Anda di halaman 1dari 7

Tanggal 02 Januari 2022

I. PERSIAPAN PELAYAN
1. Bahan Alkitab: Matius 25:14-30
2. Penjelasan bahan Alkitab
Matius yang berlatarbelakang orang Yahudi menuliskan injilnya kepada orang Yahudi
mempunyai maksud khusus dengan memakai istilah “talenta” yang menunjuk pada ukuran mata
uang. Satu talenta bernilai 6000 dinar, dan di Israel satu dinar dipakai untuk membayar upah
satu hari seorang pekerja.
Yesus sendiri seringkali memakai perumpamaan dalam pengajaran-pengajaranNya.
Mengapa? Yaitu untuk menjelaskan rahasia kerajaan Allah dengan lebih sederhana. Bahan-
bahan dalam perumpamaan Yesus adalah kehidupan sehari-hari dari orang-orang Israel.
Sehingga pengajaran dalam bentuk perumpamaan tidak asing bagi mereka dan mudah dipahami.
Demikian Ia memakai perumpamaan tentang talenta untuk menyampaikan tentang: siapa
Allah, apa keinginanNya, dan bagaimana umat merespon kehendakNya. Perumpamaan ini
berhubungan erat dengan pertanggung jawaban orang percaya yang menerima talenta. Ada
beberapa pokok yang mau dijelaskan di bawah ini :
Pertama: “Hal Kerajaan Sorga”, tidak dimaksudkan perkara-perkara yang terjadi di bumi
atau bukan di dunia tempat manusia hidup. Tetapi, konsep injil Matius tentang kerajaan sorga
berkaitan dengan: tempat, suasana, keadaan, semua ciptaanNya dimana Allah berkuasa sebagai
Raja. Karena itu, tuan ini yang adalah gambaran tentang Allah sebagi pemilik dari semuanya
termasuk semua talenta yang dipercayakan kepada hamba. Ia memberikan besaran jumlah
talenta “menurut kesanggupan” masing-masing.(ayat 15b). Karena ia pemiliknya, dan semua
hamba yang bekerja padanya sangat dikenalnya maka besaran jumlah yang diberikannya telah
ditimbang dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan. Ia tidak memaksakan yang tidak mampu
dan tidak kuat, dan ia tidak memberi keringanan dan kelonggaran padahal hambanya mampu
melakukannya. Sifat yang bijaksana ini menjadi sifat keadilanNya yang agung.
Kedua: “Sikap Penerima lima dan dua Talenta”. Sikap penerima lima dan dua talenta
adalah tidak menunda-nunda waktu untuk melaksanakan tugas mengolah talenta itu (ayat 16-
17). Penerima lima talenta tidak merasa lebih penting dan lebih disayangi karena menerima
lebih dari dua apalagi satu. Tetapi ia mengelola talenta itu sebagaimana yang diinginkan
tuannya. Demikianpun penerima dua talenta, ia tidak merasa iri karena menerima lebih sedikit,
atau merasa sombong, karena ada penerima satu talenta berada di bawahnya. Ia menerima
kebijaksanaan tuannya, sebagai bentuk kasih dan keadilan dari tuannya. Seperti penerima lima
maka penerima dua ini juga melaksanakan seperti yang diinginkan tuannya.
Ketiga: “Sikap penerima satu talenta”. Ia tidak mengelola talentanya, tetapi “menggali
lobang di dalam tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya” (ayat 18b). Apakah yang ada di
balik sikap ini? Jawab tuannya: “hai kamu hamba yang jahat dan malas” (26a). “Sifat“ jahat”
adalah berpikir dan menuduh tuan yang memberikan talenta sebagai tuan yang kejam. Sikap
“malas” apabila tidak mau berusaha untuk mengembangkan talenta yang diterimanya.
Keempat: “Sikap Sang Pemberi Talenta”. Menyikapi sambutan dari tiga penerima talenta
maka tuan menunjukkan keadilannya sebagai pemilik dan pemberi talenta-talenta itu.
