Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mencegah terjadinya over heating diperlukan suatu metode pendinginan. Ada dua
metode pendinginan yaitu metode pendinginan dengan konveksi alami (natural convection)
dan konveksi paksa (forced convection). Metode pendinginan dengan konveksi alami lebih
mudah dioperasikan karena tidak memerlukan komponen tambahan. Dengan tidak adanya
komponen tambahan seperti kipas dan lain-lain membuat metode ini tidak memerlukan
perawatan ekstra dan lebih murah. Jika dibandingkan, metode pendinginan dengan konveksi
paksa memiliki laju perpindahan panas yang lebih besar dari pada metode pendinginan
dengan konveksi alami seperti dijelaskan [ CITATION Bej041 \l 1057 ], [ CITATION Kre111 \l 1057 ]
dan [ CITATION Cen031 \l 1057 ].
Salah satu komponen yang menggunakan metode pendinginan dengan konveksi alami
adalah fin. Fin adalah komponen yang terbuat dari material dengan konduktivitas termal yang
tinggi terdiri dari sirip-sirip yang yang memperluas kontak permukaan. Fin digunakan pada
komponen-komponen permesinan maupun elektronik. Fin berfungsi mencegah terjadinya
over heating dengan mentransfer panas ke lingkungan. Perpindahan panas secara konduksi
terjadi sepanjang sirip dan perpindahan panas secara konveksi alami terjadi dari sirip ke
lingkungan.
Saat ini banyak peneliti yang berusaha untuk meningkatkan performa fin itu sendiri.
Berdasarkan penelitian [CITATION Sag \l 1057 ] yang membandingkan laju perpindahan panas
dari tiga bentuk fin yang berbeda untuk diaplikasikan pada engine fins. Adapun tiga bentuk
fin yang dijadikan model dalam penelitian ini yaitu fin berbentuk plain (datar), cembung dan
cekung. Dengan mengubah bentuk fin besar perpindahan panas yang terjadi dapat naik atau
pun turun tergantung dari luas permukaan fin.
[ CITATION Sen171 \l 1057 ] melakukan simulasi pada vertical cylinder dengan annular
fin untuk kondisi konveksi alami dengan memvariasikan bilangan Reynold pada kondisi
laminer dan turbulen. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa jarak fin yang paling optimal
antara S/d =0,28 sampai 0,31 atau 7 mm sampai 7,7 mm.
[ CITATION Sat201 \l 1057 ] melakukan eksperimen dan simulasi pada vertical
rectangular fin array pada kondisi konveksi alami. Untuk meningkatkan kinerja termal
perpindahan panas konveksi alami ditambahkan celah (slit) pada vertical heat sink. Dengan
adanya penambahan celah pada vertical heat sink meningkatkan kinerja (thermal
performance) pada vertical heat sink.
[ CITATION Wad111 \l 1057 ] melakukan penelitian dengan membandingkan rectangular
fin tanpa lubang dan rectangular fin berlubang. Dari penelitian ini diketahui bahwa
penambahan lubang pada fin dapat meningkatkan besar perpindahan panas yang terjadi pada
fin.
Salah satu metode untuk meningkatkan laju perpindahan panas pada fin yaitu dengan
mengubah bentuk geometri fin. Dengan mengubah bentuk geometri fin akan berpengaruh
pada nilai koefisien perpindahan panas. Nilai koefisien perpindahan panas akan berpengaruh
pada laju perpindahan panas yang terjadi. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai koefisien
perpindahan panas yaitu dengan menggunakan celah (slit) pada fin.
Fin memiliki bentuk yang beragam, salah satunya adalah annular fin. fin jenis ini
biasanya digunakan pada heat exchanger. Belum ada penelitian yang menjelaskan tentang
pengaruh penambahan celah (slit) pada fin dengan jenis annular. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk meneliti pengaruh penambahan celah pada vertical cylinder dengan annular
fin.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini sebahai berikut :
1. Bagaimana pengaruh celah terhadap nilai koefisien heat transfer pada annular fin?
2. Bagaimana pengaruh celah terhadap distribusi temperatur pada annular fin?
3. Bagaimana pengaruh celah terhadap efisiensi annular fin?
4. Bagaimana pengaruh celah terhadap efektivitas annular fin?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Silinder memiliki diameter dalam sebesar 25 mm
2. Fin memiliki diameter sebesar 50 mm
3. Jarak antar fin sebesar 7 mm
4. Jumlah celah divariasikan dengan jumlah 2 celah dan 4 celah
5. Jarak celah divariasikan sebesar 5 mm sampai dengan 20 mm dengan kelipatan 5
6. Perpindahan panas terjadi pada kondisi steady state
7. Fluida bergerak pada kondisi laminer
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan celah
terhadap laju perpindahan panas yang terjadi pada vertical cylinder dengan annular fin.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai referensi dalam merancang annular fin pada vertical cylinder untuk kebutuhan
industri.

Anda mungkin juga menyukai