SKOR NILAI :
Mozaik Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia Di Sekolah Dasar
NIM : 1193311108
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat Rahmat dan
Karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Review dengan menggunakan elektronik buku yang berjudul “Mozaik Penilaian Pembelajaran
Bahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia Di Sekolah Dasar” karangan dari Dr. Taufina,
M.Pd, dkk. Critical Book Review (CBR) ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keterampilan Berbahasa Indonesia
Dalam pembuatan Critical Book Review (CBR) ini penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dan membantu penulis hingga tugas ini tersajikan,
Terutama kepada kedua orangtua yang selalu mendukung penulis melalui doa maupun materi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Masta Marselina Sembiring, S.Pd., M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia, yang telah
memberikan penjelasan mengenai Keterampilan Berbahasa Indonesia dan Kepada teman-teman
yang ikut serta membantu penulis hingga tugas ini terselesaikan.
Penulis sangat menyadari bahwa tugas ini masih memiliki kekurangan,baik dari segi
penyusunan,bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun,khususnya dari Ibuk dosen dan pembaca. Semoga tugas ini
memberikan manfaat bagi semua pihak.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR………...………………………………………………………4
B. Saran………………………………………………………………………………………….29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….30
3
BAB I
PENDAHULUAN
Buku merupakan salah satu sarana pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan
manusia akan informasi dan pengetahuan. Maka dengan membaca buku pengetahuan anda
akan semakin luas. Keterampilan seseorang mahasiswa ataupun seorang pelajar dalam
menyusun laporan CBR dapat menguji kemampuan seseorang dalam meringkas isi buku yang
telah dibaca serta menganalisa sebuah buku untuk proses pemahaman materi pembelajaran.
Selain itu kita juga belajar untuk membandingkan buku yang satu dengan buku yang lain
sehingga kita terbiasa untuk mencari informasi atau sumber pengetahuan tidak hanya dari satu
referensi saja melainkan dengan beberapa referensi.
Selain itu, dalam tugas CBR kita juga dilatih untuk bisa memberikan penilaian kita
terhadap buku serta meningkatkan analisis kita dalam memberikan sebuah kritikan yang baik
dan benar,dan yang paling penting adalah untuk mengajarkan kita agar selalu berpikir
kritis.Penulisan CBR ini dilakukan sebagai bahan acuan dalam pemilihan buku pembelajaran
untuk mempermudah para pembaca dalam menentukan buku mana yang paling mudah sebagai
pemahaman sebuah materi, khususnya dalam mata kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia
1. Untuk meningkatkan penulis sebagai mahasiswa yang dapat mengkritik sebuah buku
yang dibahas sehingga dapat membandingkan buku.
2. Untuk menambah daya fikir kritis penulis dalam mengulas buku yang dikritik.
3. Untuk menyelesaikan tugas cbr sebagai tugas mata kuliah Keterampilan Berbahasa
Indonesia
C. Manfaat CBR
1. Memberi kemudahan bagi pembaca dalam memahami intisari buku yang dikritik oleh
penulis.
2. Menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca dalam Keterampilan Berbahasa
Indonesia.
3. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dalam sebuah buku atau
hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik.
4
5. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut dibuat.
D. Identitas Buku
5
BAB II
RINGKASAN BUKU
A. PENDAHULUAN
Buku mozaik penilaian pembelajaran bahasa dan apresiasi sastra Indonesia di sekolah dasar
ini merupakan salah satu sumber dalam upaya menciptakan proses pembelajaran keterampilan
berbahasa dan apresiasi sastra Indonesia di SD yang bermutu. Kegiatan pembelajaran ini dapat
dilakukan jika guru memiliki penguasaan subtansi, kemampuan aplikasi, dan kemampuan
menilai keterampilan berbahasa Indonesia di SD.
Buku ini membahas tentang teori dan aplikasi pembelajaran dan penilaian keterampilan
berbahasa dan apresiasi sastra Indonesia disekolah dasar. Pokok dalam bahasan buku ini
meliputi: teori, aplikasi, dan penilaian keterampilan mendengar, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, keterampilan menulis, dan apresiasi sastra Indonesia di sekolah dasar.
Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, guru, dosen,
dan pemerhati pembelajaran dalam upaya mnciptakan proses pembelajaran keterampilan
berbahasa dan apresiasi sastra Indonesia yang berkualitas disekolah dasar.
