Disusun Oleh :
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
202
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Analisis &
Penggunaan Laporan Keuangan di Universitas Widyatama. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Sejarah Standar Akuntansi dan Kerangka Kerja Konseptual Penggunaan Laporan
Keuangan di Indonesia .
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Sejarah Perkembangan Akuntansi Di Indonesia.................................................3
2.2 Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju Standar
Akuntansi Internasional..............................................................................................6
2.3 Dampak dari harmonisasi SAK..........................................................................11
2.4 Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan......................................................11
2.5 Perlunya kerangka konseptual............................................................................13
2.6 Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual.....................................................14
2.7 Tujuan Pelaporan Keuangan..............................................................................14
2.8 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan.....................................................15
2.9 Kendala Pelaporan Informasi Akuntansi...........................................................21
BAB III...........................................................................................................................22
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................22
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual menyebutkan
tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang
baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti
asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk untuk pengakuan, pengukuran,
dan pelaporan keuangan yang tepat. Dengan adanya Standard Akuntansi
Keuangan (SAK) yang baru, memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan
pelaporan keuangan yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan adanya
publikasi kepada seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan
dengan peraturan baru yang berlaku.
1.3 Tujuan
1. Memahami sejarah perkembangan Standar Akuntansi Keuangan dari
masa penjajahan sampai sekarang ini.
2. Memberikan kontribusi pemikiran kepada para pemakai agar dapat
memahami SAK di Indonesia dalam adaptasi Standar Akuntansi
Internasional.
3. Memahami peran kerangka konseptual pelaporan keuangan
4. Mengetahui dan memahami perumusan kerangka konseptual
5. Mengetahui tujuan pelaporan keuangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Hal ini dapat dilihat dari dinamika kegiatan pengembangan standar
akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini. Setidaknya, terdapat
tiga tonggak sejarah yang pernah dicapai sebelumnya dalam pengembangan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia:
2. Tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara
mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip
Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan
akuntansi dengan perkembangan dunia usaha.
Pada kongres VIII 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah
kembali namanya menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) untuk
masa bakti 1998–2002 dan diberi otonomi khusus untuk menyusun dan
mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu, juga telah dibentuk Komite Akuntansi
Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK).
4
Komite Akuntansi Syariah (KAS) dibentuk pada tanggal 18 Oktober 2005 untuk
menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK yang terkait dengan perlakukan
akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK.
Standar Akuntansi Keuangan adalah SAK yang telah berlaku sekarang, Dengan
SAK yang telah terkonvergensi ke IFRS diharapkan akan memberikan perpektif
pemahaman yang sama bagi investor asing dalam membaca laporan keuangan
perusahaan Indonesia ataupun investor Indonesia yang ingin ekspansi ke luar
negeri.
IAI pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan SAK untuk
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atau The Indonesian Accounting
Standars for Non-Publicly-Accountable Entities, dan telah disahkan oleh DSAK
IAI pada tanggal 19 Mei 2009. Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif,
maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan
menggunakan PSAK. SAK-ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks. Sesuai ruang lingkup SAK-ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik (entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum).
IAI sebagai lembaga yang berwenang dalam menetapkan SAK dan audit
bagi berbagai industri merupakan elemen penting dalam pengembangan
perbankan syariah di Indonesia, dimana perekonomian syariah tidak dapat
berjalan dan berkembang dengan baik tanpa adanya SAK yang baik. Untuk itulah
maka pada tanggal 25 Juni 2003 telah ditandatangani nota kesepahaman antara
5
Bank Indonesia dengan IAI untuk kerjasama penyusunan berbagai standar
akuntansi di bidang perbankan Syariah, termasuk pelaksanaan kerjasama riset dan
pelatihan pada bidang yang sesuai dengan kompetensi IAI. Badan yang
menerbitkan Standar Akuntansi Islam saat ini adalah the Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions yang didirikan 1991 di Bahrain.
Sampai saat ini telah diterbitkan 56 Standar Akuntansi Islam dalam bidang
akuntansi, auditing, governance dan etika. Saat ini juga sedang disusun program
Certified Islamic Public Accountant (CIPA) yang akan segera disebarluaskan ke
beberapa negara (Alchaar, 2006)
Perbandingan SAK
6
Rerangka ini merupakan dasar teoritis bagi FASB dalam mengembangkan
Standard Akuntansi Keuangan di Amerika Serikat. Standar-standar tersebut
berkenaan dengan pengukuran aktivitas ekonomi, penentuan waktu kapan
pengukuran dan pencatatan harus dilakukan, ketentuan pengungkapan mengenai
aktivitas tersebut, penyiapan dan penyajian ringkasan aktivitas ekonomi tersebut
dalam bentuk laporan keuangan.
