Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)

8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia

Implementasi Pendekatan Saintifik Terhadap


Proses Aktivitas Guru dan Siswa pada
Pembelajaran IPA Terpadu
Pramita Sylvia Dewi* dan Diana Rochintaniawati

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan pendekatan saintifik terhadap proses aktivitas guru dan
siswa pada pembelajaran IPA Terpadu. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII di salah satu SMP
Negeri Kota Bandar Lampung. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan lembar observasi, angket, dan format wawancara. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran IPA Terpadu dengan pendekatan saintifik pada aktivitas
guru dan siswa sudah terlaksana dengan cukup baik, dimana keterlaksanaan kegiatan pendekatan saintifik
memiliki rata-rata skor sebesar 3,18. Karakteristik pembelajaran IPA Terpadu yang di implementasikan
meliputi: 1). mengamati, dimana siswa menjadikan suatu objek menjadi nyata, dan tentunya siswa menjadi
senang dan tertantang. 2). menanya dimana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang
mengarahkan siswa pada materi yang akan disampaikan. Guru juga menyampaikan suatu permasalahan
dalam fenomena sains kepada siswa. 3). mengumpulkan informasi, untuk memperoleh hasil belajar yang
nyata atau otentik, siswa harus melakukan kegiatan eksperimen pada substansi materi yang sesuai dengan
pembelajaran IPA Terpadu yang dibelajarkan. 4). mengolah informasi, proses pemaknaan informasi yang
melibatkan penggunaan pengetahuan dari beberapa sumber harus dikaji untuk menambah keluasan dan
kedalaman suatu infomasi yang diteliti. 5). mengkomunikasikan, memiliki peran dalam andil memberikan
pengetahuan yang didapat siswa melaui presentasi baik kepada siswa-siswa lainnya, dimana
kemampuan ini dapat secara lisan maupun tulisan dalam penyajiannya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa proses aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran IPA Terpadu dapat di
implementasikan melalui pendekatan saintifik.
Kata-kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran IPA Terpadu, aktivitas guru dan
siswa

Pendahuluan harus banyak mendorong dan membantu


Tujuan pembelajaran dengan pendekatan peserta didiknya untuk mengkonstruksikan
saintifik menurut (Machin, A, 2014). didasarkan sendiri makna-makna dari apa yang telah
pada keunggulan pendekatan tersebut, antara dipelajarinya. Keberhasilan proses belajar terjadi
lain: (1) meningkatkan kemampuan intelek, apabila peserta didik memahami benar-benar
khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, apa yang dipelajarinya, sehingga mampu
(2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari.
menyelesaikan suatu masalah secara sistematik,
(3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana Teori
siswa merasa bahwa belajar itu merupakan Metode saintifik sangat relevan dengan tiga
suatu kebutuhan. Berhubungan dengan hal ini, teori belajar, yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan
Darling-Hammond et.al. (2005, hlm. 1) teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga
menyatakan bahwa guru hendaknya mampu teori belajar penemuan. Secara lebih lanjut ada
menemuan cara untuk mendorong dan empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar
mengembangkan potensi siswa. Tanpa usaha ini Bruner, Carin & Sund (dalam Hosnan, 2014, hlm.
sulit untuk tercipta siswa yang memliki 35). yang dikemukakan oleh Hosnan yaitu
kemampuan pemahaman yang baik. Pertama, individu hanya belajar dan
Selama ini, proses pembelajaran yang mengembangkan pikirannya apabila ia
dilakukan oleh guru-guru disekolah masih menggunakan pikirannya. Kedua, dengan
mendominasi oleh pandangan bahwa belajar melakukan proses-proses kognitif dalam proses
merupakan kegiatan menghafal fakta-fakta. penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan
Akibatnya, kegiatan belajar di kelas masih kepuasan intelektual yang merupakan suatu
berfokus pada guru sebagai sumber utama penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara
informasi atau pengetahuan. Terbukti, agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik
penggunaan metode ceramah dalam proses dalam melakukan penemuan adalah ia memilik
pembelajaran masih menjadi pemilihan utama kesempatan untuk melakukan penemuan.
para guru. Jika guru ingin membuat peserta Keempat, dengan melakukan penemuan maka
didiknya memahami apa yang dipelajarinya, akan memperkuat ingatan. Empat hal diatas
guru

ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 489 ]


adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang memang memiliki peranan penting dalam proses
diperlukan dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran, kemandirian belajar mandiri yang
metode saintifik. dilakukan siswa merupakan tujuan akhir dari
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar pembelajaran aktif (Mulyasa, 2002, hlm. 240).
berkaitan dengan pembentukan dan Kegiatan pembelajaran harus dirancang dengan
perkembangan skema (jamak skemata). Skema baik agar bermakna bagi peserta didik, belajar
adalah suatu struktur mental atau struktur yang baik terjadi bila siswa mampu memutuskan
kognitif yang dengannya seseorang secara apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara
intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi mempelajarinya, di samping itu tujuan agar
lingkungan sekitarnya Baldwin (dalam Hosnan, siswa dapat mencapai hasil belajar yang
2014, hlm. 35). Skema tidak pernah berhenti memuaskan sesuai dengan karakteristik
berubah, skemata seorang anak akan kepribadian yang dmiliki oleh siswa.
berkembang menjadi skemata orang dewasa. Penelitian dilakukan menggunakan metode
Proses yang menyebabkan terjadinya deskriptif Ali, (2011 hlm. 176) menjelaskan
perubahan skemata disebut dengan adaptasi. bahwa metode penelitian deskriptif digunakan
Proses terbentuknya adaptasi ini dapat untuk memecahkan sekaligus menjawab
dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan permasalahan yang terjadi pada masa sekarang,
akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dilakukan dengan menempuh langkah-
yang dengannya seseorang mengintegrasikan langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis
stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, atau pengelolaan data, membuat kesimpulan
hukum, prinsip ataupun pengalaman baru dengan tujuan utama membuat penggambaran
kedalam skema yang sudah ada didalam tentang suatu keadaan secara objectif dalam
pikirannya. Akomodasi dapat berupa suatu deskripsi.
pembentukan skema baru yang dapat cocok Adapun tujuan dari penelitian deskriptif
dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau adalah untuk menjelaskan situsi yang diteliti
memodifikasi skema yang telah ada sehingga dengan dukungan studi kepustakaan sehingga
cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada dalam lebih memperkuat gambaran peneliti dalam
pembelajaran diperlukan adanya membuat suatu kesimpulan tanpa pengaruh dari
penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilsi suatu hipotesis atau[un asumsi. Untuk itu
dan akomodasi. metode penelitian deskriptif pada penelitian ini
Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
pembelajaran terjadi apabila peserta didik melainkan lebih daripada menggambarkan suatu
bekerja atau belajar menangani tugas-tugas gejala, variabel, atau keadaan yang di sesuai.
yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu Penentuan metode penelitian didasarkan pada
masih berada dalam jangkauan kemampuan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang
atau tugas itu berada dalam zone of proximal hendak dicapai yang akan diukur pada siswa
develoment daerah terletak antara tingkat SMP melalui pembelajaran dengan pendekatan
perkembangan anak saat ini yang didefinisikan saintifik.
sebagai kemampuan pemecahan masalah Pengambilan sampel dari populasi yang ada
dibawah bimbingan orang dewasa atau teman dalam penelitian ini menggunakan metode
sebaya yang lebih mampu (Nur & Wikandari, nonrandom sampling, yaitu pengambilan sampel
