Anda di halaman 1dari 32

1

i
(Pengantar Ketua Tim Program Pembekalan
Mahasiswa Prodi PAI FTK-UNIKS)

Jauh sebelum Islam menyebar di Sumatera, surau telah mempunyai peranan


penting sebagai dar (gedung) parlemen dalam tatanan adat masyarakat Melayu
maupun Minangkabau. Surau telah menjadi tempat bertemu rapat untuk mufakat
serta persidangan berbagai perkara, sebelum difungsikan sebagai institusi
pendidikan keagamaan.1
Ketika Islam masuk ke Nusantara, pun surau akhirnya mengalami
penambahan fungsi tersebut. Pada perkembangan selanjutnya, surau menjadi
mutlak sebagai institusi pendidikan tradisional bersifat nonformal bagi perluasan
dakwah Islam; terkhusus untuk anak laki-laki yang sudah baligh karena kelak akan
“keluar” dari rumah sebagaimana umumnya pandangan adat wilayah yang
menganut paham matrilineal.2
Dalam berbagai literatur, istilah surau juga memiliki kesamaan makna dengan
tajug (di tanah Sunda), bale (di Banten) dan mushalla. Umumnya bangunan ini
didirikan oleh tokoh agama atau suku tertentu untuk beribadah sekaligus
pengajian.3 Munculnya keragamaan istilah ini berkaitan dengan fungsi, ukuran dan
kepemilikan dari bangunan surau tersebut.4
Namun seiring dengan perkembangan zaman, surau pun ikut tergerus arus
modernisasi meskipun masih “hidup” sebagai pusat ibadah dan pendidikan
keagamaan. Tetapi perannya sudah mulai tergantikan oleh berbagai institusi seperti
Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs),
Madrasah Aliyah (MA), Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) dan
masih banyak lembaga-lembaga sejenis yang tumbuh subur dalam beberapa tahun
terakhir.
Meskipun demikian, surau tetap tidak bisa diabaikan apalagi ditinggalkan
hanya karena lembaga serupa bermunculan seperti jamur di musim hujan. Surau
punya keistimewaan sendiri sebagai institusi pendidikan keagamaan tradisional
yang menawarkan miniatur sekaligus kehidupan nyata yang bersinggungan
langsung dengan situasi sosial masyarakatnya. Anak-anak belajar fikih shalat,
langsung mempraktikkan di rumah ibadah. Anak-anak belajar mengumandangkan

1 Samsul Nizam, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 280
2 Ibid.
3 Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Departemen Agama), Tipologi Masjid,

(Jakarta: Departemen Agama, 2008), hal. 8.


4 Ibid., hal. 1.

ii
adzan, mereka langsung dapat mempraktikkannya dalam ritual yang riil bukan
semata-mata simulasi ibadah saja. Terlebih mereka belajar adab bermasyarakat,
langsung dapat mempraktikkan adab-adab tersebut kepada jamaah karena jamaah
yang hadir shalat di surau adalah masyarakat itu sendiri.
Sejalan dengan itulah maka surau tidak boleh diabaikan apalagi dibiarkan
mati, dan sekedar menjadi tempat ibadah semata. Surau harus diberdayakan sebaik-
baiknya. Di Rantau Kuantan sendiri, bertebaran berbagai macam surau dengan
tipologinya yang beragam namun tidak seluruhnya produktif atau diberdayakan
dengan baik. Untuk itu, sebagai alumni Program Studi Pendidikan Agama Islam
yang sedang bergerak di pendidikan keagamaan berbasis surau, gencar bersama
HIMAPRO PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Kuantan
Singingi untuk menyosialisasikan tentang pentingnya peran surau dalam kemajuan
pendidikan agama Islam di daerah.
Langkah awal kami, sempat mengadakan kegiatan yang dinamai SAFARI
SHUBUH dengan tujuan untuk menghidupkan kembali semangat masyarakat agar
memberdayakan masjid ataupun surau sekaligus menyemarakkan dakwah
Islamiyah di bumi Kabupaten Kuantan Singingi. Namun tentu harus ada langkah
konkret dengan terjun langsung ke lapangan agar keinginan dan cita-cita tersebut
dapat terwujud.
Dan akhirnya datanglah momen KUKERTA (Kuliah Kerja Nyata) tahun 2020
bagi mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam
Kuantan Singingi. Kembali bersama HIMAPRO PAI FTK-UNIKS, alumni pun
bergerak cepat dengan menyusun Panduan Kegiatan Surau: Menjadikan Surau
sebagai Center of Society, Pusat Ibadah dan Pendidikan Keagamaan yang dapat
digunakan oleh mahasiswa saat mengikuti KUKERTA apabila ingin
menyelenggarakan pendidikan keagamaan berbasis surau.
Bagaimana pun juga, masih banyak kendala dan kekurangan yang kami
rasakan selama penyusunan panduan kegiatan ini. Sehingga tak tertutup pintu
saran bagi siapa saja yang ingin melengkapi kekurangan-kekurangan tersebut.
Akhirul Kalam, semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua dan panduan ini
dapat berguna bagi mahasiswa KUKERTA secara khusus serta masyarakat luas
secara umum.

Teluk Kuantan, Senin 13 Juli 2020

Fernanda Effendi, S.Pd

iii
Ketua HIMAPRO PAI FTK-UNIKS)

Rantau Kuantan termasuk negeri yang “kaya” akan surau sebagai pusat ibadah
dan pendidikan keagamaan tradisional, apalagi sebelum adanya institusi
pendidikan non formal seperti MDTA maupun institusi lain yang sejenis. Surau
adalah ujung tombak lahirnya pada pokiah, imam, qari dan qari’ah, serta katik-katik
karena saking begitu vitalnya peran surau sebagai lembaga pendidikan keagamaan.
Namun seiring berjalannya waktu, surau mengalami penurunan aktivitas dan
perhatian seiring dengan tumbuh suburnya berbagai lembaga pendidikan agama
Islam. Sehingga kegiatan di surau tak lagi seperti dulu; sepi dan hanya diisi kegiatan
yang tidak terstruktur dengan baik.
Berkenaan dengan itu, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Agama Islam, FTK-UNIKS berinisiatif untuk mambangkik batang tarondam; bahwa
surau harus diberdayakan kembali karena apabila kegiatan surau kelola dengan
tertib dan terencana, hasilnya tak kalah bagus dengan lembaga-lembaga formal
apalagi informal lainnya.
Berawal dari program Safari Shubuh sebagai gerakan yang menyosialisasikan
pentingnya peran masjid serta surau dalam dakwah Islamiyah, maka gerakan itu
ditindaklanjutilah pada tahap selanjutnya dengan menyusun panduan kegiatan
surau ini.
Bertepatan dengan itu pula, kami selaku mahasiswa semester VI pada tahun
akademik 2019/2020 akan bersiap-siap terjun Kukerta Mandiri. Maka panduan ini
pun semakin penting untuk digesa dan diselesaikan agar ketika turun ke lapangan
kelak, salah satu program yang dapat kami buat adalah kegiatan surau sebagaimana
yang tercantum di dalam panduan ini.
Tentu masih terdapat kekurangan dari segi materi, mengingat panduan ini
harus disusun seringkas mungkin agar mudah dipahami. Sehingga tidak tertutup
pintu saran bagi kami agar untuk ke depannya dapat meningkatkan kualitas
panduan serupa selanjutnya.
Teluk Kuantan, Selasa 14 Juli 2020

