Anda di halaman 1dari 5

SHOLAT TIANG AGAMA

Sholat adalah perintah Allah SWT yang paling utama. Allah SWT berfirman:

“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan
daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS.Huud:114)

Arti dan Maksud


Sholat artinya hubungan antara hamba dengan penciptanya (al Kholiq) yaitu Allah SWT. Sholat
lima waktu yang disyariatkan Nabi Muhammad SAW merupakan hadiah dari Allah SWT, karena
sebelum turun perintah sholat apabila para sahabat Rasulullah memiliki hajat (keinginan) maka
mereka akan menyampaikan kepada Rasulullah SAW kemudian Rasulullah akan mendoakan
kehadapan Allah SWT. Setelah turun perintah sholat, maka para sahabat langsung menyampaikan
keinginan mereka kehadapan Allah dengan perantaraan sholat.
Allah SWT berfirman:

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (QS. al
Baqoroh:45)

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS.al Baqoroh:153)

Sholat merupakan salah satu dari lima rukun islam

“Dari ibnu Umar R.huma berkata Rasulullah SAW bersabda: Islam didirikan di atas lima tiang:
bersaksi bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan puasa di bulan
Ramadhan”
Rukun islam ini diibaratkan seragam, seperti seorang polisi dikenal karena seragam yang
dikenakannya, demikian pula dengan rukun islam yang lima adalah seragam bagi seseorang agar
dikenal sebagai seorang islam. Maksud / tujuan dari sholat adalah membawa sifat-sifat ketaatan di
dalam sholat ke dalam kehidupan sehari-hari. Seperti di dalam sholat kita merasa dilihat, diawasi
oleh Allah demikian pula di luar sholat hendaklah ada perasaan seperti itu. Di dalam sholat kita
berdzikir, membaca al Quran, dll.
Keutamaan Sholat dalam Islam

Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan keutamaan dan kedudukan
sholat di dalam agama islam.

Dari Jabir bin Abdullah R.huma berkata Rasulullah SAW bersabda: Kunci syurga adalah sholat dan
kunci sholat adalah bersuci (wudhu) (HR. Ahmad)

Dari Anas R.a berkata Rasulullah SAW bersabda: Sejuk pandangan mataku di dalam Sholat

Dari Umar R.a Rasulullah SAW bersabda: Sholat itu tiang agama
Dalam lanjutan hadits di atas disebutkan bahwa barangsiapa yang mendirikan sholat berarti ia
menegakkan agama dan barangsiapa yang meninggalkan sholat berarti ia meruntuhkan agama.

Sholat yang dikerjakan dengan benar maka akan membawa orang yang mengerjakannya terhindar
dari perbuatan-perbuatan buruk/jahat, sebagaimana firman Allah SWT:

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al ankabut:45)

Keutamaan Sholat Berjamaah dan Memakmurkan Masjid

Rasulullah SAW mensyariatkan kepada laki-laki muslim yang baligh untuk mengerjakan sholat
berjamaah di masjid/musholla.
Allah SWT berfirman:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS.al
Baqoroh:43)
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

Saat puasa, seseorang dituntut untuk menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan
puasa. Sebab, jika puasa batal maka tidak ada pahala puasa  yang diberikan pada seseorang.
Ada beberapa hal-hal yang membatalkan puasa jadi harus diwaspadai dan dihindari.

1. Memasukkan sesuatu ke dalam salah satu dari lima lubang


Lubang yang dimaksud adalah mulut, hidung, telinga, alat buang air kecil dan alat buang air
besar. Memasukkan sesuatu ke dalam mulut dihitung membatalkan jika dilakukan secara sadar dan
menelan hal tersebut. Menelan ludah juga bisa membatalkan puasa, jika sudah tercampur dengan
sesuatu, seperti permen atau makanan yang tersisa di dalam mulut, yang sengaja ditelan padahal
bisa dibuang.

2. Muntah dengan sengaja


Periaku ini bisa membatalkan puasa, baik dilakukan dengan wajar atau tidak, serta dalam
keadaan darurat atau tidak. Salah satunya, sengaja mencari bau busuk lalu diciumi hingga muntah
atau memasukkan sesuatu ke dalam mulut agar muntah.

3. Bersenggama
Melakukan hubungan suami istri disebut membatalkan puasa. Bagi mereka yang batal
pusanya karena bersenggama wajib mengqadha puasanya dan membayar denda atau
kafarat. Kafarat yang harus dibayarkan dengan cara memerdekakan budak, puasa selama dua
bulan berturut-turut atau memberi makan 60 fakir miskin dengan syarat makanan yang bisa
digunakan untuk zakat fitrah.
Denda yang harus dibayar ini salah satu saja dari ketiga hal itu dengan berurutan. Jika tidak
mampu memerdekakan budak, maka harus puasa dua bulan, dan jika masih tidak bisa maka
memberi makan 60 fakir miskin.

