Anda di halaman 1dari 31

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar

a t i
se j
i kan
n did
a pe
bin
em
M
Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit
dan dangkal. Perlu adanya suatu ruangan yang
lebih luas, dan tujuan yang lebih tinggi. Pendidikan
yang benar artinya lebih daripada mengejar
suatu arah pelajaran tertentu. Itu artinya lebih
daripada persiapan untuk kehidupan yang
sekarang. Pendidikan yang benar adalah
Menyiapkan anak didik supaya senang bekerja
di dunia ini dan lebih tinggi kesenangannya
dalam pekerjaan yang lebih luas di dunia yang
akan datang.
Pada zaman ini banyak pembicaraan mengenai sifat dan
pentingnya “pendidikan tinggi.” Pendidikan tinggi yang
benar adalah yang diberikan oleh Dia yang memiliki
“pertimbangan dan pengertian” (Ayub 12:13), “dari mulut-
Nya keluarlah pengetahuan dan kepandaian” (Amsal 2:6).
3 Aspek Penunjang Keberhasilan
ROHANI
• Ke 3 aspek ini
harus seimbang

JASMANI PIKIRANI
Alberth Einstain
Ilmu
Pengetahuan
tanpa Agama
adalah Pincang
Banyak orang pintar di dunia ini
• Dunia memiliki guru‑guru yang besar, yang kecerdasannya luar biasa
dan risetnya luas, orang-orang yang ucapannya merangsang dan
membuka pikiran untuk melihat bidang pengetahuan yang maha luas;
dan mereka telah dihormati sebagai pembimbing dan penyumbang
bangsanya; tetapi ada Satu yang berdiri lebih tinggi dari pada mereka.
• Terang itu berada di hadapan mereka seperti bulan dan bintang-bintang
yang bercahaya oleh pantulan sinar matahari, maka selama pengajaran
mereka benar, mereka akan memantulkan sinar Matahari Kebenaran.
Setiap pancaran pikiran, setiap kilasan kecerdasan berasal dari Terang
dunia itu.
ALLAH adalah Sumber Pendidikan
1. Dalam Dialah “tersembunyi segala harta hikmat dan
pengetahuan" (Kolose 2:3).
2. "Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian"
(Ayub 12:13).
3. "dari mulut‑Nya keluarlah pengetahuan dan kepandaian"
(Amsal 2:6).
4. Pendidikan tinggi yang benar adalah yang diberikan oleh
Dia yang memiliki "pertimbangan dan pengertian" (Ayub
12:13),
• Semua pengetahuan sejati dan perkembangan yang benar
bersumber dari Allah.
• Garis penyelidikan apapun yang kita tempuh, dengan maksud
yang ikhlas untuk mencapai kebenaran, maka kita akan
berkenalan dengan Oknum tak kelihatan, yang besar
kepandaian‑Nya, yang bekerja pada dan melalui semua orang.
Pendidikan Tertinggi
Pikiran manusia yang fana dibawa ke dalam persekutuan
dengan pikiran Allah yang baka, maka hasil persekutuan
tersebut terhadap tubuh, pikiran dan jiwa tidaklah dapat
diperkirakan, inilah yang disebut pendidikan tertinggi.
Kenalilah ALLAH
“Kenalilah Dia” (Ayub 22:21) adalah amanat dan metode ‑Nya
kepada umat manusia, hal ini telah diikuti dalam pendidikan
nenek moyang kita, ketika mereka dalam kemuliaan tanpa dosa,
dan masih berada di Eden yang suci.
• Supaya dapat memahami apa yang terkandung dalam karya
pendidikan, kita perlu mempertimbangkan dan mengenal
dengan baik mengenai sifat manusia maupun maksud Allah
menciptakannya.
• Kitapun perlu mempertimbangkan perubahan pada kondisi
manusia melalui masuknya pengetahuan tentang kejahatan dan