(1) Memberi Penghargaan kepada penerima talenta yang mengolah talenta sebagaimana
kenginan tuannya. Hamba yang setia dan taat “akan menerima tanggung jawab yang lebih
besar”, akan juga menerima lebih banyak talenta untuk diolah dan diusahakan dan
diundang untuk masuk menikmati pesta sukacita sorgawi bersama tuan pemilik talenta.
(2) Selanjutnya memberi hukuman kepada hamba yang jahat dan malas dengan mengambil
talenta itu dari padanya. Semua berkat yang diterimanya diambil sehingga tidak ada berkat
yang tersisa atau disebut “tidak berguna” dan karena dicampakkan ke dalam tempat yang
gelap penuh ratap dan kertak gigi”.
3. Renungan untuk Pelayan
Talenta yang dimaksud dalam perikop bacaan kita merupakan pemberian atau anugerah
Allah berupa kemampuan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Salah satunya adalah
pengetahuan atau kemampuan untuk memahami/mengerti akan suatu hal. Pengetahuan yang kita
miliki jika dikelola/diasah dengan baik, misalnya dengan terus belajar akan menambah ilmu
pengetahuan itu sendiri. Sebaliknya jika tidak diasah maka pengetahuan itu bisa hilang.
Demikian juga kita sebagai pelayan KAKR, kita diberikan kemampuan untuk mengerti dan
memahami maksud firman Tuhan. Namun jangan lupa kita juga tetap terus mau belajar dan
menambah ilmu untuk dapat menyampaikan firman itu dengan menarik dan mudah dipahami
oleh adik-adik kita. Karena melalui kita adik-adik kita juga dapat menambah pengertian mereka
akan firman Tuhan.
Situasi pandemi yang sudah kita lalui hampir dua tahun ini juga menuntut kita untuk belajar
menemukan cara agar tetap dapat beribadah dan menyampaikan firman Tuhan kepada anak
KAKR kita dan juga tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Tantangan
ini tentunya tidak membuat kita berhenti melayani. Dengan usaha dan pengetahuan yang
diberikan Tuhan kita dapat menemukan cara yang tepat sesuai situasi pandemi saat ini. Ada yang
beribadah dengan zoom, live streaming, ibadah online, zetro dan cara lainnya yang mungkin
selama ini belum pernah kita lakukan. Namun kita tidak mau berhenti untuk mencari cara agar
anak KAKR kita dapat terus beribadah. Dengan demikian artinya kita telah memakaikan dan
menambah talenta yang telah diberikan Tuhan kepada kita.

II. PENJELASAN PELAYAN


1. BALITA
A. Tema : JADI PINTAR
B. Tujuan : Supaya balita dapat:
~ Menyebutkan perbuatan hamba yang disenangi tuannya dalam perikop
~ Menyebutkan upaya anak menjadi pintar
~ Menyatakan tekad mau menjadi anak yang pintar melalui seruan
C. Metode : Cerita dan tanya jawab
D. Alat Peraga : Gambar cerita
E. Nyanyian : Aku anak terang, Jangan malas, Aku tahu paham bisa
F. Evaluasi : Memilih gambar yang menunjukkan perbuatan anak yang menjadikannya
pintar
G. Kegiatan Pengajaran
 Adik-adik, hari ini bahan Alkitab kita bercerita tentang seorang tuan yang memberikan
talenta kepada hamba-hambanya. Kepada hamba yang pertama diberikan lima talenta, hamba
yang kedua diberikan dua talenta dan yang ketiga satu talenta. Hamba yang pertama yang
menerima lima talenta itu berusaha dan berhasil menambahkan lima talenta lagi. Hamba
yang kedua yang menerima dua talenta berusaha juga dan berhasil mendapatkan dua talenta
lagi. Tetapi hamba yang ketiga yang mendapat satu talenta menggali lobang dan
menyembunyikan talenta itu. Ketika tuannya datang, hamba yang pertama dan kedua
membawa talenta yang telah diberikan tuannya beserta dengan keuntungan yang telah
didapatkannya. Tentu saja tuan itu sangat senang dengan perbuatan hambanya yang pertama
dan kedua. Tuan itu telah melihat usaha yang dilakukan hamba pertama dan kedua untuk
menambah talenta itu. Mereka lalu masuk dan ikut dalam kebahagiaan tuannya itu. Tetapi
hambanya yang ketiga hanya mengembalikan satu talenta seperti yang diberikan oleh
tuannya dan tidak bertambah satu talenta pun. Tentu saja tuan tadi tidak menyukai perbuatan
hamba yang ketiga. Hamba yang malas dan tidak berguna itu pun lalu dicampakkan ke dalam
kegelapan yang paling gelap.