6
B. DESKRIPSI ISI BAB BUKU
BAB I
HAKIKAT PENILAIAN
A. Pendahuluan
Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam dunia pendidikan. Pada sisi
lain, penilaian hasil belajar yang baik merupakan feedback bagi guru/dosen untuk mengevaluasi
tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Idealnya, pada bidang apapun dilakukan dengan
menggunakan prosedur dan instrumen yang standar. Prosedur yang standar adalah suatu
prosedur penilaian yang dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan
perlakuan yang adil terhadap siswa dengan mempertimbangkan situasi waktu, tempat, dan
berbagai keragaman siswa. Sedangkan instrument yang standar adalah instrument yang baku dan
dapat dipertanggungjawabkan tinngkat validitas dan reliabilitasnya.
Penilaian merupakan pengumpulan bukti yang dilakukan dengan secara sengaja, sistematis,
dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai kompetensi siswa atau metode dan proses yang
digunakan untuk mengumpulkan umpan balik tentang seberapa baik siswa belajar. Penilaian
dapat berupa tes ataupun non tes. Penilaian berupa non tes misalnya menggunakan metode,
observasi, wawancara, monitoring tingkah laku. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.
B. Pengertian Penilaian
Ketercapaian suatu pembelajaran, dapat dilihat berdasarkan batasan kriteria tertentu sesuai
dengan kajian materi didalamnya. Namun, pada penilaian itu sendiri sering menimbulkan
pengertian yang berbeda. Ada yang menyebutnya dengan sebutan evaluassi, ada yang
menyebutnya pengukuran, ada yang menyebut tes sebagai nama lain dari penilaian. Pandangan
serupa juga terjadi pada istilah asesmen.
Kata “asesmen” sampai sekarang masih bersifat ambigu. Antara lembaga yang satu
dengan lembaga yang lain, belum tentu memiliki pandangan yang serupa dengan assemen.
Padahal terdapat tiga istilah yang sering digunakan dalam asesmen dan evaluasi, yaitu penilaian,
pengukuran, dan tes (Uno dan Koni, 2012:2; Widoyoko, 2012:1). Namum dalam pendapat diatas
belum ditentukan mana istilah yang memiliki cakupan yang paling luas di antaranya.
Stark dan Thomas (1994:46) berpendapat bahwa asesmen merupakan “Processes that
provide information about individual student, about curricula or programs, about institutions, or
about entire system of institutions.”. Sedangkan Hill dan Ruptic (1994:8) memiliki pandangan
bahwa asesmen adalah suatu proses untuk mengumpulkan bukti dan mendokumentasikan
pembelajaran serta pertumbuhan anak.
Dapat disimpulkan bahwa assemen merupakan proses untuk mengumpulkan bukti dan
mendokumentasikan pembelajaran serta pertumbuhan anak untuk mendapatkan informasi dalam
bentuk apappun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pribadi
7
siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun
kebijakan-kebijakan sekolah.
C. Tujuan Penilaian
Pedoman penilaian yang dirancang Depdikbud (1994) menyatakan bahwa tujuan penilaian
adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan, dan peningkatan kagiatan
belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
Membantu Meningkatkan
Pertumbuhan Kemampuan
Motivasi Belajar
D. Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian sebagai pengajaran bermaksud bahwa penilaian sangat penting dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran, fungsi penilaian sebagai administrasi dapat
digambarkan dalam menentukan kualifikasi sekolah yang dilakukan department pendidikan
nasional. Sedangkan fungsi penilaian sebagai bimbingan dapat dilihat pada upaya pihak sekolah
dalam membekali siswa dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Ketiga fungsi penilaian
ini tidak terlepas dari kebutuhan bagi berbagi pihak sebagai lingkungan yang telibat
didalamnnya.
E. Prinsip Penilaian
1. Menyeluruh/ Komprehensif
8
Penilaian secara menyeluruh, artinya penilaian dilakukan tidak boleh diukur secara terpisah
antara tes/nontes yang satu dengan tes/nontes yang lain dalam kkompetensi dasar yang sama.
2. Berkelanjutan/Kontiniutas
Sistem penelitian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian yang
sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan minimal dan standar
kompetensinya.
