Anda di halaman 1dari 2

KRITIKAN?

Santuy- in aja kuy

Sehebat apapun kita pasti akan ada kritikan terhadap kita. Setiap Orang pasti suka
mengkritik dan terkadang kritikan itu beragam. Ada yang membangun ada yang tidak, jika
kritikannya membangun jadikan itu sebagai media perbaikan diri.

Jikalau tidak membangun?, maka ada 3 sikap yang semestinya cocok dilakukan:

1. Cuek-in.
2. Jangan dipikirin (santuy).
3. Maafin.

Jangan sia-siakan umur yang sebentar ini untuk mengkhawatirkan pendapat orang lain
tentang kita. Umur kita terlalu berharga. Ada beberapa pilihan dalam menyikapi kritikan:

1. Tersiksa dengan kritikan dan membuat kita terpuruk berkepanjangan.


2. Acuh dengan celaan dan terus berupaya memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang
lebih baik (ter- Upgrade).

Sungguh kritikan sebanyak apapun tidak bisa merenggut kebahagiaan yang kita punya
selama kita tidak mengizinkannya. Maka tentu saja pilihan kedua menjadi pilihan kita, namun
kebanyakan dari kita sangat sulit mengamalkan apa yang yang sudah kita katakan. Saat celaan
itu dating menghampiri kita merasa galau, gelisah, tidak semangat dalam menjalani kehidupan,
kita mendadak tak punya tujuan hidup, down berkepanjangan.

Hidup kita senantiasa berdampingan dengan orang banyak .Kita tidak akan memisahkan
diri dari komunitas social. Nah, dalam komunikasi social, pasti suatu saat ada gesekan antara
kita. Ada ketidaksenangan atas nikmat sesama. Ada rasa iri yang membuat orang lan
menjelekkan sesamanya.

Atas realitas hidup semacam itu dibutuhkan sikap mental yang bijak, yang mampu memilah
mana ucapan yang patut didengar, mana pula omongan yang patut diabaikan. Kritikan yang
membangun jadikan itu sebagai media memperbaiki diri, sementara kritikan yang tidak
membangun, jangan jadikan itu merenggut kebahagiaan hidup kita.

“Selama kau yakin bahwa apa yang kau lakukan itu benar, jangan pedulikan apapun
omongan orang.”
*Sumber utama: buku GOD PLEASE HELP ME karya Ahmad Rifai Rifan dengan banyak
perubahan.

Anda mungkin juga menyukai