Terapi Reminisens Pada Lansia
Terapi Reminisens Pada Lansia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pernah mengalami depresi berat dan sembuh sempurna sebelum usia 50 tahun,
kepribadian ekstrovert serta temperamen yang stabil serta riwayat keluarga dengan
penderita depresi atau manik.
Penanganan depresi pada lansia yang utama adalah mempersiapkan kondisi
mental yang sehat dan aktif pada masa tua (Amir, 2005). Selain itu pemeliharaan secara
terus menerus baik intelektual maupun emosional pada lansia tidak saja untuk
mempertahankan daya pikirnya, akan tetapi juga untuk mencegah perasaan cemas dan
depresi. Salah satu upaya pemeliharaan kondisi mental yang sehat dapat dilakukan
dengan ikut sertanya lansia pada berbagai kegiatan sebagai wahana urun rembuk. Hal ini
ditunjang dengan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa negara seperti Amerika
Serikat, Jepang, Inggris dan Thailand (2003) menunjukkan bahwa pendekatan psikoterapi
kelompok pada lansia dengan menggunakan teknik mengenang kembali masa lalu
merupakan cara yang efektif dan mempunyai pengaruh positif yang secara signifikan
bermakna dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis serta menurunkan depresi pada
lansia. Sehingga psikoterapi kelompok direkomendasikan secara efektif dapat
menurunkan tingkat depresi dan meningkatkan kesejahateraan psikologis pada lansia
(Tappan & Touhy, 1983).
Adapun yang dimaksud dengan pendekatan psikoterapi kelompok melalui teknik
mengenang kembali masa lalu merupakan pendekatan yang kreatif untuk meningkatkan
adaptasi lansia terhadap alam perasaan (mood) yang tidak stabil (Parsons, 1986) serta
membantu resolusi tahapan perkembangan integritas ego (Erikson, 1968).
Oleh karena itu dipandang perlu melakukan intervensi keperawatan terapeutik
melalui pendekatan psikoterapi kelompok mengenang kembali masa lalu pada lansia
sebagai upaya menurunkan tingkat depresi serta meningkatkan kesejahteraan. Selain itu
juga penelitian pendekatan psikoterapi kelompok mengenang kembali masa lalu pada
lansia belum pernah di lakukan terutama di wilayah Bandung.
B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh psikoterapi kelompok dalam menurunkan tingkat depresi dan
meningkatkan kesejahteraan psikologis pada lansia wanita?
3
C. Tujuan
1. Umum
Mengetahui pengaruh psikoterapi kelompok dalam menurunkan tingkat depresi
dan meningkatnya kesejahteraan psikologis pada lansia wanita
2. Khusus
a. Mengetahui tingkat depresi pada lansia wanita sebelum dan sesudah
psikoterapi kelompok
b. Mengetahui tingkat kesejahteraan psikologis pada lansia wanita sebelum
dan sesudah psikoterapi kelompok
c. Mengetahui pengaruh psikoterapi kelompok terhadap tingkat depresi dan
kesejahteraan psikologis pada lansia wanita pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol
D. Kerangka Konsep
Tujuan dari kerangka konsep ini untuk menggambarkan teknik mengenang
kembali masa lalu melalui psikoterapi kelompok dalam menurunkan depresi dan
meningkatkan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini merupakan sintesa dari hubungan
dan keterhubungan antara proses penuaan, perkembangan lansia, kesejahteraan, dan
mengingat masa lalu.
Berdasarkan asumsi dari Roger (1970) terdapat hubungan antara proses interaksi
lingkungan dengan integritas individu secara keseluruhan. Dinamika interaksi dengan
lingkungan merupakan proses yang berkesinambungan, kreatif, dan evolusioner. Dari
perspektif ini dikonseptualisasikan bahwa pembelajaran sosial pada lansia melalui
psikoterapi kelompok mempunyai tujuan serta memperbaiki/mempertahankan fungsi
perilaku yang adaptif yaitu menurunkan tingkat depresi serta meningkatkan
kesejahteraan psikologis.