7
Perbedaan antara Adaptasi, Kovergensi, dan Full adopsi
8
Principle – Based Accounting Standards:
1. Mengatur secara lebih detail dan biasanya hanya berlaku untuk suatu
industri tertentu.
9
terhadap IFRS menyebabkan laporan keuangan perusahaan Indonesia akan dapat
diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan dari negara lain, sehingga
akan sangat jelas kinerja perusahaan mana yang lebih baik dan dapat
meningkatkan kualitas SAK.
10
2.3 Dampak dari harmonisasi SAK
11
Laporan Keuangan (KDPPLK) (Penyesuaian 2014) yang berlaku efektif per 1
Januari 2015. KKPK berlaku efektif sejak tanggal pengesahan.
12
uangnya ke pihak tersebut. Standar berdasarkan Kerangka Konseptual
memberikan informasi yang diperlukan dalam meminta
pertanggungjawaban manajemen. Sebagai sumber informasi yang dapat
diperbandingkan secara global, Standar tersebut juga sangat penting bagi
para regulator di seluruh dunia.
3. Berkontribusi pada efisiensi ekonomik dengan membantu investor untuk
mengidentifikasi peluang dan risiko di seluruh dunia, sehingga
meningkatkan alokasi modal. Untuk bisnis, penggunaan bahasa akuntansi
tunggal yang tepercaya yang berasal dari Standar berdasarkan Kerangka
Konseptual menurunkan biaya modal dan mengurangi biaya pelaporan
internasional.
2.5 Perlunya kerangka konseptual:
Pembuatan standar seharusnya berlandasan dan berhubungan pada
sebuah pendirian serangkaian konsep dan tujuan.
Memungkinkan IASB untuk mengeluarkan pernyataan yang lebih
berguna dan konsisten dari waktu ke waktu serta menghasilkan
suatu standar yang saling berhubungan.
Tanpa kerangka standar yang jelas ini maka setiap orang akan
membangun konsep individu yang berbeda-beda.
Kerangka kerja mampu meningkatkan kemampuan memahami
dan kepercayaan pengguna laporan keuangan terhadap laporan
keuangan
Meningkatkan kemampuan membandingkan laporan keuangan
perusahaan
Para profesional mampu memecahkan secara cepat praktik
permasalahan yang baru dan mendadak dengan mengacu pada
kerangka kerja sebagai teori dasarnya.
13
2.6 Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual
14
Menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) dan
pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya yang telah
dipercayakan kepadanya.
15
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), Informasi memungkinkan
pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
2. Memiliki manfaat prediktif (predictive value), Informasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu
dan kejadian masa kini.
3. Tepat waktu, Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
4. Lengkap, Informasi akuntansi keuangan disajikan selengkap
mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan
keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi
tersebut dapat dicegah.
Agar informasi yang disajikan dapat relevan maka informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan harus didasarkan pada kebutuhan informasi para pengguna
laporan keuangan.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya
tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat
menyesatkan dan merugikan pengguna laporan keuangan. Informasi yang andal
memenuhi karakteristik:
Penyajian Jujur, Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
Dapat diverifikasi (verifiability), Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh
pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda
jauh.
16
Netralitas, Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
pada kebutuhan pihak tertentu.
c. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan serta
membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja dan perubahannya secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran
dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa
dilakukan secara konsisten. Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan
lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Sedangkan
perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas menerapkan
kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang
diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya
perubahan. Agar informasi yang disajikan dapat dibandingkan maka penyajian
laporan keuangan minimal harus disajikan dalam 2 (dua) periode atau 2 (dua)
tahun anggaran
d. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dikatakan dapat
dipahami jika pengguna mengerti dengan informasi-informasi yang disajikan dan
mampu menginterpretasikannya. Hal ini dapat terlihat dari manfaat informasi
yang disajikan tersebut terhadap pengambilan keputusan. Untuk itu, penyajian
informasi dalam laporan keuangan pemerintah harus menggunakan format/bentuk
serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
17
Elemen Dasar Laporan Keuangan
Elemen yang secara langsung berhubungan dengan penilaian posisi
finansial adalah:
1. Aset
Sebuah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari
peristiwa masa lampau dan memiliki manfaat ekonomi masa depan yang
diharapkan mengalir ke entitas.
2. Kewajiban
Kemungkinan pengorbanan sumber daya ekonomi yang timbul dari
kewajiban saat ini dari entitas tertentu untuk mentranfer aktiva atau
menyediakan jasa ke entititas lain di masa depan sebagai hasil dari
kegiatan/transaksimasa lalu,
3. Ekuitas
Keuntungan atas aset suatu entitas yang tersisa setelah dikurangi
kewajibannya.
4. Investasi Pemilik
Peningkatan aset netto karena tranfer dari entitas lain untuk meningkatkan
kepentingan kepemilikan atau modal. Aset yang diterima tidak hanya sebagai
investasi pemilik tapi juga termasuk jasa atau konversi dari kewajiban
perusahaan.
