Anda di halaman 1dari 5

Nama : Helmi Matiin Wibowo

Nim : 189327
Kelas : 3C
Makul : Teori Kosmetik
Dosen : Weni Puspita M.Farm., Apt

1. Lapisan kulit secara umum terdiri dari dari 3, antara lain epidermis, dermis dan
hipodermis. Jelaskan perbedaan serta fungsi dari ketiga lapisan kulit tersebut!
2. Jelaskan proses pembentukan pigmen melanin pada kulit!
3. Jelaskan proses keratinasi pada kulit!
4. Jelaskan mekanisme pertumbuhan alami rambut!

JAWABAN:

1. Perbedaan dari epidermis, dermis, dan hipodermis adalah:


 Epidermis berisi jaringan nonvaskular dan bergantung pada lapisan dermis yang
mendasari untuk mendapatkan nutrisi dan pembuangan dengan cara difusi
melalui dermoepidermal junction. Epidermis memiliki beberapa jenis sel, yaitu
sel keratinosit sebagai sel induk, melanosit yang mengandung pigmen melanin
yang berfungsi untuk melindungi dari radiasi sinar ultraviolet (UV), sel
langerhans sebagai respon imun, dan sel merkel sebagai mekanoreseptor
(Eroschenko, 2010). Epidermis memiliki lima lapisan, yaitu: (Eroschenko,
2010)
1) Stratum basal (germinativum)
Lapisan dasar epidermis. Lapisan ini terdiri dari satu lapisan sel yang
terletak pada membrana basalis. Lapisan ini sebagai induk dari
epidermis, sel-selnya bermitosis, bergerak menuju lapisan superfisial,
dan mengalami keratinisasi atau peningkatan jumlah filamen keratin
intermediet.
2) Stratum spinosum
Lapisan ini terletak diatas stratum basal, terdiri dari beberapa lapis sel
yang terlihat seperti berduri (karena tonjolan sitoplasma). Pembentukan
flamen keratin pada lapisan ini membentuk tonoflamen
3) Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari beberapa lapis sel gepeng dan granula
keratohialin diatas stratum spinosum. Granula yang bebas berikatan
dengan tonofilamen membentuk keratin. Granula yang terbungkus
membran disebut granula lamellosum berfungsi sebagai lapisan lemak
yang menutupi kulit sehingga kulit relatif impermiabel terhadap air.
4) Stratum lusidum
Lapisan ini translusen dan hanya ada pada kulit tebal, terletak antara
stratum granulosum
5) Stratum korneum
Lapisan kulit yang paling luar. Tersiri dari sel-sel mati yang berisi
filamen keratin. Sel-sel superfisial terus dilepaskan atau deskuamasi dan
tergantikan oleh sel-sel dari stratum basal yang berada dibawahnya.
Stratum korneum.
 Dermis adalah jaringan ikat tidak teratur yang berada di bawah epidermis.
Dermis dan epidermis dipisahkan oleh membrana basalis. Ketebalan lapisan
dermis bervariasi dengan yang paling tebal berada di telapak tangan dan kaki
dan yang paling tipis di kelopak mata dan penis. Pada usia tua, dermis menjadi
tipis dan kehilangan elastisitasnya (Weller et al, 2015). Lapisan superfisial
dermis tidak rata dan membentuk tonjolan-tonjolan keatas . bagian ini disebut
stratum papillare, yang terdiri dari jaringan ikat longgar, kapiler, fibroblas, dan
makrofag. Lapisan dermis yang lebih dalam disebut stratum retikulare, yang
terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur, terutama kolagen, dan sel-selnya
lebih sedikit daripada stratum papillare. Jaringan ikat dermis mengandung
banyak pembuluh darah, pembuluh limfe, dan reseptor sensorik seperti
corpusculum tactile dan corpusculum lamellosum. Dermis juga menyatu
dengan hipodermis atau subkutis yang terdapat fasia superfisialis dan jaringan
adiposa (Eroschenko, 2010).

Lapisan dermis mengandung beberapa macam sel. Sel yang paling utama adalah
sel fibroblas. Fungsi sel fibroblas adalah sintesis kolagen, retikulin, elastin,
fibronektin, glikosaminoglikans, dan kolagenase. Selain itu, terdapat beberapa
sel-sel lain yang jumlahnya lebih sedikit, yaitu mononuklear, limfosit, sel
Langerhans dan sel dermal dendritik, sel mast, dan sel merkel (Weller et al,
2015). Polimorfonuklear seperti neutrofil juga dapat terlihat pada lapisan dermis
saat terjadi inflamasi. Fungsi-fungsi sel-sel yang terdapat di lapisan dermis
menurut (Weller et al, 2015), adalah :
1) Fibroblas: sintesis kolagen, retikulun, elastin, fibronelaktin,
glikosaminoglikan, dan kolagenase
2) Sel mononuklear: fagositosis, menghancurkan bakteri, sekresi sitokin,
sel mononuklear bersifat mobil sehingga dapat berpindah kemana pun.
3) Limfosit: imunosurveilans
4) Sel langerhans dan sel dermal dendritik: melintasi dermis antara
limfonodus lokal dan epidermis
5) Sel mast: distimulasi antigen, komplemen, dan zat lain untuk
mengeluarkan mediator-mediator inflamasi, termasuk histamin,
heparin, prostaglandin, leukotrien, triptase, dan faktor kemotaktik untuk
eosinofil dan neutrofil
6) Sel merkel: sebagai penerima rangsangan raba.
 Hipodermis atau lapisan subkutis (tela subcutanea) tersusun atas jaringan ikat
dan jaringan adiposa yang membentuk fascia superficial yang tampak secara
anatomis. Hipodermis ini terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh
darah dan pembuluh getah bening. Lapisan hipodermis ini memiliki fungsi
sebagai penahan terhadap benturan ke organ tubuh bagian dalam, memberi
bentuk pada tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan sebagai tempat penyimpan
cadangan makanan (Eroschenko, 2010).