Untuk memperjelas hubungan antara variabel tersebut, maka digambarkan dalam
bentuk bagan sebagai berikut ini:
Psikoterapi Angka
Tingkat Depresi Kesejahteraan
Kelompok Psikologis
4
E. Definisi Operasional
Depresi Perilaku berupa apatis dan Self-report Angket Tingkat depresi Ordinal
penarikan diri pada aktivitas
social
Kesejahteraan Perilaku bahagia secara Self-report Angket Tingkat Ordinal
psikologis emosional baik secara verbal kesejahteraan
maupun non verbal psikologis
F. Hipotesis
1. Ada pengaruh psikoterapi kelompok dalam menurunkan
tingkat depresi pada lansia wanita di panti wreda
2. Ada pengaruh psikoterapi kelompok dalam meningkatkan
kesejahteraan psikologis pada lansia wanita di panti wreda
3. Ada perubahan tingkat depresi dan tingkat kesejahteraan
psikologis antara kelompok perlakuan dan kontrol pada lansia wanita
G. Metodologi Penelitian
1. Tempat dan Waktu
Tempat dilaksanakan di PSTW Kotamadya dan Kabupaten Bandung, pada
bulan Nopember – Desember 2007
2. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi-experimental dengan pre-
test dan post-test design. Partisipan dibagi dalam dua kelompok yaitu:
a. Kelompok perlakuan: diawali dengan pretest, kemudian diberikan
psikoterapi kelompok sebanyak 6 sesi yang dibagi menjadi 2 sesi/minggu,
setiap sesi lamanya 1 jam. Setelah pemberian 6 sesi selesai, satu hari
kemudian diberikan posttest.
b. Kelompok kontrol: diawali dengan pretest, kemudian diberikan kegiatan
rutin di panti wreda, kemudian diberikan posttest.
6
4. Pengumpulan Data
a. Penentuan sampel penelitian dengan rumus estimasi sebanyak 30 orang
lansia setiap kelompok.
b. Sampel di bagi dalam 2 kelompok partisipan yaitu kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan. Kemudian dengan menggunakan koin ditentukan
kelompok perlakuan dan kontrol. Lansia yang berada di panti wreda
kotamadya Bandung sebagai kelompok perlakuan yang akan mendapatkan
program psikoterapi kelompok dengan menggunakan teknik reminisens
yang terdiri dari 6 topik, dengan pre dan post test. Adapun lansia yang
berada panti wreda di kabupaten Bandung sebagai kelompok kontrol
hanya mendapatkan pre dan post test dengan program psikoterapi yang
diberikan secara rutin oleh panti wreda. Sebelum dilakukan pre test,
diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian serta pengisian informed
7
consent. Pengisian pre dan post test dilakukan oleh lansia dengan bantuan
asisten peneliti dengan alasan sebagian besar lansia tidak tidak dapat
membaca dengan jelas.
c. Peneliti melakukan editing terhadap instrumen dari sampel terpilih untuk
melihat kelengkapan dari data
d. Melakukan processing data hasil penelitian dengan menggunakan progam
SPSS versi 15, kemudian dilakukan pengecekan ulang (cleaning) data
sebelum dilakukan pengolahan
BAB II
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Partisipan
Bagian ini mengenai informasi umum partisipan yang berkaitan dengan usia,
latar belakang pendidikan, agama, lama tinggal di panti serta penanggung jawab finansial
(dapat dilihat pada tabel 1). Selain, informasi mengenai status dan riwayat kesehatan
partisipan akan di bahas pada bagian ini juga (lihat tabel 2).
Tabel 1 (lanjutan)
Karakteristik Demografi Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
(N = 30) (N = 30)
n % n %
Agama:
Islam 30 100 30 100
Lama tinggal di panti (tahun):
Kurang dari 1 0 0.00 7 23.3
1 7 23.3 2 6.6
2 18 60.0 5 16.7
3 4 13.3 2 6.6
4 0 0.00 4 13.3
5 1 3.3 4 13.3
Lebih dari 5 tahun 0 0 6 19.9
Penanggung jawab finansial:
Anggota keluarga 0 0.00 1 3.3
Yayasan sosial 30 100 29 96.7
Mayoritas usia partisipan berada diantara rentang 60-65 tahun pada kelompok
perlakuan (86.4%) sedangkan pada kelompok kontrol berada pada rentang usia 66-70
tahun (53.3), rata-rata usia pada kelompok perlakuan adalah 63.23 tahun (S.D. = + 2.82),
sedangkan rata-rata usia pada kelompok perlakuan adalah 65.70 tahun (S.D. = + 4.72).