Desta Harianto
Ketua HIMAPRO PAI FTK-UNIKS

iv
Pengantar Ketua Tim Program Pembekalan Mahasiswa Prodi PAI FTK-UNIKS:
Menalar Peran Surau dalam Pendidikan Islam ..................................................................... ii
Pengantar Ketua HIMAPRO PAI FTK-UNIKS .................................................................iv
Daftar Isi ..................................................................................................................................... v

I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 6
A. Basis Pendidikan Surau ................................................................................................. 6
B. Pendekatan (Approach) dalam Kegiatan Surau .......................................................... 7
II KEGIATAN IBADAH DAN DAKWAH ISLAMIYAH DI SURAU ........................ 9
A. Kegiatan Ibadah ............................................................................................................. 9
B. Kegiatan Dakwah Islamiyah ........................................................................................ 9
III KEGIATAN PENDIDIKAN SURAU........................................................................... 11
A. Tempat Kegiatan Pendidikan ..................................................................................... 11
B. Waktu Kegiatan Pendidikan ...................................................................................... 11
C. Pembiayaan atau Sumbangan Pembangunan Pendidikan (SPP) ......................... 11
D. Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan ............................................................... 12
IV STRUKTUR KURIKULUM ........................................................................................... 14
A. Materi Pendidikan Dasar ............................................................................................ 14
B. Program Unggulan ...................................................................................................... 14
C. Sistem Evaluasi ............................................................................................................. 15
V KUALIFIKASI TENAGA PENGAJAR ........................................................................ 17
A. Kualifikasi Tenaga Pengajar Program Pendidikan Dasar ...................................... 17
B. Kualifikasi Tenaga Pengajar Program Unggulan .................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19


LAMPIRAN.............................................................................................................................. 20

v
I. PENDAHULUAN

A. BASIS PENDIDIKAN SURAU


Basis pendidikan surau adalah swadaya, yakni dari masyarakat oleh
masyarakat untuk masyarakat. Surau secara mandiri akan memenuhi
kebutuhannya sendiri dari tangan-tangan dermawan di sekitarnya. Surau
bukanlah institusi milik pemerintah dan tidak dikepalai secara otomatis oleh
penghulu negeri. Ia berdikari; berdiri di bawah kaki sendiri. Namun dalam
menyinergikan fungsi serta realisasi perannya, surau tidak bisa berdiri sendiri
atau dalam konteks ini bersikap egois. Perlu integrasi dan inklusifitas pada
berbagai elemen untuk mengelola surau. Istilah serupa dikenal dengan sebutan
“Tiga Tungku Sejarangan”; yaitu Ninik Mamak, Alim Ulama, dan Cadiak Pandai
sebagai pihak yang dapat menyinergikan fungsi serta realisasi peran surau.
Terkait dengan surau sebagai institusi pendidikan tradisional, Ninik Mamak
dapat difungsikan sebagai perwakilan aspirasi masyarakat dan fungsi kontrol
agar pendidikan surau benar-benar meresap dalam keseharian anak kemenakan.
Alim Ulama tentu difungsikan penggerak surau terkait dengan kompetensi
profesionalnya menguasai seluk-beluk keagamaan. Dan Cadiak Pandai adalah
pihak yang difungsikan sebagai sisi yang dapat memberikan masukan untuk
meningkatkan produktivitas penyelenggaraan pendidikan surau.
Selain itu, di dalam dunia pertanian dikenal pula istilah Triple Agri yaitu tiga
elemen penopang keberhasilan agraria suatu negara. Tiga elemen yang dimaksud
adalah Petani sebagai eksekutor dari regulasi dan pemain di lapangan dalam
produksi pertanian; Masyarakat sebagai konsumen dan sumber aspirasi petani
dalam memutuskan jenis tanaman yang akan ditanam; dan Pemerintah sebagai
regulator dan supervisor yang menjalankan fungsi membuat peraturan serta
pengawasan agar produksi petani meningkat dan kebutuhan masyarakat
terpenuhi.
Mengambil pola-pola integrasi elemen di atas, maka dalam rangka
pengembangan surau sebagai center of society, pusat ibadah dan dakwah
Islamiyah, penulis menyusun suatu konsep yang bernama Triple Edu yaitu suatu
konsep di mana penyelenggaraan pendidikan keagamaan di surau ditopang oleh
tiga pilar, yakni:
1. Guru sebagai eksekutor, yaitu pihak yang menjalankan regulasi atau ketentuan
pelaksanaan proses belajar mengajar di suatu surau.
2. Orang tua atau masyarakat sebagai konsumen, yakni pihak yang menikmati
produk pendidikan sekaligus sumber aspirasi dengan aktif menyuarakan
kebutuhannya terhadap pendidikan surau sehingga guru sebagai pelaksana
dapat merancang program pendidikan yang jelas tujuan dan capaiannya.

6
3. Pemerintah sebagai regulator, yakni pihak yang membuat peraturan-peraturan
terkait pelaksanaan pendidikan surau. Selain itu, fungsi pemerintah adalah
sebagai supervisor atau pengawas agar suatu penyelenggaraan pendidikan
betul-betul terjaga kualitas dan mutunya. Dalam pendidikan surau, peran
pemerintah sebagai regulator ini diperankan oleh pengurus surau bersama
tokoh setempat.

