Anda di halaman 1dari 2

BAB 1 - Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar

Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit dan dangkal. Pendidikan yang benar artinya
lebih daripada mengejar suatu arah pelajaran tertentu. Itu ada kaitannya dengan segenap jiwa
raga, dan mencakup sepanjang masa kemungkinan adanya manusia. Itu adalah perkembangan
yang harmonis daripada kekuatan-kekuatan jasmani, pikiran dan rohani. Sumber pendidikan
seperti itu diungkapkan dalam kata-kata firman kudus yang menunjuk kepada Yang Mahakuasa:
Dalam Dialah "tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kolose 2:3). "Dialah yang
mempunyai pertimbangan dan pengertian" (Ayub 12:13). Setiap pancaran pikiran, setiap kilasan
kecerdasan berasal dari Terang dunia itu.n Pada zaman ini banyak pembicaraan mengenai sifat
dan pentingnya, pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi yang benar adalah yang diberikan oleh Dia
yang memiliki pertimbangan dan pengertian, dari mulut-Nya keluarlah pengetahuan dan
kepandaian.

Dalam pengetahuan tentang Allah semua pengetahuan sejati dan perkembangan yang
benar ada sumbernya. Pada apa saja yang kita lihat, terpisah dari pencemaran dosa, pengetahuan
ini dinyatakan. Allah, yang fana dengan yang baka. Hasil persekutuan tersebut terhadap tubuh
dan pikiran serta jiwa tidaklah dapat diperkirakan. Kenalilah Dia, adalah amanat-Nya kepada
umat manusia. Metode yang digariskan dalam kata-kata ini adalah metode yang diikuti dalam
pendidikan nenek moyang kita. Ketika dalam kemuliaan tanpa dosa Adam yang dewasa, berada
di Eden yang suci, begitulah caranya Allah yang mengajar dia. Ketika Adam lahir dari tangan
Pencipta, ia membawa dalam tubuh, pikiran, dan rohaninya sifat yang serupa dengan Khaliknya.
Ruang jelajah yang diberikan pada mereka sangat luas, dan lapangan riset yang terbuka bagi
mereka sangat mulia. Persekutuan muka dengan muka, hati dengan hati, dengan Khaliknya
merupakan kesempatan yang istimewa. Sepanjang zaman yang kekal ia akan terus-menerus
memperoleh harta pengetahuan yang baru, untuk menemukan sumber-sumber kebahagiaan yang
segar, dan mencapai pengertian yang semakin lama semakin jelas terhadap hikmat, kuasa dan
kasih Allah.

Ia akan semakin penuh menggenapi tujuan penciptaan-Nya dan semakin penuh


memantulkan kemuliaan Pencipta. Melalui dosa keserupaan dengan Ilahi itu telah rusak dan
nyaris terhapus. Kekuatan tubuh manusia menjadi lemah, kemampuan pikirannya berkurang,
penglihatan rohaninya sirna. Namun demikian manusia tidak dibiarkan tanpa pengharapan.
Dengan kasih dan rahmat yang kekal, rencana keselamatan telah dirancang dan pintu kasihan
dikaruniakan.

Kasih, landasan penciptaan dan penebusan, adalah landasan pendidikan yang sejati. Ini
dijelaskan dalam hukum yang diberikan Allah sebagai pedoman kehidupan. Hukum yang
pertama dan besar ialah “Kasihilah Tuhan, Aliahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu” . Mengasihi Dia,
Oknum kekal Yang Mahatahu, dengan segenap kekuatan, pikiran dan hati berarti perkembangan
setiap kekuatan yang tertinggi. Itu berarti bahwa pada segenap jiwa raga tubuh, pikiran dan jiwa
citra Allah harus dipulihkan. Semakin lama kita semakin penuh menjadi orang yang turut
mengambil bagian dalam kodrat ilahi. Kita layak untuk surga, karena kita menerima surga dalam
hati kita.

Karena Allah adalah sumber semua pengetahuan yang benar, sebagaimana yang kita
lihat, maka tujuan pertama pendidikan itu ialah mengarahkan pikiran kita kepada pengungkapan-
Nya sendiri mengenai diri-Nya. Adam dan Hawa menerima pengetahuan melalui hubungan yang
langsung dengan Allah, dan mereka belajar tentang Dia melalui hasil karya-Nya. Namun
ungkapan-ungkapan ini baru sebagian saja dan tidak sempurna. Dan di dalam keadaan kita yang
berdosa, dengan kekuatan yang lemah dan pandangan yang terbatas, kita tidak sanggup menafsir
dengan tepat. Kita memerlukan penyataan yang lebih lengkap tentang diri-Nya yang diberikan
Allah dalam firman-Nya yang tertulis.

Kitab Suci adalah standar kebenaran yang sempurna, dan dengan demikian itu harus
diberi tempat yang paling tinggi dalam pendidikan. Kristus, sang Penebus, sebagaimana itu
semuanya dinyatakan dalam firman yang kudus. Setiap makhluk manusia, yang diciptakan
menurut rupa Allah, dikaruniai kuasa yang serupa dengan Pencipta—kepribadian, kuasa berpikir
dan melakukan. Orang-orang pada siapa kuasa ini dikembangkan adalah orang-orang yang
memikul tanggung jawab, yang merupakan para pemimpin dalam perusahaan, dan
mempengaruhi tabiat.

Anda mungkin juga menyukai