Anda di halaman 1dari 8

Volume 18, Nomor 2, Mei 2019, pp 135-142.

Copyright © 2019 Jurnal Manajemen Maranatha, Program Studi


Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha. ISSN 1411-9293 | e-ISSN 2579-4094.
https://journal.maranatha.edu/index.php/jmm

MANAJEMEN KONFLIK PADA PERUSAHAAN KELUARGA


(STUDI KASUS PADA PERKEBUNAN X)
Yolla Margaretha

Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Unversitas Kristen Maranatha, Bandung


Email: yollamargaretha520182@gmail.com

Submitted: Mar 1, 2019; Reviewed: Mar 1, 2019; Accepted: Apr 4, 2019

Abstract: The economy of a country is supported by the role and contribution of entrepreneurs. They
are the driving force for economic growth and one of them is contribution by family business. Even in
some developed countries, family companies are the main source of their economy. However, internal
management often creates conflicts, which can have a positive and negative impact. This will certainly
affect the growth of the family company business. Therefore, good conflict management is needed to
resolve conflicts. The role of family business stakeholders must be able to act and play a professional
role. In this company, the root of the conflict is the inconsistency of communication between
stakeholders in the company, thus triggering mismanagement and hampering the development of the
company.

Keywords: Conflict; Family Business

PENDAHULUAN Mereka terus menerus melakukan pengembangan


Indonesia adalah negara yang sangat kaya. produk, selain hasil produksi utama adalah buah
dianugerahi tanah yang subur membuat pertanian stroberi segar, sekarang berkembang menjadi
dan perkebunan di Indonesia menghasilkan wisata alam stroberi di Jalan Raya Lembang,
panen yang melimpah. Kontribusi bidang selai stroberi, cold press stroberi, jus stroberi dan
perkebunan akan sangat memengaruhi permen stroberi.
pendapatan daerah maupun nasional.Salah satu Berdasarkan hasil penelitian yang
perusahaan perkebunannya adalah Perkebunan X dilakukan oleh Lucky, Minai, & Isaiah (2011),
yang berada di Lembang, Jawa Barat, merupakan bisnis keluarga adalah komponen pengembangan
family business yang berdiri sejak 2008. Luas kewirausahaan dan aspek penting dari
lahan yang dimiliki awalnya hanya dua hektar, pembangunan ekonomi dan transformasi
dan di tahun 2019 luas lahan yang dimiliki sudah ekonomi yang menawarkan pekerjaan dan
mencapai 13 hektar. menciptakan kekayaan bagi keluarga dan orang-
Perkebunan ini merupakan perkebunan orang lain yang bekerja di bisnis keluarga. Oleh
stroberi premium hasil pembibitan ras luar negeri karena itu, pendiri dan penerus akan berupaya
dan dalam negeri yang dibudidayakan di Jawa semaksimal mungkin demi keberlangsungan
Barat. Hasil produksi perkebunan ini berkisar hidup bisnis keluarga.
sekitar empat hingga delapan kuintal perbulan
atau sekitar empat hingga sembilan ton per RUMUSAN MASALAH
tahun. Besaran hasil produksi stroberi (masa Penelitian dalam bisnis keluarga telah
panen) sangat tergantung oleh kondisi alam, berkembang pesat selama beberapa dekade
kesehatan tanaman dan curah hujan yang terakhir. Daya tariknya adalah perjalanan bisnis
memadai.Perkembangan bisnis perkebunan keluarga tidak semulus yang diharapkan semua
stroberi ini dari tahun ke tahun mengalami pihak. Konflik kerap kali ditemukan dengan
perkembangan yang sangat signifikan baik dari kadar yang sering dalam bisnis keluarga. Hal ini
skala produksi maupun dari inovasi produknya. diakibatkan pengelola perusahaan sebagian besar

