Anda di halaman 1dari 20
ON |e “°. PEDOMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK: DEPARTEMEN ILMU BEDAH RSUPN Dr. ee MANGUNKUSUMO Tim PGKJA PPRA Departemen Iimu Bedah: : . RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo CRSCM" 2013 sath pENOANTAR KEPALA DEPARTEMEN ILMU BED ay pg ey kta paratkon Kehadrat Aloh SWT sehingge “Bu, nggunaan Antibiotik & Departemen llmu Bedah RSUPN oy pedoman Pet dapat disusun, Secara Umum, BukU ini bers, ‘ciplo Mangunkusumo" Tenang antbiotk yang cfgunakan pada Kasus-Kasus yang umm “uml & keenem dvi cl Departemen limu Bedah RSUPN Dr. Cito Nanguriusuro, yatu OM! Bedan Anak, Divisi Bedah Digest, Divi eda Plast, Divi Bedah Onkologi, Divisi Bedah Toraks Kardovaskuler, dan Divisi Bedah Vaskuler. Dengan demikian, buku in inarapkan dapat menjadi pedoman bagi dokter dalam memberixan Jenis abit yang sesual bag! pasien ci Departernen Iimu Bedan Dalam penerapannya, buku ini bertujuan untuk mengontrol pemberian antibiotk kepada pasien sehingga antibiotk yang diberkan tepat sasaran dan efekif. Dengan demikian, resistersi rikroba akbat penggunaan antibéotk yang tidak bjaksara dapat dimirimalisasi Kami mengucapkan terima kasin kepada Tim POKJA PPRA Departemen imu Bedah, serta semua pihak yang berkontribusi dalam peryusunan buiu ini, Akhir Kata, semoga Allah SWT celalu membukakan mata dan hati kepedulian kita terhadap sesame. Jakarta, 27 Maret 2013 Pit Kepata Departemen fimu Bedah RSUPN Dr, Cipto Mangunkusume Dr. dr. Fathema Djan Rechmat, SPB, ‘SpBTKV NIP, 196401101989032005 ‘©Depatenen ts Badan RSLPRSCH 2019 KATA PENGANTAR DIREKTUR UTAMA RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO (© onparenen ins Baca RSUPHLCM ZEN DREKTUR UTAMA RSUPN Dy. PERSETUSUAN SMANGUNKUSUMO ore (Onpatene i Boe RSLE-CAL DEY Tw PENrUSUN Tim POKJA PPRA Depantemen fru Bedah RSUPN Dr. Ct Mangurkusumo: +. dr. Yerman Mazni, SpB-KBD" 2 or Aantye Werchara, $p8° 3. Gt Nexancer Jayad, SPKKIV 4 © Farge Bren) SoB(K)Orx 5 & Iskandar Budanto, SPB, S 6. & Kristenrts Bengun, Sp8P 7 ce Suprayino, SpB, SpBTKY “Kena Tm © open sn SUP Cat 23 44 Later Belakang on 12. Definisi, Tuvan, soar don tase Bera 1.2.1 Definis!. 1.22 Tuyen 1.23 Masa Bertaku 1.3. Kelebitan dan Keterbatasan. 1.3.1 Kefebinan 13.2 Keterbatason. z os an pea PENOGUNAAN ANTBIOTI nen 2.1. Prinsip Umum Penggunaan Antibiotic 21.4 Ketepatan dhagnostik 2.1.2 Penggunaan antibatik secara bijak. 21.3 Reoksi anafilaees 21.4 Edukasi pasion. 22 Kategori Antbiobk.. 3 Kategon artotk berdesarkan ijn pemberan 222 Kategon antibiotk berdasarkan kewenangan dolem meresepkannya. pete tne Cowen LOCA 2013 23 Antibiotik Profilaksis Beda. 2.3.1 Tujuan penggunean antibiotic protialals pede kasus pembedahan 2.3.2 Indikasi penggunaan antibiotik profilaksis bedah 2.3.3 Pembagian kategori operasi (Mayhall Classification) 2.3.4 Status fisik pasien berdasarkan skor ASA. 2.3.5 Prinsip pemilihan jenis antibiotik proflaksis. 2.3.6 Rute dan saat pemberian. 2.3.7 Lama periberian dan dosis artibiotk: BAB 3 DAFTAR KASUS DAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIC 34 32 33 34 a5 DI DEPARTEMEN ILMU BEDAH——--anenewnsnne= Divisi Bedah Anak 3.1.1 Antibiotik Proflaksis Divisi Bedah Anak. 3.1.2 Antibiotik Terapi Empirik Divisi Bedah Anak. Divisi Bedah Digestit.. 3.21 Antibiotik Profilaksis Divisi Bedah Digestit. 3.2.2 Antibiotik Terapi Empink (Pascaoperasi)Divis! Bedah Digestif. Divisi Bedan Pratik 3.3.1 Antibiotik Profilaksis Divisi Bedah Plastik. 