Anda di halaman 1dari 4

Nama : Salsabilla Putri Ananda

NIM : 1906103010079

MKU : ISBD

1.

 Internalisasi
Internalisasi adalah proses pembejalaran panjang yang dilakukan sejak seorang
individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal. Dalam proses ini, seseorang akan
kontinu (berkesinambungan) melakukan belajar dalam untuk mengembangkan
kepribadiannya. Di mana dia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala
perasaan, hasrat nafsu serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.Dari hari ke
hari dalam kehidupannya, bertambahlah pengalaman seorang manusia mengenai
bermacam-macam perasaan baru.
Contoh menegenai internalisasi budaya dapat kita lihat pada zaman sekarang, dimana
kecenderungan pemuda dan pemudi mayoritas mencintai budaya Korea, seperti musik
K-Pop. Segala apa yang dilakukannnya ingin mencontoh pada apa yang dilihatnya,
keberhasilan internalisasi budaya yang dilakukan masyarakat Korea khususnya di
Indonesia ini disebebkan karena keratifitas dan inovasi yang dilakukan dalam
mewujudkan peran Korea sebagai sentral kebudayaan. Dalam hal ini tentu saja
dirangsang dan dipengaruhi oleh nilai dan norma dalam sistem budaya Korea dan juga
oleh sistem sosial yang telah diinternalisasi melalui proses sosialisasi dan proses
pembudayaan seseorang mencintai Budaya Korea lambat laun akan bisa menjadi
ancaman bagi kebudayaan di negri sendiri.
 Sosialisasi
Sosialisasi adalah Proses seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya
belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di
sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada
dalam kehidupan sehari-hari. Proses sosialisasi yang terjadi tentu saja berbeda-beda
satu sama lainnya.Golongan sosial yang satu dengan lain atau dalam lingkungan
sosial dari berbagai suku bangsa di Indonesia atau dalam lingkungan sosial bangsa-
bangsa lain di dunia.
Contoh sosialisasi Di dalam keluarga misalnya seperti orang tua yang memberi
nasehat atau pengarahan kepada anaknya tentang perilakunya, orang tua yang
menanyakan tentang kegiatan di sekolah kepada anaknya. Lalu di lingkungan
masyarakat misalnya seperti seseorang mengobrol dengan tetangganya, melakukan
kegiatan kerja bakti sehingga terjadi proses sosialisasi. Dan di sekolah guru
berinteraksi dengan muridnya menerangkan mata pelajaran dan murid bertanya
kepada gurunya mengenai pelajaran tersebut jika ada yang kurang dipahami.
 Akulturasi
Kulturasi berasal dari bahasa Latin yaitu “acculturate” yang artinya “tumbuh dan
berkembang bersama”. Secara umum, pengertian akulturasi (acculturation)
merupakan suatu perpaduan budaya yang kemudian menghasilkan budaya baru tanpa
menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut. Misalnya, sebuah proses
percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan berlangsung dalam
waktu yang lama sehingga dapat saling memengaruhi.
Contoh Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan
bahasa Sansekerta yang dapat kita temui sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta
memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.Penggunaan bahasa Sansekerta pada
awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu tertulis) peninggalan kerajaan Hindu-
Budha pada abad 5-7 M, contohnya prasasti Yupa dan Kutai, prasasti peninggalan
kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta
digantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti
peninggalan kerajaan Sriwijaya 7-13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya
penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi)
dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui prasasti Dinoyo
(Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.
 Enkulturasi
enkulturasi adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh seorang individu dalam
mempelajari dan menyesuai kan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem
norma, tata sosial, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaan nya. Proses
terjadinya enkulturasi seringkali dimulai dari adanya kegiatan belajar dengan meniru
berbagai tindakan, kemudian dari tindakan yang di hasilkan dari belajar tersebut
diinternalisasikan atau di masukan dalam kepribadiannya. Dengan proses yang
dilakukan berkali-kali, tindakan seseorang menjadi suatu pola yang mantap dan
norma yang mengatur tindakannya dibudayakan.
Contoh enkulturasi dalam kebudayaan, misalnya saja adalah prilaku yang dilakukan
oleh Suku Baduy Dalam, yang menutup perkembangan dan pengaruh globalisasi.
Mereka banyak mengangap bahwa pengaruh dunia luar akan dapat memberikan
dampak negatif, tidak akan ada dampak postif yang di dapatkannya. Keadaan ini terus
menerus di tanamkan dari generasi ke genrerasi, maka suatu kewajaran jika
kebudayaan tidak menerima perkembangan zaman inilah menjadi pengaruh besar
dalam terbentuknya enkulturasi di dalam masyarakat baduy.