Maka dengan demikian, untuk merancang suatu program atau kegiatan


surau harus dengan menjawab beberapa pertanyaaan dan mengacu pada
kerangka konseptual berikut:

1. Apakah surau memiliki sumber daya guru?


2. Jika ada, apakah kapasitas mereka mampu untuk menyelenggarakan
pendidikan surau sesuai dengan tujuan yang diharapkan? Jika tidak, apakah
ada cukup waktu dan biaya untuk mengadakan pelatihan dalam rangka
meningkatkan kapasitas kompetensi pedagogik dan profesional-nya?
3. Jika surau tidak memiliki sumber daya guru, apakah kita dapat mengadakan
rekrutmen? Jika iya, apakah rekrutmen boleh mengambil sumber daya dari
luar desa?
4. Apa aspirasi orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan surau yang akan
diselenggarakan?
5. Apakah aspirasi itu secara konkret dapat diwujudkan? Apakah sumber
dayanya cukup memadai?
6. Apakah pengurus surau dapat membantu untuk menyusun regulasi dan
bersedia bertindak sebagai pelindung?

Dari jawaban yang didapat setelah menghadapi pertanyaan di atas, kita


sebagai inisiator program dapat merencanakan langkah-langkah krusial
selanjutnya untuk menyelenggarakan pendidikan keagamaan di surau-surau
yang menjadi basis kegiatan tersebut.

B. PENDEKATAN (APPROACH) DALAM KEGIATAN SURAU


Menanamkan nilai-nilai dan praktik ajaran Islam kepada anak di surau,
haruslah dilakukan sedini mungkin semenjak mereka mampu untuk menerima
pengetahuan dengan panca inderanya. Pendidikan agama bagi anak di usia dini
amatlah penting karena mereka mengikuti pola ideas concept on authority
(kecenderungan autoritarius), yaitu dipengaruhi oleh faktor dari luar tubuh
karena mereka mempelajari apapun yang mereka lihat dari orang tua maupun
orang dewasa lain di sekitarnya.5
Jika sedari dini anak-anak mendapatkan internalisasi nilai-nilai positif yang
mendukung tumbuhnya jiwa keberagamaan dan kesadaran berIslam yang baik,

5 Jalaluddin, Psikologi Agama, Cetakan Ketujuh, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 70.

7
maka anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi muslim yang taat dan bertaqwa
kepada Allah ‘azza wa jalla. Pola ideas concept on authority ini sangat vital karena
anak-anak kita memilik sifat-sifat unggul berikut dalam menyerap pengetahuan
agamanya6, yaitu:
1. Verbalis dan Ritualis, yaitu cenderung tumbuh dalam kehidupan keagamaan
yang diberikan dalam konsep verbal (ucapan) seperti menghafal kalimat-
kalimat thayyibah, dan amaliah bersifat ritual yang mereka dapatkan dari
pengalaman sehingga menjadi kebiasaan.
2. Imitative, yaitu memperoleh tindakan keagamaan dari meniru orang-orang
terdekat di sekitarnya; berdo‟a dan shalat sebagai hasil dari perbuatan
lingkungannya, baik berupa pembiasaan maupun pendidikan intensif.
3. Rasa Heran (Curiosity), yaitu mudahnya memiliki kekaguman terhadap
berbagai hal karena merupakan langkah pertama dalam mengenal sesuatu
yang baru (new experience) sekalipun tidak kritis dan kreatif.

Berangkat dari pentingnya pendidikan agama Islam bagi anak semenjak dini
dan adanya sifat-sifat unggul dalam menyerap pengetahuan, maka surau sebagai
institusi pendidikan keagamaan tradisional telah berperan aktif semenjak lama
dan harus diberdayakan untuk menciptakan sumber daya manusia yang beriman
dan bertaqwa serta terampil dan mandiri dalam pengamalan ajaran-ajaran agama
Islam.
Pendekatan kepada anak harus dilakukan secara personal verbalis dan
ritualis; yakni mengajarkan dengan lisan dan peneladanan secara langsung dan
mengayomi individu secara bersama-sama tanpa ada yang diasingkan atau
pendidikan pilih kasih. Di dalam khazanah Islam, konsep serupa ini dikenal
dengan nama talaqqi, yaitu bertatap mukanya antara guru dengan murid tidak
hanya untuk proses transfer of knowledge tetapi juga pengajaran adab lewat
teladan. Bagaimana siswa diajarkan adab kepada guru sebagai orang tua, adab
kepada teman sebaya sebagai representasi lingkungan sosial kemasyarakatannya,
dan adab terhadap lingkungan yaitu bertingkah laku selayaknya di rumah
ibadah.
Pendekatan semodel ini tentu harus mengacu pada kualifikasi pengajar
yang kompeten, serta dilakukan terus menerus tanpa putus. Dalam hal ini, surau
menyediakan fasilitas tersebut yang harus dapat dimaksimalkan dengan baik.
Maka surau yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan tanpa
menggunakan pendekatan personal verbalis dan ritualis ini, hanyalah surau
„pepesan kosong‟; yang maksudnya sekedar menyampaikan saja tapi tidak ada
tanggung jawab moral terhadap pendidikan keagamaan Islam itu sendiri.

6 Ibid., hal. 70 – 74.

8
II. KEGIATAN IBADAH DAN DAKWAH ISLAMIYAH DI SURAU

A. KEGIATAN IBADAH
Pelaksanaan kegiatan ibadah di suatu surau, didasari pada beberapa
pertimbangan berikut:
1. Berdasarkan Tipologi Surau
Tipologi surau terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Surau sebagai pusat ibadah semata.
b. Surau sebagai pusat pendidikan keagamaan semata.
c. Surau sebagai pusat ibadah sekaligus tempat pendidikan keagamaan.
Ditambah bahwa surau juga kadangkala masih digunakan sebagai tempat
mufakat dan pertemuan masyarakat untuk membahas suatu persoalan, maka
pelaksanaan kegiatan ibadah di suatu surau dapat disesuaikan dengan tipologi
di atas. Misalnya, ada surau yang menyelenggarakan shalat ashar berjamaah
karena waktu sorenya dijadikan sebagai tempat pendidikan keagamaan.
2. Berdasarkan Ruang Lingkup Jamaah
Karena daya tampung surau yang tidak terlalu besar karena berkaitan
dengan ukurannya yang juga tidak terlalu besar, maka ruang lingkup jamaah
pada umumnya berada di sekitaran surau tersebut. Satu desa kadang punya
lebih dari tiga surau; ada pula setiap dusun satu surau. Bahkan di beberapa
kota besar satu Rukun Tetangga (RT) dapat mendirikan satu surau.
3. Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Ibadah
Secara tradisional dan perbedaannya dengan rumah ibadah sejenis seperti
masjid, surau hanya menyelenggarakan dua hingga tiga waktu shalat fardhu
berjamaah saja yaitu shalat maghrib dan isya. Namun pada waktu-waktu
tertentu dapat bertambah misalnya saat bulan Ramadhan. Namun pelaksanaan
ibadah ini dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Sudah banyak
surau-surau yang tetap buka lima waktu shalat fardhu, karena adanya
kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas ibadah tersebut.

