Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Suparmin Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.Seorang Pendidik Tingkat


SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

FOL LO W

E DUK ASI
Memahami Teks Anekdot
6 Oktober 2020   13:34 Diperbarui: 6 Oktober 2020   13:34

108 4 0

Lihat foto

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Sumber: pixabay

Bagaimana kabar para pembaca? Semoga tetap setia menilik tulisan sederhana saya, ya!
Materi yang saya bahas juga banyak dibahas oleh penulis lain. 

Akan tetapi, saya berharap, kalian tetap membaca tulisan saya sebagai pengaya referensi
pembaca. Jangan lupa telisik juga tulisan saya di suparmin01.blogspot. com. Atau pembaca
ingin melihat video pembelajaran saya? Silakan berkunjung ke kanal Youtube Daeng Armin.

Sekarang, kita sudah masuk materi ketiga, bahasa Indonesia kelas X. Saat ini, materi yang
akan kita bahas yakni teks anekdot.

Pengertian teks anekdot

Apakah kalian sering menonton acara humor di televisi? Atau sukakah kalian membaca
kisah-kisah humor di koran dan media yang lain? Apakah humor yang kalian baca sekadar
mengocok perut dan membuat Anda tertawa terpingkal-pingkal? Sebelum kita menjawab
beberapa pertanyaan tersebut, mari simak dua cerita di bawah ini.

Teks 1

KIAT MEMULIHKAN EKONOMI

Ketika diadakan konferensi pers, seorang birokrat mbeling ditanya oleh seorang wartawan.

"Apa kiat pemerintah untuk memulihkan ekonomi Indonesia yang morat-marit ini, misalnya
bagaimana caranya meningkatkan nilai ekspor?" pancing wartawan.
"Gitu aja repot, jawab sang birokrat mbeling dengan enteng, "Masalah ekonomi, masalah
pasar, itu kan intinya soal ketersediaan barang di pasaran. Artinya, kalau di tempat saudara
langka mobil sementara di Jepang banyak, maka mobil Jepang di tempat saudara jadi
mempunyai nilai ekonomis tinggi dan laku jual!"

"Betul, tapi apa hubungannya dengan ekonomi Indonesia?" kejar wartawan.

"Gini lho, kita kan mempunyai problem dengan seabrek krisis dan permasalahan yang pelak-
pelik, sementara di luar negeri kan jarang ada. Jadi kalau ada eksportir yang jeli melihat
peluang, pasti ia akan untung besar, bahkan menjadi pahlawan karena telah mengeluarkan
Indonesia dari krisis ekonomi".

"Tapi apa yang akan di eksport, barangnya saja nggak ada, karena pabrik banyak yang tutup
dilanda demo?" tanya wartawan.

"Siapa bilang nggak ada barangnya? Barang yang saya maksudkan untuk di eksport ke luar
negeri yaitu tadi, yakni seabrek krisis dan permasalahan yang pelik-pelik. Kalau mau,
silahkan sampeyan jadi eksporternya, ngga usah kulakan!"

Sumber: buku kumpulan Joke Anekdot Plesetan untuk Pidato


Diplomasi Ngerumpi karya Abu M. Faisal R.M

Teks 2

Suatu hari anak Bowet bertanya kepadanya dan ibunya tentang bagaiman asal usul manusia

Anak      : Ma bagaimana sih asal usul manusia


Ibu-       : Tuhan menciptakan manusia pertama kali ialah adam setelah itu menciptakan hawa
mereka kemudian memiliki keturuan hingga menjadi kita lah sekarang

Kemudian sang anak bertanya kembali kepada ayahnya yang tak lain adalah Bowet yang
emang sekarang menjadi ilmuwan

Anak     :Eemang bener Pa?


Bowet   : Emang bener kata mama, tapi kalau dari versi papa gini dulu kita itu monyet setelah
mengalamai evolusi selama berjuta juta tahun, maka jadilah manusia seperti kita ini,,
Anak     : Oouh gitu berarti mama bohong ya ma?
Ibu        : Jadi gini nak, kalau mama kan menceritakan asal usul mama, sedangkan papamu
menceritakan asal usul nya sendiri.......Gitu kan.
Bowet   : ????????????

Nah, bagaimana? Apakah setelah membaca dua teks tersebut kalian bisa membedakan antara
humor biasa dan humor yang termasuk anekdot? Pasti bisa. Baik, kok saya bertanya terus ya.
Silakan kita lanjutkan menyimak penjelasan berikut.

Jika kita mencermati teks 1, ada sesuatu yang tersembunyi yang ingin disampaikan penulis.
Teks yang berjudul "Kiat Memulihkan Ekonomi" di dalamnya mengandung sindiran terhadap
fenomena yang terjadi dalam suatu pemerintahan. Sindiran itu disampaikan dengan bahasa
yang ringan dan humor. 

Isi dialog antara birokrat dengan reporter menggambarkan keadaan ekonomi yang sedang
karut-marut, berbagai masalah yang pelik dan begitu banyak krisis terjadi. 

Solusi untuk memulihkan kondisi tersebut yaitu dengan mengekspor permasalahan tersebut.
Ini merupakan sindiran bahwa pemerintah tidak memiliki sesuatu yang berharga untuk
diekspor kecuali seabrek krisis dan permasalahan yang pelik. Selain itu, pemerintah juga
dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah bangsa sehingga diperintahkan untuk
mengekspornya saja.

Bagaimana dengan teks kedua? Jika kita cermati, teks kedua hanya mengisahkan humor
belaka. Tidak ada maksud tersirat yang ingin disampaikan oleh penulis selain menginginkan
pembaca merasa terhibur dengan humor yang disampaikan.

Berdasarkan dua teks tersebut, tampak jelas bahwa teks anekdot merupakan teks yang
berusaha mengkritisi suatu keadaan atau fenomena yang terjadi dengan penyampaian yang
lugas, ringan, dan dibumbui humor. 

Harap dipahami, inti teks anekdot yaitu mengkritik yang dibumbui humor. Untuk membuat
teks anekdot, diperlukan sikap kritis dan peka terhadap kejadian atau fenomena yang terjadi
di sekatar kita. 
Hal ini karena teks anekdot lahir dari pikiran para pembuatnya yang memiliki sifat responsif
terhadap permasalah sosial yang ada pada masyarakat (Fitria, 2013: 17). 

Selain untuk memberi lelucon atau humor kepada pembaca, teks anekdot harus memuat
pesan moral, amanat, ataupun kebenaran secara umum yang disampaikan secara implisit.
Supaya lebih mudah memahami, silakan baca info grafis berikut.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

foto: olah pribadi

Sampai pada pembahasan ini, kalian sudah bisa membedakan antara teks humor dan teks
anekdot, kan? Selanjutnya mari kita membahas fungsi teks anekdot.

Fungsi teks anekdot 

Sama halnya dengan teks yang lain, teks anekdot juga memiliki fungsi.

1. Fungsi primer, sebagai sarana ekspresi seseorang atau mengungkapkan perasaan sebagai
akibat ketidakpuasan, kejengkelan, kemarahan dan sebagainya terhadap fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.
2. Fungsi sekunder, yaitu sebagai bahan hiburan, analogi atau contoh dalam menjelaskan
sesuatu sebagai penarik perhatian.

Ciri-ciri teks anekdot

Kita akan membahas ciri-ciri teks anekdot. Apakah cirinya sama dengan jenis teks yang lain?
Nah, sebelum saya tuliskan, alangkah baiknya kita membaca teks berikut lalu menganalisis
dan menentukan cirinya.

Teks 3

Cara Keledai Membaca Buku

Alkisah, ada seorang raja yang bernama Timur Lenk. Dia menghadiahi seseorang yang
bernama Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.
Tetapi Timur Lenk memberi syarat, Nasruddin harus terlebih dahulu mengajari keledai itu
agar bisa membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu kepada Nasuddin. Nasruddin
menyanggupinya. Timur Lank berkata "Dua minggu setelah sekarang, datanglah kembali
kemari, dan kita lihat apa yang akan terjadi."

Nasrudin berlalu, sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika
dapat mengajari keledai itu membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak,
hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke
sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia lakukan. Nasrudin
lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu. Dan ajaib!! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-
buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi
bukunya.

