Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENJELAAN TUGA KELUARGA DALAM TAHAP PERKEMBANGAN

Di susun oleh kelompok 1

1. Santikawati
2. Holisotul hoiria
3. Femas aditya
4. Ach. Aldiyansyah
5. Nur azizah

SEKOLAH TINGGI KEPERAWATAN NAZHATUT THULLAB


SAMPANG TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, Penulis
menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan dalam makalah
ini,maka dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengharap kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat melengkapi kesempurnaan makalah
ini.
Banyak pihak yang telah turut memberikan motivasi dan bantuan serta bimbingan
yang penulis terima selama proses penulisan makalah ini.. Semoga Tuhan yang
Maha Esa memberikan kekuatan dan melimpahkan segala rahmat dan hidayah-
Nya atas segala yang telah kita lakukan.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi pembaca pada umumnya,amiin.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
KONSEP DASAR....................................................................................................4
2.1 Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Dewasa Muda................................4
2.1.1 Definisi Keluarga.....................................................................................4
2.1.2 Tipe dan Bentuk Keluarga.......................................................................4
2.1.3 Peran keluarga......................................................................................5
2.1.4 Fungsi Keluarga......................................................................................6
2.1.5 Tugas Kesehatan Keluarga......................................................................7
2.1.6 Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa Muda......................................8
2.2 Konsep Nyeri sendi.......................................................................................8
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga dengan tahap perkembangan usia lanjut merupakan tahap
perkembangan dari keluarga yang merupakan tahap akhir dari sebuah
tahapan keluarga. Pada tahap ini menurut Duvall dan Miller 1985 adalah
tahap terakhir siklus kehidupan keluarga di mulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal
Pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut proses lanjut usia dan pensiun
merupakan realita yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan
kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut adalah
berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan
pekerjaan serta perasaan menurunya produktivitas dan fungsi kesehatan.
Untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan keluarga usia lanjut keluarga
harus mampu beradaptasi menghadapi stressor tersebut (Friedman, 1998).
Keluarga pada tahap ini harus mampu memenuhi tugas tugas
perkembangan dalam keluarga yaitu mempertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap
kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi,
meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut. Lansia merupakan
kelompok umur yang memerlukan perhatian lebih, kerena telah mengalami
berbagai kemunduran baik fungsi fisik maupun psikologisnya. Termasuk
pada kemunduran pada sistem musculoskeletal diantaranya tulang,
persendian, otot-otot pada lansia. Penurunan pada masa tulang dapat
disebabkan karena ketidakaktifan fisik, perubahan hormonal dan resorbsi
tulang. Efek dari penurunan masa tulang adalah tulang menjadi lemah, lunak
dan dapat tertekan serta tulang berbatang panjang kurang dapat menahan
sehingga mengakibatkan fraktur (Maryam,2008).
Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan

1
hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian
itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang
ada kaitanya dengan timbulnya beberapa golongan nyeri sendi. Yang sering
dialami pada usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal
terutama adalah nyeri sendi (fitriani, 2009). Setiap orang, apalagi lansia
(lanjut usia), tentu pernah merasakan nyeri selama perjalanan hidupnya.
Perasaan ini kualitas dan kuantitasnya berbeda dari satu orang ke orang lain,
tergantung dari tempat nyeri, waktu, penyebab dan lain-lain. Pada lansia rasa
nyeri ini sudah menurun, sehingga keluhan akan berkurang, karena kepekaan
sarafnya sudah mulai berkurang bahkan bisa sampai hilang sama sekali.
Karena berkurangnya rasa nyeri inilah maka diagnosis nyeri pada lansia
sering kali sulit atau bahkan kabur untuk menentukan tempat/daerah asal
nyeri (Warfields, 1991).
1.2 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
1. Tujuan umum
Memaparkan Asuhan Keperawatan pada Keluarga Ny. J terhadap
perkembangan usia lanjut dengan masalah kesehatan nyeri sendi
2. Tujuan khusus Sasaran yang ingin dicapai penulis saat menyusun
karya tulis ilmiah ini adalah :
a. Memaparkan pengkajian pada keluarga Ny. J yang
menderita nyeri sendi.
b. Mendiagnosa masalah keluarga Ny. J yang menderita nyeri
sendi.
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga Ny. J
yang menderita nyeri sendi.
d. Memberikan implementasi keperawatan pada keluarga Ny.
J yang menderita nyeri sendi.
e. Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang dilakukan
pada keluarga Ny. J yang menderita nyeri sendi.