B. KEGIATAN DAKWAH ISLAMIYAH


Dalam kegiatan dakwah Islamiyah, surau tetap memiliki peranan penting
seperti masjid. Beberapa surau dibangun oleh tokoh agama untuk keperluan
dakwah Islamiyah yang sifatnya personal. Ada pula surau yang dibangun untuk
keperluan dakwah Islamiyah secara umum, bukan penisbatan kepada tokoh-
tokoh agama tertentu. Berdasarkan fenomena tersebut, maka kegiatan dakwah
Islamiyah dapat ditimbang dengan mengacu pada dua hal berikut:
1. Materi Dakwah
Secara umum, surau menjadi basis pendidikan keagamaan yang
materinya meliputi:
a. Baca-tulis Qur‟an, termasuk mempelajari seni dan hafalannya.

9
b. Fikih ibadah seperti praktik shalat, dzikir dan do‟a, serta lain-lain.
c. Fikih lanjutan seperti muamalah dan ibadah.
d. Tasawuf, namun biasanya diperuntukkan bagi kalangan berumur paruh
baya.
2. Skala Waktu
Skala waktu kegiatan dakwah Islamiyah di suatu surau, dibagi dengan
cara sebagai berikut:
a. Kegiatan Mingguan, berupa kajian mingguan di mana dalam sepekan akan
dipilih satu hari khusus untuk pengajian rutin yang materinya
berkesinambungan dengan satu tema khusus, misalnya fikih ibadah. Durasi
kegiatan biasanya antara satu hingga satu setengah jam. Biasanya telah
ditunjuk satu orang mubaligh untuk mengisi kajian mingguan tersebut
sampai dengan bahasan yang disampaikannya habis.
b. Kegiatan Bulanan, berupa kajian khusus yang bahasannya disesuaikan
dengan tema atau isu pada bulan tersebut. Bahasannya pun lebih general
atau umum, tidak spesifik pada cabang tertentu.
c. Kegiatan Tahunan, berupa kajian khusus yang bahasannya disesuaikan
dengan event pada peringatan hari besar Islam. Misalnya, Maulid Nabi ‫ﷺ‬,
Isra’ Mi’raj, Tahun Baru Hijriyyah, atau kenduri menyambut bulan suci
Ramadhan.

10
III. KEGIATAN PENDIDIKAN SURAU

A. TEMPAT KEGIATAN PENDIDIKAN


Kegiatan pendidikan surau berpusat di bangunan surau itu sendiri, dengan
memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia.

B. WAKTU KEGIATAN PENDIDIKAN


Untuk waktu kegiatan pendidikan di surau, dibagi berdasarkan pembagian
berikut:
1. Skala Waktu dalam Sepekan
Kegiatan pendidikan di surau umumnya tidak mengenal hari libur; dari Senin
hingga Ahad dan begitu seterusnya. Namun di masa kini maupun mengikut
kepada tipologinya, kadangkala kegiatan pendidikan di surau berlangsung
selama empat sampai dengan lima hari. Perlu diingat bahwa persoalan ini
tidaklah fundamental bagi perencana kegiatan. Kita dapat memilih berapa hari
dalam sepekan, sesuai dengan keadaan di lapangan.
2. Durasi Kegiatan dalam Satu Pertemuan
Secara tradisional, surau menyelenggarakan kegiatan pendidikan mulai ba‟da
shalat maghrib hingga menjelang shalat isya dengan kisaran waktu 60 – 45
menit. Namun berdasarkan pengalaman tim penyusun selama mengajar
maupun observasi ke berbagai daerah, durasi 45 menit adalah waktu yang
ideal untuk menyelenggarakan pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam merencanakan waktu kegiatan dapat


dituangkan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Pendidikan di Surau

NO. HARI WAKTU DURASI


Sesi pertemuan
18.45 s/d 19.30
1. Senin s/d Ahad 45 menit
*Ba‟da Shalat Maghrib
s/d Menjelang Isya

C. PEMBIAYAAN ATAU SUMBANGAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN (SPP)


Dalam berbagai literatur, banyak disebutkan bahwa kegiatan pendidikan
surau secara tradisional tidak memungut Sumbangan Pembangunan Pendidikan
(SPP) kepada siswanya. Pembiayaan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat
dan pengurus surau. Namun ada kalanya pula di beberapa daerah, surau
memungut sumbangan pembangunan pendidikan untuk menggaji guru karena
proses pengajaran sudah dilaksanakan secara profesional.
Sebagai contoh, berikut tabel spesifikasi pembiayaan kegiatan pendidikan di
surau:

11
Tabel 2.2 Tabel Spesifikasi Pembiayaan Kegiatan Pendidikan Surau
PROGRAM BESARAN SKALA SUMBER
NO.
PENDIDIKAN BIAYA SPP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN
Program Pendidikan
Dasar
1. Gratis-, - -
Contoh:
Qiraat Qur‟an; Bimbingan
Ibadah, dll.
*Donatur tetap
Program Unggulan
*SPP Siswa
2. Rp. 50.000 Bulanan
Contoh:
Tahfizh Qur‟an, dll. *Sumbangan
Masyarakat

*Catatan: Bisa semuanya atau salah satu.

D. TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN


Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan surau, penting bagi pengajar untuk
membagi siswanya dalam beberapa kelompok berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu. Berikut kriteria yang dapat dijadikan acuan untuk membagi kelompok
belajar:
1. Pembagian berdasarkan Jenis Kelamin
Siswa putera dan puteri akan dibimbing secara terpisah oleh tenaga pengajar
yang sesuai dengan mahram aurat-nya. Pembagian ini bertujuan agar dalam
melakukan pendekatan belajar, para pengajar dapat leluasa tanpa harus
terkendala perbedaan jenis kelamin/gender.
2. Pembagian berdasarkan Jumlah Siswa
Agar siswa mendapatkan pengasuhan, bimbingan dan pengajaran yang
proporsional, maka dalam satu kelompok tidak boleh terlalu banyak namun
jika tidak boleh terlalu sedikit untuk menyalakan semangat berkompetisi.
Secara ideal satu halaqah/kelompok belajar terdiri dari 5 – 10 anak dan
dibimbing oleh satu tenaga pengajar.
3. Pembagian Berdasarkan Tingkat Penguasaan Materi
Anak-anak dapat dibagi berdasarkan tingkat penguasaannya terhadap materi.
Misalnya, guru dapat membagi siswa menjadi dua kelompok: (1) Kelompok
tingkat Iqra’; (2) Kelompok tingkat Qur‟an. Pembagian ini bertujuan agar siswa
dapat dibimbing sesuai dengan kemampuannya, berkembang sesuai
kemampuannya dan dapat berkompetisi sesuai dengan tingkatannya.
4. Pembagian berdasarkan Usia
Pembagian berdasarkan usia ini, bertujuan agar anak-anak dapat belajar dan
berkembang sesuai dengan kelompok usianya. Jika dicampuraduk, kadangkala
anak-anak yang secara mental sudah berusia 10 tahun, tetapi malah mengalami