Sebagian besar latar belakang pendidikan partisipan baik di kelompok perlakuan
(96.7%) maupun kelompok kontrol (46.7%) tidak tamat SD.
Seluruh partisipan di kelompok perlakuan dan kontrol menganut agama islam
(100%).
Adapun partisipan di kelompok perlakuan sebagian besar telah tinggal di panti
selama 2 tahun (60%), adapun di kelompok kontrol lamanya tinggal di panti sangat
bervariasi dari satu tahun kurang sampai dengan lebih dari 5 tahun (23.3% dan 19.9%).
Sebagian besar penanggung jawab finansial baik di kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol adalah yayasan sosial atau BPSTW (100% dan 96.7%)
10
Hasil penelitian yang berkenaan dengan status kesehatan dan riwayat kesehatan
akan disajikan pada tabel berikut
Tabel 2. Jumlah dan prosentase partisipan tentang status dan riwayat kesehatan
Status dan riwayat kesehatan Kelompok perlakuan Kelompok kontrol
(N = 30) (N = 30)
n % n %
Keadaan kesehatan saat ini:
Tidak ada gangguan 2 6.7 8 26.7
Kadang-kadang terganggu 27 90 20 66.7
Banyak gangguan 1 3.3 2 6.6
Penyakit yang diderita saat ini:
Ada 15 50 29 96.7
Tidak ada 15 50 1 3.3
Riwayat kesehatan:
Ada 12 60 19 63.3
Tidak ada 18 40 11 36.7
Sebagian besar partisipan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol kadang-
kadang mengalami gangguan kesehatan (90% dan 66.7%).
Adapun penyakit yang diderita saat ini pada kelompok perlakuan sebanyak 50%
dan kelompok kontrol sebanyak 96.7% dengan diagnosa medis rhematik, artritis,
gangguan pencernaan dan hipertensi.
Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh partisipan pada kelompok perlakuan
sebanyak 60% dan sebagian besar partisipan pada kelompok kontrol yaitu 63.3%.
Seluruh karakteristik demografi serta status kesehatan partisipan yang telah
disebutkan baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol diatas juga telah di
uji dengan menggunakan Chi-squares dan ditemukan tidak ada perbedaan yang
signifikan.
11
Table 3 Perbandingan perbedaan mean ranks depresi dan kesejahteraan psikologis antara
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol sebelum intervensi
Mean Sum of
N
Variabel Ranks Ranks S.D. Z Asymp.Sig
Tingkat Depresi
Kelompok perlakuan 30 34.27 1028 3.19 -1.68 0.92
Kelompok kontrol 30 26.73 802 1.65
Kesejahteraan Psikologis
Kelompok perlakuan 30 30.50 915 3.23 .00 1.00
Kelompok kontrol 30 30.50 915 2.65
Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebelum intervensi mean ranks untuk
tingkat depresi dan kesejahteraan psikologis tidak signifikan berbeda.
Uji Wilcoxon signed ranks digunakan untuk menguji perbedaan mean ranks tingkat
depresi dan kesejahteraan psikologis dalam kelompok perlakuan sebelum dan sesudah
intervensi, seperti pada tabel dibawah ini
12
Table 4 Perbandingan mean ranks tingkat depresi dan kesejahteraan psikologis dalam
kelompok perlakuan sebelum dan sesudah intervensi (N = 30)
Sum
Mean of
Asymp.Si
Variabel N Rank Rank S.D. Z
g
s s
Tingkat Depresi
Sebelum intervensi 30 15.50 465 3.19 -4.79 0.00
Sesudah intervensi 30 1.62
Kesejahteraan Psikologis
Sebelum intervensi 30 15.50 465 3.23 -4.79 0.00
Setelah intervensi 30 3.94
Table 5 Perbandingan mean ranks tingkat depresi dan kesejahteraan psikologis dalam
kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi (N = 30)
Sum
Mean of
Asymp.Si
Variabel N Rank Rank S.D. Z
g
s s
Tingkat depresi
Sebelum intervensi 30 15.92 95.50 3.49 -1.56 0.12
Sesudah intervensi 30 3.55
Kesejahteraan psikologis
Sebelum intervensi 30 12.90 64.50 3.24 -2.03 0.14
Setelah intervensi 30 4.74
13
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol, secara statistik
tidak terdapat perubahan yang signifikan setelah intervensi dibanding dengan sebelum
intervensi.