3.3.2 Antibiotik Terapi Empirik Divisi Bedah Plastik Divisi Bedah Onkologi 3.4.1 Antibiotik Profilaksis Divisi Bedah Onkolog! (Operasi dengan Drain) 3.42 Antibiotik Terapi Empirik Divisi Bedah Onkologi (Operasi dengan Drain) (Oivisi Bedah Toraks dan Kardiovaskuler 3.5.1 Antibiotik Proflaksis Divisi Bedah Toraks dan Kardiovaskuler (Operasi dengan Drain) (© opener ean SUP Ca 2013 Bedah Toraks dan Terapi Empirik Divis! 3821 Sn : 2 Vahl vee 536 Divi! Bade We pinkie Dist Beda V@SKUT nn 92 ree i Terapl Emir Dvis! Bedah Vaskuler... 32 3 ee SS ee aeeeentnnneemnnnsnemnrnsrmrnernmnee BA, LA per Trg MAK Departemen imu Bedah RSCM 4 = 38 Lampiran 2. Alur Gyssen.. (pean ruben RSUPRECL 2013, BABY 1.4 Latar Betakang Penggunaan antibiotik, dalam kasus pembedahan, digunakan Untuk mencegah dan mengatasi terjadinya infeksi pada Iuka operasi ‘Sehingga morbiditas dan mortalitas pasca operasi pun dapat diturunkan, Namun, penggunaan antibictik secara tidak bljak akan menurunian mutu pelayanan, meningkatkan efek samping obat, biaya pengobatan, dan meningkatkan resistensi artimikroba. Kepekaan bakteri terhadap antibiotik dapat berkurang setingga menyebabkan bakteri resisten terhadap antibiotik. Balter resisten mudah menyebar ke dalam komunitas. Oleh Karena itu, periu dilakukan pengawasan dan pengendalian tethadap resistensi antimikrobe, Salah satu upaya pengawasan dan pengendalian terhadap ‘esistensi antimikroba, yaitu dengan membuat suatu pedoman antibiotik yang diberikan olen dokter di Departemen imu Bedah FKUURSCM. Dengan demikian, penggunaan antibiotik di Departemen imu, Bedah FKUVRSCM dapat diawasi dan terkendali 1.2. Definis!, Tujuan, dan Masa Bertaku 1.2.4 Definisi Pedoman Penggunaan Antibiotik Departemen imu Bedah adalah Pedoman yang dibuat oleh Tim POKJA PPRA Departemen limu Bedah SCM untuk digunakan oleh dokter yang melakukan praktik di RSCM, dalam hal ini adaiah dokter atau residen Departemen limu Bedah . © Departmen Deda RSUN-C 2013 mini disusun berdasaran KASUS-KASUS Yang diumpal artemen timu Bedan RSCM. Pemithan antibiotic yang aie mengacu pase buku Peta Baktel con Kepelaan Terhadap i RSUPN Giplo Mangunkusumo dengan menggurakan sampet ers jy 2011, Oleh Karena itu, Pemberian antibiotic olen a ee eee enggunaan antibiotk di luar pedoman ini harus mencapat en POKJA PPRA Departemen imu Bedah RSCM som. Pedors! 4.22 Tejuan ‘Tuan penyusunan Pedoman Penggunaan Antibiot Depatemen edeh RSCH adalah untuk menurunkan angks resistensi antbitk sora etiinn oh Mega etepatan dan optimalisasi pengguraan antibiotik 1.23 Masa bertaku Masa berlaku Pedoman Penggunaan Antibiot oi Departmen imu edan RSCM adalah mulai dari Maret 2013 sampai Maret 2014 13 Kelebinan dan Keterbatasan 4.24 Kelebihan Kelebinan dari adanya Pedoman Penggunaan Antibitik Depareme” tiny Bedan RSCM, antara lain: a. Dokter pengguna dimudahkan untuk menentukan antibsoti YOO akan digunakan untuk pasiennya. (Capers mu Bema RSLPNECH 013 b Pedoman ini berupa buku kecil sehingga memudahian dokter Pengguna untuk membawa pedoman ini ©. Pedoman dapat diakses melalui website 1.32 Keterbatasan Keterbatasan dari Pedoman Penggunaan Antibictik Departemen limu Bedah RSCM, artara lain ‘a. Pedoman bersifat umum. Dokter pengguna harus menilai pasien secara individual dengan kondisi yang berbeda-beda seuap pasiennya b Pedoman ini masih uisusun berdasarkan buku Peta Bakteri dan Kepekaan Terhadap Antibiotik RSUPN Cipto Mangunkusumo dengan menggunakan sampel bulan Januar-—Juli 2011 Caper ime teen Wate cu 221d " BaB2 INDIKAS! PENGGUNAAN ANTIBIOTIN. 