12
penurunan usia mental akibat satu kelompok belajar dengan anak-anak usia 5
tahun. Atau bisa pula menyebabkan anak-anak merasa jenuh karena adanya
perbedaan usia yang kentara dalam kelompok belajarnya. Berikut beberapa
pembagian usia yang dapat digunakan dalam pembagian kelompok belajar:
a. Usia 5 – 6 tahun.
b. Usia 7 – 9 tahun.
c. Usia 10 – 12 tahun.
d. Usia >12 tahun.

13
IV. STRUKTUR KURIKULUM

A. MATERI PENDIDIKAN DASAR


1. PROGRAM BIMBINGAN BACA AL-QUR’AN/TAHSIN
Program ini terdiri dari tiga tingkatan yang harus dituntaskan, yaitu:
a. Tingkat I
Pengenalan, menghafal dan melafalkan huruf-huruf Hijaiyyah sesuai dengan
pengucapan yang benar serta belajar mengenal huruf-huruf bersambung.
b. Tingkat II
Membaca rangkaian huruf-huruf Hijaiyyah dan potongan-potongan ayat di
dalam Al-Qur‟an; terutama surat-surat pendek pada juz 30.
c. Tingkat III
Pengenalan tajwid, fashahah dan kelancaran dalam membaca Al-Qur‟an.

2. BIMBINGAN PRAKTEK IBADAH


a. Praktek Shalat
Bimbingan dimulai dari thaharah (bersuci) hingga pelaksanaan shalat
munfarid (sendirian) maupun shalat berjamaah. Materi bimbingan juga
memuat hafalan do‟a qunut shubuh, do‟a qunut witir, sujud sahwi serta sujud
tilawah/sajjadah.
b. Do’a & Dzikir Sesudah Shalat
Bimbingan mempelajari dan mempraktekkan do‟a beserta dzikir sesudah
shalat yang bersumber dari Al-Qur‟an dan hadits-hadits shahih Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬.
c. Dzikir & Do’a Harian
Bimbingan mempelajari dan mempraktekkan do‟a sehari-hari yang
bersumber dari Al-Qur‟an dan hadits-hadits shahih Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
d. Adab di Masjid/Mushalla*
Bimbingan mempelajari dan mempraktekkan adab di masjid/mushalla
sesuai tuntunan dari hadits-hadits shahih Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
e. Hafalan Surat-Surat Pendek
Bimbingan ini memuat materi hafalan QS. Adh-Dhuha hingga QS. An-Naas;
terintegrasi dengan Program Bimbingan Baca Al-Qur’an/Tahsin.

B. PROGRAM UNGGULAN
1. HIFZHIL QUR’AN
Program ini diperuntukkan bagi siswa dengan konsentrasi minat
menghafal Al-Qur‟an yang memiliki ketentuan sebagai berikut:
a. Hanya disediakan bagi siswa yang telah menuntaskan Program Dasar.

14
b. Satu halaqah/kelompok akan diasuh oleh satu orang pengajar berisi 3 – 5
anak agar mudah mengontrol dan melakukan pengawasan terhadap
perkembangan hafalan anak.
c. Satu halaqah/kelompok diperuntukkan bagi satu sesi belajar.

2. BAHASA ARAB
Bahasa Arab merupakan bahasa agung yang Allah ‘Azza wa Jalla sebutkan
sebagai bahasa di dunia yang dapat menjelaskan kandungan Kalamullah karena
kekayaan makna dan padanan kosakatanya. Hal ini Allah nyatakan dalam
firman-Nya:

ِ‫إِنِاِأِنِِزلِنِاهِِقِرِآنِاِعِِربِيِاِلِعِلِكِمِِتِعِقِلِ ِون‬
“Sesungguhnya Kami berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.” (QS. Yusuf: 2)
Selain mempermudah pemahaman terhadap teks Al-Qur‟an dan hadits
serta memudahkan siswa untuk menghafalkan kedua nash tersebut, bahasa
Arab juga dapat dijadikan sebagai bahasa komunikasi (lingua franca) karena
digunakan sebagai bahasa nasional oleh 22 negara di Timur Tengah dan
bahasa penghubung sesama umat Islam di berbagai lintas negara.

C. SISTEM EVALUASI
1. SKALA WAKTU
Evaluasi dilakukan setiap usai menuntaskan submateri yang telah
ditentukan oleh tenaga pengajar. Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk;
pertama, nontes seperti simulasi dan perlombaan. Kedua, tes berupa
kemampuan praktek. Bentuk tes ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan selama
tidak menghilangkan faktor esensial dari sebuah evaluasi yaitu ingin
mengukur kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Prinsip utama pelaksanaan evaluasi pendidikan surau adalah Tuntas
Dan Bebas Tekanan. Tuntas yaitu siswa harus benar-benar mampu
menuntaskan dan menguasai setiap materi sebelum lanjut ke materi
berikutnya. Siswa yang tidak siap untuk diujikan, tidak akan diberikan ujian.
Sedangkan Bebas Tekanan artinya evaluasi harus bersifat membangun dan
tidak boleh destruktif secara fisik maupun mental. Evaluasi harus
menyenangkan, memotivasi dan siswa berhak mendapatkan bimbingan yang
proporsional.

2. TEKNIS PENGUMPULAN NILAI


Setiap evaluasi memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan oleh tenaga pengajar sebagai passing grade untuk melanjutkan ke
materi selanjutnya. Evaluasi otomatis akan dihentikan apabila anak-anak

15
berada di bawah passing grade karena dianggap belum siap untuk diujikan.
Passing grade tersebut dapat disusun sesuai dengan pertimbangan perencana
kegiatan.

