Sholat adalah perintah Allah SWT yang paling utama. Allah SWT berfirman:
“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan
daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS.Huud:114)
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (QS. al
Baqoroh:45)
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS.al Baqoroh:153)
“Dari ibnu Umar R.huma berkata Rasulullah SAW bersabda: Islam didirikan di atas lima tiang:
bersaksi bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan puasa di bulan
Ramadhan”
Rukun islam ini diibaratkan seragam, seperti seorang polisi dikenal karena seragam yang
dikenakannya, demikian pula dengan rukun islam yang lima adalah seragam bagi seseorang agar
dikenal sebagai seorang islam. Maksud / tujuan dari sholat adalah membawa sifat-sifat ketaatan di
dalam sholat ke dalam kehidupan sehari-hari. Seperti di dalam sholat kita merasa dilihat, diawasi
oleh Allah demikian pula di luar sholat hendaklah ada perasaan seperti itu. Di dalam sholat kita
berdzikir, membaca al Quran, dll.
Keutamaan Sholat dalam Islam
Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan keutamaan dan kedudukan
sholat di dalam agama islam.
Dari Jabir bin Abdullah R.huma berkata Rasulullah SAW bersabda: Kunci syurga adalah sholat dan
kunci sholat adalah bersuci (wudhu) (HR. Ahmad)
Dari Anas R.a berkata Rasulullah SAW bersabda: Sejuk pandangan mataku di dalam Sholat
Dari Umar R.a Rasulullah SAW bersabda: Sholat itu tiang agama
Dalam lanjutan hadits di atas disebutkan bahwa barangsiapa yang mendirikan sholat berarti ia
menegakkan agama dan barangsiapa yang meninggalkan sholat berarti ia meruntuhkan agama.
Sholat yang dikerjakan dengan benar maka akan membawa orang yang mengerjakannya terhindar
dari perbuatan-perbuatan buruk/jahat, sebagaimana firman Allah SWT:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al ankabut:45)
Rasulullah SAW mensyariatkan kepada laki-laki muslim yang baligh untuk mengerjakan sholat
berjamaah di masjid/musholla.
Allah SWT berfirman:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS.al
Baqoroh:43)
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA
Saat puasa, seseorang dituntut untuk menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan
puasa. Sebab, jika puasa batal maka tidak ada pahala puasa yang diberikan pada seseorang.
Ada beberapa hal-hal yang membatalkan puasa jadi harus diwaspadai dan dihindari.
3. Bersenggama
Melakukan hubungan suami istri disebut membatalkan puasa. Bagi mereka yang batal
pusanya karena bersenggama wajib mengqadha puasanya dan membayar denda atau
kafarat. Kafarat yang harus dibayarkan dengan cara memerdekakan budak, puasa selama dua
bulan berturut-turut atau memberi makan 60 fakir miskin dengan syarat makanan yang bisa
digunakan untuk zakat fitrah.
Denda yang harus dibayar ini salah satu saja dari ketiga hal itu dengan berurutan. Jika tidak
mampu memerdekakan budak, maka harus puasa dua bulan, dan jika masih tidak bisa maka
memberi makan 60 fakir miskin.
5. Hilang akal
Hilang akal dibagi menjadi tiga, yaitu gila, mabuk atau pingsan, serta tidur. Gila dan
disengaja mabuk atau pingsan otomatis membatalkan puasa seseorang. Sementara untuk mabuk
yang tidak disengaja, seperti mabuk kendaraan atau mencium sesuatu, dan tidur tidak
membatalkan puasa.
6. Haid
Kondisi haid tetap membatalkan puasa walau waktunya hanya sebentar dari jarak waktu
berbuka. Misal, haid datang dua menit sebelum masuk Maghrib, maka puasa yang dilakukan tetap
batal namun pahala berpuasanya tetap utuh.
7. Melahirkan
Seorang wanita Muslim yang melahirkan otomatis membatalkan puasanya. Misal seorang
ibu hamil sedang berpuasa dan tiba-tiba melahirkan di siang hari, maka puasanya dihitung batal.
8. Nifas
Seseorang yang nifas atau mengeluarkan darah setelah melahirkan tetap dihitung batal
puasa.
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN GURU
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Isra’il, “Janganlah kamu menyembah
selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-
orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan
tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari
kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (Q.S. Al-Baqarah/2: 83).
Perilaku menghormati kedua orangtua dapat diwujudkan melalui
beberapa hal sebagai berikut.
Saat orang tua masih hidup dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menghormati dan memperlakukan mereka dengan sopan.
2. Mematuhi perintahnya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama.
3. Membantu pekerjaan mereka.
4. Membahagikan keduanya.
Terhadap orang tua yang sudah meninggal dapat dilakukan di antaranya dengan cara sebaga
berikut:
1. Memohon ampunan kepada Allah Swt. untuk orang tua.
2. Menunaikan wasiatnya.
3. Menyambung silarahmi yang pernah dilakukan oleh orang tua.
4. Menjaga nama baik mereka.
2. Hormat dan Patuh kepada Guru
Islam memerintahkan umatnya untuk berbakti kepada guru. Guru mendidik dan
mengajarkan ilmu pengetahuan. Mereka mengajarkan manusia untuk beriman, bertakwa,
memahami baik dan buruk, berakhlak mulia, dan bertanggungjawab, baik kepada diri sendiri,
masyarakat, maupun bangsa dan negara.
Berkat didikan guru, manusia dapat menguasai ilmu pengetahuan. Kedudukan yang tinggi
di hadapan manusia dan Allah Swt terdapat pada orang yang berilmu. Dalam hal ini Allah Swt.
berfirman:
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
berilmu pengetahuan beberapa derajat…” (Q.S. al-Mujadalah/58:11)
Perwujudan berbakti kepada guru dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya adalah
sebagai berikut.
a. Rendah hati, sopan, dan menghargai guru karena guru adalah orangtua
di sekolah.
b. Mengucapkan salam apabila bertemu dengannya.
c. Memerhatikan dan mendengarkannya, baik di dalam maupun di luar kelas.
d. Melaksanakan serta mematuhi perintah dan nasehatnya dengan ikhlas