Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Executive summary
Kripik tempe aneka rasa Umii, mulai dirintis sekitar tahun 2018 di dusun Sumberjo
Kecamatan Wonomulyo, oleh Umi Safitri dan keluarga maka digunakan sebagai
brand “UMII”
Keripik tempe menjadi salah satu alternative usaha. Hal ini disebabkan karena istri
Umii mempunyai keahlian dalam bidang tersebut (Bumbu Rempeyek yang Menjelma
Menjadi Rupiah, KOMPAS:2004). Selain itu, beliau mempunyai keyakinan bahwa
usaha keripik tempe ini akan berkembang, karena salah satu makanan khas kota
Malang adalah tempe (From Kota Wonomulyo with Keripik Tempe,
KOMPAS:2020).
Tidak berlangsung lama setelah merintis usaha ini, salah satu anggota keluarga
mempunyai ide untuk membuat keripik tempe dengan aneka rasa. Meskipun hanya
sebuah tempe yang merupakan makanan kaum pinggiran (Siapa Suruh Bermental
Tempe, KOMPAS:2019), apabila diolah dengan baik dan penuh kreatifitas dapat
menghasilkan rasa yang enak dan lain daripada yang lain, inilah yang mendasari ide
penciptaan keripik tempe aneka rasa. Yang pada saat itu, umumnya keripik tempe
hanya menggunakan bumbu tradisional. Sehingga produk keripik tempe aneka rasa
yang diciptakan merupakan pelopor, yang pada saat ini banyak ditiru oleh pengusaha
yang lainnya.
Dari waktu ke waktu, produk yang di hasilkan tidak hanya keripik tempe aneka rasa
saja. Dengan berpegang pada motto “Produk Tradisional, Cita Rasa Internasional”
(Tradisional Rasa Internasional, Wonomulyo Pagi:2019), maka produk yang
dihasilkan kian beragam, antara lain aneka keripik rasa, aneka keripik buah, aneka
keripik tempe dengan bumbu aneka buah, dan aneka kue dan roti aneka rasa dengan
memadukan bumbu seasoning.
Inovasi tidak hanya sebatas produk saja, tetapi juga merambah ke sector pemasaran
(Perbaiki produksi & pemasaran, Istri menteri pertanian kunjungi kripik tempe Umii,
Wonomulyo POST:2019). Inovasi di bidang pemasaran adalah dengan meluncurkan
armada “MOLEH” (Mobil Oleh-Oleh) dengan menggunakan sepeda motor roda tiga
yang unik. Hal ini ditujukan untuk melayani konsumen dengan sistem delivery.
1.2. Latar belakang
Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar
kedelai  terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia diperoleh
dalam bentuk tempe.  Konsumsi tempe rata-rata pertahun di Indonesia saat ini sekitar
6,45 kg/orang. Sebagai sumber bahan pangan, tempe merupakan salah satu makanan
pokok yang dibutuhkan oleh tubuh (Winarno. 1985).
Peningkatan permintaan produk pertanian yang begitu cepat dan adanya
persaingan maka diperlukan inovasi terhadap produk olahan yang terus menerus dalam
hal jenis, bentuk, kemasan, teknik pemasaran maupun mutu produk yang dihasilkan
secara terpadu. Industri juga dituntut untuk dapat menyediakan produk pangan yang
menarik, bergizi, aman dan memiliki harga jual yang terjangkau dikalangan masyarakat.
Usaha penganekaragaman pangan (ketahanan pangan) sangat penting, artinya
sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketergantungan pada suatu bahan pangan pokok
jasa, misalnya dengan mengola umbi-umbian menjadi berbagai bentuk makanan yang
mempunyai rasa khas dan tahan lama untuk di simpan. Berbagai bentuk olahan tersebut