24. Prinsip Umum Penggunaan Antiblotik 24.4 Ketepatan diagnosis iagnosis penyakit infeks! memertukan: 2, Diagnosis klik, yang ddaserkan pada temuen anamesis dan pomerikeaan feik . Diagnosis laborators, dapat dari hasil pemeriksaan laboratorum yang disesuniken dengan dugaan dagnosis kinis, @ Diagnosis mikrobiologis, didapat dari hasll_ pemenksaan mmikroblologis, seperti biakan bakteri, pewarnsan Gram, dan uj senstivitas dari spesimen yarg dambil dari fokus infeksi ‘Ada tiga sikap dalam menghadap! Kemungkinan peryaktt infeksi berdasarkan tate lakeane infeksi, antara fan: ‘a. Observasi, "tanpa pemberian artibiotik, yaitu pada kasus yang lagrosis Kinisnya belum jelas dan tidak mergancam jwa. b. Memberikan antibiotik yang evidence-based, sesual dengan clinical Judgement dan dugaan bakteri penyebab infeksi di tempat infeksi ¢ Memberikan antibiotic pada infeksi yang secara Minis diduga kust ‘ada infeksi oleh baideri tertentu, tetapi penyebabnya belum dapat dibultikan, Sikep tereebut dikenal dengan therepeutic trial Berdasarkan sikap pada poin (b), indikasi penggunaan antibiotk dibedakan ates indikasi profilaksis, empirts, dan definttit. 2 (© Onpetene Ru aan RSLPN-CM 2013 2.1.2 Penggunaan antiblotik secara bijak Kebijakan urum penggunaan antiblotk, antara lain: ‘8, Penggunaan antibiotik secara bijak adalah penggunaan antibictik berspektrum sempit dengan indikas! ketal, dosis memadai, serta lama penggunaan tidak beriebihan. indikas! ketat dimulal dengan ‘melakukan diagnosis penyskit infeksi setepat mungkin berdasarkan icformasi klinis dan pemeriksaan taboratorium. Antibiotk tidak diberikan pada penyakit infeksi karena virus, atau penyakit yang dapat sembuh sendiri (seitlimited) b. Penggunaan antibiotik empiris spektrum fuss masih dibenarkan dalam keadaan tertentu, tetapi evaluasi Minis harus dilakukan setelah 3 hari, Bila hasil pemertksaan mikribiolog! telah diperoieh, Gilakukan penyesuaian dengan hasil tersebut (streamlining atau deescalation) c. Penggunaan antibiotik pertu dihemat agar terhindar dari munculnya. ‘masalah ‘esistensi antimikroba. Artibiotik digunakan dengan kebjjakan penggunaan secara terbatas (restricted), dengan ‘menerapkan batas kewenangan dalam peresepannya (reserved. antibiotics), dan pertimbangan biaya (cost effectiveness). . Optimasi dosis dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi Kiinis asien, kuman penyebab, letak infeksi, dan sifat farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotk, ©. Konversi parenteral-oral dilakukan sesegera mungkin. Hal tersebut terbukti memperpendek masa rawat dan menekan biaya obat tanpa ‘memengaruhi hasil pengobatan. 1. Penggunaan antibiotik harus dicatat dalam antimicrobial order form Gi rekam medis. Catatan tersebut digurakan dalam upaya a (© Deperamentina Desah RSUPHCaF 2083 pengeneaiian penpgunean arkbiotk oan membanty Implemeniag, guidelines. 2.4.3 Reaks! anafiiaks!s Reaksi anafilaksis jerang tejadi, telapl dapat bersifat fatal day, penyebab paling sering adalah antiotk Riwayal alergl pasion harue itelusurt eebelum memutuskan memberikan arvibiak, Bila antibitic diberian secara im atau iv, obat yang diperlukan untuk tata laksana feaksl anafiakels harus tersedia, yailu epinefiin injeksl dan deksametason injeks! beserta perangkat pemberlannya ‘Tanda prodromal anafilaksis adalah rasa leman, lesu, kurang nyaman @ dada dan perui, gatal di hidung dan tangittangt mut, Selanjutrya akan lerjad’ hidung tumpat (rasa tersumbal), leher teresa teioekik, suara eerak, sesak napa, dan sukar menelan Bila tidak dlakukan tindakan pertolongan, dapat texjadi muntah, Kolik, dare, dan Uuitikaia Terjadi juga udem tvbvt, takrimasi, palpitasi, typotensi, dan akhimya pasion jatuh ke dalam renjatan Tata aksana renjat anafitaksls, antara lain fa Suntikkan 