Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN DOKTER INTERNSIP

PUSKESMAS BARINGENG KABUPATEN WATANSOPPENG


PERIODE NOVEMBER 2019 - NOVEMBER 2020

F6. UPAYA PENGOBATAN DASAR


“PENANGANAN PASIEN DYSPEPSIA FUNGSIONAL SECARA HOLISTIK”

A. LATAR BELAKANG

Sindroma dispepsia mulai sering dikemukakan sejak 1980. Sindroma ini

menggambarkan keluhan atau kumpulan gejala yang terdiri dari rasa tidak nyaman

yang terutama dirasakan di daerah perut bagian atas (epigastrium) dan disertai rasa

mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh atau begah, sendawa dan

rasa panas yang menjalar di dada.

Menurut data Profil Kesehatan Indonesia 2007, dispepsia menempati peringkat

ke-10 untuk kategori penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun

2006 dengan jumlah pasien 34.029 atau sekitar 1,59%. Sindroma dispepsia dapat

diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu sindroma dispepsia akibat kelainan

organik dan sindroma dispesia fungsional (non-organik). Berdasarkan survei

epidemiologi kasus sindroma dispepsia akibat kelainan organik sebanyak 40 % dan

fungsional sebanyak 60%.

Banyak faktor yang memicu timbulnya keluhan sindroma dispepsia, diantaranya

sekresi asam lambung, kebiasaan makan, Infeksi bakteri Helicobacter pylori, tukak

peptikum dan psikologis. Konsumsi kebiasaan makanan beresiko seperti makanan


pedas, asam, bergaram tinggi dan minuman seperti kopi, alkohol merupakan faktor

pemicu timbulnya gejala dispepsia.

World Health Organization (WHO) menetapkan batasan usia remaja yaitu 10-19

tahun. Kategori usia remaja ini, cendrung ditemui pada seorang pelajar ataupun

mahasiswa yang tentunya memiliki rutinitas sangat banyak, mulai dari kegiatan

akademik seperti mengikuti jadwal aktivitas perkuliahan, mengerjakan tugas-tugas

kuliah, diskusi kelompok dan kegiatan non-akademik lainnya seperti mengikuti

kegiatan organisasi. Pola aktivitas yang padat membuat seseorang sering

mengabaikan atau menunda waktu makan.

B. PERMASALAHAN
Identitas Pasien
Nama : Nn. N
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Kebo

Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri ulu hati
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Poli Puskesmas
dengan keluhan nyeri ulu hati yang dialami sejak 1 minggu yang lalu, tidak
terus menerus, nyeri di rasakan memberat jika terlambat makan, perut terasa
kembung dan sering merasa mual. Pasien sering makan tidak teratur. BAB :
Encer, ampas (+), darah (-), lendir (-) yang dialami 1 hari yang lalu frekuensi 2
kali. BAK : Biasa.
Riwayat Pengobatan : Tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu :-
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit sedang/composmentis
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36.5 C
BB : 40 kg
TB : 150 cm
Status gizi : BMI = 17,77 kg/m2 Kesan : Underweight

Status Generalis :
Kepala : Anemis -/-, Ikterus -/-
Mulut : Bibir kering (-), lidah kotor (-)
Leher : Limfadenopati tidak ada,
Thoraks :
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I/II murni, regular. Bising (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris, sela iga normal, retraksi napas (-)
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan regio epigastrium, massa (-), H/L
pembesaran (-)
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : Akral teraba hangat pada seluruh ekstremitas, tidak di
jumpai oedema pada ke empat ekstremitas

Pemeriksaan Penunjang :
-

Diagnosis : Dyspepsia Fungsional

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Intervensi yang diberikan yaitu pasien dirawat jalan dengan pemberian terapi
secara farmakologis dan non farmakologis.

D. PELAKSANAAN
Non Farmakologi :
- Tidak menunda makan, mengatur pola makan dengan makan secara teratur
dan sebaiknya mengkonsumsi makanan berserat tinggi, bergizi, serta per-
banyak minum air putih.
- Kurangi mengkonsumsi makanan pedas, kecut, banyak mengandung gas
yang dapat menimbulkan gas di lambung (kubis, kol, kentang, semangka,
melon) dan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi lambung.
- Menghindari konsumsi obat –obat yang dapat mengiritasi lambung seperti
obat anti inflamasi, misalnya yang mengandung ibuprofen, aspirin dan keto-
profen. Sebaiknya di ganti dengan Acetaminophen karena tidak mengaki-
batkan iritasi pada lambung.
- Menghindari stress
Farmakologi
- Ranitidin 150 mg 2dd1ac (Dikonsumsi 15-30 menit sebelum makan)
- Domperidone 10 mg 3dd1ac (Dikonsumsi 15-30 menit sebelum makan)
- Vit. B6 1dd1

E. MONITORING DAN EVALUASI


Setelah mendapat diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
dokter memberikan terapi serta memberikan edukasi ke pasien terkait Dypepsia
fungsional.

Anda mungkin juga menyukai