135
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 2, Mei (2019)

adalah anggota keluargadan seringkali Memang tidak mudah mengetahui


kepentingan pribadi (keluarga) dan bisnis penyebab konflik secara detail, hal ini selaras
menjadi tumpang tindih. dengan Xi et al., (2015) yang menyatakan
Carr & Hmieleski (2015) menyatakan konflik adalah bidang inti yang menjadi
dalam bisnis keluarga, konflik peran disebabkan perhatian, pelaku bisnis tahu sedikit sekali
oleh kenyataan bahwa anggota keluarga tentang hal itu dan bahkan lebih sedikit tentang
dihadapkan dengan kehadiran keluarga dalam manajemen konflik dalam bisnis keluarga. Oleh
pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka, hal ini karena itu dibutuhkan manajemen konflik agar
memberikan kontribusi pada ambigunya bisa mengidentifikasi konflik, dan mendapatkan
pekerjaan dan peran keluarga. Pada akhirnya, solusi dari konflik tersebut.
jenis konflik ini secara bertahap dapat
menyebabkan tekanan pada kesehatan fisik dan TUJUAN PENELITIAN
psikologis pendiri bisnis misalnya menghasilkan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
ketegangan dalam pekerjaan, memengaruhi konflik yang timbul dalam perusahaan keluarga
kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam dan mengatasi konfliknya. Selain itu,penelitian
kehidupan bisnis dan keluarga. Konflik yang ini mencari penyebab terjadinya konflik internal,
terjaditentunya dapat menghambat proses dampak bagi perusahaan atas konflik internal,
manajemen sebuah perusahaan. dan mekanisme penyelesaian masalah atas
Tagiuri & Davidmenciptakan model dua konflik internal pada perusahaan keluarga
inti. Di mana dinamika bisnis keluarga dengan perkebunan.
menciptakan dua lingkaran. Model ini disebut
Model of the Two Nuclei (Tagiuri & David, TINJAUAN PUSTAKA
1980; dalam Ruiz, 2013) ini mewakili dua inti Family Business
yang dijelaskan di atas, unit keluarga, yang Bagian ini menjelaskan tentang definisi dari
terletak di sisi kiri, dan pusat bisnis, terletak di perusahaan keluarga, konflik, manajemen
sisi kanan untuk bergabung dan membuat area konflik, strategi mengelola konflik, dampak
yang disebut "konflik zona", seperti yang dapat konflik dan penyelesaian konflik. Perusahaan
kita amati pada Gambar 1 berikut. keluarga adalah suatu organisasi di mana
terdapat dua atau lebih anggota keluarga yang
mengawasi keuangan perusahaan (Aronoff et al.,
2011). Donnelley (2002; dalam Nurwantoro &
Sobirin, 2013) mendefinisikan perusahaan
keluarga yaitu sebuah organisasi yang paling
sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam
keluargayang menjadi pemangku jabatan dalam
perusahaan dan masing-masing pemangku
jabatan tersebut akan memengaruhi kebijakan
perusahaan.
Dalam Lucky et al., (2011) pengertian
Gambar 1 Model of the Two Nuclei
lain dari bisnis keluarga adalah komponen
Sumber: Tagiuri & David (1980; dalam Ruiz, 2013) pengembangan kewirausahaan yang merupakan
aspek penting dari pembangunan ekonomi dan
Dampak negatif dari konflik dalam transformasi ekonomi yang menawarkan
bisnis keluarga dipandang merusak siklus hidup pekerjaan dan menciptakan kekayaan bagi
perusahaan. Perusahaan keluarga cenderung keluarga dan orang-orang lain yang bekerja di
menderita masalah yang berkaitan dengan bisnis keluarga. Oleh karena itu, pendiri dan
nepotisme atau tim manajemen yang kurang penerus akan berupaya semaksimal mungkin
memiliki keterampilan dan pengalaman. Konflik demi keberlangsungan hidup bisnis keluarga.
ini juga terrmasuk konflik hubungan pribadi di Susanto (2007) mengatakan bisnis keluarga atau
dalam keluarga misalnya dikarenakan ambisi perusahan keluarga adalah sebuah organisasi
untuk tetap memegang kendali perusahaan, juga yang di mana kepemilikan saham anggota
konflik yang timbul antara keluarga danmanajer keluarga minimal 25 persen.
atau karyawan non-keluarga (Corbetta & Tipe-tipe perusahaan keluarga menurut Susanto
Salvato, 2012). (2007) adalah sebagai berikut:
a. Family Owned Enterprise (FOE)
136
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 2, Mei (2019)

Family Owned Enterprise (FOE)merupakan penerus dari pendiri atau pemilik


perusahaan yang dimiliki oleh keluarga mengakibatkan konflik dalam keluarga dan
tetapi dikelola oleh eksekutif profesional perusahaan.
yang berasal dari luar lingkungan keluarga. c. Konflik Antar Keluarga dan Karyawan
Dalam hal ini keluarga berperan sebagai Konflik nilai antara keluarga dan karyawan
pemilik dan tidak melibatkan diri dalam biasanya terletak pada profesionalitas dan
fungsi pengawasan. kepercayaan. Konflik ini terjadi disebabkan
b. Family Business Enterprise (FBE) oleh miskomunikasi, gaya kepemimpinan,
Family Business Enterprise (FBE) struktur organisasi dan sistem bisnis.Oleh
merupakan perusahaan yang dimiliki dan sebab itu karyawan dituntut untuk bekerja
dikelola oleh anggota keluarga pendirinya. dengan komitmen tinggi dan profesionalitas
Jadi baik kepemilikan maupun pengelolaan agar menumbuhkan trust (kepercayaan)
dipegang oleh pihak yang sama, yaitu kepada pemilik ataupendiri perusahaan.
keluarga. Perusahaan keluarga tipe ini
dicirikan dan dipegangnya posisi kunci Manajemen Konflik
dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Laurence & Mustamu (2015) mengatakan agar
konflik yang terjadi tidak semakin merambat dan
Konflik menggangu keberlangsungan manajemen
Definisi konflik menurut Kamus Besar Bahasa perusahaan bahkan sampai menjadi sulit
Indonesia (2008) adalah bertentangan, berselisih terkontrol, maka diperlukan manajemen konflik
paham, berbeda pendapat, tidak sejalan. Konflik yang antara lain melacak berbagai faktor
dalam family business terjadi manakala dua penyebab konflik. Manajemen konflik harus
orang atau kelompok atau lebih dalam keluarga dilakukan sejak konflik pertama kali muncul
mempunyai ide, pandangan, argumentasi, dalam perusahan. Manajemen konflik merupakan
persepsi, dan pendapat yang berlawanan tindakan konstruktif yang direncanakan,
sehingga mereka saling menyalahkan yang diorganisasikan, digerakkan, dan dievaluasi
berakibat buruk pada perusahaan. secara teratur atas semua usaha demi mengakhiri
Adapun dalam (Susanto, 2007) family business konflik.
konflik dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis.
a. Konflik Antara Kepentingan Bisnis dan Strategi Mengelola Konflik
Kepentingan Keluarga (Susanto, 2007) mengemukakan dalam
Hal ini terjadi didasari oleh adanya mengelola konflik perusahaan dapat memilahnya
perbedaan antara nilai-nilai keluarga dan menjadi lima strategi utama yaitu persaingan,
nilai-nilai bisnis. Nilai dalam keluarga penghindaran (avoidance), kolaborsi, kompromi
memiliki karakter inward looking (melihat dan akomodasi.Strategi yang paling ideal adalah
ke dalam), keputusan dilakukan berdasarkan strategi kompromi di mana merupakan strategi
emosi, dan penerimaan tanpa syarat dari penanganan konflik yang efektif dari sisi
anggota keluarganya. Sementara nilai bisnis penyelesaian tugas (task oriented) maupun dalam
bersifat outward looking (melihat ke luar). menjaga dan meningkatkan hubungan
Ikatan kerja bersifat komitmen dan kinerja. interpersonal maupun sosial (relation orinted).
Sistem dan model bisnis harus mengikuti Strategi kolaborasi dan kompromi merupakan
perkembangan jaman dan perusahan strategi terbaik karena merupakan win-win
keinginan pasar sehingga sifatnya adaptif solution bagi kedua belah pihak yang sedang
dan reaktif. konflik.
b. Konflik Antar Anggota Keluarga
Konflik dalam keluarga dapat dirangkum Dampak Konflik
dalam 4 hal, yaitu konflik tujuan, gaya hidup Konflik dapat dikatakan seperti dua mata sisi
dan kerja, konflik menyangkut kendali sebuah koin, satu sisi berdampak positif, sisi
perusahaan, dan leaving the nest yang lain berdampak negatif (Susanto, 2007).
(meninggalkan rumah). Gaya hidup dan Dampak positifnya dapat meningkatkan
kerja berubah sepanjang waktu dan berbeda pencapaian karena adanya gairah atau semangat
antara satu orang dengan orang lainnya, (motivasi meningkat), pemecahan masalah dan
sehingga berpotensi menimbulkan konflik kepekaan mengindentifikasi masalah meningkat,
dalam keluarga. Keengganan untuk ikatan kelompok lebih erat, kreativitas
mengalihkan kendali perusahaan ke generasi meningkat, untuk memodifikasi sistem,
137
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 2, Mei (2019)