3. LAPORAN EVALUASI
Laporan evaluasi disusun dalam bentuk dokumen kertas satu lembar
yang berisi identitas dan skor anak beserta deskripsi kualitatif. Laporan
diberikan kepada anak dan diketahui oleh orang tua. Format laporan dapat
dilihat pada bagian lampiran.

16
V. KUALIFIKASI TENAGA PENGAJAR

Secara umum, kualifikasi tenaga pengajar untuk pendidikan di surau sama


dengan tuntutan kompetensi guru pada umumnya, yaitu:
1. Kompetensi Pedagogis, bahwa guru benar-benar menguasai cara pengajaran dan
dapat mengomunikasikan materi pembelajaran kepada siswa dengan baik.
2. Kompetensi Profesional, bahwa guru benar-benar menguasai subjek (mata
pelajaran) yang hendak diajarkannya.
3. Kompetensi Kepribadian, bahwa guru benar-benar memiliki sikap yang patut
diteladani sebagaimana akhlaknya Nabi ‫ﷺ‬.
4. Kompetensi Sosial, bahwa guru benar-benar mampu menjaga hubungan sosial
yang antar antar komponen dalam Triple Edu. Terutama juga kepada siswa,
misalnya secara personal mengunjungi siswa ke rumahnya untuk berkenalan
dengan orang tua/wali, melaporkan progres belajar anak di surau, atau
menginvestigasi jika siswa bermasalah di surau. Hal ini kadang perlu dilakukan
untuk menginformasikan kepada orang tua bahwa anak-anaknya mendapatkan
pelayanan yang baik. Itulah kenapa dalam format laporan dibutuhkan bubuhan
tanda tangan orang tua/wali.

Namun secara teknis, untuk kualifikasi tenaga pengajar pendidikan di surau


dapat dilihat pada bagian berikut:

A. KUALIFIKASI TENAGA PENGAJAR PROGRAM PENDIDIKAN DASAR


1. Program Bimbingan Baca Al-Qur’an/Tahsin
a. Berkepribadian baik dan ramah kepada anak.
b. Disiplin, jujur, bertanggung jawab dan mampu bekerja sama dalam tim.
c. Menguasai keterampilan baca Al-Qur‟an yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah tahsin.
d. Berkeinginan untuk terus mengembangkan kemampuan dan penguasaan
keterampilan baca Al-Qur‟an/tahsin.

2. Program Bimbingan Praktek Ibadah


a. Berkepribadian baik dan ramah kepada anak.
b. Disiplin, jujur, bertanggung jawab dan mampu bekerja sama dalam tim.
c. Menguasai pelaksanaan praktik shalat, do‟a dan dzikir sesudah shalat
maupun do‟a dan dzikir harian, adab di masjid dan mushalla, serta hafalan
surat-surat pendek dengan kualitas bacaan sesuai standar tahsin dari QS.
Adh-Dhuha sampai QS. An-Naas.
d. Berkeinginan untuk terus mengembangkan kemampuan dan penguasaan
keterampilan praktik shalat, do‟a dan dzikir sesudah shalat maupun do‟a

17
dan dzikir harian, adab di masjid dan mushalla, serta hafalan surat-surat
pendek.

B. KUALIFIKASI TENAGA PENGAJAR PROGRAM UNGGULAN


1. Program Hifzhil Qur’an
a. Berkepribadian baik dan ramah kepada anak.
b. Disiplin, jujur, bertanggung jawab dan mampu bekerja sama dalam tim.
c. Menguasai kaidah tahsin dan dapat membaca Al-Qur‟an dengan tajwid,
makharijul hurf dan fashahah yang baik.
d. Memiliki hafalan Qur‟an minimal juz 30/juzz ‘amma.
e. Berkeinginan untuk terus mengembangkan jumlah hafalan Qur‟an terutama
juz 29 dan juz 1.

2. Program Bahasa Arab


a. Berkepribadian baik dan ramah kepada anak.
b. Disiplin, jujur, bertanggung jawab dan mampu bekerja sama dalam tim.
c. Menguasai dasar-dasar bahasa Arab tentang Isim, Fi’il dan Hurf serta aktif
dalam percakapan sehari-hari.
d. Berkeinginan untuk mengembangkan diri dalam penguasaan bahasa Arab
hingga penguasaan nahwu dan tashrif.

18
DAFTAR PUSTAKA

Samsul Nizam. 2007. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Departemen Agama).


2008. Tipologi Masjid. Jakarta: Departemen Agama.

Jalaluddin. 2003. Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

19
LAMPIRAN
*Catatan : Penggunaan nama Surau As-Salam dalam lampiran
berikut hanyalah sebagai contoh saja; bukan benar-
benar properti/dokumen milik surau yang
bersangkutan. Penulis tidak pernah bekerja sama
sebelumnya dengan surau tersebut dalam
menyelenggarakan kegiatan apa pun dan tidak terkait
sama sekali dengan struktur kepengurusannya.

20
LAMPIRAN 1: Format Formulir Pendataan Murid/Siswa

GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI


SURAU AS-SALAM
Ditaja Bersama Mahasiswa Kukerta Mandiri UNIKS Ke-II
Desa Koto Kari, Dusun Penghijauan – Soborang Tobek, Teluk Kuantan.

FORMULIR PENDATAAN SISWA


Nama : ....................................................

Tempat/Tgl. Lahir : ....................................................

Usia : ....................................................

Alamat : ....................................................

Nama Orang Tua/Wali : ....................................................

Demikian, data di atas diisi dengan sebenar-benarnya dan akan dipergunakan


untuk keperluan administrasi Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji di Surau As-
Salam, Dusun Penghijauan, Desa Koto Kari.

Teluk Kuantan, Agustus 2020

Orang Tua/Wali

(................................)

21
LAMPIRAN 2: Format Sistem Informasi Pendataan

GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI


SURAU AS-SALAM
Ditaja Bersama Mahasiswa Kukerta Mandiri UNIKS Ke-II
Desa Koto Kari, Dusun Penghijauan – Soborang Tobek, Teluk Kuantan.

PENDATAAN SISWA GERAKAN MAGHRIB MENGAJI

ORANG
NO. NAMA SISWA TEMPAT/TGL. LAHIR USIA ALAMAT
TUA/WALI
Dusun Penghijauan,
1. Muhammad Faizar Bandar Alai, 9/6/2009 11 th Bamukmin
Koto Kari
2. ..........................., ..........................., ..., ..........................., ...........................,
3. ..........................., ..........................., ..., ..........................., ...........................,
4. ..........................., ..........................., ..., ..........................., ...........................,
5. ..........................., ..........................., ..., ..........................., ...........................,
6.
7.
8.
9.
10.