2. Proses pembentukan pigmen pada kulit, adalah


Melanosit merupakan satu-satunya sel tempat pembentukan melanin. Melanosit
ditemukan di kulit yaitu bagian matrik rambut dan lapisan basal epidermis kulit, semua
membran mukosa, sistem uveal, epitel retina dan pada pembuluh darah stria di dalam
telinga (Fitzpatricks, 2003).
Melanin adalah produk utama dari melanosit dan merupakan penentu
perbedaan warna kulit. Melanin disintesis dalam dua bentuk utama yaitu warna hitam
dan coklat-kehitaman, eumelanin insoluble, dan warna cerah merah-kekuningan, alkali
soluble, sulfur yang mengandung pheomelanin (Fitzpatricks, 2003).
Melanosit mengandung organel-organel sitoplasma yang disebut melanosom,
tempat pembentukan melanin dan tirosin. Melanosom bermigrasi sepanjang dendrit
dari melanosit, dan ditransfer ke dalam keratinosit pada stratum spinosum (lapisan sel
prikel). Pada orang kulit putih melanosom mengelompok bersama membentuk
kompleks melanosom yang terikat membran dan secara bertahap berdegenerasi ketika
keratinosit bergerak menuju permukaan kulit. Pada orang kulit hitam, jumlah
melanositnya sama dengan jumlah melanosit pada orang kulit putih, tetapi
melanosomnya lebih besar, tetap terpisah, dan secara persisten memenuhi seluruh
ketebalan epidermis. Stimulus utama bagi pembentukan melanin adalah radiasi
ultraviolet (UV). Melanin melindungi inti sel pada epidermis terhadap pengaruh buruk
dari radiasi UV.
Warna kecoklatan karena kulit terkena sinar matahari merupakan suatu
mekanisme perlindungan yang alami. Neoplasma kulit sangat jarang terjadi pada orang
berkulit gelap, karena kulit mereka terlindungi dari pengaruh buruk UV berkat
banyaknyakandungan melanin. Hal ini tidak terjadi pada orang berkulit terang yang
kandungan melanin pada kulitnya jarang (Burns, 2005).

3. Proses keratinisasi dimulai dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke atas berubah
bentuk lebih poligonal yaitu sel spinosum, terangkat lebih ke atas menjadi lebih gepeng,
dan bergranula menjadi sel granulosum. Kemudian sel tersebut terangkat keatas lebih
gepeng, dan granula serta intinya hilang menjadi sel spinosum dan akhirnya sampai di
permukaan kulit menjadi sel yang mati, protoplasmanya mengering menjadi keras,
gepeng, tanpa inti yang disebut sel tanduk, sel tanduk secara kontinu lepas dari
permukaan kulit dan diganti oleh sel yang terletak dibawahnya. Proses keratinisasi sel
dari sel basah smapai sel tandu berlansung selama 14-21 hari. Proses ini berlangsung
terus-menerus dan berguna untuk fungsi rehabilitasi kulit agar selalu dapat
melaksanakan fungsinya secara baik. Pada beberapa macam penyakit kulit proses ini
terganggu, sehingga kulit akan terlihat bersisik, tebal, dan kering (Syaifuddin, 2006).

4. Menurut Soedibyo dan Dalimartha (1998), faktor-faktor yang berperan pada


pertumbuhan rambut terdiri atas yang pertama yaitu faktor intrinsik (sirkulasi darah ke
folikel dan hormon) dengan mekanisme yang dimulai dari sekitar dan bawah batang
rambut di kulit, folikel rambut merawat dan mengontrol pertumbuhan rambut serat
rambut. Sejak pertama kali terbentuk folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan
yang berulang. Fase pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi berdasarkan umur dan
regio tempat rambut tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi faktor fisiologis maupun
patologis. Siklus pertumbuhan yang normal adalah masa anagen, masa katagen, dan
masa telogen. Folikel rambut yang dikelilingi oleh jaringan yang rumit dari pembuluh
darah memasok nutrisi yang dibutuhkan dan oksigen ke folikel rambut. Kedua yaitu
faktor ekstrinsik (perubahan cuaca ekstrim, paparan ultraviolet, sinar-X, radioaktif,
iritasi zat kimia atau penutupan dan penekanan rambut serta kulit kepala). Selain
kondisi lingkungan, faktor nutrisi juga berperan pada pertumbuhan rambut. Faktor
nutrisi meliputi protein, vitamin A, vitamin E, vitamin B kompleks, vitamin C, yodium,
zat besi, dan sistein melalui sistem metabolisme tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

 Eroschenko, V. P., 2010, Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional,. EGC,
Jakarta.
 Weller, R.B., Hunter, H.J.A., and Mann, M.W. 2015, Clinical Dermatology, Fifth
Edition, John Wiley and Sons Ltd., Chichester.
 Fitzpatrick, Freedeberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz St.
2003. Dermatology in General Medicine. Edisi 6. New York. The McGraw-Hill
Companies Inc.
 Brown. R.G., Burns, T., 2005. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
 Syaifuddin, 2006, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3, Editor
Monica Ester, EGC, Jakarta
 Dalimartha, S. & Sudibyo, M., 1998, Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat dan Diet
Suplemen, Trubus Agriwijaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai