Minggu IV Dung TRINITATIS, 5 JULI 2020 (Indonesia) PDF
Minggu IV Dung TRINITATIS, 5 JULI 2020 (Indonesia) PDF
TOPIK:
DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus. Selamat hari minggu bagi kita semua,
Pasti kita semua selalu mendambakan hidup yang diberkati Tuhan. Tidak ada manusia
yang hidupnya ingin menderita, miskin, sengsara, tetapi selalu berusaha untuk hidup
mendapatkan berkat dan kebahagiaan. Memang tidak ada yang salah bila kita
mendambakan berkat dan diberkati dalam hidup kita. Hal itu lumrah dalam hidup kita, asal
memang benar-benar menempatkan berkat itu ke jalan yang benar yang sesuai dengan
kehendak Tuhan. Masalahnya adalah: Bagaimana kita bisa mendapatkan berkat ? Apa yang
harus kita lakukan ? Ternyata untuk mendapatkan berkat dan diberkati Tuhan ada proses
yang harus kita lalui. Untuk itu mari kita belajar dari kehidupan Abraham yang diberkati
Tuhan dan menjadi berkat. Pada awalnya Allah berfirman kepada Abraham: “Pergilah dari
negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan
Kutunjukkan kepadamu” (ayat 1). Abraham disuruh untuk pergi dari negerinya dengan
meninggalkan kehidupan yang sudah nyaman bersama keluarganya di tanah leluhurnya.
Abraham harus meninggalkan tanah Ur yang sudah makmur dan sejahtera untuk
memenuhi panggilan Allah. Hal yang menarik disini adalah : Abraham dipanggil ke negeri
yang akan kutunjukkan kepadamu. Disini Abraham belum mengetahui negeri yang akan
ditunjukkan kepadaNya. Bagaimana nantinya situasi politiknya, ekonominya,
4
keamanannya, budayanya, lingkungannya, pekerjaannya, semuanya ini masih buta bagi
Abraham. Bayangkan bila kita ditempatkan di suatu kota atau daerah tetapi belum
mengetahui situasi daerahnya, pasti kita merasa kuatir, bimbang bahkan bisa menolaknya.
Rasa-rasanya agak jarang orang yang mau pergi tetapi belum mengetahui arah tujuannya.
Bila kita diposisi Abraham yang sedang enak-enaknya menjalani hidup ini, lalu ada orang
yang menawarkan : Tinggalkan kehidupan ini, lalu jalani kehidupan yang belum pasti,
bahkan pergi ke tempat yang belum pasti. Bagaimana sikap kita ?. Mungkin menjawab
dengan mikir-mikir dulu atau menolak sama sekali, karena belum mengetahui arah dan
tujuannya. Sebelum Abraham pergi dan meninggalkan negerinya, Allah menjanjikan bagi
Abraham berkat-berkat yang melimpah, sebagaimana firmanNya menyebut : “Aku akan
membuat engkau menjadi bangsa yang besar dan memberkati engkau serta membuat
namamu masyur, dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau dan olehmu semua
kaum dimuka bumi akan mendapat berkat” (ayat 2-3). Disini Allah menjanjikan Abraham
menjadi terkenal dan berpengaruh banyak orang. Abraham menjadi seorang tokoh yang
pantas ditiru dan diteladani banyak orang. Allah menjanjikan bagi Abraham berkat dan
menjadi berkat bagi orang lain. Allah juga berjanji setiap orang yang mengutuk Abraham
akan dikenakan hukum Allah mereka akan terkutuk. Setelah Allah menjanjikan berkat dan
pernyertaanNya maka pergilah Abraham bersama keluarganya dan pada waktu itu
Abraham berumur 75 tahun. Abraham membawa Sarai, istrinya, Lot, anak saudaranya dan
segala harta benda yang didapat mereka yang diperoleh mereka di haram, mereka
berangkat ke tanah kanaan. Abraham berjalan melalui negeri itu sampai ke satu tempat
dekat Sikem yakni pohon terbanting di More. Waktu itu orang kanaan diam di negeri itu.
Hal yang menarik disini adalah bila Abraham berani berangkat beserta keluarganya dan
membawa segala ternaknya hal ini terjadi karena semata-mata iman dan kepercayaan
Abraham yang luar biasa. Abraham melangkah dengan iman untuk menuruti janji Tuhan.