 Adik-adik, siapa disini yang pintar bernyanyi? Siapa yang pintar menari? Siapa yang sudah
pintar berhitung? Siapa yang sudah pintar membaca? Siapa yang pintar mewarnai? Wahhh..
adik-adik hebat sekali..! Nah adik-adik sama seperti hamba-hamba itu, Tuhan juga
memberikan talenta kepada kita. Apa talenta yang diberikan Tuhan? Ya, kita bisa bernyanyi,
menari, berhitung, membaca, mewarnai dan lain sebagainya. Bagaimana agar kita bisa jadi
pintar dengan talenta yang kita miliki? Ya, tentu saja kita harus belajar. Jika mau pintar
bernyanyi, kita harus mau belajar bernyanyi. Jika mau pintar menari, kita harus mau belajar
menari. Jika mau pinta berhitung, kita harus mau belajar berhitung. Demikian seterusnya,
jika kita mau pintar maka kita harus mau belajar.
 Belajar itu boleh dimana saja. Kita boleh belajar di rumah. Siapa yang mengajari kita di
rumah? Ya. Di rumah kita boleh didampingi orangtua, kakak atau abang kita. Belajar boleh
juga di sekolah. Siapa yang mengajari kita di sekolah? Ya di sekolah kita diajari oleh bapak
atau ibu guru kita. Di sekolah Minggu juga kita bisa belajar. Siapa yang mengajari kita di
sekolah Minggu? Ya, di Sekolah Minggu kita diajari oleh guru KAKR kita. Belajar tentang
firman Tuhan, belajar bernyanyi, belajar menari, belajar berdoa dan sebagainya. Semua itu
juga akan membuat kita menjadi anak yang pintar.
 Adik-adik, karena pandemi covid-19 mungkin ada juga kita yang mengalami sekolah dari
rumah atau hanya boleh belajar dari rumah. Meskipun demikian kita tidak boleh malas ya
adik-adik. Kita tidak boleh seperti hamba yang malas tadi, yang tidak mau melakukan apa-
apa sehingga talentanya tidak bertambah. Kita harus mau belajar supaya kita menjadi pintar.
Karena hanya jika kita rajin belajar maka kita akan menjadi anak yang pintar. Sekarang
kakak mau ajak adik-adik semua ucapkan seruan bersama-sama. Adik-adik ikuti apa yang
kakak ucapkan ya.. “Malas? No! Rajin belajar? Yes! Yes!! Yes..!!”.

2. ANAK KECIL
A. Tema : SEMAKIN PINTAR
B. Tujuan : Supaya anak dapat:
~ Membedakan perilaku hamba-hamba dalam perikop
~ Membedakan akibat yang diperoleh hamba-hamba dalam perikop
~ Mendaftarkan upaya yang harus dilakukan agar semakin pintar
~ Menyatakan tekad untuk berupaya agar semakin pintar melalui
yel-yel
C. Ayat Hafalan/Introitus : “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia” Matius 25:21a
D. Metode : Cerita dan tanya-jawab
E. Alat Peraga : Gambar cerita
F. Nyanyian : Aku anak terang, Jangan malas, Bertambah-tambah dalamnya, Aku
tahu paham bisa
G. Aktivitas : Menemukan upaya yang harus dilakukan agar semakin pintar dalam
huruf acak
H. Kegiatan Pengajaran
 Selamat hari Minggu adik-adik. Minggu ini masih dalam suasana tahun baru, tentunya adik-
adik punya harapan yang baru juga di tahun yang baru ini (berikan kesempatan kepada anak
menyebutkan harapannya di tahun yang baru ini). Amin.. semoga apa yang kita harapkan
bisa terwujud di tahun yang baru ini. Nah, diantara harapan yang kita ucapkan tadi ada nggak
yang berharap agar semakin pintar? Wah.. harapan ini pasti sering kita ucapkan ya, bahkan
mungkin setiap tahun kita selalu berharap agar semakin pintar. Kakak juga belum pernah
melihat ada orang yang berharap semakin bodoh. Pasti semua ingin agar semakin pintar.