Table 6 Perbandingan perbedaan mean ranks depresi dan kesejahteraan psikologis antara
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol setelah intervensi
Mean Sum of
Variabel N S.D. Z Asymp.Sig
Ranks Ranks
Tingkat Depresi
Kelompok perlakuan 30 45.07 1352 1.62 -6.58 0.00
Kelompok kontrol 30 15.93 478 3.56
Kesejahteraan Psikologis
Kelompok perlakuan 30 45.32 1359 3.94 -6.62 0.00
Kelompok kontrol 30 15.68 470 4.73
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa seluruh hipotesis diterima, dimana
program psikoterapi kelompok dengan teknik reminisens pada lansia yang berada di panti
wreda mempunyai efek yang signifikan dalam menurunkan depresi dan meningkatkan
kesejahteraan lansia. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang dilakukan oleh
Commana, Brown & Thomas (1998) dan Ellis (1994), melakukan penelitian dengan
menggunakan desain riset quasi-experimental pada lansia yang menunjukkan hasil yang
signifikan bermakna jika terapi reminisens diberikan pada lansia yang berada di panti
wreda selama 3 bulan.
Reminisens adalah proses mengingat kembali masa lalu baik secara verbal maupun
internal (Ellis, 2007). Sesuai dengan Havighurst dan Glasser (1972), kadang-kadang
proses tersebut bertujuan dan dilaksanakan secara spontan. Umumnya proses reminisens
dimulai pada masa anak-anak yang berlanjut secara periodik sepanjang kehidupan. Jadi
reminisens adalah suatu kegiatan universal yang dilakukan pada semua tahap usia, karena
dipercaya sebagai bagian dari proses adaptasi.
Sesuai dengan kerangka kerja Roger, bahwa praktek keperawatan profesional
bertujuan untuk mempertahankan keharmonisan interaksi antara manusia dan lingkungan
untuk memperkuat koherensi dan integritas aspek-aspek manusiawi baik secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola manusia dan lingkungan dalam
merealisasikan ketercapaian potensi kesehatan yang optimal. Lebih jauh diungkapkan
bahwa manusia pada tahap kehidupan lanjut dihadapkan pada perubahan-perubahan yang
mengancam kemampuan seseorang dalam mempertahankan kesehatan. Prevalensi
reminisens pada lansia, apakah secara sadar ataupun tidak disadari dianggap sebagai
indikator suatu pola ulang perkembangan untuk mengarahkan lansia pada tujuan hidup
selanjutnya.
Keterhubungan seseorang pada saat ini dan masa lalu merupakan hubungan yang
komplementer serta merefleksikan kesadaran. Kesadaran yang dimaksudkan disini adalah
kapasitas sistem untuk berinteraksi dengan lingkungannya yang terjadi akibat proses pola
pengenalan diri sendiri (daya tilik diri) yang meliputi sintesa kejadian yang kontradiksi
atau gangguan alur kehidupan sehari-hari.
15
Sebagian besar lansia memiliki paling sedikit satu atau lebih kondisi penyakit
kronis yang berdampak terhadap penurunan fungsi tubuh sehingga akan meningkatkan
ketergantungan lansia pada orang lain dan menjadi lebih rentan terhadap emosi yang
negatif, akibatnya terjadi depresi dan ketidakberdayaan. Hasil penelitian Zauszniewski,
Eggenschwiler, Preechawong dkk (2004) menunjukkan bahwa terapi reminisens dapat
mengurangi respon atau emosi negatif lansia akibat terjadinya penurunan fungsi tubuh di
panti wreda. Tipe terapi reminisens disebut ”refleksi fokus.”
Walaupun telah banyak dibuktikan keberhasilannya melalui beberapa penelitian,
psikoterapi kelompok dengan teknik reminisens ini tidak dapat diterapkan pada seluruh
lansia, seperti yang diungkapkan oleh Ryden (1981) bahwa lansia yang berada pada tahap
perkembangan generativity (tahap ke-enam menurut Erikson) harus difokuskan pada cara
produktif, karena mengalihkan perhatian lansia pada masa lalu akan menyebabkan
kekacauan atau bahkan keputusasaan.