Demikianlah, kata Nasrudin, Keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya. Timur Lenk
merasa ada yang tidak beres dan mulai menginterogasi, Bagaimana caramu mengajari dia
membaca ...?

Nasrudin berkisah, sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku
dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik
halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus
membalik halaman berikutnya. Dan itu ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik - balik
halaman buku itu.

Tapi, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya? tukas Timur Lenk. Nasrudin
menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman
tanpa mengerti isinya.

Jadi kalau kita juga membuka - buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh
keledai, bukan? kata Nashrudin dengan mimik serius. hehehe. (Sumber: brainly.co.id --
dengan beberapa penyesuaian)
Nah, setelah membaca dan menganalisis teks tersebut, dapat kita ketahui ciri teks anekdot,
yaitu:

Bersifat humor dan menyindir. Teks di atas ketika kita baca, memiliki kelucuan. Bagaimana
Nasruddin mengajari keledainya agar dianggap bisa membaca. Sindirannya bagaimana? Atau
jangan-jangan sindiran teks di atas mengenai diri pembaca, ya? Jangan marah! Jika tidak
seperti itu, kan tidak masalah. Pun jika seperti itu, yuk berubah. Marilah membaca buku
dengan memahami isi halaman demi halaman sehingga pengetahuan kita bertambah, bukan
buku bacaan kita yang terus bertambah.

Dapat menceritakan manusia atau hewan/kisahnya mirip dongeng. Teks tersebut memiliki
kedua ciri ini. Ada tokoh manusia dan hewan di dalam ceritanya. Nasruddin dan Timur Lenk
bersama seekor keledai.

Dapat berupa fakta atau imajinasi. Menurut Anda, apakah cerita "Cara Keledai Membaca
Buku" merupakan fakta atau imajinasi? Apakah seekor keledai akan sahabat itu jika diajari
oleh tuannya? Nah, sekarang, yuk memilih. Fakta atau imajinasi? Menurut saya, lebih
mengarah ke imajinasi, ya!

Menceritakan tokoh atau kehidupan tertentu. Teks tersebut menceritakan tokoh Nasruddin
yang mengajari keledainya untuk membaca. Dalam kehidupan, merupakan  suatu kelaziman
jika seorang raja memberi hadiah kepada seseorang. Biasanya, sebelum hadiah itu
diserahkan, ada syarat-syarat tertentu dari sang pemberi hadiah.

Memiliki tujuan menyindir.  Nah, inilah pembeda antara humor belaka dengan anekdot. Teks
anekdot bertujuan untuk menyindir. Teks tersebut menyindir seseorang  yang banyak
membaca buku, tetapi tidak memahami isinya.

Struktur Teks Anekdot

Teks anekdot menghadirkan tokoh-tokoh cerita di dalamnya. Akan tetapi, teks anekdot
berbeda dengan drama, cerpen, ataupun novel. Perbedaan tersebut terletak pada cara
penyajian serta bahasa yang digunakan.

Menurut Gerot dan Wignell (2004) struktur teks anekdot adalah sebagai berikut.
 Abstraksi, bagian awal (paragraf) berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Umumnya
akan menunjukkan hal unik yang akan terjadi dalam teks. Abstrak disebut juga sebagai tahap
pembukaan.
 Orientasi, bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang peristiwa
tersebut. Umumnya penulis bercerita dengan detail pada bagian ini. Orientasi juga berfungsi
untuk membangun teks. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis.
 Krisis, terjadinya hal atau masalah yang unik atau tidak biasa. Bagian inilah yang menjadi inti
sebuah teks anekdot. Krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan.
 Reaksi, cara penulis atau orang yang diceritakan dalam menyelesaikan masalah yang timbul
pada bagian krisis. Reaksi berkaitan dengan tanggapan dari kejadian sebelumnya (kejadian pada
bagian krisis).
 Koda, bagian akhir cerita. Bagian ini merupakan kesimpulan tentang kejadian yang
diceritakan oleh penulis. Koda juga merupakan penutup. Bagian ini dapat berupa persetujuan,
komentar, ataupun penjelasan atas maksud cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini
biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah, akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat
opsional.