rencana Allah untuk tetap menggenapi maksudnya yang mulia
dalam mendidik bangsa manusia.
Di Taman Eden
• Ketika Adam lahir dari tangan Pencipta, ia membawa dalam
tubuh, pikiran, dan rohaninya sifat yang serupa dengan citra
Khaliknya (Kejadian 1:27), dan ia harus menyatakankan citra ini
semakin penuh memantulkan kemuliaan Pencipta.
• Segenap kemampuannya dapat berkembang; kemampuan dan
kekuatannya terus bertambah-tambah. Ruang jelajah yang
diberikan pada mereka sangat luas, dan lapangan riset yang
berbuka bagi mereka sangat mulia. Rahasia semesta alam yang
dapat dilihat mengundang penyelidikan manusia.
Jika Manusia tidak berdosa
• Persekutuan muka dengan muka, hati dengan hati, dengan
Khaliknya merupakan kesempatan yang istimewa.
• Sekiranya ia tetap setia pada Allah, maka sepanjang zaman
yang kekal ia akan terus‑menerus memperoleh harta
pengetahuan yang baru, untuk menemukan sumber ‑sumber
kebahagiaan yang segar, dan mencapai pengertian semakin
jelas terhadap hikmat, kuasa dan kasih Allah.
• Ia akan semakin penuh menggenapi tujuan penciptaannya dan
semakin penuh memantulkan kemuliaan Pencipta.
Dosa mengubah segalanya
• Tetapi oleh karena pelanggaran ini telah hilang. Melalui dosa
keserupaan dengan Ilahi itu telah rusak dan nyaris terhapus.
Kekuatan tubuh manusia menjadi lemah, kemampuan
pikirannya berkurang, penglihatan rohaninya sirna. Ia telah
menjadi pokok kematian.
• Namun ALLAH tidak membiarkan manusia tanpa pengharapan.
Dengan kasih dan rahmat yang kekal, rencana keselamatan
dirancang dan pintu kasihan dikaruniakan, rencana penebusan
dilaksanakan
tujuan Penebusan
Pekerjaan penebusan itu adalah juga tujuan pendidikan dan tujuan
besar kehidupan
1. Untuk memulihkan pada manusia citra Khaliknya,
2. Untuk mengembalikannya kepada kesempurnaan di mana ia
diciptakan,
3. Untuk meningkatkan perkembangan tubuh, pikiran dan jiwa,
sehingga maksud ilahi dalam menciptakannya dapat
diwujudkan
Kasih adalah landasannya
• Kasih adalah landasan penciptaan dan penebusan, Lukas 10:27
"Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan
segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu dan dengan
segenap akal budimu."
• Mengasihi ALLAH seperti kata-kata di atas berarti
perkembangan setiap kekuatan yang tertinggi dalam diri
manusia untuk membuat segenap jiwa raga, tubuh, pikiran dan
jiwa kepada Citra ALLAH. Ini juga landasan pendidikan yang
sejati.
Kasih adalah landasannya
• Sama seperti hukum yang pertama, begitu pula hukum
yang kedua "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri" (Matius 22:39).
• Hukum kasih menuntut pengabdian tubuh, pikiran dan
jiwa demi pelayanan terhadap Allah dan terhadap
sesamanya. Dan pelayanan ini, sambil menjadikan kita
berkat bagi orang lain, mendatangkan berkat paling besar
kepada kita sendiri.
• Sifat tidak mementingkan diri mendasari semua
perkembangan yang sejati. Melalui pelayanan yang tidak
mementingkan diri, kita menerima pemeliharaan setiap
kemampuan yang tertinggi.
• Semakin lama kita semakin penuh menjadi orang yang
turut mengambil bagian dalam kodrat ilahi. Kita layak
untuk sorga, karena kita menerima sorga dalam hati kita.
TUJUAN PERTAMA PENDIDIKAN