2000, hlm. 4). yang tidak memberikan peluang yang sama bagi
Menurut majalah Forum Kebijakan Ilmiah setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
yang terbit di Amerika pada tahun 2004 anggota sampel (Fraenkel, 2012, hlm. 131).
sebagaimana dikutip Wikipedia menyatakan Sedangkan teknik yang digunakan untuk memilih
bahwa pembelajaran ilmiah mencakup strategi sampel adalah purposive sampling, yaitu
pembelajaran siswa aktif yang mengintegrasikan pemilihan sampel berdasarkan tujuan atau
siswa dalam proses berfikir dan penggunaan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
metode yang teruji secara ilmiah sehingga dapat pengambilan sampel pada penelitian ini karena
membedakan kemampuan siswa yang bervariasi. sampel dipilih berdasarkan observasi langsung
Penerapan metode ilmiah membantu guru dengan guru IPA bahwa pada salah satu kelas,
mengidentifikasi perbedaan kemampuan siswa ditemukan bahwa kemampuan siswa belajar
(Majid, 2014, hlm. 96) sains kurang aktif, dan sikap sains siswa pun
Pembelajaran aktif merupakan proses masih rendah.
kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya
terlibat secara intelektual dan emosional
sehingga ia betul-betul berperan dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar
mengajar (Hosnan, 2014, htm. 208).
Berhubungan dengan pembelajaran aktif yang
Hasil dan diskusi disajikan oleh guru melalui fenomena gambar
atau video yang menarik perhatian siswa,
Tabel 1. Aktivitas Guru dan Siswa dalam kemudian guru bisa mengajukan pertanyaan-
Mengelola Pembelajaran IPA Terpadu dengan pertanyaan kepada siswa terkait fenomena yang
Pendekatan Saintifik diajukan dari yang dirasa mudah untuk dipahami
sampai dengan permasalahan yang sulit untuk
Rata-rata aspek Rerata Skor Setiap
kegiatan yang
Keterlaksanaan
Pertemuan
siswa pahami. Hal ini juga bertujuan untuk
di amati Kategori Rerata 1 2 3 meningkatkan motivasi intrinsik siswa dalam
Pendahuluan Cukup baik 3 3,25 3 2,75 proses pembelajaran. Selain itu, kemampuan
Kegiatan Inti guru untuk menyampaikan tujuan pembelajaran
1. Mengamati Baik 3,67 4 4 3 masih dalam kategori cukup baik, Hal ini
2. Menanya Baik 3,67 3,5 4 3,5
dimungkinkan karena guru hanya sekedar
3. Mengumpulkan
informasi
Cukup baik 3 3,25 3 2,75 menyampaikan materi pembelajaran yang akan
4. Mengolah dicapai, Oleh karena itu dalam tujuan
Cukup baik 3,16 3 3,75 2,75
informasi penyampaian pembelajaran kepada siswa, guru
5. Mengkomuni- sebaiknya lebih menekankan pentingnya siswa
Cukup baik 3,33 3,2 3,6 3,2
kasikan
Penutup Cukup baik 3,16 3,2 3,5 2,83
untuk mempelajari materi tersebut.
Rata-rata skor Pada kegiatan inti dalam pembelajaran IPA
Cukup baik 3,18
keterlaksanaan Terpadu menggunakan pendekatan saintifik, hal
pertama yang dilakukan guru dalam kegiatan ini
Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan adalah mengamati, dimana siswa menjadikan
pembelajaran yang disajikan pada Tabel 1, suatu objek menjadi nyata. Proses mengamati
kemampuan guru dalam melakukan kegiatan juga sangat penting dalam pemenuhan rasa
pendahuluan hingga menyampaikan tujuan keingintahuan siswa, sehingga proses
pembelajaran masih dalam kategori cukup baik. pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
Kategori pada Tabel 1 berdasarkan kriteria tinggi. Guru memimpin diskusi kelas
penilaian guru berdasarkan Depdiknas tahun menggunakan pendekatan saintifik dengan
2006 dimana perolehan rata-rata skor dari jmlah mengajak siswa mengamati sebuah fenomena
seluruh skor aktivitas guru selama pembelajaran melalui media pembelajaran yang ditampilkan,
dikonversikan dengan kriteria penilaian hal ini merupakan langkah awal sebuah kegiatan
keefektifan guru dalam mengelola pembelajaran; inti dari pendekatan saintifik yang dilakukan,
0,00-1,49 (tidak baik); 1,50-2,59 (kurang); 2,60- rerata skor dari kegiatan ini termasuk dalam
3,49 (cukup baik); 3,50-4,00 (baik). kategori baik, karena biasanya kegatan
Pada saat kegiatan guru mengkondisikan mengamati memerlukan waktu yang cukup
siswa dengan membentuk kelompok belajar, banyak, Selain itu adanya kecermatan siswa
siswa telah dibagi berdasarkan kelompok- dalam menemukan fakta dari hubungan
kelompok yang dipilihkan dengan ketentuan fenomena yang dianalisis dengan materi
pembagian dalam suatu kelompok terdapat pembelajaran yang digunakan oleh guru.
siswa yang aktif dan cukup aktif dalam Pada kegiatan inti yang kedua, yaitu
merespon pembelajaran, hal ini telah di menanya dimana guru mengajukan pertanyaan
diskusikan dengan guru mata pelajaran IPA kepada siswa yang mengarahkan siswa pada
Terpadu di kelas tersebut, kriteria rerata pada materi yang akan disampaikan. Guru juga
kegiatan ini masih cukup baik. Kemungkinan itu menyampaikan suatu permasalahan dalam
terlihat karena siswa yang aktif cenderung lebih fenomena sains kepada siswa, kategori ini
dominan menjawab beberapa pertanyaan yang dalam rerata termasuk baik. Hal ini terjadi
menjadi permasalahan pada materi karena pada saat guru bertanya, pada saat itu
pembelajaran tersebut. Kegiatan guru pula membimbing dan memandu siswanya
menyajikan permasalahan dengan mengajukan belajar denga baik. Ketika guru menjawab
beberapa pertanyaan untuk siswa, yang pertanyaan siswa, ketika itu pula guru
digunakan untuk menghubungkan fenomena mendorong siswa untuk mejadi penyimak dan
yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari siswa pendengar yang baik.
dengan materi yang akan dipelajari, masih Pada kegiatan inti yang ketiga yaitu
dikategorikan cukup baik. Siswa mulai mengumpulkan informasi, untuk memperoleh
menggunakan pemikiran mereka untuk hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa
merekonstruksi apa yang mereka tanyakan harus melakukan kegiatan eksperimen pada
terkait pengajuan pertanyaan dari guru. substansi materi yang sesuai dengan
Pengajuan permasalahan oleh guru dengan pembelajaran IPA Terpadu yang dibelajarkan.
pemberian motivasi untuk siswa dikategorikan Hal itu terlihat dengan guru mengarahkan siswa
cukup baik, apabila siswa dapat mengaitkan untuk melakukan penyelidikan ilmiah melalui
pembelajaran dengan konsep-konsep yang kegiatan praktikum. Guru juga melakukan
demostrasi kelengkapan alat dan bahan dengan dalam mengelola pembelajaran IPA Terpadu
dibantu siswa dan memberikan penjelasan hal- dengan menggunakan pendekatan saintifik
hal yang diperlukan Sehingga pada akhirnya mendapatkan skor rata-rata 3,18 dan termasuk
guru memberikan LKS sebagai panduan siswa pada kategori cukup baik.
untuk melakukan kegiatan praktikum. Secara
keseluruhan rerata dari kegiatan ini Kesimpulan
dikategorikan cukup baik, karena pemahaman 1. Keterlaksanaan pembelajaran IPA Terpadu
siswa masih harus dikaji lebih dalam saat dengan menggunakan pendekatan saintifik
mengumpulkan informasi, siswa harus lebih sudah terlaksana dengan cukup baik
memahami konsep-konsep fenomena yang dimana keterlaksanaan kegiatan
disajikan, selain itu keterampilan proses untuk pendekatan saintifik memiliki rata-rata skor
mengembangkan pengetahuan dan sikap ilmiah sebesar 3,18.
siswa harus mendukung untuk dilakukannya 2. Siswa menanggapi positif terhadap