Aspek/kaidah kebahasaan teks anekdot

Setiap sesuatu memiliki kaidah. Kaidah inilah yang menjadi aturan dan harus ditaati. Teks
anekdot, walaupun berisi humor, tetapi tetap memiliki aturan dalam proses penulisannya.
Teks anekdot bersifat humor, tetapi memiliki nilai moral. Oleh karena itu, ada beberapa
prinsip yang harus diketahui dalam penyusunan teks anekdot. Prinsip tersebut, yakni:

1. Teks anekdot merupakan teks yang mendekati  perumpamaan, artinya bentuk teks anekdot
layaknya karangan cerita dibuat atas dasar imajinasi yang dikemas seperti benar-benar terjadi di
lingkungan masyarakat.
2. Teks anekdot terdapat tokoh-tokoh yang dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari.
Biasanya pada sebuah teks anekdot terdapat tokoh yang ada dalam dunia nyata dan mudah kita
temui dalam kehidupan sehari-hari.
3. Teks anekdot disajikan dengan gaya humor, lucu, dan menggelitik, tetapi mengandung kritik
atau sindiran.

Nah, sekarang kita bahas kaidah kebahasaan teks anekdot. Kaidah tersebut, yakni:

 Menggunakan kalimat langsung ataupun tidak langsung.


Kalimat langsung ini merupakan ujaran dari tokoh dalam teks, sementara itu kalimat
tidak langsung digunakan sebagai penjelas dari tindakan tokoh, keadaan tokoh, atau
situasi di sekitar tokoh. Coba perhatikan contoh berikut.

"Mari memahami teks anekdot!" ajak Kaisar kepada adiknya.

Kaisar mengajak adiknya untuk memahami teks anekdot.

Pada kedua contoh tersebut, jelas perbedaan antara kalimat langsung dan kalimat tidak
langsung. Contoh (a) merupakan contoh kalimat langsung dan contoh (b) kalimat tidak
langsung.

 Menggunakan kata atau pronomina (kata ganti) orang ketiga tunggal. Penggunaan kata atau
pronomina orang ketiga tunggal ini dilakukan dengan cara menyebutkan langsung nama tokoh
faktual atau tokoh yang disamarkan.
 Menggunakan keterangan waktu.
 Keterangan waktu yang dimaksud yaitu keterangan yang menyatakan waktu terjadinya
peristiwa yang dialami tokoh cerita. Misalnya: lalu, setelah itu, kemudian.
 Menggunakan kata kerja material atau kata kerja aksi, yakni kata yang menunjukkan suatu
aktivitas atau tindakan tokoh. Misalnya: menulis, membaca, berlari.
 Menggunakan kalimat  pertanyaan atau kalimat perintah.
 Bentuk teks anekdot dapat berupa cerita dan juga dapat berbentuk dialog. Kalimat perintah
dalam teks anekdot biasanya diujarkan oleh para tokoh.
 Menggunakan konjungsi penerang atau penjelas, seperti bahwa.
 Biasanya menggunakan kalimat tanya retorika, yakni kalimat tanya yang tidak membutuhkan
jawaban. Misalnya: Bagaimana cara agar kita bisa selamat dunia akhirat? Adakah di antara kalian
yang tidak ingin hidup kaya?

Selanjutnya, kaidah penulisan teks anekdot menurut Kemdikbut (2013: 111), yaitu disajikan
dalam bahasa yang lucu dan berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol
bagi partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel tersebut merupakan krisis yang
ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, tercapai atau
gagal, serta puas atau frustrasi.

Sekarang, cobalah baca teks anekdot berikut, lalu analisis aspek kebahasaannya
Masyarakat Peduli Lingkungan

Di suatu siang yang cerah dan panasnya menyengat, sinar matahari menerangi jalanan penuh
bangunan gedung dan pabrik itu. Terdapat seorang pegawai pabrik berjalan bersama
temannya yang baru saja lulus dari kuliahnya.

Pegawai Pabrik : "Aduh, panas banget ya! Kenapa harus masuk kerja jam segini sih!"

Si Teman            : "Kamu kerja di mana, sih? Perusahaan apa, kok masuknya bisa siang
begini?"

Pegawai Pabrik : "Pabrik tekstil. Tuh, yang letaknya di ujung jalan sana itu, lho! Yang
atapnya keluar asap    

                                tebel itu."

