Anda di halaman 1dari 10

FIQH

MANFAAT INFAK DAN SEDEKAH


A. Manfaat Zakat, Infak, dan Sedekah
1. Manfaat Zakat.
Menunaikan zakat banyak memberikan manfaat, baik bagi muzakki (yang memberi),
maupun mustahik (yang menerima). Bahkan bermanfat juga bagi masyarakat umum
lainnya.Manfaat zakat di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Menyuburkan sifat-sifat kebaikan dan meningkatkan harta.
b. Menolong mustahik dalam menjalankan ibadahnya.
c. Membersihkan sifat kikir, sombong, dan sifat tercela lainnya.
d. Mendidik agar bersifat pemurah dan amanah.
e. Ungkapan syukur atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya.
f. Dapat menjaga timbulnya kejahatan-kejahatan.
g. Dapat mendekatkan hubungan kasih sayang si kaya dan si miskin.
2. Manfaat Infak.
Infak bersifat khusus karena harta yang dikeluarkan hanya untuk kepentingan
keagamaan misalnya antara lain untuk kepentingan masjid, mushalla, tujuan
berdakwah. Dengan berinfak kita akan mendapatkan manfaat antara lain :
a. Menambah keimanan.
b. Sebagai bekal di akhirat.
c. Menambah rejeki dan keberkahan.
d. Memperkokoh persaudaraan sesama muslim.
e. Meningkatkan syiar Islam.
f. Terwujudnya sarana ibadah dan tempat belajar agama bagi umat Islam.
3. Manfaat Sedekah.
Sedekah sifatnya lebih umum (luas) dibandingkan dengan infak. Bentuknya tidak
hanya harta namun bisa juga jasa, tenaga. Penerimanya tidak hanya kepentingan
agama namun siapa saja perorangan maupun umum. Adapun kegunaan sedekah antara
lain :
a. Meringankan beban penderitaan orang lain.
b. Menambah keberkahan pada harta yang dimiliki.
c. Menyambung dan mempererat silaturahmi dan persaudaraan.
d. Menghidupkan sifat dermawan.
e. Menambah tabungan pahala.
f. Sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt.
B. Mengamalkan Perintah Zakat, Infak dan sedekah
Dalam melaksanakan perintah Allah Swt, kita harus mengetahui perintah ini tercantum
dalam Al-Qur'an maupun al-Hadis. Selain itu kita harus mengetahui hukumnya sehingga
kita akan mengetahui mana yang lebih penting untuk kita laksanakan dan mana yang
kurang penting.
Hukum Infak adalah sama dengan hukum sedekah yaitu Sunah. Yang dimaksud dengan
sunah adalah apabila seseorang memberikan infak dan sedekah yang sesuai dengan
ketentuan akan diberikan pahala oleh Allah Swt dan apabila tidak melaksanakan tidak
mendapat dosa.
Tetapi karena infak dan sedekah itu sangat dibutuhkan oleh orang yang kurang mampu,
umat Islam diperintahkan untuk senantiasa melaksankan perintah ini. Sehingga umat Islam
yang kurang mampu akan tertolong oleh saudaranya sesama muslim.
C. Menghargai Orang yang Zakat, Infak, dan Sedekah
Orang yang paling afdhol dalam bersedekah ialah orang yang dalam keadaan sehat lagi
loba alias tamak alias berambisi sangat mengejar keuntungan duniawi. Bersedekah ketika
dalam keadaan sedang sangat ingin menjadi kaya. Nabi Muhammad saw. seolah ingin
menggambarkan bahwa orang yang dalam keadaan tidak ingin menjadi kaya berarti
bersedekahnya kurang bernila dibandingkan orang yang dalam keadaan berambisi menjadi
kaya. Sebab bila seorang yang sedang berambisi menjadi kaya bersedekah berarti ia
bukanlah tipe orang yang hanya ingin menikmati kekayaan untuk dirinya sendiri.
Hal ini sangat berbeda dengan orang kaya dari kaum kafir seperti Qarun, misalnya.
Qarun adalah tokoh kaya di zaman dahulu yang di dalam meraih keberhasilan bisnisnya
menyangka bahwa kekayaan yang ia peroleh merupakan buah dari kepiawaiannya dalam
berbisnis semata.
Sedekah menjadi afdhol bila si pemberi sedekah berada dalam keadaan khawatir
menjadi miskin. Walaupun ia dalam keadaan khawatir menjadi miskin, namun hal ini
tidak mempengaruhi dirinya. Ia tetap berkeyakinan bahwa bersedekah dalam keadaan
seperti itu merupakan bukti ke-tawakkalannya kepada Allah.
Ia sadar bahwa jika Allah kehendaki, maka mungkin sekali dirinya menjadi kaya atau
menjadi miskin. Itu terserah Allah. Yang pasti keadaan apapun yang dialaminya tidak
mempengaruhi sedikitpun kebiasaannya bersedekah. Ia sudah menjadikan bersedekah
sebagai salah satu karakter penting di dalam keseluruhan sifat dirinya. Persis gambarannya
seperti orang bertaqwa di dalam Al-Qur'an:

Artinya :
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,”
(QS. Ali Imran; 133)
Artinya:
“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orangorang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang
yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali Imran; 134)

Bila seseorang bersedekah dalam keadaan ia bebas memilih antara mengeluarkan


sedekah atau tidak, berarti ia lebih bermakna daripada seseorang yang bersedekah ketika
tidak ada pilihan lainnya kecuali harus bersedekah. Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam
golongan orang-orang yang senantiasa bersedekah yang paling afdhol. Terimalah, ya
Allah, segenap infak dan sedekah kami di jalanMu. Amin.
D. Ajaran Islam Tentang Zakat, Infak, dan Sedekah.
Allah Swt menciptakan manusia dengan keadaan yang berbeda-beda. Ada yang miskin,
dan ada yang kaya agar satu sama lain bisa saling membutuhkan sehingga roda kehidupan
bisa berputar berjalan. Islam mengajarkan agar orang yang mampu membantu orang yang
tidak mampu, orang yang kuat membantu orang yang lemah. Ajaran tersebut terdapat
dalam zakat, infak dan sedekah. Begitu pentingnya zakat, sehingga khalifah Abu Bakar
mengirimkan Khalid bin Walid untuk memerangi umat Islam yang ingkar membayar zakat
pada masa itu.

Artinya :
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka ..............(Q.S. At-Taubah : 103)
AKIDAH AKHLAK
AKHLAK TERPUJI
A. Hormat dan Patuh kepada Orang Tua
Bagaimana perasaanmu ketika masih bayi digendong oleh Ibu? Bagaimana perasaanmu
ketika bermain diawasi oleh orang tua? Tentu merasa senang bukan? Untuk itu kita harus
hormat dan patuh kepada orang tua. Hormat artinya menghargai, mengagungkan atau
sopan santun. Sedangkan patuh artinya menuruti atau mentaati. Jadi yang dimaksud
dengan hormat dan patuh adalah menunjukkan sikap hormat dan mematuhi segala
perintahnya. Menghormati orang tua dalam Islam disebut birrul walidain.
Manusia yang paling berjasa terhadap kita adalah kedua orang tua. Ibu yang
mengandung, mengasuh, merawat dan menyayangi semasa kita kecil. Demikian juga ayah
yang membanting tulang untuk memenuhi segenap kebutuhan dan mendidiknya hingga
dewasa. Banyaknya jasa orang tua itulah maka Islam menempatkan sikap hormat dan
patuh kepada orang tua sebagai kedudukan kedua setelah Allah Swt. Dalam Al-Qur'an
surah Al-Isra ayat 23-24 Allah Swt. berfirman:

Artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia (23), dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil (24)".
Akhlak terpuji yang harus kita lakukan terhadap orang tua adalah:
1. Mengikuti segala nasihat yang baik dan berusaha menyenangkannya.
2. Mendoakan kedua orang tua dan selalu memohonkan ampunan kepada Allah Swt.
3. Berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut.
4. Mengucapkan kata-kata yang mengangkat kemuliaan orang tua.
5. Membantu orang tua dalam segala hal.
Hal-hal yang harus dihindari dalam bersikap dengan orang tua:
1. Berkata “ah” atau “cis” dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
2. Membentak atau menghardik orang tua.
3. Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua.
4. Menyebut kejelakan orang tua.
5. Malu mengakui kedua orang tuanya.
6. Menyuruh atau membuat orang tua susah.
B. Hormat dan Patuh Kepada Guru
Siapakah yang mengajari kita membaca dan menulis? Ilmu apa saja yang kalian
dapatkan di Madrasah? Siapa yang memberikan pelajaran di Madrasah? Sayangkah kalian
kepada bapak ibu guru di Madrasah? Dalam Islam menuntut ilmu sangatlah dianjurkan.
Dalam Al-Qur'an Surah Al-Mujadilah ayat 11 Allah Swt. berfirman:

Artinya:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Guru telah berjasa mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada kita,
karena itu kita juga wajib bersikap hormat dan patuh kepadanya. Sikap hormat dan patuh
kepada guru yang bisa kalian laksanakan antara lain:
1. Ucapkan salam terlebih dahulu kepada guru, ketika bertemu mereka.
2. Memuliakan, tidak menghina atau mencaci guru.
3. Mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat.
4. Ketika belajar hendaklah berpakaian rapi dan sopan.
5. Taat dan patuh melakukan perintah guru.
6. Memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran.
7. Tunjukkan sifat merendahkan diri kepadanya, selalu hormat dan sopan.
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Hijrah Para Sahabat Nabi Muhammad SAW Ke Habasah

A. Peristiwa Hijrah ke Habasah


Apa arti Hijrah ?
Hijrah adalah pindah dari satu tempat ke tampat yang lain. Nabi Muhammad Saw.
mengetahui bahwa Ashhimmah An-Najasyi, adalah seorang raja dari Negeri Habasah yang
adil dan tidak mau menzhalimi seorangpun. Maka Nabi Muhammad Saw. memerintahkan
kaum muslimin agar hijrah ke Habasah. Peristiwa hijrah ke Habasah ini terjadi dalam dua
tahap:
1. Hijrah ke Habasah tahap pertama.
Pada bulan Rajab tahun ke-5 Kenabian serombongan kaum muslimin Mekah
berhijrah ke Habasah untuk pertama kali. Dalam tahap pertama itu rombongan
terdiri dari 10 orang pria dan 5 orang wanita. Di antara mereka adalah: Utsman bin
Affan bersama istrinya Ruqayyah (putri Nabi Muhammad Saw.), Abu Hudzaifah
beserta istrinya Sahlah binti Suhail bin Amr, Zubair bin Awwam, Mush’ab bin
Umair, Abu Salamah beserta istrinya yang bernama Ummu Salamah binti Abu
Umaiyyah, Utsman bin Madz’un, Abdurahman bin Auf. Rombongan hijrah ini
dipimpin langsung oleh Utsman bin Affan. Dalam perjalanan hijrah ini mereka
berangkat secara diam-diam, mereka keluar dari Mekah dengan berjalan kaki
menuju pantai. Kemudian naik ke sebuah perahu yang terapung di Pelabuhan
Shuaibah yang siap mengantarkan mereka menuju ke Negeri Habasah untuk
menghindari kemurkaan dan kebiadaban kafir Quraisy. Di Negeri Habasah mereka
disambut dengan ramah dan penuh persahabatan. Ini adalah pertama kali ajaran
Islam tiba di Afrika. Kemudian Raja Habasah menempatkan mereka di Negash
yang terletak di sebelah utara Propinsi Tigray. Wilayah yang kemudian menjadi
pusat penyebaran Islam di Habasah.
Setelah kurang lebih tiga bulan menetap di Habasah dan mendapat perlindungan,
para sahabat mendapat kabar bahwa masyarakat Mekah telah memeluk Islam. Maka
beberapa sahabat di antaranya Utsman bin Madz’un kembali ke Mekah. Ternyata
kabar yang mereka terima adalah berita bohong. Keadaan di Mekah ternyata belum
aman, maka mereka kembali ke Habasah bersama rombongan yang lain.
Rombongan inilah yang kemudian termasuk dalam rombongan hijrah ke Habasah
tahap ke dua.
2. Hijrah ke Habasah tahap kedua.
Hijrah ke Habasah pada tahap kedua ini dipimpin oleh Ja’far bin Abi Talib.
Rombongan ini terdiri dari 83 pria dan 18 wanita. Mengetahui halitu, kafir Quraisy
segera mengirimkan utusannya, yaitu Amr bin Ash dan Imarah bin Walid
menghadap Raja Habasah. Kedua orang itu meminta agar Raja Najasyi mengusir
umat Islam dari Habasah.
Apa yang terjadi kemudian? Bagaimana sikap Raja Najasyi? Permintaan Amr dan
Imarah itu ditolak oleh raja Najasyi dan para sahabat tetap tinggal di negeri itu
hingga Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Namun tidak semua sahabat
kembali berkumpul dengan Nabi Muhammad Saw. Sebagian dari mereka
memutuskan untuk menetap di Habasah untuk mengembangkan agama Islam
disana. Setelah itu banyak penduduk Habasah yang memutuskan untuk memeluk
Agama Islam.
B. Sebab-sebab Nabi Muhammad Saw. Menganjurkan Sahabat Hijrah ke Habasah.
Tahukah kamu, mengapa Nabi Muhammad Saw. menganjurkan para sahabat untuk
berhijrah? Keadaan kaum muslimin semakin menyedihkan. Mereka disiksa dan dianiaya
oleh kaum kafir Quraisy. Keadaan ini menyebabkan kesedihan yang amat dalam pada diri
Nabi Muhammad Saw. Kekerasan yang dilakukan kaum kafir Quraisy dan para pemimpin
mereka terhadap kaum lemah dari kaum Muslim semakin meningkat. Tidak henti-hentinya
mereka disiksa, diperlakukan dengan buruk, bahkan tidak segan-segan dibunuh oleh kaum
kafir Quraisy. Terutama kaum muslimin dari golongan budak atau atau orang-orang yang
memiliki kedudukan sosial yang rendah.
Rasulullah Saw. menganjurkan kaum Muslim yang tertindas itu untuk hijrah ke
Habasah. Dengan hijrah itu, diharapkan mereka akan mendapatkan kehidupan yang aman
dan damai, sehingga mereka dapat menjalankan Agama Islam dengan tenang. Pemilihan
Habasah sebagai negeri tujuan hijrah adalah karena negeri itu mudah dijangkau dengan
perahu. Selain itu Negeri Habasah memiliki raja yang adil dan tidak pernah berbuat
sewenang-wenang.
C. Kesabaran Para Sahabat Nabi Muhammad Saw. Pada Peristiwa Hijrah ke Habasah
Sekian lama kaum muslimin bersabar menghadapi kekejaman kaum kafir Quraisy. Jauh
dari rasa tenteram dan damai setiap saat mereka harus menghadapi siksaan, hinaan, dan
cacian dari kafir Quraisy. Bahkan nyawapun menjadi taruhan. Sampai pada akhirnya
mereka mengikuti perintah Nabi Muhammad Saw. untuk berhijrah ke Habasah. Hijrah ini
merupakan salah satu usaha dari kaum muslimin untuk meringankan beban dari belenggu
kafir Quraisy. Namun perjalanan yang dilalui oleh para sahabat ke Habasah ini
memerlukan keberanian yang luar biasa. Mereka harus diam-diam keluar dari kota Mekah,
agar tidak diketahui oleh kaum kafir Quraisy. Dengan perasaan tidak menentu mereka
mengendap-endap berjalan di malam hari menuju ke pelabuhan. Mereka berharap
mendapatkan ketenteraman dan ketenangan hidup di negeri hijrah. Namun akankah ujian
itu berakhir?
Usaha kaum kafir untuk mengganggu ketenangan kaum muslimin dalam berhijrah tidak
berhenti sampai disitu. Utusan dari kafir Quraisy berusaha mempengaruhi Raja Najasyi
agar kaum muslimin yang berada di Habasah diusir dari negerinya. Namun Allah Swt.
memberikan pertolongan sehingga Raja Najasyi tidak terpengaruh, sehingga kaum
muslimin masih bisa tetap berada di negeri Habasah. Mereka menghadapi segala resiko
dalam mempertahankan Iman dengan penuh pengorbanan, kesabaran dan ketabahan.
Sehingga Allah Swt. akan memberikan ganti surga bagi mereka yang berjuang di jalan-
Nya dengan penuh keikhlasan.
BAHASA ARAB

PERALATAN SEKOLAH
Arti Mufrodat Arti Mufrodat

Loker Meja

Penghapus pensil Bolpoin/Pena

Penghapus papan tulis Meja

Peta Kursi

Buku Tulis Kertas

Pensil Kapur

Penggaris Tas

Papan Tulis Gambar

Anda mungkin juga menyukai