0,01 mUKQ_E epinettin 171000, subkutan, yang datam Keadaan darural dapat cibenkan im. Suntikan dapat didang setiap 1 renit wampat 3-4 kal Pada bekan auntikan dapat diberikan 0,1—0, mt epinetin 171000 © Tunkel dipasang dan dikendurkan wetiayy 10 rent untuk menghambal penyebaran obat penyebab alot XU Unahakan pawien mendapat oksigen yang oukin © Segora pawang jal intus 1 Trakeoatomd dipertukan bila terdapat uderna tating berat “ Omg en Bada MOU © Bila terjacl obstruksi total saluran napas, dapat dilakukan fungi ‘membran krikotiroid, mengingat hanya tersedia waktu 3 menit untuk ‘menyelamatian pendarta hh Bila tekanan darah tidak Kembali normal, dapat diberikan drip vvasopresor yang dlencerkan, \. Kortikosterola dapat ctberi anatiiaksis akut | Antinistamin dapat ditambahkan pada keadaan berat untuk mempersingkat relaksi 2.1.4 Edukast pasion Pasion yang mendapat terap jertang & Antibiotik adalah obal yang berguna untuk mengatasi infekst Dakler, bukan views, paral, atau Jamu 1b Antitiotlk hanya boleh ddapal dengan resep dokter © Antbiotk harus digunakan — seeual dengan ketertuan Penggunaanne @ Penggunaan antibiotik sebaiknya didukung dengan nasil emerikeaan bakler! penyeban, setingga padi infeks! tertentu diperiukan pemeriksaan mikroblakag: © Beberapa antibioth dapat menimbulkan reaks) elery sehingua pasion yang punya sifat alergie harus membertahu dokler yang menanganinya 1 Pada pasion yang menderita beberape penyakit lertenty seperti Pawien yang lidak mempunyal limpa, pendertta demarn reumatk, ‘antibiotik dapat diberikan sebagai penoegahan Mibiotik perlu mendapatkan peryelasan " (© 0p na can HCA Pasien infeks! yang metanjutkan perawaten dl rUMBH Peru cbekay, : informas! tentang pencegahan Penularan infeks! kepada anggote, keluarg. 2.2 Kategor! Antiblotik 2.24 Kategort antiblotik berdasarkan tujuan pembertan “rtiviotik dapat digotongkan ke dalam tiga Kelompok berdasarkan tujuan pemberian, antara lai: vs Antbiotik. proflaksis, ciguraken untuk mencegah infeksi pada pasien yang mem fokus infeles b, Antibiotik emplris, digunakan untuk mengatasi infeksl yang belum iketahui jenis mikroba penyebabnya, ¢. Antiblotik defini, digunakan untuk mengatasi infeksl yang sudah iketanui jenis mikroba penyebabnya dan pola resistensinya 2.22 Kategor! antibiotik berdasarkan kewenangan datam meresepkannya “Antibiotik yang tersedia di RSCM dikelompokkan berdasartan kewenangan dalam meresepkannya, antara lain: A. Antiblotik lini | (Pertama), antibiotik yang bebas ciresepkan oleh dokter umum, PPDS, dan DPJP. Kelompok tersebut mencakup: a. Aminogikosida: gentamisin . Penisilin: ampisilin, amoksisilin Perisiin + penghambat betalaktamase: ampisilin -sulbaktam ‘Amoksisilin + kiavutanat “ CO oapeteren meu ean ROLe-CM 2013 ©. Sefalosporin generasi |: sefradin, sefaleksin, setadroksil, ‘sefazotin Sefalosporin generasi I: sefotiam, sefakior, sefuroksim Ferikot: kioramfenikol, tiamtenikol ‘Asam fusidat ‘Golongan linkosamid: linkomisin, klindamisin Golongan makrolida: erttromisin, spiramisin, roksitromisin, Maritromiain, azitromisin i. Golongan kuinolon generasi | dan Il: siprofioksasin j, Golongan tetrasicin: tetrasildin, dokisikin, minosiidin k. Kombinasi trimetropinfsulfametoksazol (kotrimoksazol) |. Golongan imidazol: metronidazol 'm_Lain-tain: fosfomisin oral (belum tersedia di RSCM) zesee B. Antiblotik lini it (kedua), artibiotik yang bebes digunaian oleh ‘semua dokter, tetapi hanya untu&k indikasi tertentu sesuai dengan standar pelayanan medik. Kelompok tersebut mencakup: 1a, Sefalosporin generasi Ill oral: sefiksim, sefditoren, sefpodoksim, ‘seftibuten, sefprozil (belum tersedia di RSCM) . Sefalosporin generasi Ill injeksi: seftriakson, sefoperazon, sefotaksim. ©. Fluorokuinolon generasi IlI-IV: levofloksasin, offoksasin, ‘moksifloksasin, pefloksasin, norfloksasin, gstfloksasin (belum tersedia di RSCM) 4. Golongan monobaktam: aztreonam, ©. Golongan aminoglikosida: amikasin 1. Fosfomisin intravena a (© Daperen ne se RSUPN-C 2 Se a (xetiga), antbiotk yang hanya boleh cigunaksin 'PPRA tingkat Departemen! UPT/ tnstalesiy jtunjuk berdasarkan SK Direktur, cc. Antibiotik Hil It tas persetujuan Powis atau Tim PPRA yang telah a antara lain’ Golongan otikopeptida: vankomisin, telkoptanin b. Golongan oksazolidinon: finezolid ¢, Sefalosporin generasi IV: sefepim, sefpirom . Sefalosporin generasi Il: seftazicim fe Golongan karbapenem: imipenem, meropenem, ertapenem, doripenem f Golongan glistsikin:tigesittin Kombinasi penisilin + penghambat betalaktamase: piperasilin tazobaktam fh. Golongan poliriksin: kolistin 23. Antibiotik Profilaksis Bedah ‘Antibiotk profiksis bedah digunakan untuk mencegahan infeksi pada luka operasi, Antibiotik profilaksis bedah diberikan dengan pertimbangan: 1. Kelas/kategori operasi menurut Mayhall b. Ada tidaknya komorbicitas cc. Ada tidaknya pemasangan implant 2.3.4 Tujuan pemberian antibiotik profilaksis pada kasus pembedahan ‘a. Penurunan dan pencegahan kejadian infeksi luke operas! b. Penurunan morbiditas dan mortalitas pasca operasi c. Mencegah munculnya flora normal resisten 4. Meminimaikan biaya pelayanan kesehatan * (Oop en Be RSLPH-CU2012 2.3.2 indikasi penggunaan antibiotk profilaksis bedah Indikesi penggunaan entibiotik profilaksis bedah didasarkan pada kategorikelas operasi menurut kontaminasi bekteri. Selain ku Gpettatian faktor yang berpenganh terhadap risko terjadinya komorbicitas pesca operasi, antara lain 1 Skor ASA b. Lama rawat inap sebelum operasi ¢. Pemasangan implant 4. Komorbicitas (DM, hipertenei, hipertivoid, gagal ginal, lupus, di.) 2.3.3 Pembagian kategori operas! (Mayhall Classification) Berdasarkan Mayhall Classification, operasi dapat dikategorikan ke dalam 3 kelas: &. Operas! bersih peresi bersih (Lampiran 1) adalah operasi yang dilakukan pada eadaar canoe ick, Gperiaratar baa berahon | ‘sekeat 24 jam dengan hanpa operasi 6 ~~ \Keadean pasen mati batang tak ee | 22.8 Primsip pemishan jenis antibiotik profitaksts Prenip periitan jeris artitacnix profiaksis antare tain: 2 Deesuakan dengan pola mascbe patogen dan seretvtasye pada kaos yang bersangatan © Dipsin yang berepeitrum sempat untuk mengurang) reiko resisters! races © Copano ts Sten Mecca 2612 ¢. Bukan merupakan antibictk piinan untuk terapi empiris dan deficit 4. Dipiih yang toksisitasnya rendah e. Tidak berinteraksi yang merugkan dengan obat anestesi 1 Hanga terjangicau. Pinan antbiotk pada umumnya adalah golongan betaladam (amoksisiin + asam Kevutanat; ampieiin + subbakdam), sefatosporin generasi I (sefazotin dan sefuroksim). Pada kasus tertentu dapat gunekan gertamisin dan metronidazol 2.26 Rute dan saat pembertan Aritctik irtravera lebih darprian untik antbiotk proftakais arena korsertrasi puncak harus segera dicopsi daiam waidy singsat Cara pemberian intravena, bolus atau dnp, dasesuasan dengan PKIPD antibictik yang dipekai. Saat pembertan antibictk profiakes yarg tepst adzlah i ruang bedah 3060 ment sebeium isis! ast 22.7 Lama pembertan dan dosts antibict Loma pembenan srkbiotk bergartung pada pertmbangen Operator atas ape yang lenad setama pembedatan dan tamanya Operask Artin langan dapat Gerken ketka operas berangeg ba tora operas letah