dapat berupa tepung, gaplek, tapai, keripik dan lainnya
Tempe merupakan salah satu usaha produk pangan yang sangat diggemari oleh
masyarakat Indonesia. Harganya yang terjangkau, kandungan gizinya yang cukup tinggi
dan bisa ditemui dimana saja membuat produk ini mempunyai tempat tersendiri di
masyarakat. Pengolahan tempe enjadi aneka produk pangan yang telah banyak dilakukan
antara lain, kue kering tempe, brownis tempe, cake tempe, dan sebagainya. Namun salah
satu inovasi pengolahan tempe yang tidak kalah populernya adalah keripik tempe.
Keripik tempe mempunyai berapa unggulan yaitu rasanya gurih, tahan lama,
praktis dan siap makan bisa dikonsumsi sebagai bahan makanan ringan (camilan) atau
bisa untuk lauk. Keripik tempe bisa ditemui hamper diseluruhh sentra-sentra produksi
tempe di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pangsa pasar keripik tempe ini
sanggat luas. Setip daerah mempunyai kekhasan tersendiri dalam mengolah keripik
tempe tidak terkecuali dikota wisata batu. Di sini, keripik tempe diolah dengan
penambahan berbagai rasa. Tentu saja hal ini dilakukan untuk dapat menarik pembeli
menjaddi keungulan suatu produk.
Inovasi produk inilah yang menjadi perhatian agar setiap produk yang dihasilkan
mempunyai nilai lebih dari produk-produk sebelumnya. Untuk itu perlu mengetahui dan
mempelajari cara pembuatan keripik tempe aneka rasa dengan cara yang benar sehingga
akan dapat menambah pengetahuan untuk kemudian dapat dikembangkan.
1.3. Ide usaha
Dengan melihat perkembangan zaman yang semakin maju dan kebutuhan gizi
manusia yang semakin meningkat dan juga tingkat persaingan khususnya dibidang
perdagangan yang semakin ketat maka dari itu kami memiliki ide tau gagasan untuk
membuat suatu usaha kecil yang berupa makanan yaitu dengan membuat suatu usaha
makanan keripik tempe yang nantinya dapat disukai dan mendapat respon positif dari
para konsumen.
1.4. Gagasan usaha
Untuk mengantisipasi turunnya harga jual produk hasil pertanian (kedelai) serta
mempertahankan ekonomi industry rumah tangga yang lebih stabil maka perlunya
gagasan yang lebih luas, bermutu, dan berkualitas yang tinggi yaitu dengan
memanfaatkan hasil pertanian maupun mengelolanya dengan cara menjadikan suatu
makanan ringan berupa keripik tempe yang tidak kalah gizinya dengan makanan ringan
lainnya.
1.5. Kerangka rencana usaha
A. Nama usaha/perusahaan : Keripik Tempe Umii
B. Lokasi :
 Lokasi pertokoan di Jl. Pendidikan Wonomulyo
 Lokasi industri Dusun Tulung Agung Desa Sumberjo Kecamatan
Wonomulyo Kab. Polewali Mandar
C. Produk yang di usahakan : Makanan ringan “Keripik Tempe”.
D. Konsumen yang akan dituju :
 Pendistribusian ke warung atau toko.
 Pendistribusian ke pasar-pasar.
 Warga pedesaan dan perkotaan.
 Wisatawan asing maupun domestik sebagai oleh-oleh khas di toko penjualan
makanan khas sebagai oleh-oleh.
E. Pasar yang akan dituju :
 Warung dan toko penjualan makanan ringan dan makanan khas oleh-oleh.
 Tempat warung makan seperti warung bakso dan lain sebagainya.
F. Partner kerjasama :
 Petani kedelai.
 Pembuat tempe.
 Warung dan toko tempat pendistribusian produk.
G. Personil yang dipercaya menjalankan usaha : Keluarga Umii dan juga 3
karyawannya.
BAB II
RELEVANSI