Si Teman            : "Oh, itu! Kok jadi ingat masa-masa kita di SMA yang, Rin."

Pegawai Pabrik : " Masa yang mana, tuh?"

Teman                : "Ini, lho! Waktu kita dulu sering gencar menyuarakan go green di sekolah."
Pegawai Pabrik : "Oh, iya! Kita dulu suka banget menyuarakan dukungan buat peduli
lingkungan ya, Shin? Tapi..."

Si Teman            : "Iya, tapi nyatanya di sini pembangunan industri yang nggak ramah
lingkungan itu masih banyak. Apalagi kita sendiri nggak bisa terlepas dari ini semua, dan ikut
terlibat di dalamnya karena kebutuhan ekonomi! Ya, gak?

Pegawai Pabrik : "Iya, nih! Ujung-ujungnya kita sekarang ikut-ikutan jadi aktor penyebar
polusi, apalagi sarana dan biaya untuk menunjang industri lingkungan kurang mencukupi. "

Si Teman            : "Iya, kita sebagai rakyat jelata tentu nggak bisa apa-apa. Meski udah
berdemo pun suara kita susah didengar, apalagi kalo kita nggak kenal sama orang dalam."

Pegawai Pabrik : " Semoga saja semua pejabat pandangannya bisa lebih terbuka lagi,
khususnya tentang masalah pelestarian lingkungan!" (Sumber)
Menulis Teks Anekdot

Nah, setelah membaca beberapa contoh teks anekdot, apakah kalian sudah bisa menulis teks
anekdot? Mari berlatih bersama. Silakan simak langkah-langkah untuk menulis teks anekdot
berikut ini.

 Mengamati lingkungan sekitar.

Amatilah peristiwa-peristiwa di lingkungan sekitar Anda. Misalnya, keadaan di pasar,


kegiatan kampanye persiapan pemilu, sikap warga menghadapi Covid-19, persoalan
ekonomi, dll.

 Menentukan tema anekdot yang ingin ditulis.

Setelah mengamati, silakan pilih salah satu tema tersebut. Misalnya, Anda pilih
mengenai sikap masyarakat menghadapi Covid-19.

 Menentukan sesuatu yang ingin dikritik.

Tentukan hal yang akan Anda kritisi. Misalnya, masyarakat yang tidak mau
menggunakan masker atau hal yang lain.

 Membubuhi unsur humor terhadap masalah atau peristiwa yang ingin dikritik.

Jangan lupa pikirkan unsur homor. Ingat, teks anekdot itu menyindir, tapi dengan cara
menggelitik.

 Membuat narasi anekdot dari awal sampai akhir dengan memasukkan humor tersebut di
dalamnya.

Mulailah menulis teks anekdot. Perhatikan contoh berikut ini.

Pilkada Antikorona

Suatu hari, Wahyu sedang menonton televisi. Kakaknya, Kaisar, sedang berada di
sampingnya. Wahyu lalu membuka obrolan dengan kakanya. "Kaisar, semua aktivitas
sekarang rasa-rasanya dilaksanakan di dunia maya, ya." 
"Ah, kamu bisa saja. Masih kecil sudah banyak celoteh juga. Tau apa kamu tentang dunia
maya." Wahyu segera menyela dengan memberikan jawaban agar kakaknya memperhatikan
kegiatan sekarang. 

Wahyu mengatakan, bukankah acara-acara musik dilakukan secara daring? Kita cukup
menonton di rumah melalui kanal Youtube yang musisi bagikan. 

Yang lain lagi, sebagian pekerja, terutama yang berusia 50 tahun ke atas harus bekerja di
rumah. Yang paling terkenal, kita ini, pendidikan. Mulai dari jenjang TK hingga perguruan
tinggi, semua belajar di rumah. "Sedikit-sedikit di rumah aja." Ucap Wahyu.

Kaisar menghela nafas panjang mendengarkan ucapan adiknya. Dalam hati dia bergumam
dan membenarkan ucapan adiknya. Merasa tidak mau kalah, Kaisar pun memberikan
pertanyaan kepada adiknya. 