cri 3 jam atau jumiah pendarstan lebih dor 1500 mi Ba seqala sesuatu berlangeung bak, srtticth profiaies paling lama Siberian renya 1 x sesucah operas: Untuk mergamin kadar puncak yang memada den artists Deru bak ke dalam jpringan maka dose artésotk have cen ‘ingg) Kader antibiotic pada janngen target operasi rarus nencapat 2 (© Orpen te been ROU at? kali pat kadar hambat concentration (MIC) © Oeperemeniney ean RSLEN-CH 2012 minimal (KHM) atau minimal DAFTAR DIAGNOSIS KLINIK DAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK Di DEPARTEMEN ILMU BEDAH 3.4 Divis! Bedah Anak 3.1.4 Antiblotik Profilaks!s Divisi Bedah Anak Diagnosis ‘Artibiotk dan | __‘ Lama No] Kfinis foes Dosis Pemberian Sefotaksimso— [20 ment ‘Tumor intra 100 mg/kg BB seareall 1 [abdomen tanpa | NAT piihan tin: 30 ment eee [Seftazidm 40— | sebetum 100 meg BS _|operasi 3.4.2 Antibiotik Terapl Empicik Divis! Bedah Anak Diagnosis ‘Antibiotik dan Tama No] Kiinis: en Dosis Pemberian Sefotaksim SO— [7 hari! sampai 100 mg/kg BB_—_| ada kauttur Escherichia 4 atresia ani | EST Pian iain: —— Senazim O— | Oca 100 mofkg BB : Sefotaxsim S0— | Thaw sampat 400 mofkg BB __| ada Kultur Morbus Eschenetia 2 Pinan tain Hirschprung | cali Sma |Zecares 100 mofkg BB cea (© Deperien tu Baa SUPWCM 2012 2 =| a | rate] a SS oem [SE | Saleen cornea T hari eampar Prigake ~ bagian atas ca kultur direkomendasikan (atresia Escherichia ks ada indiasi 3 |esofagus, (trauma): Zetin |= reams «| eet | om [SEES | see atresia eee makg BB & operasi Jdvedenum) Metronidazol 500 mgiv 3.21 Antiblotik Profilsksis Divis! Bedah Digestit 5 [Hema elorat twa [sebelum operasi | Sebetum dengan MESH “he alerg. cbgora |=! Seturousim 1,5 Diagnosis ‘Antiblotik dan Tama a No.) tints 'atoger Dosis Pembertan Tidak 7 Saluran cera Gentamisin a direkomendasikan. | mori : bagian atas mpg BB dan | Sebetum “Ha ada icinast 4 | (sofequs, Escherichia | Metronidazo 500. | operasi ¢ [abdementanpa | wa Gereamisinw 2 | sepekan Seco o ie saluran cema Metronidazot 500 | °P°F*S duodenum, Pilihan (ain: ‘Sebelum |__| yeyenum) ‘Ampisulbaktam | operasi IE mg ‘Saluran cerma Gentamisinv agian bawan ‘Smeg BB dan | Sebelum 1k (Pascaoperasi) Divis! Bedah Digestit > | eum, Escherichia | Metronidazo! 500. | operasi ee appendiks, | ool mgWv Z = colon dan han Tar Sebelam Diagnosis | patogen | Antibiot San rektum, anus) ‘Ampisuibaktam | operas No} __xitats = Pemberian Gentamisinly | Sebeturn Arnikasin 1 mpg 88 dan | opera are mon sn | 3 [HRB ver, | Escherichia | Mettonidazol 500 i | canara | rice! ankreas, bilier) | cof mv 1 —" ee 1600" pen ast [euadenum, Meropenem 3x1. | Sheri ‘Ampisuibaktam | Pe! Sepang ie | © Deparenen me eae RSUPR CH 013 u (© Oeperenen tna Botan RSUPHM 20 2s 3.3.2 Antiblotik Terapl Empirik Divis! Bedah Plastik (2 Deparenen Mes ea RELENLCM 2013 an "ANGBIOEK dan Cana No.| Klinis moe Dosis Pembertin Diagnosis ‘Antiblotikdan | Lama “Arnikasin tT x 1000 : No. fins ee Beats rece Saluren cerne: sno KI bagian bawah Shar (Pascaoperasi: 2 | Meum. — ae + | cet palate NA ‘Amoksisilin (25-- | 7 hari appendiks, al 3 ne ie’ 50 mg/kg BEM) colon dan Meropenem 3x1 15 Pascaoperasi: rektum, anus) ing ten Ampiatin Then ‘Amikasin 1 x 1000 © ‘sulbaktam (4 x mg dan Froxturtulang |Kiebsiova | 59) 4g [rPaaver, | Esononene | Mevoriazo sx enw 2 | wajah pneumoniae | Pascaoperas: penivess ier) |oa! [1800.9 oe |, Amott |p r Klavuarat (3 x Meropenem 3x1 |5 hari 625 mg) ° l mg. Pascaoperasi i ‘Amokeisilin 33. Divis! Bedah Plastik 3 | Hipospadia NIA aware (te 625 ma) 3.3.1 Antibiotik Profilaksis Divisi Bedah Plastik > . Pascaoperasi: Amoksistin 