4. Keluar mani dengan sengaja


Orang yang dengan sengaja melakukan sesuatu agar keluar mani maka puasanya menjadi
batal. Namun jika hal ini terjadi tanpa sengaja, dikarenakan mimpi, maka hal itu tidak
membatalkan.

5. Hilang akal
Hilang akal dibagi menjadi tiga, yaitu gila, mabuk atau pingsan, serta tidur. Gila dan
disengaja mabuk atau pingsan otomatis membatalkan puasa seseorang. Sementara untuk mabuk
yang tidak disengaja, seperti mabuk kendaraan atau mencium sesuatu, dan tidur tidak
membatalkan puasa.

6. Haid
Kondisi haid tetap membatalkan puasa walau waktunya hanya sebentar dari jarak waktu
berbuka. Misal, haid datang dua menit sebelum masuk Maghrib, maka puasa yang dilakukan tetap
batal namun pahala berpuasanya tetap utuh.

7. Melahirkan
Seorang wanita Muslim yang melahirkan otomatis membatalkan puasanya. Misal seorang
ibu hamil sedang berpuasa dan tiba-tiba melahirkan di siang hari, maka puasanya dihitung batal.

8. Nifas
Seseorang yang nifas atau mengeluarkan darah setelah melahirkan tetap dihitung batal
puasa.
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN GURU

1. Hormat dan Patuh kepada Orang Tua


Siapakah orang yang paling dekat dengan kita sejak dilahirkan? Ya, pasti mereka adalah orang
tua. Ayah dan ibu yang membawa kita ada di dunia ini tentunya dengan izin Allah Swt. Betapa
besar jasa ayah dan ibu sehingga kita tidak akan mampu membalas kebaikannya. Jasa mereka
yang sungguh luar biasa di antaranya adalah:
a. Ibu mengandung dengan susah
payah kemudian melahirkan
dengan perjuangan antara
hidup dan mati.
b. Ibu menyusui selama dua tahun dengan ikhlas dan penuh kasih sayang.
c. Ayah dan ibu memelihara kita mulai dari kandungan sampai anak siap untuk hidup mandiri.
d. Dengan tanpa lelah, ayah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Ayah dan ibu selalu mendidik dan memberi bekal untuk pendidikan anaknya.
f. Ayah dan ibu memberikan kasih sayangnya dengan ikhlas tanpa meminta balasan dari
anaknya.
Besarnya jasa orang tua mendorong kita untuk berbuat baik kepada keduanya. Allah Swt.
memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada keduanya, sebagaimana firman-Nya:

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Isra’il, “Janganlah kamu menyembah
selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-
orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan
tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari
kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (Q.S. Al-Baqarah/2: 83).
Perilaku menghormati kedua orangtua dapat diwujudkan melalui
beberapa hal sebagai berikut.
Saat orang tua masih hidup dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menghormati dan memperlakukan mereka dengan sopan.
2. Mematuhi perintahnya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama.
3. Membantu pekerjaan mereka.
4. Membahagikan keduanya.
Terhadap orang tua yang sudah meninggal dapat dilakukan di antaranya dengan cara sebaga
berikut:
1. Memohon ampunan kepada Allah Swt. untuk orang tua.
2. Menunaikan wasiatnya.
3. Menyambung silarahmi yang pernah dilakukan oleh orang tua.
4. Menjaga nama baik mereka.
2. Hormat dan Patuh kepada Guru
Islam memerintahkan umatnya untuk berbakti kepada guru. Guru mendidik dan
mengajarkan ilmu pengetahuan. Mereka mengajarkan manusia untuk beriman, bertakwa,
memahami baik dan buruk, berakhlak mulia, dan bertanggungjawab, baik kepada diri sendiri,
masyarakat, maupun bangsa dan negara.
Berkat didikan guru, manusia dapat menguasai ilmu pengetahuan. Kedudukan yang tinggi
di hadapan manusia dan Allah Swt terdapat pada orang yang berilmu. Dalam hal ini Allah Swt.
berfirman:

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
berilmu pengetahuan beberapa derajat…” (Q.S. al-Mujadalah/58:11)
Perwujudan berbakti kepada guru dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya adalah
sebagai berikut.
a. Rendah hati, sopan, dan menghargai guru karena guru adalah orangtua
di sekolah.
b. Mengucapkan salam apabila bertemu dengannya.
c. Memerhatikan dan mendengarkannya, baik di dalam maupun di luar kelas.
d. Melaksanakan serta mematuhi perintah dan nasehatnya dengan ikhlas

Anda mungkin juga menyukai