diambil,
hehe.
Pada era saat ini, internet marketing sudah menjadi strategi yang sangat powerful
untuk meningkatkan penjualan. Selain biayanya yang efisien, jangkauan dan ketepatan
sasarannya juga lebih baik ketimbang pemasaran konvensional. Jadi disini kami dapat
memasakan roduk kami melalui sosial media. Karena Kalau menggunakan internet
marketing maka kamu bisa mengukur jangkauannya berapa banyak dan menargetkan
secara spesifik siapa pelanggan yang akan melihat iklan produkmu.
BAB III
TINJAUAN DARI USAHA
3.1. Profil Usaha
NamaPemilik : Umii
TahunBerdiri : 2018
Hargaproduk 1 pcs :
Jumlahpegawai : 3 orang
PEMIMPIN
PERUSAHAAN
1. Pemimpin Perusahaan
Mengelolah perusahaan secara keseluruhan dengan perincian tugas sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab pada semua tugas yang di kerjakan dari seluruh karyawan.
b. Mengatur pembiayaan dan pengadaan pengawasan terhadap pengeluaran dan
pemasukan keuangan.
2. Pemasaran
Tugasnya memasarkn kripik tempe hingga sampai ke konsumen.
3. Pembelian
Tugasnya empersiapkan bahan baku dan segala kebutuhan proses produksi.
4. Produksi
Tugasnya memproses bahan baku yang sudah ada, yaitu kedelai.
5. Penggorengan
Tugasnya mematangkan tempe yang sudah diiris tipis dan dibumbui, dengan cara
menggoreng tempe tersebut.
6. Pengemasan
Tugasnya membungkus kripik tempe yang telah digoreng tersebut.
BAB IV
Total = Rp 4.000.000/bulan
i. Biaya pemasaran:
- Biaya transportasi = Rp 1.000.000/bulan
- Potongan penitipan produk = Rp 200.000/bulan
- Biaya transportasi jasa kurir = Rp 200.000/bulan
- Biaya paket internet = Rp 100.000/bulan
- Biaya gaji spg = Rp 1.500.000/bulan
Total = Rp 3.000.000/bulan
Total = Rp 10.000.000/bulan
k. Profit
Pembayaran tunai = Rp 5.064.000/bulan
Pembayaran kredit = Rp 2.940.000/bulan
Pemayaran by order = Rp 1.416.000/bulan
Total = Rp 9420.000/bulan
b. Pencatatan keuangan
2. Seminggu
a. Evaluasi operasional
b. Pemenuhan suplai
3. Sebulan
4. Setahun
5.1. Kesimpulan
Berbagai macam hasil pertanian khususnya kedelai dapat menjadi komoditas yang
berkualitas jika kita memiliki kemauan,ide ataupun gagasan untuk mengolah kedelai tersebut
kedalam suatu jenis makanan ringan yaitu salah satunya keripik tempe maka akan menjadi
suatu peluang dalam berwirausaha dan juga dapat meningkatkan ekonomi seseorang dari
hasil penjualan jenis makanan ringan keripik tempe tersebut.