Indikasi yang tepat untuk dilakukan psikoterapi kelompok dengan teknik
reminisens adalah pasien dengan gangguan renal pada tahap akhir dan alkoholik.
Sedangkan pada pasien lansia ditekankan yang menderita depresi, lansia dengan tujuan
membuat perubahan, gangguan fungsi pendengaran, peningkatan fungsi kognitif, adaptasi
terhadap usia penuaan, serta meningkatkan integritas ego (Snyder, 1992)
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Amir, N. (2005). Depresi: Aspek neurobiology diagnosis dan tatalaksana. Jakarta: Balai
Penerbit FK-UI.
Boedhi-Darmojo, R, & Martono, H.H. (1999). Buku ajar: Geriatri (ilmu kesehatan usia
lanjut). Jakarta: Balai Penerbit FK-UI.
Ellis, M. (1994). Reminiscence therapy: A nursing intervention in the home care setting.
Journal Home Health Care Management & Practice, 6(3), 45-51.
Erikson, E.H. (1968). In B.L. Neugarten (Ed.). Middle age and aging. Chicago:
University of Chicago Press
Comana, M.T., Brown, V.M., & Thomas, J.D. (1998). The effect of reminiscence therapy
on family coping. Journal of Family Nursing, 4(2), 182-197.
Hengudomsub, P. (2004). Well-being in Thai older adults scales. Journal of Health &
Sciences, 20(1), 35-55
Parsons, W.A. (1983). Reminiscence group therapy with older persons: A field
experiment. Dissertation Abstracts International, 45, 1040A.
Sheikh, J.I., & Yesavage, J.A. (1986). Geriatic depression scale (GDS): Recent evidence
And development of a shorter version. In T.L. Brink (Ed.). Clinical gerontology:
A guide to assessment and intervention (pp. 165-173). New York: Haworth.
Snyder, M. (1992). Independent nursing interventions. 2nd edition. New York: Delmar
Publishers Inc.
Stommel, M., & Wills,C.E. (2004).Clinical research: Concepts and principles for
advanced practice nurses. Philadelphia: Lippincott Williams & Wikins
18
Tappan, R.M., & Touhy, T.A. (1983). Group leader: Are you a controller? Journal of
Gerontological Nursing, 9(1), 35-38.
Zauszniewski, J.A., Eggenschiwier, K., Preechawong, S., Chung, C.W., Airey, T.F., et.al.
(2004). Focused reflection reminiscence group for elders: Implementation and
evaluation. Journal of Applied Gerontology, 23(4), 429-442.
19
1. Studi
pendahuluan
2. Penyusunan
proposal
3. Uji proposal
Perbaikan
proposal
Ijin Lahan
Peneitian
Pengumpulan
data
Pengolahan
data
Penulisan
laporan hasil
penelitian
20
LAMPIRAN KUESIONER
Lampiran 1:
PEDOMAN PSIKOTERAPI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK
MENGENANG KEMBALI MASA LALU TERSTRUKTUR PADA LANSIA
WANITA DI PANTI WREDA
TUJUAN :
Menggunakan memori sebagai alat terapeutik dalam meningkatkan kesejahteraan
psikologis dan menurunkan tingkat depresi
SESI 1
Topik : Tempat kelahiran, masa kanak-kanak, serta masa
sekolah
Waktu : 1 Jam
Kegiatan:
1. Memperkenalkan diri antar anggota kelompok
2. Menyebutkan tujuan kelompok
3. Setiap partisipan diminta untuk menyebutkan dimana mereka lahir
4. Diskusikan mengenai masa kanak-kanak dimulai dengan memperlihatkan
gambar-gambar masa kanak-kanak seperti: memasak, mengepel dan
membersihkan rumah, berenang di sungai, menanam padi, ke kebun binatang,
naik delman, bermain boneka
5. Diskusikan mengenai hari-hari kejadian di masa sekolah, dimulai dengan
memperlihatkan gambar ruangan sekolah, hari pertama ke sekolah, pakaian dan
rambut popular di tahun 1940 an.