Walaupun Abraham sudah nyaman di negerinya tetapi Ia disuruh ke negeri yang belum
mengetahui situasinya, tetapi Abraham pergi hanya semata-mata karena iman
kepercayaannya. Karena iman Abrahamlah tidak merasa takut untuk pergi. Abraham tidak
ragu dan tidak berprasangka buruk yang membuat Abraham mau berangkat ke negeri yang
di tunjukkan Tuhan kepadaNya. Karena iman Abrahamlah dengan berani
mempersembahkan anaknya yaitu Isak kepada Tuhan, walaupun Abraham sudah sangat
lama menantikannya, sudah menjadi anak kesayangannya. Tetapi karena suruhan Tuhan
untuk mempersembahkan anaknya Abraham, ternyata Abraham tidak menolak karena
itulah Abraham disebut sebagai Bapa orang percaya. Kemudian ketika Allah menampakan
diri kepada Abraham dan berfirman : Aku akan memberikan negeri ini kepada
keturunanmu. Maka didirikannya disitu mezbah bagi Tuhan yang telah menampakan diri
kepadanya. Maka Abraham membuat mezbah itu sebagai peringatan apa yang Tuhan
sudah dan telah berjalan dalam hidup Abraham. Mezbah ini sangat berharga dan bermakna
5
dalam hidup Abraham dalam menjalani hidupnya. Fungsi Mezbah adalah suatu
pengingatan dan sekaligus penguatan bagi orang percaya.
Sebagaimana topik kita menyebut: diberkati untuk menjadi berkat. Kita yang
sudah dipanggil dan dipilih Tuhan menjadi anak-anakNya tetapi kita tidak hanya bangga
mengatakan aku ini anak pilihan Tuhan, aku ini orang Kristen rajin berdoa, memuji Tuhan
dan mendengar firmanNya tetapi harus ada aksi doa dan pujian yaitu melalui perbuatan
jadilah saluran berkat bagi orang lain. Bila Allah telah memberi berkat bagi kita, tentu Allah
punya misi melalui kita. Misinya adalah supaya kita menjadi alat berkat bagi semua orang.
Oleh karena itu bagaimana kita menjadi saluran berkat bagi orang lain?. Ingatlah,
janganlah genggam erat berkat itu artinya ada orang yang sudah diberkati Tuhan tetapi
tidak mau menjadi berkat bagi orang lain, justru berkat itu hanya diperuntukkan untuk diri
sendiri. Menjadi berkat tidak boleh melakukan dengan setengah hati, hal semacam itu tidak
layak menjadi berkat bagi orang lain. Tetapi menjadi berkat harusnya secara totalitas kita
melakukan dengan tidak ada rasa terpaksa, mari memberi berkat dengan hati yang tulus.
Terutama di situasi sekarang akibat wabah covid 19 ini yang membuat perekonomian
semakin terpuruk. Kita melihat sekarang makin banyak yang menderita, kehilangan
pekerjaan, jatuh sakit dan meninggal dunia. Maka marilah kita membangkitkan adanya
rasa solidaritas, empati, sosial dan bahu membahu dengan semangat kebersamaan. Mari
saling membantu melalui doa, dana dan berbagi kasih melalui berkat yang kita terima
menjadi berkat bagi orang lain. Kita adalah orang-orang yang berbahagia jika kita menjadi
berkat bagi orang lain. Menjadi berkat bagi orang lain bukan mudah, bisa bisa saja tidak
berjalan dengan mulus, bisa saja ada orang yang tidak senang ketika kita menjadi berkat
dengan rasa cemburu, iri hati bagi kita, tetapi jangan patah semangat, karena ada Tuhan
yang membela kita ketika ada yang menentang kita menjadi berkat. Untuk itu kita yang
sudah diberkati jadilah menjadi berkat seperti firman Tuhan dalam Matius 5 : 7 :
“Berbahagialah orang yan murah hatinya karena mereka akan beroleh kemurahan” dan
Kisah Rasul 20 : 35c : “Berbahagialah orang yang memberi daripada menerima”. Tuhanlah
yang meberkati kita. Amin Pdt. R.LT.
- Doa sesudah renungan