2
1.3 Rumusan Masalah

3
BAB II
KONSEP DASAR
2.1 Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Dewasa Muda
2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi
keluarga berbeda-beda, tergantung kepada teoritis “pendefinisi” yaitu
dengan menggunakan menjelaskan yang penulis cari untuk
menghubungkan keluarga. Misal para penulis mengikuti orientasi
teoritis interaksionalis keluarga, memandang keluarga sebagai suatu
arena berlangsungnyainteraksi kepribadian, dengan demikian
menekankan karakteristik transaksi dinamika. Para penulis yang
mendukung suatu perspektif sistem sistem sosial terbuka ukuran kecil
yang terdiri dari seperangkat bagian yang sangat tergantung sama lain
dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-sistem yang ekstrem
(Friedman, 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyrakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberpa orang yang terkumpul dan
tinggal d suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Murwani, 2007). Dari kedua pengertian keluarga diatas
penulis dapat menyimpulkan bahwa keluarga adalah seperangkat bagian
yang saling tergantung satu sama lain serta memiliki perasaan
beridentitas dan berbeda dari anggota dan tugas utama keluarga adalah
memelihara kebutuhan psikososial anggota-anggotanya dan
kesejahteraan hidupnya secara umum
2.1.2 Tipe dan Bentuk Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan
orang yang mengelompokkan menurut (Murwani, 2007) tipe keluarga
ada 6, yaitu :
1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan
atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar (Extented Family) adalah keluarga inti
ditambah anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).

4
3. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga duda/ janda (Single famili), adalah keluarga yang
terjadi karena perceraia / kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga
yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang
menjadi satu tanpa pernikahan membentuk satu keluarga.
2.1.3 Peran keluarga
a. Peran formal keluarga menurut (Murwani, 2007) antara lain:
1) Peran parental dan perkawinan.
Ada Delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial
sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain yaitu, Peran
sebagai provider( penyedia ), Peran sebagai rumah tangga,
Peran perawat anak, Peran perawatan anak , Peran rekreasi,
Peran persaudaraan/ kinship (memelihara hubungan keluarga
paternal dan maternal), Peran terapeutik (Memenuhi
kebutuhan afektif pasangan), Peran seksual
2) Peran perkawinan
Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan
perkawinan yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak
terutama dapat mempengaruhi membentuk suatu koalisi
dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan yang
memuaskan merupakan salah satu tugas perkembangan yang
vital dari keluarga.

5
3) Peran Informal
a. Pengharmonis : Menengahi perbedaan yang terdapat di
anatara para anggota, menghibur dan menyatukan
kembali perbedaan pendapat.
b. Insiator – kontributor : mengemukakan dan
mengajukan ide- ide baru atau cara – cara mengingat
masalah-masalah atau tujuan –tujuan kelompok.
c. Pendamai : merupakan salah satu dari bagian dari
konflik dan ketidak sepakatan, pendamai menyatakan
kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian
“setengah jalan”.
d. Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk
merawat dan mengasuh anggota keluarga lain yang
membutuhkannya.
e. Koordinator keluarga : Mengorganisasi dan
merencanakan kegiatan – kegiatan keluarga, berfungsi
mengangkat keterikatan/ keakraban.
2.1.4 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) antara lain :Yang
pertama Fungsi Afektif (The affective function) adalah Fungsi keluarga
yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain, kemudian yang
kedua Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (sosialisation and
social placement fungtion) adalah Fungsi pengembangan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah, ketiga Fungsi
Reproduksi (reproductive function) adalah Fungsi untuk
mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga, ke empat
yaitu Fungsi Ekonomi (the economic function) adalah berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan yang terakhir fungsi

6
perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
2.1.5 Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman, 1998) yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan Megenal masalah kesehatan
dalam mengenal masalah kesehatan nyeri sendi karena
kurangnya pengetahuan tentang nyeri sendi dan rasa takut
akibat masalah yang di ketahui.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.Ketidak
mampuan keluarga dalam mengambil keputusan di sebabkan
oleh tidak memahami mengeni sifat, berat, dan luasnya
masalah, maslah tidak begitu menonjol dan tidak sanggup
memcahkan masalah kurang pengetahuan tentang nyeri sendi.
c. Memberi perawatn pada anggota keluarga yang sakit.
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit nyeri sendi di karenakan oleh ketidak mampuan
tentang penyakit, misal penyebab, gejala, penyebaran, dan
perawatan penyakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Di karenakan oleh keluarga dapat melihat keuntungan dan
manfaat pemeliharaan lingkungan rumah, dan ketidak tahuan
tentang usaha penyakit nyeri sendi.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat. Ketidakmampuan keluarga
menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara
kesehatan di sebabkan keluarga tidak memahami keuntungan
yang di peroleh dan tidak ada dukungan dari masyarakat.