22
LAMPIRAN 3: Format Lembar Kehadiran Siswa

DAFTAR KEHADIRAN SISWA

GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI


SURAU AS–SALAM
DITAJA BERSAMA MAHASISWA KUKERTA MANDIRI UNIKS 2020
Desa Koto Kari, Dusun Soborang Tobek – Teluk Kuantan.

Pengajar : …………………………………..
Kelompok Ajar : ………………………………….. *(nama kelompok ajar)
Periode/Tgl. : ……………....... Agustus 2020

Ket: A = Alpa, I = Izin, S = Sakit, √ = Hadir


Nama Pekan I
Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ahd
1.
2.
3.
4.
5.
Tgl.

Teluk Kuantan, ... Agustus 2020


Pengajar

*tanda tangan

Nama Mahasiswa
(NPM.)

23
LAMPIRAN 4: Berita Acara Kegiatan Maghrib Mengaji

GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI


SURAU AS–SALAM
DUSUN PENGHIJAUAN, DESA KOTO KARI
TAHUN 1442 H/2020 M

BERITA ACARA
Surau As-Salam, Dusun Penghijauan, Desa Koto Kari, bersama Mahasiswa Kukerta Mandiri
Universitas Islam Kuantan Singingi Ke-II telah melaksanakan kegiatan Gerakan Masyarakat
Maghrib Mengaji periode Agustus dari tanggal: .............. s/d .............. .

Tugas-tugas terkait pelaksanaan kegiatan yang dimaksud telah dilaksanakan sesuai peruntukan,
waktu dan tempatnya. Berita acara juga disertai lampiran daftar kehadiran siswa pada lembar
berikutnya. Demikian berita acara ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Teluk Kuantan, ... September 2020

Mengetahui,

Pelaksana Kegiatan Ketua Pengurus


Gerakan Masyarkat Maghrib Mengaji Surau As-Salam, Desa Koto Kari

*NAMA LENGKAP MAHASISWA *NAMA LENGKAP

24
LAMPIRAN 5: Surat Pemberitahuan Jadwal Kegiatan Surau

GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI


SURAU AS–SALAM
DUSUN PENGHIJAUAN, DESA KOTO KARI
TAHUN 1442 H/2020 M

SURAT PEMBERITAHUAN
Kepada Yang Terhormat,
Orang Tua/Wali Peserta
Maghrib Mengaji
Di _
Tempat
Nomor : 01/SPm/SURAU AS-SALAM/2020

Perihal : Jadwal Kegiatan dan Materi Program Maghrib


Mengaji di Surau As-Salam, Dusun Penghijauan,
Desa Koto Kari.

Sehubungan dengan diadakannya kegiatan Maghrib Mengaji bagi anak-anak mulai: ....... (*hari),
tanggal ...... Agustus 2020 di Surau As-Salam, Dusun Penghijauan, Desa Koto Kari, maka dengan ini
Pengurus Surau bersama Mahasiswa Kukerta Mandiri Universitas Islam Kuantan Singingi Ke-II
memberitahukan hal-hal sebagai berikut:
1. Jadwal Kegiatan
NO. HARI WAKTU DURASI
Sesi pertemuan
18.45 s/d 19.30
1. Senin s/d Ahad 45 menit
*Ba’da Shalat Maghrib
s/d Menjelang Isya

2. Materi Maghrib Mengaji


NO. PROGRAM PENDIDIKAN BESARAN BIAYA SPP JADWAL
a. Pengenalan, menghafal dan
melafalkan huruf-huruf
Hijaiyyah sesuai dengan
pengucapan yang benar
serta belajar mengenal
huruf-huruf bersambung.
b. Membaca rangkaian huruf-
huruf Hijaiyyah dan
1. Qira’at Qur’an potongan-potongan ayat di
Senin s/d Kamis
dalam Al-Qur’an; terutama
surat-surat pendek pada juz
30.
c. Pengenalan tajwid,
fashahah dan kelancaran
dalam membaca Al-Qur’an

2. Hafalan Ayat-ayat Pendek Hafalan Juz ‘Amma mulai QS. Jumat s/d Sabtu

25
dan Do’a-do’a Pendek Adh-Dhuha s/d QS. An-Naas
Sehari-hari
Do’a pendek sehari-hari
3. Sejarah Kebudayaan Islam Sirah Nabawiyah Ahad

Demikian jadwal dan materi kegiatan ini diberitahukan untuk dapat dimaklumi.
Teluk Kuantan, ..., Agustus 2020
Mengetahui,
Pelaksana Kegiatan Ketua Pengurus
Gerakan Masyarkat Maghrib Mengaji Surau As-Salam, Desa Koto Kari

*NAMA LENGKAP MAHASISWA *NAMA LENGKAP

26
LAMPIRAN 6: Surat Undangan

PANITIA PELAKSANA
FESTIVAL ANAK SHALEH (FAS)
SURAU AS–SALAM
DUSUN PENGHIJAUAN, DESA KOTO KARI
TELUK KUANTAN
TAHUN 1442 H/2020 M

SURAT UNDANGAN

Kepada Yang Terhormat,


...............................................
Di _
Tempat
Nomor : 01/SU/SURAU AS-SALAM/2020
Perihal : Undangan Menghadiri Acara Malam Pemberian
Hadiah Festival Anak Shaleh (FAS) Surau As-
Salam, Dusun Penghijauan, Desa Koto Kari.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Dalam rangka memeriahkan peringatan Tahun Baru Hijriyah 1442 H, Surau As-Salam
Dusun Penghijauan, Desa Koto Kari, bersama Mahasiswa Kukerta Mandiri Universitas Islam
Kuantan Singingi Ke-II telah usai melaksanakan Festival Anak Shaleh (FAS) untuk anak-anak
se Dusun Penghijauan pada tanggal: ........, September 2020 lalu.
Sebagai penutup rangkaian acara tersebut sekaligus silaturahim bersama warga, maka
diadakanlah Acara Malam Pemberian Hadiah yang akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Ahad/ ... September 2020
Waktu : 20.00 WIB (Ba’da Isya) s/d selsai
Tempat : Surau As-Salam, Dusun Penghijauan, Desa Koto Kari.

