Nim : 189327
Kelas : 3C
Makul : Teori Kosmetik
Dosen : Weni Puspita M.Farm., Apt
1. Lapisan kulit secara umum terdiri dari dari 3, antara lain epidermis, dermis dan
hipodermis. Jelaskan perbedaan serta fungsi dari ketiga lapisan kulit tersebut!
2. Jelaskan proses pembentukan pigmen melanin pada kulit!
3. Jelaskan proses keratinasi pada kulit!
4. Jelaskan mekanisme pertumbuhan alami rambut!
JAWABAN:
Lapisan dermis mengandung beberapa macam sel. Sel yang paling utama adalah
sel fibroblas. Fungsi sel fibroblas adalah sintesis kolagen, retikulin, elastin,
fibronektin, glikosaminoglikans, dan kolagenase. Selain itu, terdapat beberapa
sel-sel lain yang jumlahnya lebih sedikit, yaitu mononuklear, limfosit, sel
Langerhans dan sel dermal dendritik, sel mast, dan sel merkel (Weller et al,
2015). Polimorfonuklear seperti neutrofil juga dapat terlihat pada lapisan dermis
saat terjadi inflamasi. Fungsi-fungsi sel-sel yang terdapat di lapisan dermis
menurut (Weller et al, 2015), adalah :
1) Fibroblas: sintesis kolagen, retikulun, elastin, fibronelaktin,
glikosaminoglikan, dan kolagenase
2) Sel mononuklear: fagositosis, menghancurkan bakteri, sekresi sitokin,
sel mononuklear bersifat mobil sehingga dapat berpindah kemana pun.
3) Limfosit: imunosurveilans
4) Sel langerhans dan sel dermal dendritik: melintasi dermis antara
limfonodus lokal dan epidermis
5) Sel mast: distimulasi antigen, komplemen, dan zat lain untuk
mengeluarkan mediator-mediator inflamasi, termasuk histamin,
heparin, prostaglandin, leukotrien, triptase, dan faktor kemotaktik untuk
eosinofil dan neutrofil
6) Sel merkel: sebagai penerima rangsangan raba.
Hipodermis atau lapisan subkutis (tela subcutanea) tersusun atas jaringan ikat
dan jaringan adiposa yang membentuk fascia superficial yang tampak secara
anatomis. Hipodermis ini terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh
darah dan pembuluh getah bening. Lapisan hipodermis ini memiliki fungsi
sebagai penahan terhadap benturan ke organ tubuh bagian dalam, memberi
bentuk pada tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan sebagai tempat penyimpan
cadangan makanan (Eroschenko, 2010).
3. Proses keratinisasi dimulai dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke atas berubah
bentuk lebih poligonal yaitu sel spinosum, terangkat lebih ke atas menjadi lebih gepeng,
dan bergranula menjadi sel granulosum. Kemudian sel tersebut terangkat keatas lebih
gepeng, dan granula serta intinya hilang menjadi sel spinosum dan akhirnya sampai di
permukaan kulit menjadi sel yang mati, protoplasmanya mengering menjadi keras,
gepeng, tanpa inti yang disebut sel tanduk, sel tanduk secara kontinu lepas dari
permukaan kulit dan diganti oleh sel yang terletak dibawahnya. Proses keratinisasi sel
dari sel basah smapai sel tandu berlansung selama 14-21 hari. Proses ini berlangsung
terus-menerus dan berguna untuk fungsi rehabilitasi kulit agar selalu dapat
melaksanakan fungsinya secara baik. Pada beberapa macam penyakit kulit proses ini
terganggu, sehingga kulit akan terlihat bersisik, tebal, dan kering (Syaifuddin, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Eroschenko, V. P., 2010, Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional,. EGC,
Jakarta.
Weller, R.B., Hunter, H.J.A., and Mann, M.W. 2015, Clinical Dermatology, Fifth
Edition, John Wiley and Sons Ltd., Chichester.
Fitzpatrick, Freedeberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz St.
2003. Dermatology in General Medicine. Edisi 6. New York. The McGraw-Hill
Companies Inc.
Brown. R.G., Burns, T., 2005. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syaifuddin, 2006, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3, Editor
Monica Ester, EGC, Jakarta
Dalimartha, S. & Sudibyo, M., 1998, Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat dan Diet
Suplemen, Trubus Agriwijaya, Jakarta.