eksperimen dalam suatu pemecahan masalah. implementasi pembelajaran IPA Terpadu
Pada kegiatan inti yang keempat, yaitu
dengan menggunakan pendekatan saintifik.
mengolah informasi, proses pemaknaan
3. Pembealajaran aktif menjadi kunci utama
informasi yang melibatkan penggunaan dari keterlaksanaan pembelajaran IPA
pengetahuan dari beberapa sumber harus dikaji Terpadu dengan pendekatan saintifik
untuk menambah keluasan dan kedalaman
suatu infomasi yang diteliti. Dalam hal ini guru
Referensi
memfasilitasi kelompok dari siswa dengan
berdiskusi untuk menjawab permasalahan. Guru [1] Ali, Mohammad, (2013). Memahami Riset
memberikan pertanyaan yang mendorong siswa dan Perilaku Sosial. Bandung: Cv Pustaka
untuk mengambil kesimpulan dari penyelidikan Cendikia Utama
yang dilakukan. Berdasarkan rerata dari kategori [2] Darling-Hammond, L. & Brannsford, J. Ed.
yang telah di dapatkan memilki kriteria cukup (2005). Preparing teacher for a changing
baik, karena pengolahan informasi yang world. San Franciso: Jossy- Bass
diarahkan guru kepada siswa saat penyelidikan Publishing.
sampai pengambilan kesimpulan menunjukkan [3] Fraenkel, J.R, Wallen, N.E. & Hyun, H.H.
informasi yang relevan untuk mengkaji (2012). How to design and evaluate
fenomena yang diberikan. research in education (edisi kedelapan).
Pada kegiatan inti yang kelima yaitu New York: Mc. Graw-Hill.
mengkomunikasikan, kegiatan ini guru [4] Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik
mempersilahkan satu atau dua kelompok siswa dan kontekstual dalam pembelajaran abad
untuk mempresentasikan laporan kelompok-nya. 21. Bogor: Gahlia Indonesia.
Laporan yang menjadi acuan dalam andil [5] Machin, A. (2014). Implementasi
memberikan pengetahuan yang didapatnya pendekatan saintifik, penanaman karakter,
kepada siswa-siswa lainnya, kemampuan ini dan konservasi pada pembelajaran materi
bisa secara lisan maupun tulisan dalam pertumbuhan. Unnes: Jurnal Pendidikan
penyajiannya. Dalam hal ini guru harus mampu IPA Indonesia, 3 (1) (2014) 28-35
mengajak siswa berbicara dan menulis secara [6] Nur, M. & Wikandari, P. R. (2000).
komunikasi dan efektif, dari rerata yang didapat Pengajaran berpusat kepada siswa dan
termasuk dalam kategori cukup baik, karena pendekatan konstruktivisme dalam
beberapa dari kelompok siswa secara aktif pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri
memperlihatkan hasil penyelidikan dari kegiatan Surabaya Universiy Press.
yang mereka lakukan, untuk diamati oleh guru [7] Majid, Abdul. (2014). Implementasi
dan siswa lainnya di depan kelas. Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media
Pada kegiatan penutup, kemampuan guru [8] Mulyasa. (2002). Kurikulum berbasis
dalam melakukan refleksi dengan menanyakan kompetensi. Konsep karakteristik dan
beberapa konsep penting terutama pada Implementasi. Bandung: Rosdakarya
beberapa siswa yang kurang memperhatikan
atau siswa yang terlihat mengalami kesulitan Pramita Sylvia Dewi*
masih dalam kategori cukup baik. Kegiatan guru Mahasiswa Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana
untuk meminta siswa menjawab pertanyaan Universitas Pendidikan Indonesia
yang muncul di awal pembelajaran, pramitasylvia@yahoo.co.id
dikategorikan cukup baik, alasannya karena guru
kurang menekankan koreksi seharusnya siswa Dr. Diana Rochintaniawati, M.Ed
Dosen Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana
dapat menerapkan konsep yang dipelajari pada
Universitas Pendidikan Indonesia
konteks kehidupan sehari-hari. Meskipun
demikian, secara keseluruhan aktivitas guru
*Corresponding author

Anda mungkin juga menyukai