membantu mencapai tujuan organisasi, dan a. Sumber data primer. Sumber utama
penyesuaian diri pada kenyataan.Dampak penelitian adalah narasumber yang berasal
negatifnya adalah produktivitas menurun, dari pihak-pihak internal perusahaan yang
kepercayaan berkurang bahkan hilang, terbentuk terlibat dalam konflik (narasumber pertama
kelompok-kelompok kubu, menimbulkan biaya dan kedua). Dalam hal ini peneliti langsung
dalam organisasi, kelelahan mental dan fisik, berinteraksi dengan narasumber sehingga
terbaginya perhatian, timbul masalah moral, dan bisa mengumpulkan banyak informasi
hilangnya sinergi dalam perusahaan. fenomena konflik yang terjadi.
b. Sumber data sekunder. Data sekunder adalah
Penyelesaian Konflik data yang dikumpulkan oleh pihak lain
Astrachan, McMillan, & Pieper (2012) sebelumnya. Data yang diperoleh yaitu
menyatakan mekanisme untuk menyelesaikan berupa dokumen perusahaan dan observasi
konflik ada yang bersifat sukarela (voluntary) langsung selama proses penelitian.
dan tidak sukarela (involuntary). Penyelesaian Prosedur pengumpulan data adalah dengan
konflik secara sukarela (voluntary) dilakukan wawancara secara langsung dan individual
melalui arbitration (menyampaikan perselisihan melalui tatap muka dengan narasumber.
kepada konsultan) atau settlement agrrement
(pernyataan formal secara tertulis), business Hasil dan Pembahasan
spin-offs (menyelesaikan konflik dengan cara Perkebunan X adalah perusahaan keluarga yang
membagi bisnis menjadi beberapa bagian), buy- termasuk dalam perusahaan keluarga kategori
out of dissenting shareholder (membeli saham- Family Business Enterprise (FBE). Hal ini
saham pemilik yang lain) atau menjual bisnis ke disebabkan karena untuk posisi-posisi terpenting
pihak ketiga. Laurence & Mastamu (2015) di perusahaan seperti pimpinan, manajer
mengatakan penyelesaian konflik secara tidak keuangan dan manajer operasional dipegang oleh
sukarela (involuntary) bisa dilakukan dengan anggota keluarga.
penyelesaian di pengadilan (court-ordered Dari hasil penelitian yang mencakup
solution) atau memaksa pemilik lain untuk observasi langsung dan hasil wawancara dengan
menjual saham-sahamnya (buy-out). narasumber, maka ditemukan tiga jenis konflik
yang ditemukan dalam perusahan dan ini sesuai
METODE ANALISIS DATA dengan ulasan teori dalam Susanto (2007).
Metode yang digunakan dalam menganalisis Ketiga konflik tersebut adalah sebagai berikut.
penelitian ini adalah kualitatif (Istijanto, 2010) 1. Konflik antara kepentingan bisnis dan
mengatakan penelitian kualitatif adalah kepentingan keluarga. Hal ini disebabkan
penelitian yang memaparkansuatu karakteristik karena tidak jelasnya struktur organisasi
tertentu dari sebuah fenomena dengan jenis data dalam perusahaan sehingga dalam
yang tidak terstruktur dalam arti variasi data pengambilan keputusan bisa dilakukan
yang diberikan oleh sumbernya sangat beragam. berbagai pihak, tentunya menjadi ambigu
Fenomena konflik yang diteliti yaitu dengan antara kepentingan bisnis dan kepentingan
mencari dan menggali lebih dalam sumber keluarga. Konflik ini didasari juga adanya
konflik dan bagaimana penyelesaian konfliknya. perbedaan antara nilai yang dianut oleh
Subjek penelitian yaitu perusahaan keluarga narasumber yaitu antara nilai keluarga
yang bergerak di bidang perkebunan yang berdiri (kesuksesan bisnis adalah untuk keluarga)
sejak tahun 2008. dengan nilai bisnis (kesuksesan bisnis adalah
Sampel dalam penelitian ini adalah pihak untuk perusahaan).
internal dalam perusahaan yang memangku 2. Konflik antara anggota keluarga.
jabatan top management. Narasumbernya terdiri Komunikasi yang kurang lancar, menjadi
dari dua orang yaitu: hambatan terbesar dalam manajemen bisnis
a. Narasumber pertama adalah pemimpin keluarga, konflik antar keluarga membuat
perusahaan (direktur) sebagai pemangku atmosfer kerja menjadi tidak nyaman dan
jabatan tertinggi, dan menghambat produktivitas. Dalam
b. Narasumber kedua adalah istri dari direktur, perusahaan ini setiap permasalahan yang
beliau sebagai finance manager. dihadapi tidak segera diselesaikan kasus per
Analisis data yang digunakan adalah kasus, sehingga bebannya menumpuk pada
dengan cara deskriptif. Sedangkan sumber data saat load pekerjaan sedang tinggi. Hal ini
yang digunakan terdiri dari dua sumber. yang memicu konflik semakin membesar.
138
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 2, Mei (2019)

