Untuk mencegah terjadinya over heating diperlukan suatu metode pendinginan. Ada dua metode pendinginan yaitu metode pendinginan dengan konveksi alami (natural convection) dan konveksi paksa (forced convection). Metode pendinginan dengan konveksi alami lebih mudah dioperasikan karena tidak memerlukan komponen tambahan. Dengan tidak adanya komponen tambahan seperti kipas dan lain-lain membuat metode ini tidak memerlukan perawatan ekstra dan lebih murah. Jika dibandingkan, metode pendinginan dengan konveksi paksa memiliki laju perpindahan panas yang lebih besar dari pada metode pendinginan dengan konveksi alami seperti dijelaskan [ CITATION Bej041 \l 1057 ], [ CITATION Kre111 \l 1057 ] dan [ CITATION Cen031 \l 1057 ]. Salah satu komponen yang menggunakan metode pendinginan dengan konveksi alami adalah fin. Fin adalah komponen yang terbuat dari material dengan konduktivitas termal yang tinggi terdiri dari sirip-sirip yang yang memperluas kontak permukaan. Fin digunakan pada komponen-komponen permesinan maupun elektronik. Fin berfungsi mencegah terjadinya over heating dengan mentransfer panas ke lingkungan. Perpindahan panas secara konduksi terjadi sepanjang sirip dan perpindahan panas secara konveksi alami terjadi dari sirip ke lingkungan. Saat ini banyak peneliti yang berusaha untuk meningkatkan performa fin itu sendiri. Berdasarkan penelitian [CITATION Sag \l 1057 ] yang membandingkan laju perpindahan panas dari tiga bentuk fin yang berbeda untuk diaplikasikan pada engine fins. Adapun tiga bentuk fin yang dijadikan model dalam penelitian ini yaitu fin berbentuk plain (datar), cembung dan cekung. Dengan mengubah bentuk fin besar perpindahan panas yang terjadi dapat naik atau pun turun tergantung dari luas permukaan fin. [ CITATION Sen171 \l 1057 ] melakukan simulasi pada vertical cylinder dengan annular fin untuk kondisi konveksi alami dengan memvariasikan bilangan Reynold pada kondisi laminer dan turbulen. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa jarak fin yang paling optimal antara S/d =0,28 sampai 0,31 atau 7 mm sampai 7,7 mm. [ CITATION Sat201 \l 1057 ] melakukan eksperimen dan simulasi pada vertical rectangular fin array pada kondisi konveksi alami. Untuk meningkatkan kinerja termal perpindahan panas konveksi alami ditambahkan celah (slit) pada vertical heat sink. Dengan adanya penambahan celah pada vertical heat sink meningkatkan kinerja (thermal performance) pada vertical heat sink. [ CITATION Wad111 \l 1057 ] melakukan penelitian dengan membandingkan rectangular fin tanpa lubang dan rectangular fin berlubang. Dari penelitian ini diketahui bahwa penambahan lubang pada fin dapat meningkatkan besar perpindahan panas yang terjadi pada fin. Salah satu metode untuk meningkatkan laju perpindahan panas pada fin yaitu dengan mengubah bentuk geometri fin. Dengan mengubah bentuk geometri fin akan berpengaruh pada nilai koefisien perpindahan panas. Nilai koefisien perpindahan panas akan berpengaruh pada laju perpindahan panas yang terjadi. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai koefisien perpindahan panas yaitu dengan menggunakan celah (slit) pada fin. Fin memiliki bentuk yang beragam, salah satunya adalah annular fin. fin jenis ini biasanya digunakan pada heat exchanger. Belum ada penelitian yang menjelaskan tentang pengaruh penambahan celah (slit) pada fin dengan jenis annular. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh penambahan celah pada vertical cylinder dengan annular fin.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini sebahai berikut : 1. Bagaimana pengaruh celah terhadap nilai koefisien heat transfer pada annular fin? 2. Bagaimana pengaruh celah terhadap distribusi temperatur pada annular fin? 3. Bagaimana pengaruh celah terhadap efisiensi annular fin? 4. Bagaimana pengaruh celah terhadap efektivitas annular fin? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Silinder memiliki diameter dalam sebesar 25 mm 2. Fin memiliki diameter sebesar 50 mm 3. Jarak antar fin sebesar 7 mm 4. Jumlah celah divariasikan dengan jumlah 2 celah dan 4 celah 5. Jarak celah divariasikan sebesar 5 mm sampai dengan 20 mm dengan kelipatan 5 6. Perpindahan panas terjadi pada kondisi steady state 7. Fluida bergerak pada kondisi laminer 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan celah terhadap laju perpindahan panas yang terjadi pada vertical cylinder dengan annular fin. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam merancang annular fin pada vertical cylinder untuk kebutuhan industri.