5. Objektivitas
Penilaian harus bersifat objektif. Artinya, penilaian yang dibuat harus adil terhadap semua
siswa, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
F. Jenis-jenis Penilaian
1. Penilaian Formatif
2. Penilaian Sumatif
3. Penilaian Diagnostik
4. Penilaian Selektif
5. Penilaian Penempatan
G. Isntrumen Penilaian
Ada beberapa penilaian instrument penilaian yang dapat digunakan guru sebagai sarana
untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar siswa. Penggunaan berbagai instrument
harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan
siswa, dan banyaknya/jumlah materi pelajaran yang sudah disampaikan. Instrument penilaian
terdiri atas dua macam, yaitu: Tes dan Nontes
Kelebihan :
9
5. Penulis juga membuat satu kesimpulan disetiap apa yang dibahas oleh bab I ini, maka
membuat pembaca lebih jelas maksud dari materi yang dibahas.
Kekurangan :
1. Kekurangan bab I ini terdapat pada halaman 6 yang memiliki spasi yang tidak sesuai,
seperti kata umpan disitu dituliskan “um pan” .
2. Pada halaman 12 terdapat suatu masalah penulisan. Seperti kata stimulus yang ditulis
dibab I ini stimuli
3. Di bab I ini pada halaman 7-13 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.
Komentar:
Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya. Dan lebih teliti lagi agar tidak ada
kejadian yang seperti salah kata atau huruf dan spasi.
10
BAB II
A. Mendengar
1. Pengertian Mendengar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2001:251), mendengar mempunyai makna
“dapat manangkap bunyi dengan telinga.” Sadar atau tidak, kalau ada bunyi-bunyi tertentu, alat
pendengar akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. seseorang mendengar suara
itu, tanpa unsure kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara
kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir ditelinga itu mungkin menarik perhatian dan mungki9n juga
tidak. Jadi mendengarkan adalah fungsi mental yang melibatkan pemahaman pesan.
2. Manfaat Mendengarkan
3. Proses Mendengarkan
4. Jenis-jenis Mendengar
a. Mendengarkan Ekstensif
b. Menddengarkan Intensif
11
B. Berbicara
1. Pengertian Berbicara
Berbicara pada hakekatnya merupakan suatu proses berkomunikasi bahasa adalah alat
komunikasi berupa simbol yang dihasilakan oleh alat ucap manusia.
2. Manfaat Berbicara
a) Saling bertukar informasi
b) Saling bertukar ide, gagasan, dan pendapat
c) Menjalin komunikasi dengan orang lain
d) Menjalin hubungan dengan sesama manusia
3. Tujuan Berbicara
1. Memberitahukan, melaporkan, menginformasikan
2. Menghibur
3. Membujuk, mengajak, menyakinkan atau menggerakkan
C. Membaca
1. Pengertian Membaca
Membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
2. Manfaat Membaca
a. Membaca dapat menghilangkan kecemasan
b. Membaca, membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berfikir
c. Membaca dapat membuka wawasan baru
d. Membaca dapat pencerahan baru pada pemikiran kita
e. Membaca dapat menccerdaskan intelektual, spiritual, emosional, dan kepercayaan diri yang
terpadu pada kerendahan hati.
3. Proses Membaca
a. Kegiatan Prabaca
1. Gambaran awal
2. Petunjuk untuk melakukan antisipasi
3. Pemetaan smantik
4. Menulis sebelum membaca
5. Drama atau simulasi
4. Jenis-Jenis Membaca
12
Jenis-jenis membaca adalah: membaca teknik, membaca dalam hati/intensif, membaca
memindai, membaca bahasa, membaca cepat/sekilas dan membaca pustaka.