2. virs corona, Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan
yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi,
misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar
hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan
lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak
asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu
menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan
MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut,
virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang
sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi
lebih parah dan gagal organ.
Jadi penyebaran virus ini sangat berkaitan dengan pembelajaran kita yaitu
manusia. Kita ketahui bahwa manusialah objek pertama sasaran virus ini, dimana
birus ini akan menyebar melalu manusia ke manusia lainnya. kemudian sains,dengan
ilmu ini kita dapat mengetahui bahwa virus ini sangat berbahaya bagi tubuh maupun
kehidupan. Dan teknologi merupakan media dimana kita mengetahui kurva
penyebaran virus corona didunia maupun dinegara sendiri, tanpa ada teknologi
mungkin masyarakat diindonesia akan awam tentang penyebaran virus ini.

3. BAB 1
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya bermakna bahwa manusia yang
senantiasa menggunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagian seperti suatu
karya yang di jadikan bentuk budaya, karena pada dasarnya yang membahagiakan
tersebut merupakan sesuatu yang baik, benar dan adil.Oleh sebab itu hanya manusia
yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia yang berbudaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama yang
merupakan warisan secara turun-temurun. Budaya terbentuk dari unsur yang rumit,
termasuk agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Sedangkan Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga didalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu brsifat abstrak.
Budaya meliputi Tujuh unsur yang bersifat universal, yaitu: Sistem peralatan
dan perlengkapan hidup (teknologi), sistem mata pencaharian hidup, sistem
kemasyarakatan atau organisasisosial, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan
sistem religi. Selain itu, sebagaimana makhluk berbudaya kita juga harus
memperhatika nilai etika dan estetika dalam budaya tersebut. Apakah budaya tersebut
dapat mengajarkan nilai yang baik atau buruk meliputi sikap, perbuatan, dan
kewajiban serta kita juga harus memperhatikan budaya yang meliputi nilai indah
ataupun tidak indah.
Tidaksemuabudayadapatditerimadenganbaik, namunada pula hambatan dalam
berbudaya yaitu hambatan yang berkaitan dengan pandangan hidup dan system
kepercayaan, berkaitan dengan kejiwaan, sikap tradisionalisme dan menganggap
buruk hal-hal yang baru, sikap etnosentrisme (merasa budaya sendiri lebih unggul
dibandingkan budaya yang lain), perkembangan IPTEK, pewarisan kebudayaa dan
perubahan kebudayaan.
Dari hasil diskusi dapat kita simpulkan bahwa sikap etnosentrisme itu tidak
hanya ada pada kebudayaan namun juga terdapat pada diri setiap orang. Semua orang
memiliki sikap etnosentrisme mersa dirinyalah yang lebih baik, yang lebih unggul,
yang lebih paham, yang lebih bagus dibandingkan orang lain. Setiap orang memiliki
sudut pandangnya masing-masing, diman ia merasa sudut pandangnya tersebutlah
yang paling masuk akal atau pun baik. Contoh kecilnya dapat kita temukan pada saat
terjadinya perdebatan kecil, dimana tidak ada satu pihak pun mau mengalah dan tidak
mudah begitu saja menerima pendapat dari sudut pandang orang lain. Oleh karena
kita mempunyai sikap etnosentrisme inilah yang menyebabkan timbulnya hambatan-
hambatan lainnya dalam menjadi manusia sebagai makhluk berbudaya seperti
berprasangka buruk pada hal-hal yang baru, yang dianggap oleh orang lain bahwa hal
baru tersebut sangatlah baik.
Seperti contohnya pada pertanyaan tentang kebudayaan yang menyimpang
seperti contohnya kebudayaan di papua yang akan memotong salah satu jarinya
apabila salah satu kerabatnya meninggal. Hal ini sebenarnya ada kaitannya dengan
kebudayaan yang memiliki nilai etika yang buruk, namun hal tersebut sudah
mengakar pada masyarakat mereka, jadi akan sulit mengubahnya, hal ini dapat terjadi
dikarenakan masyarakat setempat memiliki sifat etnosentrisme dan menganggap
buruk hal-hal yang baru. Namun, dengan perkembangan IPTEK pada zaman
sekarang, kita rasa kebudayaan tersebut akan terminimalisir dengan adanya kehidupan
modern yang baru.

Anda mungkin juga menyukai