 Bahan Alkitab kita Minggu ini bercerita tentang tiga orang hamba yang diberi modal oleh
tuan mereka. Sang tuan ingin pergi ke luar negeri. Hamba yang pertama mendapat modal
lima talenta, hamba yang kedua mendapat dua talenta dan hamba yang ketiga mendapat satu
talenta. Satu talenta bernilai 6000 dinar, dan di Israel satu dinar dipakai untuk membayar
upah satu hari seorang pekerja. Ketika tuannya pergi, hamba pertama dan kedua berhasil
mengelola talenta itu. Hamba yang pertama berhasil memperoleh keuntungan lima talenta,
dan hamba yang kedua berhasil mempertoleh keuntungan dua talenta. Sedangkan hamba
yang ketiga menggali lobang dan mengubur talenta itu. Ketika tuannya pulang, hamba
pertama dan kedua memberikan talenta itu beserta dengan keuntungannya kepada tuannya.
Tentu saja tuan itu sangat senang dengan yang dilakukan oleh kedua hambanya itu. Kedua
hamba itu diundang diundang masuk dan turut dalam kebahagiaan tuannya. Sedangkan
hamba yang ketiga, sang tuan sangat marah kepadanya memberikan hukuman atas
perbuatannya itu. Dia dicampakkan ke dalam kegelapan yang sangat gelap.
 Adik-adik, Tuhan Yesus juga memberi tanggung jawab kepada kita (seperti halnya
pemberian talenta). Tuhan sudah memberikan akal budi dan kepintaran kepada kita.
Tanggung jawab kita adalah, kita harus berusaha untuk semakin pintar. Coba adik-adik
sebutkan bagaimana caranya supaya kita semakin pintar? (Berikan kesempatan kepada anak
untuk menjawab). Ya, caranya adalah dengan tekun belajar, yakni dengan mendengarkan
penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, mengerjakan tugas dengan baik, sering berlatih
menjawab soal-soal, rajin membaca buku dan mau bertanya jika belum mengerti. Lalu dari
mana saja kita mendapatkan pengetahuan supaya kita semakin pintar? (Berikan kesempatan
kepada anak untuk menjawan). Ya, dari guru di sekolah, orangtua, kakak, abang, guru
sekolah minggu bahkan dari teman-teman yang lain. Buku juga merupakan sumber
pengetahuan. Jadi kita juga harus rajin membaca buku. Atau pengetahuan lain yang bisa kita
dapatkan melalui internet, siaran tv dan lainnya. Jangan lupa sumber pengetahuan kita yang
lebih penting adalah dari Alkitab. Amsal 1:7 berkata: “Takut akan Tuhan adalah permulaan
pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”
 Nah, kakak mau mengajak adik-adik mengevaluasi belajar adik-adik selama masa pandemi
Covid-19 ini. Apakah selama pandemi Covid-19 ini adik-adik tetap semangat belajar atau
malah sebaliknya? Apakah pandemi Covid-19 ini membuat adi-adik lebih banyak bermain
game dari pada belajar? Apakah selama Covid-19 ini adik-adik malas mengerjakan tugas
karena tidak ada yang mendampingi seperti guru di sekolah? (Berikan kesempatan kepada
anak untuk menjawab). Nah hari ini firman Tuhan sudah mengingatkan kita untuk tetap
tekun belajar, seperti kedua hamba yang mau berusaha mengelola talenta yang mereka terima
saat tuannya sedang bepergian. Jangan seperti hamba yang ketiga yang malas dan
menguburkan talentanya. Kita juga harus tetap semangat, jangan terlena dengan asiknya
main game atau menonton tv. Sebagai seorang pelajar adik-adik harus pandai menggunakan
waktu untuk terus belajar supaya adik-adik bisa semakin pintar. Yuk.. kakak mau ajak adik-
adik membuat yel-yel agar kita mau berusaha menjadi semakin pintar.
(Yel-yel dengan nada “Kalau kau suka hati/hati-hati gunakan tanganmu”)
Kalau mau smakin pintar harus apa? (Belajar!)
Kalau mau smakin pintar harus apa? (Rajin membaca!)
Kalau mau smakin pintar apa yang kau lakukan?
Kalau mau smakin pintar harus apa? (Belajar, berlatih, dan berdoa!)

3. ANAK TANGGUNG
A. Tema : BERTAMBAH PINTAR
B. Tujuan : Supaya anak dapat:
~ Membedakan perilaku hamba-hamba dalam perikop.
~ Membedakan akibat yang diperoleh hamba-hamba dalam perikop.
~ Mendiskusikan upaya yang harus dilakukan agar bertambah pintar.
~ Menyatakan tekad berupaya bertambah pintar melalui yel-yel.
C. Ayat Hafalan/Introitus : “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia” Matius 25:21a
D. Metode : Mind Mapping
E. Alat Peraga : Karton dan spidol
F. Nyanyian : Aku anak terang, Jangan malas, Bertambah-tambah dalamnya, Aku
tahu paham bisa
G. Aktivitas : TTS
H. Kegiatan Pengajaran
 Selamat hari Minggu adik-adik. Minggu ini masih dalam suasana tahun baru tentunya adik-
adik punya harapan yang baru juga di tahun yang baru ini (berikan kesempatan kepada anak
menyebutkan harapannya di tahun yang baru ini). Amin.. semoga apa yang kita harapkan
bisa terwujud di tahun yang baru ini. Nah, diantara harapan yang kita ucapkan tadi ada nggak
yang berharap bisa bertambah pintar? Ya, tentu saja ya adik-adik, semua orang pasti
berharap agar bisa bertambah pintar. Bukan hanya di usia anak seperti kalian saat ini, bahkan
hingga tua pun orang selalu berharap bisa bertambah pintar. Tentu saja untuk bisa bertambah
pintar ada usaha yang harus dilakukan ya adik-adik.
 Seperti cerita di bahan Alkitab kita Minggu ini. Perikop ini bercerita tentang tiga orang
hamba yang diberi modal oleh tuan mereka. Sang tuan ingin pergi ke luar negeri. Hamba
yang pertama mendapat modal lima talenta, hamba yang kedua mendapat dua talenta dan
hamba yang ketiga mendapat satu talenta. Satu talenta bernilai 6000 dinar, dan di Israel satu
dinar dipakai untuk membayar upah satu hari seorang pekerja. Mengapa ketiga hamba itu
diberi talenta dengan jumlah yang berbeda? Di bahan Alkitab dijelaskan bahwa pemberian
talenta itu diberikan menurut kemampuan hamba itu masing-masing. Hamba pertama dan
kedua berhasil mengelola talenta itu. Hamba yang pertama berhasil memperoleh keuntungan
lima talenta, dan hamba yang kedua berhasil memperoleh keuntungan dua talenta.
Sedangkan hamba yang ketiga menggali lobang dan mengubur talenta itu. Ternyata
masalahnya bukan pada jumlah talenta yang mereka terima, tetapi seberapa besar usaha yang
mereka lakukan.
 Ketika tuannya pulang, hamba pertama dan kedua memberikan talenta itu beserta dengan
keuntungannya kepada tuannya. Tentu saja tuan itu sangat senang dengan yang dilakukan
oleh kedua hambanya itu. Kedua hamba itu diundang masuk dan turut dalam kebahagiaan
tuannya. Sedangkan hamba yang ketiga, sang tuan sangat marah kepadanya memberikan
hukuman atas perbuatannya itu. Dia dicampakkan ke dalam kegelapan yang sangat gelap.