3. Konflik antara keluarga dan karyawan. menjadi lebih besar dibandingkan direktur.
Dalam perusahaan ini kerap kali terjadi yang menyebabkan sering terjadinya konflik
karena adanya miss communication antara karena narasumber pertama (direktur)
atasan dan karyawan yang disebabkan tidak merasa perannya dilangkahi dan tidak
adanya standard operating prosedur yang memiliki power dan wewenang dalam
jelas dan juga juga adanya dua perintah yang perusahaan.
berbeda dari atasan yang satu dengan atasan c. Hal ini mencakup kepribadian, emosi, dan
yang lain terhadap satu bagian divisi yang nilai-nilai. Jenis kepribadian tertentu seperti
sama. individu yang sangat otoriter memiliki
Dari ketiga jenis konflik yang ditemukan yang potensi memunculkan konflik, emosi juga
menjadi akar utama konflik adalah konflik antara dapat menyebabkan konflik. Narasumber
keluarga dalam hal ini adalah antarakeluarga inti. memiliki tingkat kepribadian dan emosi yang
Hal ini disebabkan dikarenakan baik narasumber cukup labil dan emosional, mudah marah,
pertama maupun narasumber kedua sebagai tidak bisa menyalurkan emosi dengan baik,
pemangku jabatantop management dalam sehingga cenderung berprasangka negatif
perusahaan keluarga ini kurang memiliki dan otoriter. Sehingga pola pikir tersebut
kompetensi di bidangnya sehingga kurang mendasari tindakan dan keputusan yang
menguasai bagiannya dengan baik. Sehingga diambil dan dilaksanakan di dalam
mengakibatkan overlapping pekerjaan yang perusahaan.
memicu timbulnya banyak mismanagement dan Adapun dampak konflik yang
miscommunication baik antara narasumber diakibatkan lebih banyak berdampak negatif bagi
maupun dengan karyawan. perusahaan. Beberapa contoh dampak negatif
Hasil analisis lebih dalam dari tersebut adalah sebagai berikut.
obeservasi dan wawancara dan didukung juga 1. Proses pengambilan keputusan menjadi
melalui pengumpulan data sekunder lainnya tertunda. Hal ini tentunya menghambat arus
ditemukan penyebab lain dari konflik dalam barang dan arus uang dalam perusahaan.
perusahaan keluarga. Penyebab itu adalah 2. Munculnya kelompok-kelompok kubu
sebagai berikut. diantara karyawan. Hal ini mengakibatkan
a. Penyebab ini dapat menjadi sumber konflik suasana kerja dan astmosfer kerja menjadi
karena perbedaan pemahaman dalam tidak sehat. Pada saat mengerjakan pekerjaan
menerima informasi melalui kata dan kalimat menjadi tidak produkif.
yang diucapkan hal ini menyebabkan 3. Terhambatnya penanganan masalah dalam
pertukaran informasi menjadi tidak pekerjaan dikarenakan tidak ada kata sepakat
memadai. Astrachan et al. (2012) antara top manajemen (narasumber)
mengatakan bahwa komunikasi yang baik sehingga memperlambat pengembangan
dalam keluarga dan perusahaan dapat terjadi bisnis dan terhambat juga perluasan baik
apabila dapat menghindari kesalahan dalam kuantitas produksi dan pasar sasaran.
menafsirkan pesan. Dalam komunikasi,
konotasi kata dapat menimbulkan makna SIMPULAN
berbeda yang berpotensi menimbulkan Berdasarkan analisis data dari narasumber
konflik. Dalam perusahaan keluarga ini dapatdiambil simpulan bahwakonflik yang
banyak salah penafsiran antar pihak yang berdampak negatif harus segera diselesaikan.
mengalami konflik dikarenakan kurangnya Untuk menyelesaikan konflik tentunya dengan
keterbukaan dan kepercayaan antara yang cara berusaha mencari titik temu terhadap
satu dengan yang lain. konflik yang terjadi. Sebelum penelitian ini
b. Penyebab lain dari konflik perusahan ini dilakukan, kedua belah pihak cenderung
adalah tentang struktur. Pengambil menghadapi konflik dengan strategi
keputusan dalam setiap kebijakan lebih penghindaran (avoidance), namun cara ini sangat
mayoritas diambil bukan oleh pemangku tidak efektif dan tidak menyelesaikan akar dari
struktur tertinggi (direktur) namun oleh konflik tersebut yang mengakibatkan konflik
manajer keuangan dikarenakan manajer semakin berlarut-larut.
keuangan menguasai total cash flow atau Simpulan dari penelitian ini juga
arus keuangan dan budgeting.Setiap bagian menemukan bahwa konflik yang terjadi dalam
terkait di dalam perusahaan bergantung perusahaan keluarga adalah tentang hubungan
dengan keuangan. Peran manajer keuangan dengan struktur organisasi dan antara anggota
139
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 2, Mei (2019)