6. Menutup diskusi dengan mereview seluruh kegiatan pada sesi pertama ini
SESI 2
Topik : Mengingat kembali pengalaman masa lalu pada saat menjalin hubungan pertama
dengan lawan jenis serta saat pertama kali bekerja/mendapatkan pekerjaan
Waktu : 1 Jam
Kegiatan :
1. Review sesi 1
2. Setiap partisipan diminta untuk mengingat pacar pertama mereka, dimulai
dengan memperlihatkan gambar sepasang kekasih. Kemudian mendiskusikan
perasaan mereka pertama kali menjalin hubungan dengan lawan jenis, dimana
bertemunya serta apa saja yang dilakukan dengan sang kekasih
3. Diskusi dilanjutkan dengan topic berkisar pada pengalaman saat pertama kali
mendapatkan pekerjaan. Partisipan diminta untuk menjelaskan pengalaman
21
pertama mereka saat bekerja serta dilanjutkan dengan apakah mereka menyukai
pekerjaannya.
4. Menutup diskusi dengan mereview seluruh kegiatan pada sesi kedua ini
SESI 3
Topik : Koping untuk mengatasi depresi
Waktu : 1 Jam
Kegiatan :
1. Review sesi 2
2. Partisipan diminta untuk mengingat dan mengungkapkan pengalaman depresi
yang sangat berat serta bagaimana keluarga mereka membantu mengatasinya.
3. Memfasilitasi partisipan dengan memperlihatkan gambar-gambar orang sedang
makan, mendengarkan radio, melihat film, merajut, menjahit
4. Menutup diskusi dengan mereview seluruh kegiatan pada sesi ketiga ini
SESI 4
Topik :Mengingat kembali pengalaman yang membahagiakan saat
berkumpul dengan keluarga pada hari-hari besar/hari
raya
Waktu : 1 Jam
Kegiatan :
1. Review sesi ketiga
2. Partisipan diminta untuk mengingat pengalaman mereka dengan focus
pengalaman saat hari raya/hari libur mereka yang membahagiakan, termasuk saat
mereka mendapatkan atau memberikan hadiah baik di hari ulang tahun atau hari
raya, membuat ketupat saat lebaran, membuat pohon natal saat hari natal, dsb
3. Diskusi
4. Menutup diskusi dengan mereview seluruh kegiatan pada sesi keempat ini
SESI 5
Topik :Mengingat kembali masa pernikahan serta mempunyai anak
yang positif
Waktu : 1 Jam
Kegiatan :
1. Review sesi keempat
2. Partisipan diminta untuk mengingat pengalaman pertama kali mereka menikah
serta saat memiliki anak-anak. Topik diskusi termasuk usia saat pertama kali
menikah, tempat kelahiran anak, pindah ke rumah baru/terpisah dari orang tua,
mengasuh anak, serta kenangan yang paling indah pad masa itu
3. Menutup diskusi dengan mereview seluruh kegiatan pada sesi kelima ini
22
SESI 6
Topik : Review perjalanan hidup secara singkat dengan
difokuskan pada kenangan kehidupan
Waktu : 1 Jam
Kegiatan :
1. Review sesi kelima
2. Setiap partisipan diminta untuk mereview secara singkat pengalaman kehidupan
mereka dengan focus kenangan masa kehidupan lalu yang manis/bahagia
3. Kemudian setiap partisipan ditanya apa yang mereka ingin rubah jika mereka
ingin memperbaiki kehidupan mereka
4. Mereview seluruh kegiatan pada sesi keenam ini
5. Menutup diskusi dengan mereview seluruh kegiatan pada setiap sesi
23
Lampiran 2.
FORMAT OBSERVASI HASIL INTERAKSI
Sesi :___________________________
Topik :___________________________
Lampiran 3:
Informasi Pribadi
Petunjuk: Isilah pertanyaan dibawah ini dengan data pribadi anda yang benar
Lampiran 4:
Lampiran 5:
Skala Kesejahteraan Psikologis Lansia
Petunjuk: Bacalah dengan hati-hati pernyataan dibawah ini dan kemudian beri tanda
ceklis pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda yang sesuai dengan gambaran
perasaan anda. Harap diingat tidak jawaban salah dan benar.