 Adik-adik, sebagai anak-anak Tuhan, Tuhan Yesus juga memberi tanggung jawab kepada
kita (seperti halnya pemberian talenta). Tuhan sudah memberikan akal budi dan kepintaran
kepada kita. Tanggung jawab kita adalah, kita harus berusaha untuk bertambah pintar. Nah
sekarang kakak mau mengajak adik-adik membuat mind mapping untuk memetakan usaha
yang dapat kita lakukan agar bertambah pintar. (Guru membagi anak dalam beberapa
kelompok. Setiap kelompok diberikan karton/kertas dan spidol/pulpen. Guru lalu
mengarakan anak unuk membuat mind mapping usaha untuk bertambah pintar.
Contoh mind mapping:

 Nah, kakak juga mau mengajak adik-adik mengevaluasi belajar adik-adik selama masa
pandemi Covid-19 ini. Apakah selama pandemi Covid-19 ini adik-adik tetap semangat
belajar atau malah sebaliknya? Apakah pandemi Covid-19 ini membuat adi-adik lebih
banyak bermain game dari pada belajar? Apakah selama Covid-19 ini adik-adik malas
mengerjakan tugas karena tidak ada yang mendampingi seperti guru di sekolah? (Berikan
kesempatan kepada anak untuk menjawab). Nah hari ini firman Tuhan sudah mengingatkan
kita untuk tetap tekun belajar, seperti kedua hamba yang mau berusaha mengelola talenta
yang mereka terima saat tuannya sedang bepergian. Jangan seperti hamba yang ketiga yang
malas dan menguburkan talentanya. Kita juga harus tetap semangat, jangan terlena dengan
asiknya main game atau menonton tv. Sebagai seorang pelajar adik-adik harus pandai
menggunakan waktu untuk terus belajar supaya adik-adik bisa semakin pintar. Yuk.. kakak
mau ajak adik-adik membuat yel-yel agar kita mau berusaha menjadi bertambah pintar.
(yel-yel dengan nada “Kalau kau suka hati/hati-hati gunakan tanganmu”)
Kalau mau tambah pintar harus apa? (belajar!)
Kalau mau tambah pintar harus apa? (rajin membaca!)
Kalau mau tambah pintar apa yang kau lakukan?
Kalau mau tambah pintar harus apa? (belajar, berlatih, dan berdoa...!)

4. REMAJA
A. Tema : UPGRADE YOUR SELF
B. Bacaan : Matius 7:7-8
C. Tujuan : Supaya remaja dapat:
~ Menjelaskan tema sesuai bacaan remaja
~ Menceritakan kembali isi perikop
~ Menceritakan cara remaja meng-upgrade diri
~ Mendaftarkan manfaat upgrade diri
D. Ayat Hafalan/Invocatio : “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia” Matius 25:21a
E. Metode : Cerita dan mind mapping
F. Alat Peraga : Karton dan spidol
G. Nyanyian : Aku anak terang, Jangan malas, Bertambah-tambah dalamnya, Aku
tahu paham bisa
H. Kegiatan Pengajaran
 Selamat hari Minggu adik-adik. Senang sekali hari ini kita dapat bertemu kembali. Masih
dalam suasana tahun baru, minggu ini kita dibawa ke pembahasan tentang sesuatu yang baru
pula yaitu :”Upgrade Diri”. Upgrade diri yakni usaha yang dilakukan seseorang untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas yang ada pada dirinya sehingga menjadi pribadi yang
lebih baik. Jadi kata kuncinya adalah “usaha” dan : “meningkat”. Sebelum kita bahas lebih
jauh mengenai upgrade diri mari kita perhatikan dulu bacaan remaja kita Minggu ini. Di ayat
ini dikatakan: “7Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan
mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. 8Karena setiap orang yang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok,
baginya pintu dibukakan”. Jadi jelas disini bahwa jika kita ingin meningkatkan kualitas diri
maka harus ada usaha yang kita lakukan. Di bacaan remaja ini usaha yang dimaksud adalah
dengan meminta, mencari dan mengetok. Dengan demikian maka akan ada hasil yang
didapatkan. Hasil upgrade diri yang diharapkan adalah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
 Sama halnya seperti cerita di bahan Alkitab kita Minggu ini. Perikop ini bercerita tentang
tiga orang hamba yang diberi modal oleh tuan mereka. Sang tuan ingin pergi ke luar negeri.