organisasi. Tidak ada penegasan hak dan semakin memburuk maka diperlukan peran
tanggung jawab di dalam struktur organisasi konsultan untuk menengahi dan bersama-sama
mereka, sehingga seringkali terjadi tupang tindih mencari jalan dan solusi terbaik secara
bahkan double powerantara direktur dengan profesional.
finance manager. Dengan hasil analisis yang Saran lainnya yaitu dibutuhkan room for
dilakukan maka peneliti memberikan saran improvement bagi komunikasi dan pembaharuan
sekaligus solusi penyelesain konflik kepada kompetensi secara terbuka anggota keluarga
narasumber untuk membina kerjasama dengan dalam memimpin perusahaan. Menurut
konsultan bisnis (arbitrator) dalam hal ini Astrachan et al. (2012), konflik muncul dari
melalui peranan universitas dan juga melakukan cinta dan kepedulian antaranggota keluarga satu
penerimaan manajer operasional dari profesional dengan yang lainnya. Konflik dapat diredam
(pekerja bukan merupakan anggota keluarga). dengan cara memperbanyak waktu keluarga atau
Kedua saran di atas telah dilaksanakan dan pertemuan-pertemuan keluarga (family meetings)
berbuah hasil yang cukup signifikan dimana yang khusus membahas kondisi dan masa depan
secara bertahap pemilik bisnis dapat perusahaan maka diharapkan bisa
menyelesaikan beberapa konflik yang ada.Agar menyelerasaskan visi misi narasumber sehingga
manajemen perusahaan semakin terstrukur maka diharapkan menimbulkan hubungan baik dan
diperlukanpembuatan struktur organisasi dan pemikiran yang sepaham tentang menjalankan
SOP (Standard Operating Procedure), maka usaha tersebut. Dalam mengelola bisnis juga
pihak universitas mengadakan pengabdian diperlukan kejujuran anggota keluarga, termasuk
masyarakat untuk merapihkan struktur dan mengenai masalah-masalah yang timbul,
pembuatan SOP di dalam perusahaan tersebut. harapan-harapan dan rencana-rencana untuk
Hal ini sangat membantu pemangku manajemen masa depan.
perusahaan dan karyawan mengetahui prosedur
secara lebih jelas dan terperinci dari sebelumnya. REFERENSI
Adapun penyelesaian konflik internal Aronoff, C.E., McClure, S.L., & Ward, J.L.
adalah dengan mengembalikandan memperjelas (2011). Business Succession: The Final
narasumber pertama (direktur) sebagai pemimpin Test of Greatness. Georgia: Family
tertinggi dan pengambil keputusan tertinggi yang Enterprise Publisher.
tentutan memiliki kewenangan lebih besar dari Astrachan, J.H., McMillan, K.S., & Pieper, T. M.
pemangku lain (narasumber kedua yaitu finance (2012). Family Business. Marietta: Family
manager). Dapat disimpulkan strategi yang Enterprise Publisher.
dipakai untuk mengelola dan menyelesaikan Carr, J.C. & Hmieleski, K.M. (2015).