2 ha wa] Dimgnosis “AntiboGk dan] Cara] 4 |Epépedio NA | Kiavlarat (3 x 7 Kiinis: Dosis Pemberian 625 mg) 'Sefazolin 2.9 (W) Sefotakcim 1 | Hipospadia 1x sebelum ceo 5 | Sinekia vulva N/A mg/kg) © Ja nai ‘operasi operas 5 Sefotaksim (60 ‘Sefazolin 2 g (wv) NIA 4hari 7 omen dxseban 6 | Siiconia penis pin operasi operasi ‘Traumatik os ‘Sefazolin 2 g (wv) > amputasi digiti fococcus | AMOKsisi 3 | Sinekia vulva 1xsebelum ‘‘xeebelum | 7 |3 menus ax, open aserous Kavtarat (3x |10 ha operasi operas J pasca 625 mg) replantasi w ‘© Depa an Daan RSURHLEM 213 ~ (© Departement Beda SUR 2013 (© Depertenenmu Dosen RSUPHECM 2012 Diagnosis | ‘Antibiotik dan Lama No} kdats eee Dosis Pemberia Divis! Bedah Onkolog! Tika kronik "4 34 hee! dextra, pasca 13.41 Antiblotik Profilaksis Divis! Bedah Onkotog! debridement ae NA (Operasi dengan Drain) © | post tutup 400 mg) Thani 6 etek dengan radial forearm: f Diagnosis: "| Antibiotik dan tama free flap 7 Wo.| Kitts Patogen Dosis Pemberian “AmoKsisiin ‘Operasi bersih 9) aca aaa ‘°F | Klavulanat (8 x 3-5 hati > 3 jam atau 625 mg) tejadi ; — ‘Amoksisiin : 4 |penderanan> | Staphyloconcus| Sefazolint 9, | rene Klavulanat (3x 3-5 hati fe00 ce atau | epidermicis —|saat operasi | S™! 625 mg) ada Sika resisten pemasangan ‘Amoksisiin imptan Necrotizing | Streptococcus | Klavulanat, 10 | rccitie hes diberikan ocichondes 3.42 Antiblotik Terapi Empirik Divis! Bedah Onkologt 5 asin) vika resisten {Operasi dengan Drain) levoflokeasin, avert Diagnosis Antibiek dan | __ Lama a leail No.| _Kkinis Patogen Dosis Pemberian ‘Acinetobacter | AMOKsishin ‘Operasi bersih aS Klavulanat (3 x1 14 hari ' >3jametau 9) terjadi Pasca operas Pseudomonas | SeRazGM XT a4 haa : pendarahan > | Staphylococcus | Amoksisiin | H+ 1 post off 11 |Combustio | sp. 9) 1 |1500 ce atau | epidermiais | Klavutanat (3 x. | drain ‘Amikasin (ike . ada 625 mg) fungsi ginjal 14 hari pemasangan Kiebsiel (P| baila impian Karbapenem __ 14 hari antibiotik Terapl Emplrtk Divis! Bedah Toraks Kardiovaskuler 35 Divisl Bedah Toraks Kardiovaskuter 362 . . (operas! dengan Drain] 3.54 Antiblotk Profllaksis Divisi Bedah Toraks Kardiova: . ome ski (0perssl dengan Drain} ter eo. [Diagnosis Wnts | Patogen | Antibiot dan Dosis | peperan Recaro . fester wa | Amorsiiin Klavutanat |11*1 Post Tae f off drain No, | Diagnosis Klints| Patogen ‘Antibiotik dan ekspiorasi (3x 625 mg) -Torakotomi ‘Sdlazolin 7g, eee | Pascaoperasi: 7 1 ’ NA a . Torakotomi + ‘Amoksisiin Kavulanat |/1*1 Post eksporasi menit sebelum ‘sebelum 2 NA ial enaieall segmerttektorn are25 me) off drain Torakotori + ‘Sefazain 7 g, 30 a 2 NA | menit ‘1x sebetum ee H+ post segmenteltori sebelum “Torakotomi + eras donate | 41 PO i ‘operasi . tea NA ioe rat | bos Toraketomi + Sefazoin 19, 30 a 3 1. 30-4 ; Lobektomi NA | menitsebetum — | 3 ccevelum Torakotomi + WA Pascaoperssi: Het post — 4 | preumektomi a en [otaain 1g | Torakotomi + Setazain 7g. 3014 xcebauum Fortec | sua |monteedetom” | 1xeeek Test pascacoers! (yet pou insist i! fs Torakotgmi 5 |Bemenartiasl| A Can Keevuanat | Ooo 5 [Repair wun | Seitz 18,80. | x sepetun Diatragma Diafragma/Piikasi A | menit sebelum — | operasi ; = : a Deere nei @ |seetori | ux | amon im avdanat | ot Pe | Stemotomi + ‘Sefazolin 4g, 30 |4xeepeum (8x 625 mg) Eksisi tumor NA | menit sebelum | operasi 7 = wa Ss : 7 [Stemotom+y | ya amoxeitin Kwutaat | Sian 7 | Sternotomi + By ‘Sefazoiing 30 11 xe Pass Graft eeseral Pass Graft NWA | menit sebetum 7 ineisi mane Passaoperes: [it post Sefazoin tg, 30 8 |Laringo Trakhea | NIA | Amoksisilin Kiewutanat | 4 grain 8 a. Laringo