2.1. Mengapa usaha keripik tempe dibutuhkan ?


Secara geografis Indonesia adalah suatu negara agraris atau pertanian dengan tanah yang
subur dan hamparannya yang hijau. Hal tersebut sangat mendukung Indonesia untuk
meningkatkan hasil produksi hasil pertanian. Namun hasil produksi nanatinya dapat
berkualitas rendah karena adanya pengaruh krisis perekonomian yang menurun. Maka untuk
upaya agar kualitas dan komoditas hasil pertanian (kedelai) tetap tinggi maka perlu adanya
peningkatan pemanfaatan hasil yang lebih luas dan ide-ide atau gagasan baru yaitu salah
satunya dengan mengolahnya menjadi suatu produk makanan keripik tempe yang berkualitas.

2.2. Kendala atau masalah yang harus dipecahkan


Untuk mewujudkan hal tersebut dalam pengembangan dan peningkatan produk usaha
keripik tempe dengan menjadikannya suatu produk yang berkualitas dan berkomoditas tinggi,
kami terkendala dengan pembiyaaan atau modal. Untuk itu kami sangat membutuhkan
bantuan dari donator atau investor dalam hal prmodalan.

2.3. Resiko dalam berbisnis


a. Aspek keuangan
Aspek keuangan tentu saja berkaitan dengan modal atau dana usaha. Modal yang
disiapkan harusnya sesuai dengan potensi pasar dan konsumen, keuntungan yang
diperoleh, pengembalian bunga dan pokok utang, serta penggunaan modal sendiri.
Untuk bisa meminimalisasi terjadinya resiko keuangan dapat anda lakukan dengan
melakukan pengelolaan uang dengan baik, melakukan pembukuan yang teratur, serta
mengikuti jaminan usaha lainnya.
Beberapa resiko usaha pada aspek keuangan yang perlu anda ketahui adalah ada biaya
produksi, perusahaan, pinjaman, serta hutang yang besar atau berlebihan. Selain itu
juga dengan adanya suku bunga valuta asing dan resiko komoditas.
b. Aspek potensi pasar
Analisis dari aspek yang satu ini berkaitan dengan perang harga produk yang
ditawarkan antar sesama pelaku bisnis. Anda bisa melakukan riset dan analisis lanjut
untuk menyiapkan strategi selanjutnya. Misalnya dengan meningkatkan teknik
pemasaran, memilih produk yang tepat untuk dijual, menemukan potensi pasar yang
bisa menguntungkan, serta menentukan perilaku pelanggan.
c. Aspek sumber daya manusia
Sebagai pelaku usaha dengan sumber daya manusia yang tersedia, anda bisa
melakukan analisis resiko tentang para karyawan, resiko dalam hubungan industri
serta persilihannya, etika dalam berbisnis dan bekerja, serta resiko eksekutif puncak
dengan staf utama dalam bisnis tersebut.
d. Aspek bahan produk
Anda bisa melakukan evaluasi pemasok produk atau barang, memeriksa proses
produksi, memberikan informasi yang membantu para konsumen dalam menikmati
keuntungan produk yang ditawarkan, serta memberikan pelayanan yang baik kepada
para pelanggan.
e. Aspek pelanggan
Beberapa hal yang bisa dilakukan yakni menganalis terhadap sikap pelanggan yang
melakukan protes atas produk yang diberikan, respon mengenai produk yang akan
dibeli, ataupun minat pelanggan atas produk yang ditawarkan. Salah satu hal yang
penting untuk dilakukan yakni dengan menindaklanjuti keluhan yang pernah terlontar
dari pelanggan sebagai bahan evaluasi.
f. Aspek pesaing
Sebagai pelaku usaha, anda pasti ingin memenangkan persaingan pasar. Hal ini bisa
dilakukan dengan memerhatikan kualitas produk yang ditawarkan, kesesuaian antara
harga yang diinginkan konsumen dengan harga yang diberikan, serta pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan. Selain itu, anda perlu mengetahui strategi pemasaran
yang tepat, desain produk yang sesuai, dan memberikan pelayanan yang tidak biasa
dan tidak berikan oleh pesain yang lain.

2.4. Strategis Bisnis

1. Melakukan Riset Pasar


Dalam pemasaran tempe kripik ini tidak lain halnya sama dengan pemasaran industri
makanan ringan lainnya,yaitu di pasarkan ditempat-tempat yang dirasa baik penjual
untuk menjualkan barang dagangannya.Pada industri tempe kripik ini, penjual
memasarkan dagangannya di rumah dan di pasar.Penjual menjual dagangannya di
pasar 5 kali sehari dan sisanya dijual dirumah.Dalam penjualannya ada yang di plastik
dan ada juga yang di besek.Jika di plastik,1 plastik di hargai Rp.2500,00.Sedangkan
jika di besek,dapat dibeli dengan harga berapa saja.
2. Mencari Tempat Strategis

Kami harus membuat toko yang mudah dijangkau orang. Di jalan raya contohnya
agar dapat dilihat semua orang atau pengunjung di daerah Wonomulyo dengan memilih
tempat yang berada pada jalur orang pulang kerja maka potensi pelanggan akan
mengunjungi tempatmu akan tinggi. Karena itu adalah waktu mereka rehat dan bisa
mampir sejenak ke tokomu.