Demikian undangan ini kami sampaikan dan besar harapan kami akan kehadiran bapak/ibu pada
acara yang dimaksud. Atas perhatian, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Teluk Kuantan, ... September 2020
Mengetahui,
Ketua Pelaksana Festival Anak Shaleh Ketua Pengurus
Surau As-Salam, Desa Koto Kari Surau As-Salam, Desa Koto Kari

*NAMA LENGKAP MAHASISWA *NAMA LENGKAP

27
LAMPIRAN 7: Surat Permohonan

GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI


SURAU AS–SALAM
DUSUN PENGHIJAUAN, DESA KOTO KARI
TAHUN 1442 H/2020 M

SURAT PERMOHONAN
Kepada Yang Terhormat,
Ustadz Fulan bin Fulan, S.Pd
Di _
Tempat
Nomor : 01/SP/SURAU AS-SALAM/2020
Perihal : Permohonan Menjadi Pengisi Kajian Bulanan di
Surau As-Salam, Dusun Penghijauan, Desa Koto
Kari.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Dalam rangka menyemarakkan gerakan surau sebagai center of society (pusat peradaban
umat) dan pusat ibadah serta dakwah Islamiyah sekaligus bersilaturahmi bersama masyarakat, maka
pengurus Surau As-Salam bersama Mahasiswa Kukerta Mandiri Universitas Islam Kuantan Singingi Ke-
II bermaksud ingin mengadakan acara Kajian Bulanan yang sekiranya dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Ahad/ ... Agustus 2020
Waktu : Ba’da Shalat Maghrib s/d Menjelang Isya
Tempat : Surau As-Salam, Dusun Penghijauan, Desa Koto Kari.

Dengan itu kami bermaksud menyampaikan permohonan kepada Ustadz agar berkenan menjadi
pengisi kajian pada waktu dan tempat sebagaimana yang dimaksud. Demikian permohonan ini kami
sampaikan dan besar harapan kami agar diterima sehingga dapat memberikan maslahat maupun manfaat
yang besar bagi umat. Insya Allah. Atas perhatian dan dukungannya, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Teluk Kuantan, ... Agustus 2020
Mengetahui,
Pelaksana Kegiatan Kajian Bulanan Ketua Pengurus
Surau As-Salam, Desa Koto Kari Surau As-Salam, Desa Koto Kari

*NAMA LENGKAP MAHASISWA *NAMA LENGKAP

28
LAMPIRAN 8: Berita Acara Kegiatan

PANITIA PELAKSANA
FESTIVAL ANAK SHALEH (FAS)
SURAU AS–SALAM
DUSUN PENGHIJAUAN, DESA KOTO KARI
TELUK KUANTAN
TAHUN 1442 H/2020 M

BERITA ACARA

Dalam rangka memeriahkan peringatan Tahun Baru Hijriyah 1442 H, maka Surau As-
Salam Dusun Penghijauan, Desa Koto Kari, bersama Mahasiswa Kukerta Mandiri
Universitas Islam Kuantan Singingi Ke-II melaksanakan acara Festival Anak Shaleh (FAS)
untuk anak-anak se Dusun Penghijauan. Kegiatan ini diselenggarakan pada:

Waktu : Ahad, .... September 2020


Tempat : Surau As-Salam, Dusun Penghijauan, Desa Koto Kari

Acara tersebut telah dilaksanakan sesuai waktu dan tempat sebagaimana yang telah
dijelaskan.

Teluk Kuantan, ..., September 2020

Mengetahui,
Ketua Pelaksana Festival Anak Shaleh Ketua Pengurus
Surau As-Salam, Desa Koto Kari Surau As-Salam, Desa Koto Kari

NAMA LENGKAP MAHASISWA NAMA LENGKAP

29
LAMPIRAN 9: Format Lampiran Kurikulum dan Standar Kompetensi

GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI


SURAU AS-SALAM
Ditaja Bersama Mahasiswa Kukerta Mandiri UNIKS Ke-II
Desa Koto Kari, Dusun Penghijauan – Soborang Tobek, Teluk Kuantan.

MATA PELAJARAN: FIQIH


NO. STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1.1. Menjelaskan ketentuan pelaksanaan
puasa wajib dan sunnah.
1.2. Menyebutkan puasa-puasa wajib.
Mengetahui Ketentuan Puasa Wajib 1.3. Menyebutkan puasa-puasa sunnah.
1.
dan Sunnah 1.4. Mengetahui hikmah pelaksanaan
puasa wajib dan sunnah.
1.5. Menjalankan puasa Ramadhan.
1.6. Membiasakan diri berpuasa sunnah.
2.1. Menjelaskan ketentuan zakat fitrah.
2.2. Menjelaskan tujuan dan hikmah zakat
2. Mengetahui Ketentuan Zakat Fitrah
fitrah.
2.3. Menjalankan zakat fitrah.
MATA PELAJARAN: …………………………….
NO. STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. (……………………………………….) (……………………………………….)
2. (……………………………………….) (……………………………………….)

Teluk Kuantan, ..., Agustus 2020


Mengetahui,
Pelaksana Kegiatan Ketua Pengurus
Gerakan Masyarkat Maghrib Mengaji Surau As-Salam, Desa Koto Kari

*NAMA LENGKAP MAHASISWA *NAMA LENGKAP

30
LAMPIRAN 10: Laporan Hasil Evaluasi

GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI


SURAU AS-SALAM
Ditaja Bersama Mahasiswa Kukerta Mandiri UNIKS Ke-II
Desa Koto Kari, Dusun Penghijauan – Soborang Tobek, Teluk Kuantan.

NAMA : ………………………………..

NOMOR POKOK SISWA : ………………………………..

PROGRAM PENDIDIKAN DASAR*


BIMBINGAN BACA AL-QUR’AN/TAHSIN**
No. Submateri Nilai Predikat
Submateri: Mengenal huruf-huruf
Hijaiyyah.

1 a. Mengenal dan melafalkan huruf ‫ر‬ 90 Mumtaz


(ra)
b. …………………………………….
c. …………………………………….

Submateri: …………………………….

a. …………………………….
2 …… ……
b. …………………………….
c. …………………………….

Submateri: …………………………….

d. …………………………….
3 70 Jiddan
e. …………………………….
f. …………………………….

Rata-rata Keseluruhan 80 Mumtaz

Teluk Kuantan, … September 2020


Diketahui oleh,
Orang Tua Siswa Tenaga Pengajar Ketua Pengurus
Surau As-Salam, Desa Koto Kari

(…………………………) *Nama Lengkap Mahasiswa *Nama Lengkap

*Ket: Dapat diubah sesuai dengan jenis program pendidikan keagamaan yang ingin
diselenggarakan.

**Ket: Dapat diubah sesuai dengan jenis bimbingan atau jenis program khusus yang ingin
diselenggarakan.

31

Anda mungkin juga menyukai