Hamba yang pertama mendapat modal lima talenta, hamba yang kedua mendapat dua talenta
dan hamba yang ketiga mendapat satu talenta. Satu talenta bernilai 6000 dinar, dan di Israel
satu dinar dipakai untuk membayar upah satu hari seorang pekerja. Mengapa ketiga hamba
itu diberi talenta dengan jumlah yang berbeda? Di bahan Alkitab dijelaskan bahwa
pemberian talenta itu diberikan menurut kemampuan hamba itu masing-masing. Hamba
pertama dan kedua berhasil mengelola talenta itu. Hamba yang pertama berhasil memperoleh
keuntungan lima talenta, dan hamba yang kedua berhasil memperoleh keuntungan dua
talenta. Sedangkan hamba yang ketiga menggali lobang dan mengubur talenta itu. Ternyata
masalahnya bukan pada jumlah talenta yang mereka terima, tetapi seberapa besar usaha yang
mereka lakukan.
 Ketika tuannya pulang, hamba pertama dan kedua memberikan talenta itu beserta dengan
keuntungannya kepada tuannya. Tentu saja tuan itu sangat senang dengan yang dilakukan
oleh kedua hambanya itu. Kedua hamba itu diundang masuk dan turut dalam kebahagiaan
tuannya. Sedangkan hamba yang ketiga, sang tuan sangat marah kepadanya memberikan
hukuman atas perbuatannya itu. Dia dicampakkan ke dalam kegelapan yang sangat gelap.
 Masing-masing kita juga memiliki talenta. Dan talenta yang kita miliki tentu berbeda satu
dengan yang lain. Ada yang pandai bermusik, ada yang pandai bernyanyi, ada yang pandai
matematika, ada yang pandai berbahasa asing dan lain sebagainya. Bukan hanya jenisnya
yang berbeda, namun juga kualitasnya. Ada yang tingkat kecerdasannya lebih tinggi
dibanding yang lain. Ada yang dapat bermusik dengan otodidak tapi sangat luar biasa.
Semua diberikan sesuai dengan kehendakNya. Namun meskipun IQ seseorang lebih tinggi
atau kecerdasan bermusik seseorang diatas rata-rata, hal ini tidak menjamin kesuksesan
seseorang. Kesuksesan terletak pada seberapa besar usaha seseorang untuk tetap meng-
upgrade diri. Tanggung jawab kita adalah, kita harus berusaha untuk tetap mengasah
kemampuan kita sehingga dapat semakin baik dan uptodate.
 Lalu usaha apa saja sih yang dapat kita lakukan untuk meng-upgrade diri, kususnya di masa
Pandemi saat ini? Nah sekarang kakak mau mengajak adik-adik remaja membuat mind
mapping untuk memetakan usaha yang dapat kita lakukan dan apa manfaat upgrade diri .
(Guru membagi anak dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan karton/kertas
dan spidol/pulpen. Guru lalu membimbing anak unuk membuat mind mapping seperti contoh
di bawah ini)

 Nah, kakak juga mau mengajak adik-adik mengevaluasi belajar aktivitas adik-adik selama
masa pandemi Covid-19 ini. Apakah selama pandemi Covid-19 ini adik-adik tetap semangat
belajar atau malah sebaliknya? Apakah pandemi Covid-19 ini membuat adik-adik menjadi
kecanduan bermain game dan mengabaikan belajar/berlatih? Apakah selama Covid-19 ini
adik-adik malas mengerjakan tugas karena tidak ada yang mendampingi seperti guru di
sekolah? (Berikan kesempatan kepada anak untuk menjawab). Nah hari ini firman Tuhan
sudah mengingatkan kita untuk tetap mau berusaha, giat serta tekun belajar dan juga berlatih,
seperti kedua hamba yang mau berusaha mengelola talenta yang mereka terima saat tuannya
sedang bepergian. Jangan seperti hamba yang ketiga yang malas dan menguburkan
talentanya. Kita juga harus tetap semangat, jangan terlena dengan asiknya main game atau
menonton tv. Sebagai seorang pelajar adik-adik harus pandai menggunakan waktu dan
kesempatan yang ada. Karena semua itu akan menaikkan kualitas diri adik-adik.

Anda mungkin juga menyukai