1. Metode abjad/eja
2. Metode bunyi
3. Metode kupas rangkai suku kata
4. Metode kata lembaga
5. Metode global, dan
6. Metode struktual analitik sinteksis (SAS)
2. Membaca Lanjut
D. Menulis
1. Pengertian Menulis
2. Manfaat Penulis
a. Mengetahui kemampuan dan fotensi diri serta pengetahuan tentang topic yang dipilih
b. Mengembangkan berbagai gagasan
c. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi dengan topic yang ditulis
3. Proses Menulis
13
4. Pembuatan kerangka karangan
5. Penulisan naskah awal
6. Refisi
7. Penulisan naskah akhir
4. Jenis-jenis Menulis
Keraf (1986:6) berpendapat bahwa jenis menulis didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan
hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima:
a. Deskripsi
b. Eksposisi (paparan)
c. Argumentasi (bahasan)
d. Narasi (Kihasan)
e. Persuasi
E. Apresiasi Sastra
1. Pengertian apresiasi sastra
Pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk
mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
2. Manfaat Sastra
Menurut Lazar (2002:15-19) beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran
sastra, antara lain yaitu:
3. Jenis-jenis Sastra
Sastra terdiri dari sastra baru dan sastra lama. Sastra lama adalah sastra yang berbentuk lisan
atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Sastra baru adalah karya sastra
yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi. Sastra dapat
dikelompokkan menjadi prosa, puisi dan drama.
a. Prosa
Kata prosa berasal dari bahasa latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Prosa merupakan
karya sastra yang bersifat menguraikan atau mendeskripsikan suatu fakta ataupun isi pikiran dan
perasaan secara jelas serta tidak terikat pada syarat-syarat tertentu. Prosa terdiri atas prosa lama
dan prosa baru
1) Prosa Lama
14
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat. Prosa lama mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena
belum dikenalnya bentuk tulisan. Prosa lama terdiri atas:
1. Dongeng
2. Legenda
3. Fable
4. Cerita jenaka
5. Parabel
6. Sage
2) Frosa Baru
Prosa baru merupakan pancaran dari masyarakat baru. Jenis-jenis prosa baru yaitu:
a. Roman
b. Novel
c. Cerpen
d. Riwayat
e. Kritik
f. Resensi
g. Esai
b. Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengosentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengosentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
1. Puisi lama
a) Mantera
b) Pantun
c) Seloka
d) Talibun
e) Karmina
f) Gurindam
g) Syair
2. Puisi Baru/Modern
a) Belada
b) Himne
c) Ode
d) Elegi
15
e) Epigram
f) Satire
g) Romance
C. Drama
Drama berasal dari kata yunani, draomai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan
sebagainya. Jadi kata drama dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Unsur-unsur yang
terdapat didalam drama yaitu:
1) Tema
2) Alur
3) Tokoh drama
4) Watak
5) Latar
6) Amanat
Kelebihan :
Kekurangan :
1. Di bab II ini pada halaman 31-126 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.
Komentar:
Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya.
BAB III
16
Penilaian Pembelajaran Mendengar
A. Pendahuluan
Berdasarkan uraian singkat diatas diketahui bahwa penilaian mempunyai kedudukan penting
dalam program dan proses pembelajaran. Melalui penilaian berhasil tidaknya proses
pembelajaraan dapat dketahui. Oleh karena itu, persoalan yang berkaitan dengan penilaian, baik
konseptual maupun praktis mutlak harus dipahami oleh pelaksana program pembelajaran,
khususnya guru. Dalam kaitannya dengan konsep itulah, pemahaman penilaian keterampilan
berbahasa dan mutlak diperlukan.
Penilaian pembelajaran mendengarkan dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dan dapat
dilaksanakan secara khusus (saat uji blok). Penilaian tersebut dapat meminta siswa untuk
mengungkapkan kembali secara lisan/tertulis tentang apa yang telah dsimaknya dan menjawab
pertanyaan yang telah disediakan guru berdasarkan apa yang telah disimak.
Ada empat karakteristik dalam pembelajaran bahasa. Keempat karakteristik pelajaran bahasa
yang komunikatif tersebut menekankan:
1. Tujuan pembelajaran difokuskan pada semua kompotensi dan tidak dibatas pada
kompetensi struktur bahasa/linguistic
2. Cara pembelajaran didesaian untuk mengajak siswa dalam menggunakan bahasa yang
fungsional, otentik, dan pragmatis untuk tujuan yang mempunya makna tertentu.
3. Kelancaran dan ketepatan dipandang sebagai prinsip-prinsip pelengkap yang mendasari
teknik-teknik komunikatif
4. Dalam kelas yang komunikatif, siswa pada hakikatnya hendaknya menggunakan bahasa
secara produktif dan dapat diterima dalam konteks tanpa latihan atau persiapan.