7
2.1.6 Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa Muda
Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang,
seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung
dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah
waktu yang paling lama dalam rentang hidup yang ditandai dengan
pembagiannya menjadi 3 fase yaitu; masa dewasa dini, masa dewasa
muda, dan masa dewasa lanjut (usia lanjut) Masa dewasa muda
biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan kira-kira usia 40
tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas
dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi.
Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan isik dan psikologis
tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan
harapan-harapan terhadap perubahan tersebut. Masa dewasa dini
dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah.
Hal ini dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian
dengan peran barunya (perkawinan VS pekerjaan). Jika ia tidak bias
mengatasinya maka akan menimbulkan masalah. Ada 3 faktor yang
membuat masa ini begitu rumit yaitu; Pertama, individu tersebut kurang
siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak bisa
menyesuaikan dengan babak/peran baru tersebut. Kedua, karena kurang
persiapan maka ia kaget dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya
secara serempak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua
atau siapapun dalam menyelesaikan masalah.
2.2 Konsep Nyeri sendi
a. Definisi
Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling
berdekatan. Sendi adalah pertemuan antara dua tulang atau lebih, sendi
memberikan adannya segmentasi pada rangka manusia dan memberikan
kemungkinan variasi pergerakan di antara segmen-segmen serta kemungkinan
variasi pertumbuhan ( Chairudin Rasjad ).

8
b. Etiologi
Penyebab utama penyakit nyeri sendi masih belum diketahui secara
pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan,
hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar
adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus Ada beberapa
teori yang dikemukakan sebagai penyebab nyeri sendi , yaitu:
1. Mekanisme imunitas Penderita nyeri sendi mempunyai auto anti
body di dalam serumnya yang di kenal sebagai faktor rematoid nti
body nya adalah suatu faktor antigama globulin(IgM) yang
bereaksi terhadap perubahan IgG titer yang lebih besar 1:100,
Biasanaya di kaitkan dengan Vaskulitis dan prognosis yang buruk.
2. Faktor metabolic Faktor metabolik dalam tubuh erat hubungannya
dengan proses auto imun.
3. Faktor genetik serta faktor pemicu lingkungan Penyakit nyeri sendi
terdapat kaitannya dengan pertanda genetik. Juga dengan masalah
lingkungan, Persoalan perumahan dan penataan yang buruk dan
lembab juga memicu pennyebab nyeri sendi.
4. Faktor usia Degenerasi dari organ tubuh menyebabkan usia lanjut
rentan terhadap penyakit baik yang bersifat akut maupun kronik.
c. Patofisiologi
Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologis persendian
diartrodial atau sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi
penyakit nyeri sendi. Fungsi persendian sinovial adalah gerakan. Setiap
sendi sinovial memiliki kisaran gerak tertentu kendati masing-masing
orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi-sendi yang
dapat digerakkan. Pada sendi sinovial yang normal. Kartilago artikuler
membungkus ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang
licin serta ulet untu gerakan. Membran sinovial melapisi dinding dalam
kapsula fibrosa dan mensekresikan cairan kedalam ruang antara-tulang.
Cairan sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan
pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam
arah yang tepat. Sendi merupakan bagian tubuh yang sering terkena

9
inflamasi dan degenerasi yang terlihat pada penyakit nyeri sendi.
Mieskipun memiliki keaneka ragaman mulai dari kelainan yang terbatas
pada satu sendi hingga kelainan multi sistem yang sistemik, semua
penyakit reumatik meliputi inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu
yang biasa terjadi sekaligus. Inflamasi akan terlihat pada persendian
sebagai sinovitis. Pada penyakit reumatik inflamatori, inflamasi
merupakan proses primer dan degenerasi yang merupakan proses sekunder
yang timbul akibat pembentukan pannus (proliferasi jaringan sinovial).
Inflamasi merupakan akibat dari respon imun. Sebaliknya pada penyakit
nyeri sendi degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder.
Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses
reaktif, dan lebih besar kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang
lanjut. Sinovitis dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang
rawan yang bebas dari karilago artikuler yang mengalami degenerasi
kendati faktor-faktor imunologi dapat pula terlibat (Smeltzer).

