Anda di halaman 1dari 2

Nama: Viklin Jonatan Ngalo

Kelas: Introduction to Social Education - A

Pasal 1: Sumber dan Tujuan Pendidikan Yang Benar


Pengetahuan orang kudus adalah pengertian,“Kenalilah akan Dia.”

Pendidikan yang benar artinya lebih daripada mengejar suatu arah pelajaran tertentu. Itu artinya
lebih daripada persiapan untuk kehidupan yang sekarang. Itu ada kaitannya dengan segenap jiwa
raga, dan mencakup sepanjang masa kemungkinan adanya manusia. Itu adalah perkembangan yang
harmonis daripada kekuatan-kekuatan jasmani, pikiran dan rohani.

Sumber pendidikan seperti itu diungkapkan dalam kata-kata firman kudus yang menunjuk kepada
Yang Mahakuasa: Dalam Dialah “tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan Dialah yang
mempunyai pertimbangan dan pengertian.

Dunia memiliki guru-gurunya yang besar, orang-orang yang kecerdasannya luar biasa dan risetnya
luas, orang-orang yang ucapannya merangsang dan membuka pikiran untuk melihat bidang-bidang
pengetahuan yang maha luas; dan orang-orang ini telah dihormati sebagai pembimbing dan
penyumbang bangsanya; tetapi ada Satu yang berdiri lebih tinggi daripada mereka. Sebagaimana
bulan dan bintang-bintang tata surya kita bercahaya oleh pantulan sinar matahari, maka selama
pengajaran mereka benar, begitulah para ahli pikir dunia itu memantulkan sinar Matahari
Kebenaran. Setiap pancaran pikiran, setiap kilasan kecerdasan berasal dari Terang dunia itu.

Pada zaman ini banyak pembicaraan mengenai sifat dan pentingnya “pendidikan tinggi.” Pendidikan
tinggi yang benar adalah yang diberikan oleh Dia yang memiliki “pertimbangan dan pengertian dari
mulut-Nya keluarlah pengetahuan dan kepandaian”.

Dalam pengetahuan tentang Allah semua pengetahuan sejati dan perkembangan yang benar ada
sumbernya. Ke mana saja kita beralih, dalam dunia jasmani, pikiran, atau rohani; pada apa saja yang
kita lihat, terpisah dari pencemaran dosa, pengetahuan ini dinyatakan. Pikiran manusia dibawa ke
dalam persekutuan dengan pikiran Allah, yang fana dengan yang baka. Hasil persekutuan tersebut
terhadap tubuh dan pikiran serta jiwa tidaklah dapat diperkirakan.

Di dalam persekutuan inilah terdapat pendidikan tertinggi. Itu adalah metode perkembangan milik
Allah sendiri. “Kenalilah Dia”,adalah amanat-Nya kepada umat manusia.Ketika dalam kemuliaan
tanpa dosa Adam yang dewasa, berada di Eden yang suci, begitulah caranya Allah yang mengajar dia.

Supaya dapat memahami apa yang terkandung dalam karya pendidikan, kita perlu
mempertimbangkan baik mengenai sifat manusia mau pun maksud Allah menciptakannya.Ketika
Adam lahir dari tangan Pencipta, ia membawa dalam tubuh, pikiran, dan rohaninya sifat yang serupa
dengan Khaliknya. “Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya”, dan adalah maksud-Nya
supaya semakin lama manusia hidup semakin penuh ia harus menyatakankan citra ini—semakin
penuh memantulkan kemuliaan PenciptaSekiranya ia tetap setia pada Allah, ini semua telah menjadi
miliknya sampai selama-lamanya. Sepanjang zaman yang kekal ia akan terus-menerus memperoleh
harta pengetahuan yang baru, untuk menemukan sumber-sumber kebahagiaan yang segar, dan
mencapai pengertian yang semakin lama semakin jelas terhadap hikmat, kuasa dan kasih Allah.

Tetapi oleh karena pelanggaran ini telah hilang. Melalui dosa keserupaan dengan Ilahi itu telah rusak
dan nyaris terhapus. Kekuatan tubuh manusia menjadi lemah, kemampuan pikirannya berkurang,
penglihatan rohaninya sirna. Ia telah menjadi pokok kematian. Namun demikian manusia tidak
dibiarkan tanpa pengharapan. Dengan kasih dan rahmat yang kekal, rencana keselamatan telah
dirancang dan pintu kasihan dikaruniakan.

Kasih, landasan penciptaan dan penebusan, adalah landasan pendidikan yang sejati.Mengasihi Dia,
Oknum kekal, Yang Mahatahu, dengan segenap kekuatan, pikiran dan hati berarti perkembangan
setiap kekuatan yang tertinggi. Itu berarti bahwa pada segenap jiwa raga—tubuh, pikiran dan jiwa—
citra Allah harus dipulihkan.

Karena Allah adalah sumber semua pengetahuan yang benar, sebagaimana yang kita lihat, maka
tujuan pertama pendidikan itu ialah mengarahkan pikiran kita kepada pengungkapan-Nya sendiri
mengenai diri-Nya. Kitab Suci adalah standar kebenaran yang sempurna, dan dengan demikian itu
harus diberi tempat yang paling tinggi dalam pendidikan. Untuk mencapai pendidikan yang sesuai
dengan namanya, kita harus menerima pengetahuan tentang Allah, sang Pencipta, dan tentang
Kristus, sang Penebus.

Setiap makhluk manusia, yang diciptakan menurut rupa Allah, dikaruniai kuasa yang serupa dengan
Pencipta—kepribadian, kuasa berpikir dan melakukan. Pekerjaan pendidikan yang benar
mengembangkan kekautan ini, untuk mendidik orang-orang muda menjadi para ahli pikir dan bukan
hanya sekadar pemantul pikiran orang lain.

Pendidikan seperti itu memberi lebih banyak daripada disiplin pikiran; memberi lebih banyak dari
pada pendidikan jasmani. Itu menguatkan tabiat, sehingga dengan demikian kebenaran dan
ketulusan tidak dikorbankan untuk keinginan yang mementingkan diri atau ambisi duniawi.

Barang siapa yang bekerja sejalan dengan maksud ilahi dalam menanamkan pengetahuan tentang
Allah kepada ornag-orang muda, dan membentuk tabiat sehingga sesuai dengan tabiat-Nya, ia
melakukan pekerjaan yang tinggi dan mulia. Pendidikan yang menjamin murid yang berhasil
mendapat paspornya dari sekolah persiapan di bumi sampai kepada tingkat yang lebih tinggi, yaitu
sekolah di surga.

Anda mungkin juga menyukai