Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RUTIN

WAWASAN DASAR PENELITIAN

Tugas ini diajukan untuk menyelesaikan mata kuliah Metodologi Pendidikan yang diampu
oleh :
Drs. Irsan Rangkuti, M.Pd

Disusun Oleh :
Denisa Reyka T.Sinaga (1182111025)
Reza Wahyudi (1182111031)
Steve Ghany (1182111045)
Josse Andres Naibaho (1182111046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
ISI RINGKASAN

A. ILMU, PENGETAHUAN DAN PENELITIAN ILMIAH


1. Ilmu dan Proses Berpikir

Ilmu adalah pengetahuan melalui pengamatan/percobaan menurut kaidah tertentu


sehingga bersifat umum dan luas cakupannya.
Menurut Kelly (1930), proses berpikir menuruti langkah-langkah berikut:
Rasa sulit – didefinisikan - mencari solusi sementara - menambah keterangan
terhadap solusi tadi untuk percaya bahwa solusi tersebut adalah benar - verifikasi
eksperimental (percobaan) - meneliti penemuan-penemuan eksperimental menuju
pemecahan secara menatal untuk diterima atau ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa
sulit - Memberikan visi atau gambaran mental tentang situasi yang akan datang untuk
dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.

2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah pemahaman berupa gagasan/konsep/kepercayaan bersumber dari
realita yang terjadi lalu diuji kembali dengan melibatkan studi, riset, atau praktik, dan
kemahiran ketrampilan untuk menggambarkan berbagai hal dan mengidentifikasi
mengapa suatu peristiwa terjadi.

Pengetahuan bermanfaat dalam mengkonseptualisasikan atau menggambarkan


suatu, realitas, memandu praktik dan memprediksi masa depan (dengan
pengetahuan tentang keadaan masa lalu yang memiliki kecenderungan yang sama dengan
gejala yang terjadi masa sekarang).

3. Penelitian Ilmiah
Penelitian adalah pencarian fakta secara objektif menurut hukum yang berlaku
sehingga menjadi terarah dan terkendali. Metode Penelitian adalah cara/aturan sistematik
yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Ada 2 jenis penelitian, yaitu :
1. Penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang sistematis, kritis dan empiris karena
didasarkan oleh teori-teori/hipotesis yang berhubungan dengan hal yang sedang
diteliti. Menurut Sugiyono (1999) , ciri-ciri penelitian ilmiah adalah rasional (masuk
akal), empiris (cara-cara yang digunakan dapat melibatkan panca indra), dan
sistematis (langkah/cara yang logis).
2. Penelitian non ilmiah tidak mempunyai kelengkapan unsur-unsur yang terdapat di
penelitian ilmiah yang ada di atas. Yang tidak penelitian ilmiah umumnya tidak
memakai penalaran dan logika akal, namun memakai prinsip kebetulan, coba-coba
dan spekulasi.

Ilmu ilmiah terbagi menjadi dua kelompok yaitu ilmu empiris dan ilmu non empiris.
Ilmu empiris untuk mengeksplorasi, mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi kejadian di
bumi. Ilmu empiris terbagi menjadi dua yakni yang pertama alam dan yang kedua sosial.

4. Kebenaran
Pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut koheren dan konsisten dengan
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Koresponden adalah dasar lain mempercayai
kebenaran menurut Bertrand Russel. Pernyataan dikatakan benar, jika materi pengetahuan
yang terdapat dalam pernyataan tersebut memiliki korespondensi pada objek yang dituju.
Kebenaran yang didapat dalam proses berpikir secara ilmiah memiliki sifat koheren
dan koresponden. Kebenaran lain di percaya dengan adanya sifat pragmatis.
Pernyataan atau kesimpulan dikatakan benar jika pernyataan tersebut memiliki sifat
pragmatis dalam kehidupan sehari-hari. Kebenaran yang didapat melalui metode non ilmiah
yaitu:

 Penemuan kebenaran secara kebetulan


 Penemuan kebenaran secara intuitif. Tidak memakai langkah yang sistematik.
 Penemuan kebenaran melalui trial dan error. Butuh waktu yang lama dan biaya besar
 Penemuan kebenaran karena wibawa.ada saatnya kebenaran tersebut habis diuji
hasilnya salah.
A. Wawasan dan Kemampuan Dasar Peneliti
Wawasan dan kemampuan dasar peneliti dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Akal sehat
 Sumber, pengalaman sehari-hari yang sederhana.
 Jumlahnya, tidak terkira namun selalu bertambah.
 Dasarnya, biologik dan psikologik.
 Cara mendapatkannya, pengulangan dan ingatan.
 Karakteristik,berguna untuk titik tolak upaya penelitian
 Dalam filsafat, akal sama dengan kepercayaan.
 Akal memiliki arti yg sempit dan luas.
 Akal dari arti sempit menyatakan suatu pemikiran rasional.
2. Pengalaman
Pengalaman perlu dilihat konteknya dan dengan banyaknya kontek akan
menimbulkan terjadinya banyak pengalaman.
Sejumlah pengalaman sesuai dengan konteknya:
1. Pengalaman adalah hubungan atau interaksi
2. Pengalaman yaitu hasil sesuatu yang dikumpulkan
3. Pengalaman ialah kualitas
4. pengalaman adalah kesadaran jadi bukan apa yang dirasakan saja namun juga
aktivitas mental manusia.
Pengalaman adalah perwujudan nyata. Pengalaman di sini sebagai objektif yang datang
dari luar/eksternal dan bukan proses mental. Jadi pengalaman diperoleh sebagai sesuatu yang
telah ada sebelum seseorang berbuat sesuatu. Di sini cendrung untuk menitik beratkan kepada
realitas yang objektif sebagai sumber pengalaman dan bukan sesuatu yang ada pada diri kita
sendiri.
 Pengalaman Sebagai Sebuah Interaksi
Pengalaman bukanlah sesuatu yang sangat subjektif dan objektif, melainkan sesuatu
hubungan timbal balik antara manusia ( organisme hidup) dengan lingkungan
sekitarnya. (lingkungan alam, sosial, dan lingkungan buatan. Dalam hal ini
pengalaman merupakan sesuatu yang integral dalam pikiran itu sendiri.
 Peranan Akal dan Pengalaman dalam Pengetahuan Manusia. (Sumber Awal
Berkembangnya Ilmu)
Dua Sumber penting timbulnya kemampuan berpikir manusia:
 Daya Kognitif yang memberikan daya pikir /daya rasio yang bermuara pada
timbulnya aliran Rasionalisme (Spinoza, Descartes, Leibniz).
 Daya observasi/pengamatan manusia yang menimbulkan aliran Empirisme (John
Lock, Compte)
Umumnya kaum rasionalist percaya bahwa pengalaman juga merupakan factor
penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Memulai sesuatu dengan keraguan-raguan
dalam pikiran kita hanya dirasakan hal keraguan itu dalam diri manusia semata, namun daya
pikir adalah sebagai pemicu yang mampu menggerakkan daya intelektual manusia. Kaum
empirisme juga tak menolak pada kenyataan bahwa bahwa pikiran dapat mendukung
pengalaman/ pengamatan.
C. Berbagai Bentuk Kepercayaan (Faith)
 Definisi: kepercayaan adalah paham yang dianut sebagai keyakinan yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan.
 Kepercayaan yang bersifat Common sense adalah kepercayaan yang dianut
berdasarkan pemahaman elementer terhadap suatu hal.
 Kepercayaan hasil didikan adalah kepercayaan yang diperoleh dari pengalaman yang
diperkuat melalui proses pendidikan dan pelatihan.

 Kepercayaan individual ialah kepercayaan yang dibuat dan ditimbulkan oleh hasil
pemikiran individual (the individual intellectual make-up). Umumnya ini menjadi
dasar berpikir, bersikap dan bertindak, sehingga dengan teguh dianut sebagai
kepercayaan yang konservatif.
 Kepercayaan dalam arti luas sebagai keyakinan lebih mendalam, lebih teguh dan kuat
sehingga biasa dikenal sebagai iman(keimanan).

C. ALIRAN-ALIRAN YANG MEMBICARAKAN TENTANG KEBENARAN


1. Aliran Rasionalisme (Idealisme)
Rasionalisme dapat juga disebut sebagai aliran apriori di mana pengetahuan dan
kebenaran prinsip-prinsipnya dapat diperoleh melalui pikiran semata tanpa observasi/
pengamatan. Aliran rasionalisme menentang pengetahuan empirik sebagai ilmu pengetahuan.
Fondasi yang dimaksudkan adalah azas-azas apriori yang universal yang dikenal sebagai
intuisi. Dengan intuisi ini (azas yang terbukti dengan sendirinya), maka kebenaran lainnya
dapat dicari, ditemukan dan ditentukan dengan metode yang tak pernah salah ialah
kemampuan matematika manusia. Jadi ilmu pengetahuan yang sebenarnya sebagai ilmu akan
diperoleh baik melalui intuisi atau oleh penentuan hasil pemikiran.
Bagi kaum rasionalist (Spinoza, Descartes, Leibniz) pengalaman dan pengamatan
memang berguna , tetapi berfungsi hanya sebagai pemicu-stimulus —perangsang atau isyarat
atau landasan yang memperkuat intuisi dan pikiran manusia .
Kaum rasionalis mengangap axioma atau “prinsip pertama” bukan sesuatu yang
hipotetis tetapi sebagai suatu kebenaran yang lebih meyakinkan dan mendasar dari pada hal-
hal lainnya. Dalam hal ini kesemuanya menuju dan mencapai hal yang penting dari pemikiran
ialah kesimpulan. Kaum rasionalis menempatkan intuisi dan pemikiran pada kedudukan yang
lebih penting dari pada deduksi.

Pandangan Descartes Selaku Penganut Rasionalisme


“COGITO ERGO SUM” = Aku berpikir karena itu aku ada.
Kekuatan mental /daya kognitif manusia yang menentukan diperolehnya kebenaran,
intuisi dan deduksi sebagai dasar proses ilmu pengetahuan.
Dasar pikir: akal mempunyai kekuatan (daya kognitif) untuk mengetahui berbagai
kebenaran yang pasti tentang alam semesta yang di luar jangkauan kemampuan pengamatan-
observasi manusia.
Asumsi dasarnya adalah segala sesuatu mempunyai sebab dan bagaimanakah sebab
dapat dilihat dari pengalaman semata? Dengan pengalaman manusia tak akan mungkin
mencari dan menemukan sebab sehingga karenanya sukar untuk menemukan kebenaran. Dan
tak mungkin mencari kebenaran sebab dan akibat semata-mata hanya dari pengalaman.
Fungsi Pengalaman semata-mata untuk menggambarkan sesuatu, tetapi tak akan pernah
mampu untuk membuktikannya.

2. Aliran Empirisme (Realisme, Positivisme, Materialisme)


Dasar Pikir: hanya dengan pengalaman manusia dapat mengetahui bahwa sesuatu hal
mempunyai sebab dan sebab sebagai dasar pembuktian.
Menurut Aliran Empirisme : Pandangan kaum rasionalist selalu menyatakan bahwa
segala sesuatu mempunyai sebab, pemikiran ini dianggap sebagai paham yang apriori, karena
tidak / belum ada pembuktian secara nyata (real).Jadi menurut aliran empirisme, adanya
sebab itu justru harus dibuktikan dulu.
Melalui akal maka manusia akan mengetahui sesuatu sebagai pengetahuan yang
absolut bahwa setiap kejadian mempunyai sebab.Tetapi tidaklah karena sesuatu hal yang
secara apriori dikemukakan pada sifat-sifat semua benda dan hal.
Manusia tak akan pernah menemukan jumlah sebenarnya dari sesuatu hal, tetapi
menurut aliran empirisme ini hanyalah sekedar untuk menunjukkan bahwa manusia tak akan
pernah tahu dengan pasti bahwa azas-azas yang umum dan universal itu adalah benar.
Kebenaran merupakan pernyataan tentang suatu fakta yang dapat diteliti dan hanya
dapat diperoleh melalui pembuktian empiris. Jadi kebenaran tidak dapat diketahui secara
apriori dan akan terbukti dengan sendirinya hanya bersumber dari intuisi atau pemikiran
manusia semata. Pemikiran manusia harus ada pembuktian empirik.
Kaum empirisme menolak untuk menerima kebenaran menurut interpretasi pemikiran
yang dianggapnya hanya merupakan pengulangan belaka dari prinsip-prinsip yang
dianggapnya secara apriori sebagai bersifat pengulangan belaka (tautological).
Kaum empiris mengintrepretasikan secara berbeda makna deduktif. Mereka tidak
menolak sifat deduksi, tetapi menolak anggapan konsep ilmu pengetahuan sebagai sesuatu
yang sama sekali deduktif sifatnya yang hanya berdasarkan azas-azas kebenaran apriori
menganggap sesuatu itu memang benar.

Konsepsi Kaum Empirist tentang Intuisi/Pemikiran/ Rasio :

 Mereka mengakui bahwa dalam hal-hal tertentu kebenaran dapat dicapai melalui intuisi.
Namun makna intuisi dalam hal ini berbeda dari pandangan kaum rasionalist.
 Memang kaum empiris dan rasionalis sama-sama mengakui bahwa dengan intuisi dapat
diperoleh kebenaran secara langsung dan pasti.
 Bagi kaum empiris, intuisi hanya menyatakan kebenaran dalam arti yang paling sederhana
dari pengalaman akal semata. Bagi kaum rasionalis intuisi bersifat apriori membawa
kebenaran.
 Instuisi menurut paham empirisme adalah yang dapat direkam melalui panca indra yaitu
yang dapat dirasakan, dilihat, diraba, didengar dan dirasakan. Sementara menurut kaum
rasionalist intuisi adalah hal yang mempunyai sebab tertentu dan jumlah setiap hal yang
konstan.
3. Pandangan Kaum Rasionalis Dan Kaum Empiris Tentang Akal Dan Engalaman
Dalam Kehidupan
Pandangan rasionalist memberikan pemahaman bahwa rasionalisme adalah sumber
pengetahuan manusia berbentuk rasio. Rasio di sini dapat diartikan berarti berpikir,maka
dengan berfikir terbentuklah pengetahuan.semakin banyak manusia berpikir maka semakin
banyakpula pengetahuan yang ia dapatakan.sedangkan empiris memberikan pemahaman
bahwa empiris lebih dekat dengan pengalaman sebagai sumber utama untuk memperoleh
pengetahuan.Pengalaman yang di maksud dapat berupa pengalaman lahiriah dan pengamalan
batiniah.

4. Pandangan Empirisme Ekstreem(Empirisme Klasik)


Empirisme klasik dalam arti sempit mempunyai makna sebagai sensasi ,sensasi
berhubungan dengan kekuatan batin.Dalam empirisme ,aliran sensasi dapat di rasakan dengan
melalui ppengalaman seseorang yang muncul akibat adanya rangsangan atas suatu
objek.,rangsangan yang di maksud dapat contohnya rangsangan indrawi.

5. Menemukan Sintesa Antara Kaum Empirik Dan Kaum Nasionalisme


Keberhasilan perkembangan ilmu pengetahuan modern dipengaruhi oleh penggunaan
matematika dan dilakukannya pengetesan atau uji coba terhadap teori. Pengalaman
mempunyai pengaruh besar terhadap uji coba teori. Menjadi panduan yang harmonisdan
saling menunjang antara satu dengan yang lainnya merupakan sintesa dari kaum nasionalis
dan empirik.

6. Logika Sebuah Filsafat


Aliran rasionalisme memberikan makna bahwa logika adalah memahami diri saya
sendiri untuk hberfikir maka harus di terima bahwa pemikiran merupakan hakikat saya dan
dasar pemikiran yaitu kebenaran pasti atau kebenaran fakta.
Aliran empirisme memberikan makna bahwa logika adalah pengamalan yangyang
berisi kesan dan gagasan.kesan adalah persepsi yang masuk melalui akal budi secara
langsung,yang sangat kuat,sedangkan gagasan diartikan sebagai cerminan dari kesan.

D. PERSYARATAN DAN ETIKA PENELITIAN


1. Persyaratan dalam penelitian
Penelitian yang baik mempunyai ciri ciri:masalah harus di defenisikan dan di
rumuskan secara jelas,mengikuti prosedur penelitian ,melaporkan penelitian secara
jujur,optimis dan sesuai dengan data data yang bersangkutan ,mempunyai semangat yang
tinggi ,tersedia nya sarana dan prasarana yang mendukung untuk kelancaran penelitian.
2. Etika dalam meneliti
Seorang peneliti dalam melakukan penelitian memiliki kesadaran yang tinggi
terhadap:status dan peran kita dalam menjadi seorang ilmuwan di lingkungan baik di
lingkungan sekitar mau pun sesama peneliti,hasil dan produk laporan penelitian harus
sesuai dengan data penellitian tanpa adanya unsur rekayasa,adanya norma ilmiah yang
harus di hormati.
Adapun pelanggaran ilmiah saat melakukan penelitian adalah mencuri ide orang lain,
merekayasa data, membuat data sendiri dan mengklaim penelitian orang lain.
Hal yang harus di perhatikan saat berlangsungnya penelitian adalah tidak melakukan
kegiatan yang dapat mengganggu proses penelitian dan tidak memberikan informasi yang
salah sehingga merugikan orang lain, gangguan sosial, fisik dan hukum.

KATA-KATA YANG BELUM DIPAHAMI


1. Verifikasi Eksperimental
2. Intersubjectivitas
3. Empiris
4. Korelasi
5. Deduksi
6. Kausal
7. Resiprokal
8. Koheren
9. Koresponden
10. Pragmatis

PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Ilmu adalah pengetahuan yang bersumber dari realita yang terjadi dan sudah diteliti
tentang kebenarannya supaya bisa memecahkan suatu masalah, lalu bagaimana cara ilmu
bisa beradaptasi/relevan dengan realita yang terjadi sementara realita yang terjadi bisa
berubah sesuai dengan perkembangan zaman?
2. Apa yang terjadi jika seiring waktu, ilmu tidak dapat menjawab suatu masalah yang terjadi
namun sudah diteliti sebelumnya?
3. Apa yang dimaksud dengan konsepsi aliran rasionalisme klasik tentang Pengetahuan
sebagai intuisi yang bersifat deduktif?

Anda mungkin juga menyukai