Anda di halaman 1dari 1

NASKAH LATIHAN

Ketiklah naskah dibawah ini

Nasib baik adalah titik pertemuan keseimbangan antara kesempatan dan


keahlian. Kesempatan itu hanya dapat dicapai melalui titik pertemuan yang disebut
kerajinan berdaya upaya. Namun yang menjadai pertannyaan ialah: mengapa masalah
nasib baik kami tidak pernah diriset ataupun dirumuskan untuk menemukan pola nasib
baik guna disajikan kepada seluruh lapisan masyarakat unutk mempermudah
pencapaian nasib baik itu.

Dalam rumus ini kita temukan bahwa nasib baik tidak akan pernah melekat pada
orang malas, tetapi lebih melekat pada orang yang mampu melihat dan menyerap
kesempatan dengan rajin berdaya upaya meningkatkan ketajaman penglihatan mental
dan dengan semakin meningkatnya mutu keahlian. Kesempatan dan keahlian
memerlukan proses persiapan yang disebut dengan proses pendidikan yang
memerlukan waktu yang bertahun-tahun. Sesuai dengan hasil riset yang dilakukan oleh
Charles Scheiber (seorang arsitek) disampaikan bahwa hasil rejeki setiap orang
ditentukan oleh tingkat kerajinan berdaya upaya dengan memanfaatkan waktu 24 jam
seharian; sedangkan sisanya ditentukan oleh sikap mental.

Keahlian didapat dari pendidikan sekolah melalui proses intelektualitas atau


cedekiawan. Kesempatan tidak pernah menampakan dari secara fisik, oleh karena itu
kesempatan tidak pernah dilihat oleh mata tetapi hanya dapat dilihat oleh kesiapan dan
kewaspadaan mental maka dia dapat melihat berbagai kesempatan, barulah orang
dapat menyergap kesempatan untuk kemudian dikombinasikan dengan keahlian serta
kemauan berdaya upaya itu. Karena sikap mental itu adalah produk dari kebiasaan
sikap berfikir, maka nasib baik sangat bergantung kepada cara berfikir manusia.
(membina sikap mental wiraswasta. Oleh Suparman Suhamjaya).

Anda mungkin juga menyukai