Dia yakin adiknya tidak akan mampu menjawab pertanyaan tersebut. "Dik, apa yang kamu
ucapkan tadi benar semua, tapi saya akan memberikan satu pertanyaan kepada kamu."  

"Pertanyaan apa, Kak?" Wahyu penasaran. Kaisar lalu mengajak adiknya untuk duduk di
sampingnya. Tak cukup rasanya jika pertanyaan itu disampaikan dari jarak yang agak jauh.
Dia lalu memerintahkan adiknya untuk mendengar pertanyaan baik-baik. 

"Dik, tapi ada satu kegiatan yang tidak dilakukan di rumah dalam masa pandemi ini. Apakah
kamu bisa menyebutkan kegiatan apa itu?" Wahyu terdiam sejenak. Dia lalu menggaruk-
garuk kepalanya. Sepertinya di tidak menemukan jawaban. "Kegiatan itu dilakukan di banyak
daerah, Dik. Banyak biaya yang digunakan. Semua terlibat, mulai dari masyarakat kecil
hingga pemerintah." Ucap Kaisar dengan gaya sok menjelaskan.   

Wahyu masih terdiam. Belum ada jawaban. Setelah beberapa menit dia ampun. Dia tidak
menemukan bayangan sama sekali. Kaisar merasa lega. Kehormatannya sebagai kakak tetap
terjaga. 

Setelah adiknya mampu menjelaskan beberapa hal, kali ini ternyata dia tidak bisa menjawab
pertanyaannya. Kaisar masih menunda untuk memberikan jawaban. Setelah merengek agar
segera diberikan jawaban, Kaisar pun menjawab sambil berteriak sehingga seisi rumah
mendengarnya. "PILKADA," katanya lantang.
Sumber bacaan

Arni Susanto Oktavia. Berbagai jenis teks dalam bahasa Indonesia

Hari Wibowo. Genre Teks Kelas X

brainly.co.id | cerdika.com | guruberbagi.kemdikbud.go.id | kompas.com | mypurohith.com |


serupa.id

HALAMAN :

1. 1
 

2. 2
 

3. 3
 

4. 4
 

5. 5
 

6. 6
 

7. 7
 

8. 8
 

9. 9
LIHAT SEMUA

KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI TANGGUNGJAWAB


PENULIS.

LABEL humaniora edukasi

POWERED BY GENIEE
1 Trik baru yang membunuh diabetes. Semua dokter menyembunyikanny

Rasa sakit di sendi akan hilang sekali dan untuk selamanya


Ingin hidup 100 tahun? Bersihkan pembuluh darah! Inilah caranya

SPONSORED CONTENT

Cara menghilangkan lemak perut. -22 kg dalam 2 minggu. Resep


Perut gemuk anda akan menjadi rata dalam seminggu. Coba ini!

Seluruh Indonesia kaget! Diabetes mudah diobati (lihat di sini)


Cara unik untuk menghilangkan kerutan. Baca disini
KOMENTAR

KIRIM

LIHAT SEMUA KOMENTAR

TERBARU

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Metode AMATIRPM -Bantu murid cara belajar matematika


Goodman Siadari Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.0

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Gejolak Penolakan Pengesahan Omnibus Law dan Gelaran Pilkada Serentak


Juandi Manullang Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.0

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Tips Belajar Bahasa Inggris


Panusunan Lubis Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.0

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Sulitnya Bermain Tender di Pertamina, Stop Hoax dan Prasangka!
puji handoko

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.0

HEADLINE

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Melongok Konsep Tani Komunal ala Dahlan dan Korporasi ala Jokowi
Taufiq Rahman Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.87

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

"Kata Bijak" Jack Ma dan Polemik UU Cipta Kerja


David F Silalahi Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.1329

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

[A to Z Kompasiana] Mencicip Makanan Lewat Tulisan


Kompasiana Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.70

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Momen Tidak Tepat Pengesahan UU Cipta Kerja


Hendra Donal Silalahi Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.307

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.TENTANG KOMPASIANA
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.SYARAT DAN KETENTUAN
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.FAQ KOMPASIANA
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.KONTAK KAMI
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.JARINGAN
© 2018 KOMPASIANA.COM. A SUBSIDIARY OF KG MEDIA.
ALL RIGHTS RESERVED

NULIS

Anda mungkin juga menyukai