konflik yaitu menggunakan strategi kolaborasi Differences in the outcomes of work and
dan kompromi yang dimana akan memberikan family conflict between family and
win-win solution bagi kedua belah pihak. nonfamily businesses: An examination of
business founders. Entrepreneurship
KETERBATASAN PENELITIAN DAN Theory and Practice, 39(6), 1413-1432.
SARAN Corbetta, G. & Salvato, C. (2012).Strategies for
Penelitian ini hanya mendalami satu perusahaan Longevity in Family Firms: A European
saja, sehingga hasil penelitian terbatas hanya Perspective. NewYork: Palgrave
menggambarkan perusahaan tersebut.Adapun MacMillan.
beberapa saran yang dapat diusulkan untuk Istijanto, F. (2010). Aplikasi Praktis Riset
penelitian mendatang adalah responden lebih Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
dari satu perusahaan baik dari industri sejenis Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta:
maupun industri tidak sejenis. Masa pencarian Pusat Bahasa.
informasi lebih mendalam dan dalam jangka Laurence, L. & Mustamu, R. H. (2015).
waktu yang lebih lama, sehingga bisa lebih Manajemen Konflik dalam Perencanaan
spesifik dan terukur menggali informasi terkait. Suksesi Perusahaan Keluarga di Bidang
Untuk penelitian selanjutnya akan melakukan Ekspedisi di Surabaya. Agora3(1),
penelitian tentang manajemen konflik dalam Surabaya: Universitas Kristen Petra.
perusahaan keluarga hendaknya dapat mengukur Liliweri, A. (2005). Prasangka dan Konflik.
dampak konflik terhadap berbagai pihak baik Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.
imternal maupun eksternal secara holistik. Lucky, E. O., Minai, M. S., & Isaiah, A. O.
Apabila konflik dalam perusahaan keluarga (2011). A Conceptual Framework of
140
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 2, Mei (2019)

Family Business Succession: Bane of


Family Business Continuity. International
Journal of Business and Social Science 2
(18).
Nurwantoro & Sobirin. (2013). Analisis
Kepemimpinan Perusahaan Keluarga.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ruiz, E.J.Y. (2013). Family Business Conflict
Degree in Business Administration
(4thCourses). Spain: Universitat Jaume I.
Susanto, A.B. (2007). Family Business. Edisi
Pertama. Jakarta: The Jakarta Consulting
Group.
Xi, J.M., Kraus, S., Kellermanns, F. & Filser, M.
(2015). Mapping the Field of Family
Business Research: Past Trends and Future
Directions. International Entrepreneurship
and Management Journal, 11(1), 113-132.

141
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 18 Nomor 2, Mei (2019)

142

Anda mungkin juga menyukai