5. Distibusi ke Pemilik
Penurunan aset netto dari transfer aset, atau timbulnya kewajiban oleh
perusahaan kepada pemilik. Distribusi ke pemilik ini mengurangi kepentingan
pemilik atau modal di perusahaan.
6. Pendapatan Komprehensif
Perubahan ekuitas (aset netto) dari suatu entitas sepanjang satu periode
dari transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain dari pemilik. Termasuk semua
18
perubahan dalam ekuitas selama satu periode kecuali yang dihasilkan dari
investasi dari pemilik atau distribusi ke pemilik.
7. Pendapatan
Aliran masuk dari aset sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban atau
kombinasinya selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang,
penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan hasil operasional perusahaan.
8. Beban
Aliran keluar dari penggunaan aset, atau muncunya kewajiban atau
kombinasi keduanya selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang,
penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasional perusahaan.
9. Keuntungan
Peningkatan aset bersih dari transaksi insidental atau sampingan dari suatu
entitas dan dari semua transaksi dan kegiatan lain akibat entitas selama satu
periode kecuali yang dihasilkan dari pendapatan dan investasi pemilik.
10. Kerugian
Penurunan aset bersih dari transaksi insidental atau sampingan dari suatu
entitas dan dari semua transaksi dan kegiatan lain akibat entitas selama satu
periode kecuali yang dihasilkan dari pendapatan dan investasi pemilik.
Asumsi-Asumsi Dasar Akuntansi
Dalam penyusunan laporan keuangan digunakan lima asumsi
dasar akuntansi, yaitu:
a. Economic Entity
Asumsi ini menjelaskan bahwa kekayaan pemilik harus dipisahkan dengan
kekayaan perusahaan. Perusahaan memisahkan kegiatan mereka dari pemilik dan
unit bisnis lai1.nnya.
b. Going Concern
Asumsi ini menjelaskan bahwa entitas didirikan untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan untuk mencapai tujuan dan komitmennya.
19
c. Monetary Unit
Asumsi ini menjelaskan bahwa transaksi yang terjadi harus dapat diukur
dengan satuan uang.
d. Periodicity
Asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuangan dilaporkan dalam suatu
jangka waktu tertentu
e. Accrual Basic
Asumsi ini menjelaskan bahwa segala transaksi yang terjadi harus dicatat saat
itu juga.
20
tidak berhubungan langsung dengan produksi, seperti gaji karyawan kantor dan
biaya administratif lainnya.
4. Pengungkapan penuh
Segala informasi yang bersangkutan dengan laporan keuangan dan dapat
mempengaruhi keputusan harus diungkapkan. Penyediaan informasi melalui
laporan keuangan, catatan laporan keuangan, dan informasi supplementary
2.9 Kendala Pelaporan Informasi Akuntansi
21
BAB III
Standar akuntansi tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum,
sosial dan ekonomi suatu negara.Dan adanya era globalisasi dan semakin aktifnya
pasar modal di Indonesia menyebabkan Prinsip Akuntansi Indonesia yang berlaku
umum tidak dapat lagi menampung dan menjawab permasalahan yang timbul
dalam praktik.Ikatan Akuntan Indonesia memutuskan untuk mengadopsi penuh
International Accounting Standards sebagai dasar acuan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia. Globalisasi yang tampak antara lain dari
kegiatan perdagangan antar negara dan munculnya perusahaan–perusahaan
multinasional. Salah satu usaha harmonisasi standar akuntansi, yaitu dengan
membuat perbedaaan–perbedaan antar standar akuntansi di berbagai negara
menjadi semakin kecil, sehingga standar akuntansi antar negara tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Standar Akuntansi Keuangan yang lengkap dan
komprehensif merupakan dambaan semua pihak yang berkepentingan dengan
laporan keuangan. Oleh karena itu, standar akuntansi keuangan ini dari waktu ke
waktu akan terus dilengkapi dan disempurnakan sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan praktik bisnis dan profesi akntansi.
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) merupakan
pengaturan yang merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka Konseptual bukan
merupakan PSAK sehingga tidak mendefinisikan standar untuk pengukuran atau
isu pengungkapan tertentu. Kerangka Konseptual ini tidak mengungguli PSAK
tertentu. Jika terdapat perbedaan antara PSAK dan KKPK, maka persyaratan yang
ada dalam PSAK mengungguli persyaratan yang ada dalam Kerangka Konseptual.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/tentang-5-kerangka-dasar-
sakumum#:~:text=Kerangka%20Konseptual%20Pelaporan%20Keuangan
%20(KKPK,pengukuran%20atau%20isu%20pengungkapan%20tertentu.
http://anekatulisankoe.blogspot.com/2015/01/kerangka-konseptual-untuk-
laporan.html
23
24
25