Anda di halaman 1dari 2

1.

Mengapa Ikan Tongkol Tidak bisa hidup di air tawar

Ikan Tongkol hanya bisa hidup di Air laut, air laut mengandung banyak garam sebagai
larutan hipertonik sehingga kosentrasi larutan garamnya lebih tinggi bila dibandingkan
kosentrasi cairan di dalam sel ikan. Hal ini menyebabkan air didalam sel akan berpindah secara
osmosis keluar sel sehingga sel ikan kehilangan air yang menyebabkan dehidrasi. Untuk
mengganti air yang hilang, ikan laut beradaptasi dengan cara banyak minum air sehingga
jumlah air di dalam sel tidak stabil. Air tawar mempunyai kosentrasi garam yang lebih rendah
dibandingkan air laut. Dengan kata lain, kosentrasi air tawar lebih rendah dibandingkan cairan
di dalam sel. Apabila ikan laut dipindahkan ke air tawar maka air dari luar sel akan banyak yang
masuk ke dalam sel. Sedangkan ikan laut sudah beradaptasi dengan banyak minum. Hal ini
akan mengakibatkan sel penuh dengan air. Karena sel hewan tidak punya dinding sel, maka sel
akan pecah. Peristiwa pecahnya sel disebut plasmolysis. Sel yang mengalami plasmolysis tidak
bisa menjalankan aktivitas kehidupan. Dengan demikian, ikan laut yang pindah ke air tawar
akan mati.

1. Ikan Tongkol = ikan laut dari suku Scombridae, ikan ini berukuran sedang panjang
maksimum sekitar 100 cm. ikan ini merupakan ikan tangkapan nelayan yang penting di
berbagai negara di wilayah sebarannya.
2. Air Laut = air yang berasal dari laut yang memiliki kadar garam rata-rata 3,5% artinya
dalam 1 liter air laut terdapat 35 gram garam.
3. Garam = senyawa ionic yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negative (anion)
sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi
asam dan basa
4. Larutan hipertonik= larutan yang lebih pekat yang memiliki kosentrasi tinggi zat terlarut
5. Kosentrasi Cairan = cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara suatu zat
6. Sel =kumpulan materi yang paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit
penyusun semua makhluk hidup
7. Ikan = anggota vertebrata berdarah dingin yang hidup di air dan bernapas dengan insang
8. Osmosis = perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari bagian yang
lebih cair ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian yang kosentrasi air tinggi ke
kosentrasi air rendah
9. Dehidrasi = kondisi dimana terjadi kekurangan kandungan air pada tubuh secara
keseluruhan
10. Adaptasi = cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup
11. Air tawar =air yang tidak mengandung banyak larutan garam dan larutan mineral di
dalamnya
12. Sel hewan = jenis sel eukariotik yang mendominasi sebagian besar sel-sel jaringan pada
hewan
13. Dinding sel =struktur diluar membrane plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk
membesar
14. Plasmolysis = lepasnya membrane plasma yang terjadi di sel. Plasmolysis terjadi jika sel
diletakan di larutan garam terkosentrasi.
15. hidup = ketika suatu sel /organisme mengandung unsur yang dapat mendukung kehidupan
misalnya dapat bergerak, makan, minum, bernafas, bereproduksi dan lain sebagainya
16. Mati = berakhirnya aktivitas biologis pada sel dan jaringan tubuh.

2. Jean-Baptiste de Lamarck
Jean-Baptiste de Lamarck adalah biologiwan Perancis yang dikenal karena pendapatnya
dalam teori tentang evolusi kehidupan. Sebagai seorang ilmuwan, jalan hidupnya luar biasa
menurut ukuran masa kini. Ia lahir sebagai anak bungsu keluarga miskin dan masih
keturunan bangsawan. Pada masa kedinasan militer ini ia mulai belajar botani, yang segera
dilanjutkannya dengan belajar Kedokteran dan Botani selama empat semester di Paris. Dalam
kariernya ia telah menulis buku di bidang yang cukup luas, mulai dari zoologi, botani, meteorologi,
dan kimia, namun sebetulnya minat utamanya adalah hubungan antara makhluk hidup dan
lingkungannya (ekologi). Ia memberi dasar klasifikasi baru bagi hewan, dengan pertama-tama
memisahkan dalam dua kelompok besar: hewan bertulang belakang (Vertebrata) dan tak bertulang
belakang (Avertebrata). Hal ini dikemukakannya dalam buku karangannya "Filsafat Zoologi" (1809).
Lamarck dikenal sebagai penggagas suatu bentuk teori evolusi kehidupan, yang kemudian dikenal
sebagai Lamarckisme. Ia percaya akan adanya perubahan linear pada makhluk hidup dari bentuk
tersederhana menuju bentuk yang lebih canggih. Walaupun demikian, ia mendasarkan pada
pendapat yang telah berlaku sejak masa Yunani Kuno yang menyatakan bahwa
setiap spesies sudah ada sejak penciptaan kehidupan. Pemikiran ini bertentangan dengan banyak
pendapat sarjana Perancis sezamannya, yang lebih condong pada perkembangan spesies: spesies-
spesies terbentuk dalam perkembangan proses kehidupan, tidak "langsung jadi" begitu saja.
Perubahan terjadi pada spesies sebagai akibat reaksi mereka terhadap lingkungan (adaptasi).
Anggota tubuh yang terlatih akan menguat, sementara yang tidak terpakai akan melemah dan
tereduksi. Hasil adaptasi ini lalu diwariskan secara turun-temurun kepada anaknya.
Semenjak Charles Darwin dan Alfred Wallace mengemukakan teori mereka, teori Lamarck sering
kali disitir untuk menyanggah pendapat Darwinisme tentang seleksi alam. Pertentangan pemikiran
ini baru tuntas setelah genetika semakin dikenal orang pada abad ke-20. Konsep-konsep genetika
banyak memberi dukungan pada Darwinisme.
Para pendukung materialisme dialektika, pemikiran yang berkembang pesat di akhir abad ke-19,
menganggap Lamarckisme sesuai dengan ideologi mereka, dan melahirkan Neo-Lamarckisme.
Kaum ini menolak teori evolusi Darwin, mengadopsi Lamarckisme, dan bahkan mempraktikkannya
dalam program pertanian di negara-negara komunis. Vernalisasi(perlakuan suhu rendah)
terhadap benih gandum dianggap dapat "melatih" tanaman sehingga tahan menghadapi musim
dingin. Pendapat ini dipercaya karena hasil penelitian Ivan Mitschurin, seorang pemulia
tanaman Rusia, menunjukkan hal itu. Penentang-penentangnya, di antaranya N.I. Vavilov, ditangkap
dan diasingkan ke Siberia. Eksperimen yang disokong Stalin ini membawa kehancuran pertanian
Rusia, karena tanaman gagal panen.

Anda mungkin juga menyukai