3. Menawarkan Produk Tester/Gratis

strategi pemasaran yang satu ini dilakukan oleh SPG tempat pameran yaitu
keripik tempe. Di beberapa tempat sepertialun-alun dan spot center, SPG menawarkan
produknya secara gratis kepada seluruh pengunjung di tempat pameran, untuk
menariknya pembeli. Hal ini menjadi strategi mereka agar produk mereka digunakan
terlebih dahulu. Ketika pelanggan sudah menggunakan dan dirasa cocok maka akan
menarik mereka untuk mencoba lagi dan akhirnya membeli produk kripik tempe tersebut.
Ingat, tidak ada orang yang tidak mau produk gratis, jadi pasti produk kamu akan diambil,
hehe.

4. Memaksimalkan Internet Marketing

Pada era saat ini, internet marketing sudah menjadi strategi yang sangat powerful
untuk meningkatkan penjualan. Selain biayanya yang efisien, jangkauan dan ketepatan
sasarannya juga lebih baik ketimbang pemasaran konvensional. Jadi disini kami dapat
memasakan roduk kami melalui sosial media. Karena Kalau menggunakan internet
marketing maka kamu bisa mengukur jangkauannya berapa banyak dan menargetkan
secara spesifik siapa pelanggan yang akan melihat iklan produkmu.
BAB III
TINJAUAN DARI USAHA
3.1. Profil Usaha

Nama Usaha : Kripik Tempe Umii

Alamat  : Jl. Pendidikan Wonomulyo

NamaPemilik  : Umii

TahunBerdiri  : 2018

Modal Awal : Rp 25.000.000

Hargaproduk 1 pcs :

 - Kecil Original = Rp. 3000


- Kecil Berasa= Rp. 4500
- Besar Original = Rp. 5000

Keuntungandalamsatubulan : Tidakbisadi prediksi

Produksi per Hari : 400 bungkus per hari

Jumlahpegawai                                  : 3 orang

3.2. Struktur Organisasi

PEMIMPIN
PERUSAHAAN

PEMASARAN PEMBELIAN PRODUKSI PENGEMASAN


KETERANGAN:

1. Pemimpin Perusahaan
Mengelolah perusahaan secara keseluruhan dengan perincian tugas sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab pada semua tugas yang di kerjakan dari seluruh karyawan.
b. Mengatur pembiayaan dan pengadaan pengawasan terhadap pengeluaran dan
pemasukan keuangan.
2. Pemasaran
Tugasnya memasarkn kripik tempe hingga sampai ke konsumen.
3. Pembelian
Tugasnya empersiapkan bahan baku dan segala kebutuhan proses produksi.
4. Produksi
Tugasnya memproses bahan baku yang sudah ada, yaitu kedelai.
5. Penggorengan
Tugasnya mematangkan tempe yang sudah diiris tipis dan dibumbui, dengan cara
menggoreng tempe tersebut.
6. Pengemasan
Tugasnya membungkus kripik tempe yang telah digoreng tersebut.

3.3. Visi dan Misi


 Visi
Menciptakan sebuah usaha yang unggul dengan kualitas yang terbaik.
 Misi
1. Mendapatkan keuntungan yang optimal.
2. Mengdakan ekspansi perusahaan seluas mungkin.
3. Mempertahankan dan meningkatkan reputasi baik di erusahaan.
4. Menyediakan produk yang inovatif dan variatif dengan kualitas baik
5. Meningkatkan pelayanan memuaskan