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori perkembangan adalah salah satu teori keluarga yang
menjelaskan bagaimana dinamika perubahan dalam keluarga. Ada tahapan-
tahapan terkait karakteristik perkembangan keluarga tersebut yang harus
dilalui umumnya pada sebuah keluarga, dimana pada setiap tahapannya
terdapat tugas-tugas perkembangan yang diharapkan dapat dilakukn atau
dilalui oleh keluarga.
Ada 2 (dua) artikel yang dibahas dalam makalah ini terkait dengan teori
perkembangan. Artikel pertama berjudul “Effects of Family Income and
Life Cycle Stages On Financial Asset Ownership oleh Jiang J. Xiao. Artikel
ini membahas tentang pengaruh pemasukan keluarga dan tahap siklus
kehidupan terhadap kepemilikan aset-aset keuangan. Dikaji bahwa terdapat
hubungan antara siklus hidup keluarga dengan kesempatan mereka untuk
memiliki beberapa aset keuangan. Disimpulkan bahwa perencanaan keuangan
dapat diatur sedemikian rupa dengan menggunakan tahap-tahap siklus hidup
keluarga, sehingga perencanaan keuangan dapat berjalan maksimal.
Artikel kedua dalam makalah ini berjudul The Relationship Between
Physical Inactivity and Family Life Course Stage oleh Margo J. Hilbrecht,
Suzy L. Wong, Judith D. Toms, Mary E. Thompson. Isi artikel ini adalah
mengenai hubungan antara kemalasan dalam beraktivitas fisik kaitannya
dengan tahap siklus hidup suatu keluarga. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, salah satu indikator siklus hidup keluarga yakni jumlah dan usia anak,
mempengaruhi kemalasan orangtua dalam melakukan aktivitas fisik. Terkait
dengan kurangnya waktu sebagai dampak dari kesibukan dalam bekerja dan
mengasuh anak usia bayi (bagi keluarga dengan anak usia bayi). Disarankan
bahwa keluarga harus memahami bahwa setiap keluarga pada setiap tahap
memiliki masalah kesehatan tertentu, sehingga menjadi tugas dan peran
orangtua untuk menjaga kesehatan setiap anggota keluarga, termasuk
kesehatan ayah dan ibu sebagai penanggung jawab utama sebuah keluarga.

11
3.2 Saran
Setiap keluarga selayaknya memahami siklus tahap hidup keluarga,
bagaimana karakteristik pada setiap tahap, tugas perkembangan apa yang
harus dilewati, dan bagaimana peran orangtua dalam melewati setiap tahap
tersebut. Pemahaman mengenai hal ini akan menjadi bekal yang bermanfaat
bagi orangtua dalam menganalisa dan merencanakan perjalanan hidup
keluarga.
Setiap aspek dalam kehidupan suatu keluarga, dapat direncakan dan
disesuaikan dengan tahap siklus hidup keluarga. Aspek keuangan dan aspek
kesehatan merupakan beberapa aspek yang dapat direncakan sedemikian rupa
dengan menggunakan acuan tahap siklus hidup keluarga. perencanaan
keuangan dapat dilakukan dengan lebih efektif, jika menggunakan acuan
siklus tahap hidup keluarga, sehingga hasil maksimal dapat diraih. Kesehatan
suatu keluarga juga dapat dijaga, jika keluarga dalam hal ini orangtua
memahami dengan baik urgensi menjaga kesehatan dan apa saja masalah
kesehatan yang mungkin dihadapi suatu keluarga dalam setiap tahap siklus
hidup keluarga, dan bagaiman cara menanggulanginya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2007. Ilmu dan Apilkasi Pendidikan. Jakarta: PT Imperial
Bhakti Utama
Ali, Zaidin. 2006. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Arvin, Behrman, Kliegman. 1996. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15
Volume 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Christensen, Paula J. 1996. Proses Keperawatan: Aplikasi Model
Konseptual, Edisi IV. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Effendy, Nasrul. 1997. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gibney, Michael J (et al). 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Graha, Chairinniza. 2007. Keberhasilan Anak di Tangan Orangtua.
Panduan bagi Orangtua untuk Memahami Perannya dalam Membantu
Keberhasilan Pendidikan Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia
Kartakusumah, Berliana. 2006. Pemimpin Adiluhung, Genealogi
Kepemimpinan Kontemporer. Jakarta: PT Mizan Publika
Kertajaya, Hermawan. 1996. Marketing Plus 2000. Siasat Memenangkan
Persaingan Global. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Latipun. 2003. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press
Manurung, Adler H. 2010. Successful Financial Planner. A Complete
Guide. Jakarta: PT Grasindo
Pratiwi, Septina Dwi Ayu. Dharminto. Purnami, Cahya Tri. 2012.
Hubungan Aktiivitas Fisik dan Upaya Pengobatan dengan Tingkat Keluhan
Klimakterium pada Wanita Usia 40-65 tahun di Kelurahan Toyosari Kulon
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Volume 1 Nomor 2, Tahun 2012. Halaman 196-205

13
Rini, Mike. 2010. Smart Money Game, 35 Tips Menjadi Keluarga
Sejahtera-Bahagia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Supartini, Yupi. 2002. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

14

Anda mungkin juga menyukai