Trktea | WA | mentsebelum [opener |” (@x625 mg) inetsi (© Onpramen tou Beau RLERLCM 2013 (© Deperiaman in Bade UPHAM 208 36. Divis| Bedah Vaskuler 3.6.1 Antiblotik Profilaksts Divisi Bedah Vaskuler Diagnosis “Antibioak dan Cae Mon} ints ntoges Dosis Pemberian 1 pa NA | Setazoinig —_| Saat operasi 2 | Operasi tama NA | Setazolin1 g ‘Saat operasi Opera dengan | 3. | pendarahan > Sefazointg _| Saat operasi 1500, 3.6.2 Antibiotk Terapl Empirik Divis! Bedan Vaskuter ‘Diagnosis ‘Antiblotik dan Lama No. Klints — Dosis Pemberian Ampisilin 4 | Utkus DM NA sulbaktam (4x 1,5 | 7 hari 9) (© epertonsn tn Badan RLWC 013 REFERENS! a Lannigan, MacDonald, & Brown. 2012, Annbiote Prophylaxis im Surgery. NHS Lanarkstire Lono, T. & AW. Astrawinata. 2012. Peta Batter dan Kepokaan : temnadap Antibiotik RSUPN Cipto Mangunkusumo Januent—Juni 2011. RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Salemba: xi + 206 hm. (© npn bose SUP 2013 Lampiran “4. Jents Operas! Bersih: LAMPIRAN, Tanpa Antibiot di Departemen Ru Bedah we 2 | Bedah Toraks Kardiovaskuler Biefaroplasti {Breast ee —_—____——_] [eisai News | [Eksisi Tumor ak eat | SS lini face ia Neck Lit Rekonstruksi Sindaktili Rekonstruksi Polidaktili Mediatineskopi ‘Biopsi Dinding Dada: [Biopsi Pieura Terbuka [Bepsl Mecastnum Terbata ‘Biops! Mediastinum Perkutan ‘Biopsi Diafragma ‘Thoracal Sympathectomy (VATS) 3 | Bedan Digest? “Tumor intraabdomen Esisi Tumor Meserterium ‘Eksisi Tumor Retroperitoneal Hemiotori (dengan menggunakan implan) Ekstitpasi Upoma Jenis Operast Vaskuler (lanjutan) AAT Shard dengan Grek Vena/Sintesis mm e.c Hipertenei Portal.ain ‘Eksisi Luas & Rekonstruksi Matformasi |Vesider Komsieks Qanpa graf) _ TLumbai Simpatektori Bilateral ‘Simpatektom! Laparoskopi [ Simpatektomni Torakoskopi [Karotis Endarterektomi (CEA, EEA) = Karatis Endarterektomi (CEA, EEA) dengan Graft Rekonetruksl Carotid Body Tumor ‘Exsplorasi dan Ligasi Tinggi Veria Ovarika pada Pelvic Congestive Disease TIPS Endovaskuler implartasi Vena Cava Filler ‘AVM Angiografi + Embolisasi | Exetremitas Angiografi dengan Baion (1 balon)_ Exstremitas Anglografi dengan baion + stent (7 baton, 1 stent) Karotis Angiografi dengan Balon (1 baton) Karotie Angiografi dengan Baion + Stent (7 baton, 1 stent) Viseral Angiografi dengan Balon (1 balon) Vieeral Angiografi dengan Baion + Stent (1 bbalon, 1 stent) Eksisi Kista Bronchiogenik Ligasi Tinggi pada Hidrokel Hernictomi pada Hernia Tanpa Komplikasi (Cabut COL Temporer Vaskuler Pasang COL Temporer untuk Hemodialisa ‘Vena Seki ‘Pasang CDL Semipermanen ‘AV shunt Cubit [ Lumbal Simpatektori Uniateral OLapatemen mw as RetrecN 2013 (0 Depetenen nu Dean REUPH-CA 2012 3 Diseksi Leher Radikal Kiasik TEksisi Kelenjar Getah Bening Eksisi Kelenjar Liur Submandibula ‘Eksisi Kista Duktus Tirogiosus tanpa Mengenat rofaring Eksisi Hemangioma Ekeisi Mamma Aberant Eksisi Neurofibroma: Eksisi Tumor Scalp Eksisi Baker Cyst | Exes! dan Rekonsirukei Linfedema | Flap Insisionat Biopsi Isthmolobektor: ‘Subtotal Tiroidekiomi ‘Mastektomi Radikal Kiasik Mastektomi Radikal Modifikasi ‘Mastektomi Simpleks Near Total TiroideKtomt Paratidektomi Radikal Paratidektomi Superfsialis —_ Paratidektori Totalis ‘Pembedahan Forequarter Potong Flap — Rekonstruksi Flaps Rekonstruksi FTSG © Onpartec mtr Been RSLPN-Cu 2813 denis Operssi Bedah | Rekonsiruksi Piate & Screw Jonkologi | Rekonstruksi STSG t (anita) [Salpingo Cophorektomi Bilateral ‘Segmentektomi Titak Tiroidektorni + Berrypicking b Excision Tumor Jinak a (© Dypatenentinu Sadan RSUPHECM 2013 Lampiran 2. Alur Gyssen

Anda mungkin juga menyukai