3.4. Manfaaat pendirian usaha


 Dapat membuat industri usaha keripik tempe kita agar mempunyai peluang agar dapat
membuat usaha dan membuat produksi meningkat dari sebuah keripik tempe sehingga
usaha kita dapat semakin maju dan berkembang dan pendapatan kita lebih meningkat.
 Dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat di sekitar kita dalam segi lapangan
pekerjaan maupun ekonomi.
3.5. Kemungkinan untuk berhasil
a. Kegiatan masyarakat.
Kegiatan perekonomian mahasiswa dalam usaha industri pembuatan keripik tempe di
respon baik oleh masyarakat luas.
Mudah-mudahan dengan adanya ide usaha pembuatan keripik tempe ini dapat
menjadi contoh bagi masyarakat sekitar khususnya bagi mahasiswa yang juga sedang
bergerak dalam kewirausahaan pembuatan keripik khususnya keripik tempe.
b. Kebutuhan pasar
Kebutuhan pangan di masyarakat semakin meningkat. Kebutuhan akan keripik tempe
ini bisa dijadikan camilan setiap hari, jajan khas dan oleh-oleh bagi keluarga ataupun
bagi sanak saudara. Bagi masyarakat produk keripik tempe merupakan produk yang
memiliki ciri khas sendiri mulai dari rasa, penampilan, dan bahan. Karena produk
keripik buah dan sayur di proses secara alami langsung dari buah dan sayur yang
segar sehingga menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan tanpa adanya bahan
pengawet sehingga permintaan keripik tempe akan meningkat.
c. Bahan baku usaha
Sebagian besar daerah kita dekat dengan masyarakat yang bergerak di bidang
pertanian sehingga sangat mudah sekali untuk memperoleh bahan baku yang asli dan
alami terutama yaitu kedelai.
d. Tenaga pengelola
Untuk usaha pembuatan keripik tempe ini di kelola oleh tenaga terampil yaitu dalam
pengerjaaanya sudah menjadi suatu tanggung jawab dan kewajiban yang harus dikerjakan.

3.6. Analisis SWOT


 Strenghts
Berikut ini hal-hal yang menjadi kekuatan di perusahaan Umii, yaitu:
- Kripik Tempe Umii ini adalah kripik yang paling pertama di wonomulyo dari
sekian banyaknya perusahaan kripik tempe sehingga banyak konsumen yang
telah mengenal kripik tempe
- Menggunakan bahan baku produk dengan kualitas terbaik dan tidak
menggunakan bahan pengawet jadi aman untuk dikonsumsi.
- Memiliki relasi bisnis sampai luar kota.
- Memiliki berbagai varian rasa.
 Weaknesses
Berikut ini hal-hal yang menjadi kelemahan dari perusahaan Umii, yaitu :
- Usaha masih mempekerjakan karyawan yang masih kerabat atau keluar.
- Berkurangnya kerja mesin karena sudah macet-macet
- Pemasaran produk yang terbatas. Perusahaan hanya memiliki satu outlet yang
terletak di Dusun Tulung Agung Desa Sumberjo, Wonomulyo. Media
pemasaran yang digunakan juga terbatas, hanya menggunakan satu media
sosial media saja.
 Opportunities
Berikut ini hal-hal yang menjadi peluang dari perusahaan Umii, yaitu :
- Melihat banyaknya masyarakat yang membutuhkan makanan ringan yang
bergizi, sehingga kripik tempe bisa menjadi alternatif sebagai makanan camilan
yang sehat.
- Munculnya minat masyarakat luar wilayah Wonomulyo terhadap olahan tempe
terutama kripik tempe dapat menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk
memperluas pasar di luar wilayah dan bahkan luar kota.
 Threats
Berikut ini hal-hal yang menjadi ancaman dari perusahaan Umii, yaitu :
- Memilii banyak persaingan
- Harga bahan utama yang tidak menentu, terlebih lagi jika harga naik

 
BAB IV

AKTIVITAS KEGIATAN USAHA

4.1. Analisis produksi


A. Alasan kami memilih usaha keripik tempe
a. Bahan baku mudah diperoleh :
 Kedelai
 Sagu
 Tepung
 Penyedap rasa
b. Balik modal cepat (4-6 bulan)
c. Pasar terbuka lebar bahkan peluang pasar sangat besar
d. Proses produksi dan pengolahan usaha sangat gampang
B. Langkah membuat
 Potong tempe dengan alat pemotong
 Masukan potongan tempe kedalam penyedap rasa yang telah disediakan
 Goreng tempe
 Pengemasan tempe
C. Peralatan
 Kompor gas
 Alat pemotong tempe
 Penjepit plastik

