Anda di halaman 1dari 2

Suami memiliki hak atas istri.

"Sebaik-baiknya wanita adalah yang menyenangkan jika suami melihatnya, mentaatinya jika
suami memerintahnya, dan tidak berbuat sesuatu yang dibenci suami pada diri dan hartanya.”
(HR Ahmad).
Pergaulan antara suami istri yang baik merupakan pilar tegaknya kehidupan sebuah rumah
tangga.  Berumah tangga, ibarat menumpang kapal di samudera luas. Terkadang tenang tanpa
gelombang, sesekali berguncang diterjang ombak dan badai. Agar kehidupan sebuah keluarga
langgeng, maka suami dan istri harus berperilaku sesuai adab Islami dalam perkawinan.
‘’Dengan demikian, berkah Allah akan tercurah pada keluarga tersebut,’’ ujar Syekh Abdul Azis
bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitabnya Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah.  Keluarga
Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana suami istri bergaul dalam kehidupan sehari-
hari, sehingga tercipta sebuah keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah.
Banyak keluarga yang bercerai, karena suami istri tak memahami adab-adab pergaulan yang
seharusnya diterapkan dalam sebuah rumah tangga.  Bersumber dari Alquran dan hadis, Syekh
Sayyid Nada menjelaskan adab-adab Islami yang berkaitan dengan pergaulan suami istri yang
perlu diperhatikan oleh keluarga Muslim.  Apa saja?
Pertama, ketaatan isteri terhadap perintah suami
Seorang istri  sudah selayaknya taat kepada suaminya,  selama tak menyuruh berbuat maksiat
kepada Allah. ‘’Kecuali jika memerintahkan berbuat maksiat, tak ada ketaatan baginya,’’ papar
Syekh Sayyid Nada. Bahkan,  jika suami memerintahkan istrinya  untuk melaksanakan hal-hal
yang mubah, maka  wajib baginya untuk melaksanakan perintah tersebut.
Menurut Syekh Sayyid Nada, sesungguhnya suami merupakan orang yang paling berhak atas
isterinya. Suami, kata dia,  merupakan surga dan neraka bagi istrinya, sepertinya yang disebutkan
dalam berbagai hadis. Keridhaan suami merupakan kunci surga bagi seorang istri yang salihah.
Kedua, seorang istri tak boleh mengizinkan orang lain masuk ke dalam rumah suaminya,
kecuali atas izinnya
Seorang istri tidak boleh mengizinkan seorangpun masuk ke dalam rumahnya, kecuali atas izin
sang suami. Hal ini berdasarkan sabda Nabi, Janganlah seorang istri memberikan izin kepada
siapapun untuk masuk ke dalam rumah suaminya kecuali atas izinnya.” (HR Thabrani)
Apalagi jika suami membenci orang tersebut, maka tidak halal bagi istrinya untuk mengizinkan
orang itu memasuki rumah suaminya, walaupun orang tersebut masih termasuk keluarganya. 
‘’Namun, seorang suami juga tidak pantas melarang keluarga isterinya mengunjungi rumahnya,’’
papar Syekh Sayyid Nada.
Ketiga, istri tidak boleh menolak ajakan suaminya
Menurut Syekh Sayyid Nada, jika seorang suami mengajak istrinya untuk berhubungan intim,
maka seorang istri tidak boleh menolak apapun alasannya. Bahkan walaupun istrinya itu sedang
marah kepada suaminya atau terjadi perselisihan diantara keduanya. Sebab penolakan istri
kepada suami menyebabkan jatuhnya kemarahan Allah terhadap dirinya.
Nabi pernah bersabda, Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami
mengajak isterinya ke tempat tidur-untuk berjima’-lalu isterinya menolak, melainkan penghuni-
penghuni langit akan murka kepadanya hingga suaminya ridha kepadanya.” (HR  Muslim)
Keempat, janganlah istri menggunakan harta suaminya tanpa izin dan janganlah dia berlebih-
lebihan dalam menggunakan harta suaminya tersebut.
Menurut Syekh Sayyid Nada, seorang istri tak boleh menggunakan harta suaminya tanpa seizin
suaminya. Selain itu, seorang istri juga dilarang menghambur-hamburkan dan memboroskan
harta suaminya tanpa hak. ‘’Sebab di akhirat nanti Allah akan menanyakan tentang penggunaan
harta tersebut kepadanya,’’ tuturnya.
Harta suami merupakan amanah bagi istrinya dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya
nanti di akhirat oleh karena itu seorang istri wajib merawat harta suaminya dengan baik.
Kelima, janganlah seorang istri membelanjakan hartanya tanpa seizin suaminya
Seorang istri seharusnya membelanjakan hartanya dengan izin suaminya meskipun dia bekerja
maupun kaya. Sesungguhnya seorang suami, meskipun isterinya kaya tidak suka jika istrinya
membelanjakan hartanya sendiri tanpa seizin darinya. ‘’Sebab suami dan anak-anaknya lebih
berhak atas harta tersebut,’’ tutur Syekh Sayyid Nada.
Seorang istri yang bekerja dan mendapatkan penghasilan, sebenarnya suaminyalah yang telah
mengizinkannya bekerja, bahkan suaminya merelakan sebagian haknya dan hak anaknya dengan
keluarnya istrinya tersebut untuk bekerja. Dengan demikian istri tidak akan mendapatkan
penghasilan sendiri jika suaminya tidak mengizinkannya bekerja.
Keenam, hendaklah istri melayani kebutuhan suami
Hendaklah seorang istri melayani kebutuhan suaminya dalam batasan yang baik. Hal ini
berdasarkan dalil yang berbunyi, Malaikat Jibril telah datang kepada Rasul dan berkata: ‘Ya
Rasullulah, Khadijah telah datang padamu dengan membawa bejana berisi sayur, lauk pauk, atau
makanan dan minuman. Apabila ia telah datang kepadamu, maka sampaikanlah salam kepadanya
dari Rabbnya dan dariku, serta kabarkan kepadanya berita gembira dengan sebuah istana dalam
surga yang terbuat dari permata , tanpa keributan di dalamnya dan tanpa kesusahan.”
Ketujuh, menjauhi perdebatan dengan suami yang sedang marah
Sebagian besar istri jika melihat suaminya marah-marah akan ikut bersuara keras dan
mendebatnya. Sehingga suasana pun semakin panas dan gaduh. Hal itu malah tambah
memperburuk suasana. Seorang istri yang cerdas akan berusaha meredam kemarahan suaminya.
Ketika suaminya sedang marah, dia akan diam lalu bersuara lembut untuk menenangkan
suaminya.
Kedelapan, menjauhi kecemburuan yang berlebihan
Kecemburuan seorang istri yang memuncak kepada suaminya bisa menyebabkan kegoncangan
hidup dan keretakan dalam rumah tangga. Kecemburuan istri yang berlebihan akan membuat
suaminya menjauh darinya dan menyebabkan ketidakharmonisan hubungan perkawinan.
Kesembilan, seorang istri hendaknya memperhatikan penampilan
Di hadapan suaminya atau di dalam rumahnya, hendaknya seorang istri memperhatikan
penampilannya atau memakai baju yang disukai oleh suaminya. Istri harus menjaga kebersihan
diri dan jangan berpenampilan acak-acakan, apalagi berbau tak sedap di depan suaminya
sehingga suaminya enggan mendekatinya.

Anda mungkin juga menyukai