• Semua benda ciptaan, dalam bentuk aslinya, merupakan


ungkapan pikiran Allah, maka tujuan pertama pendidikan
itu ialah mengarahkan pikiran kita kepada
pengungkapanNya sendiri mengenai diriNya.
• Adam dan Hawa menerima pengetahuan ini melalui
hubungan yang langsung dengan Allah, dan mereka
belajar tentang Dia melalui hasil karyaNya. Setiap
karyaNya penuh dengan hikmat ilahi.
Manusia berdosa belajar mengenal ALLAH dari
Alam
• Dosa membuat manusia berhenti belajar tentang Allah melalui
hubungan langsung dan, selanjutnya, melalui hasil karyaNya.
Syukurlah karena pelajaran‑pelajaran utama tidak terhapus. Di
atas setiap halaman buku besar hasil karya ciptaanNya tulisan
tanganNya masih dapat ditelusuri.
• Bumi, yang rusak dan cemar oleh dosa, hanya samar ‑samar
memantulkan kemuliaan Khalik.
Manusia memerlukan ALLAH yang mengerti
semuanya
• Alam masih tetap berbicara mengenai Penciptanya.
Namun ungkapan‑ungkapan ini baru sebagian saja dan
tidak sempurna. Dan di dalam keadaan kita yang
berdosa, dengan kekuatan yang lemah dan pandangan
yang terbatas, kita tidak sanggup menafsir dengan tepat.
• Kita memerlukan penyataan yang lebih lengkap tentang
diriNya yang diberikan Allah dalam firmanNya yang
tertulis.
Untuk mengenal ALLAH, manusia memerlukan
Alkitab
• Kitab Suci adalah standar kebenaran yang
sempurna, dan dengan demikian itu harus diberi tempat
yang paling tinggi dalam pendidikan.
• Untuk mencapai pendidikan yang sesuai dengan
namanya, kita harus menerima pengetahuan tentang
Allah, sang Pencipta, dan tentang Kristus, sang
Penebus, sebagaimana itu semuanya dinyatakan
dalam firman yang kudus.
Tanggung jawab penting dari seorang pendidik
• Setiap makhluk manusia, yang diciptakan menurut rupa Allah,
dikaruniai kuasa yang serupa dengan Pencipta yaitu
Kepribadian, Kuasa Berpikir dan Bertindak.
• Orang‑orang pada siapa kuasa ini dikembangkan adalah orang-
orang yang memikul tanggung jawab besar, seperti para
pemimpin dalam perusahaan, karena mempengaruhi tabiat.
• Adalah pekerjaan pendidikan yang benar mengembangkan
kekuatan ini, untuk mendidik orang-orang muda menjadi para
ahli pikir dan bukan hanya sekadar pemantul pikiran orang lain.
• Gantinya membatasi penyelidikan mereka terhadap apa
yang dikatakan atau ditulis orang, hendaknya para
pelajar diarahkan kepada sumber‑sumber
kebenaran, kepada lapangan‑lapangan luas yang
terbuka untuk riset di alam dan penyataan.
• Biarlah mereka merenungkan fakta‑fakta besar
mengenai kewajiban dan tujuan, sehingga pikiran akan
menjadi luas dan kuat.
Hasil mendidik yang benar
• Gantinya orang‑orang lemah yang terdidik,
lembaga‑lembaga pendidikan akan menghasilkan
orang‑orang yang kuat berpikir dan bertindak, orang-
orang yang adalah tuan dan bukannya budak keadaan,
orang yang memiliki pikiran yang luas, pikiran yang
jernih, dan keberanian terhadap keyakinan mereka.
Hasil mendidik yang benar
• Pendidikan seperti itu memberi lebih banyak dari pada disiplin
pikiran; memberi lebih banyak dari pada pendidikan jasmani. Itu
menguatkan tabiat, sehingga dengan demikian kebenaran dan
ketulusan tidak dikorbankan untuk keinginan yang mementingkan diri
atau ambisi duniawi, menguatkan pikiran untuk menentang kejahatan.
• Gantinya nafsu yang berkobar yang menjadi kekuatan untuk
membinasakan, setiap dorongan dan keinginan disesuaikan dengan
prinsip-prinsip besar yang benar, maka jiwa dipulihkan kembali ke
dalam citra Allah.
Ayub 28:15‑18
Pendidikan manakah yang lebih tinggi dari pada yang ini?
Apakah yang dapat menyamai nilainya?
"Untuk gantinya tidak dapat diberikan emas murni,
dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak.
Ia tidak dapat dinilai dengan emas Ofir,
ataupun dengan permata krisopras yang mahal
atau dengan permata lazurit; tidak dapat diimbangi
oleh emas, atau kaca, ataupun ditukar dengan permata
dari emas tua. Baik gewang, baik hablur, tidak terhitung lagi;
memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara“.
• Lebih tinggi dari pada yang dapat dicapai oleh pikiran
manusia adalah cita‑cita Allah bagi anak‑anak‑Nya.
Kesalehan, keserupaan dengan Allah adalah tujuan yang
harus dicapai.
• Di hadapan pelajar terbentang suatu jalan yang terus ‑menerus
maju, suatu tujuan yang harus dicapai, suatu standar yang harus
diraih, yang mencakup segala sesuatu yang baik, dan suci serta
agung. Ia akan maju secepat dan sejauh mungkin dalam setiap
cabang pengetahuan yang benar.
• Tetapi usaha-usahanya harus diarahkan kepada tujuan yang
lebih tinggi dari pada yang hanya menetingkan diri dan bersifat
sementara sebagaimana langit lebih tinggi dari bumi.
• Barangsiapa yang bekerja sejalan dengan maksud Ilahi dalam
menanamkan pengetahuan tentang Allah kepada orang-orang
muda, dan membentuk tabiat sehingga sesuai dengan
tabiat‑Nya, ia melakukan pekerjaan yang tinggi dan mulia.
• Karena ia membangkitkan kerinduan untuk mencapai cita ‑cita
Allah, maka ia mempersembahkan suatu pendidikan yang sama
tingginya dengan sorga dan sama luasnya dengan semesta alam
semesta;
Suatu pendidikan yang tidak dapat diselesaikan dalam
kehidupan ini, tetapi yang akan dilanjutkan dalam
kehidupan yang akan datang; suatu pendidikan yang
menjamin murid yang berhasil mendapat paspornya dari
sekolah persiapan di bumi sampai kepada tingkat yang
lebih tinggi, yaitu sekolah di sorga.

Anda mungkin juga menyukai