4.2. Proyeksi keuangan dan sumber pendanaan,


a. Modal awal = Rp 25.000.000
b. Pendapatan :
Pendapatan kotor = Rp 28.500.000/bulan (pendapatan sebelum dikurangi biaya
gaji, biaya pemasaran, dan biaya produksi)
c. Biaya pemasaran = Rp 3.000.000/bulan (biaya transportasi Wonomulyo –
Polewali, biaya transportasi Wonomulyo-majene, potongan penitipan barang,
biaya transportasi jasa kurir, biaya paket internet perbulan, beban gaji )
d. Biaya gaji 3 karyawan (Rp 1.320.000/orang) = 3 x Rp 1.320.000 = Rp 3.960.000
e. Biaya produksi / bulan = Rp 12.120.000
f. Laba bersih / bulan = Rp 28.5000.000 – Rp 3.000.000 – Rp 3.960.000 – Rp
12.120.000 = Rp 9.420.000
g. Perhitungan BEP (Break Even Point) :
BEP = Modal Awal : Laba Bersih / bulan
= Rp 25.000.000 : Rp 9.420.000
= 2,7 bulan
h. Proyeksi biaya untuk produk terjual
- Biaya per pics = Rp 1.000.000/bulan
- Biaya per dus = Rp 1.000.000/bulan
- Biaya via order = Rp 3.000.000/bulan

Total = Rp 4.000.000/bulan

i. Biaya pemasaran:
- Biaya transportasi = Rp 1.000.000/bulan
- Potongan penitipan produk = Rp 200.000/bulan
- Biaya transportasi jasa kurir = Rp 200.000/bulan
- Biaya paket internet = Rp 100.000/bulan
- Biaya gaji spg = Rp 1.500.000/bulan

Total = Rp 3.000.000/bulan

j. Nilai keuntungan yang bisa dicapai :


- Penjualan per pics = Rp 2.000.000/bulan
- Penjualan per dus = Rp 2.000.000/bulan
- Penjualan via order = Rp 1.000.000/bulan
- Penjualan via internet = Rp 2.000.000/bulan
- Penjualan melalui spg = Rp 1.000.000/bulan
- Penitipan produk = Rp 2.000.000/bulan

Total = Rp 10.000.000/bulan

k. Profit
Pembayaran tunai = Rp 5.064.000/bulan
Pembayaran kredit = Rp 2.940.000/bulan
Pemayaran by order = Rp 1.416.000/bulan
Total = Rp 9420.000/bulan

4.3. Analisis pasar


Segmentasi pasar yang ingin dicapai adalah dari kalangan kelas ekomomi
menengahke atas dari berbgai profesi seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, pejabat
pemerintah, pengusaha, dan sebagainya. Dilihat dari usia konsumen yang menjadi
sasaran adalah konsumen dari usia anak-anak hingga usia dewasa. Meskipun
pengkonsumsinya dari berbagai usia, para pembelinya kebanakan berasal dari usia
produktif yakni usia 17 hinga 55 tahun. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin sasaran
pasarnya adalah laki-laki dan perempuan dan tidak terbatas agamanya.
Melihat kondisi wilayah Wonomulyo sebagai kota pendatang dengan kripik
tempe sebagai salah satu ciri khas wilayah Wonomulyo, hal ini dapat dimanfaatkan
untuk mencpai sasaran pasar. Kegiatan promosi dapat ditekankan untuk menarik
minat dari konsumen yang berasal dari bagaian pendatang. Hal ini dapat diupayakan
dengan penggunaan media promosi seperti di media sosial untuk menjangkau
pemasaran yang lebih luas. Selain itu pengemasan produk yang praktis dalam
menjadi salah satu strategi pemasaran supaya konsumen mendapatkan kemudahaan
dalam membawa produk untuk dibawah sebagai cemilan di rumah.

4.4. Rencana aktivitas dan penjadwalan


Aktivitas dan Penjadwalan
Satu periode akuntansi kami adalah sebulan atau setara dengan 30 hari. Adapun kegiatan-
kegiatan kami bila dibagi berdasarkan waktu adalah sebagai berikut :
1. Satu hari (setiap hari)

a. Penjualan (7 hari dalam seminggu)

b. Pencatatan keuangan

2. Seminggu

a. Evaluasi operasional
b. Pemenuhan suplai

3. Sebulan

a. Pembentukan laporan keuangan bulanan

b. Evaluasi performa bisnis

4. Setahun

a. Pembentukan laporan keuangan tahunan

b. Evaluasi performa bisnis


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berbagai macam hasil pertanian khususnya kedelai dapat menjadi komoditas yang
berkualitas jika kita memiliki kemauan,ide ataupun gagasan untuk mengolah kedelai tersebut
kedalam suatu jenis makanan ringan yaitu salah satunya keripik tempe maka akan menjadi
suatu peluang dalam berwirausaha dan juga dapat meningkatkan ekonomi seseorang dari
hasil penjualan jenis makanan ringan keripik tempe tersebut.

Anda mungkin juga menyukai