1. Tingkat ingatan
2. Tingkat pemahaman
3. Tingkat penerapan
4. Tingkat analisis
Kelebihan :
1. Bab III ini sangat lengkap pembahasannya dan sesuai dengan judulnya.
2. Bab III ini memiliki pendahuluan, dari pendahuluan ini pembaca bisa mengetahui apa
yang dipermasalahkan.
3. Bab III ini sangat banyak mengutip dari pendapat para ahli, sehingga membuat pembaca
bertambah wawasannya.
4. Penulis juga membuat satu kesimpulan disetiap apa yang dibahas oleh bab III ini, maka
membuat pembaca lebih jelas maksud dari materi yang dibahas.
17
Kekurangan :
1. Di bab III ini pada halaman 127-138 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.
Komentar:
Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya.
BAB IV
Keterampilan berbicaa bukan suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun
temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun
keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif.
Pembelajaran berbicara perlu ditingkatkan karena pada kenyataannya masih banyak siswa
yang sulit berbicara ketika daulat berbicara kedepan kelas. Banyak yang masih malu-malu atau
tersendat-sendat serta berkeringat dingin bila disurah berbicara kedepan kelas.
Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara di SD, juga dinyatakan oleh farris (dalam
Suprayadi, 2005:179) bahwa pembelajaran keterampilan berbicara penting dikuasai siswa agar
mampu mendengarkan kemampuan berfikir, membaca, menulis, dan mendengarkan.
Berbicara sebenarnya merupakan kegiatan kompleks yang melibatkan beberapa factor, yaitu
kesiapan belajar, kegiatan berfikir, kesiapan mempraktikkan, motivasi, dan bimbingan.
1. Bahasa lisan yang digunakan, meliputi: lafal dan intonasi, pilihan kata, struktur bahasa,
serta gaya bahasa dan pragmatik
2. Isi pembicaraan, meliputi: hubungan isi topik, struktur isi, kuantitas isi, serta kualitas isi
3. Teknik dan penampilan, meliputi: gerak-gerik dan mimik, kontak dengan pendengar,
volume suara, serta jalannya pembicaraan.
Kelebihan :
Kekurangan :
1. Kekurangan bab IV ini terdapat pada halaman 140 yang tertulis kata menyuapi,
seharusnya penulis membuat kata yang lebih mudah dipahami seperti memberi atau
memaparkan.
19
2. Di bab IV ini pada halaman 150 yang kosong. Membuat kesan yang mubajir dalam
kertas.
3. Di bab IV ini pada halaman 139-149 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.
Komentar:
Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya. Dan lebih teratur lagi, agar tidak
mengakibatkan satu lembar yang kosong agar tidak mubajir kertas.
BAB V
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakanoleh pembaca untuk
memproleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Mengingat pentingnya keterampilan membaca, perlu Pembinaan dari tingkat dasar atau SD.
pembelajaran membaca di SD merupakan salah satu bidang garapan yang memegang peranan
penting dalam pengajar bahasa Indonesia, karena tanpa memilki pengetahuan dan keterampillan
membaca, akan mengalami kesulitan belajar dimasa mendatang atau tingkat sekolah selanjutnya.
Peran sekolah di Indonesia cukup pennting dalam pembinaan minat dan kemampuan
membaca. keberhasilan studi seseorang ditentukan oleh kemampuan dan minat membacanya.
Pembelajaran membaca yang menarik perlu dibarengi dengan penilaian yang efektif.
Pembelajaran membaca merupakan bagian dari pembinaan keterampilan siswa dalam berbahasa.
Oleh sebab itu, seorang guru yang mampu melaksanakan pembelajaran membaca yang efektif
akan mampu memandang membaca siswa sebagai suatu keterampilan.
Penilaian membaca dikelas rendah berbeda dengan penilaian membaca dikelas tinggi.
Pembelajaran membaca dikelas rendah terfokus pada pembelajaran membaca permulaan yaitu
membaca nyaring dan membaca lancar. Sedangkan dikelas tinggi tergolong kepada membaca
lanjut, atau sering dikatakan dengan membaca pemahaman. Oleh sebab itu, penilaian
pembelajaran membaca permulaan terfokus pada kejelasan pengucapan siswa terhadap teks yang
dibaca, meliputi: kejelasan pengucapan huruf vocal, konsonan, diftong, dan tanda. Sedangkan
penilaian pembelajaran membaca lanjut terfokus pada tingkat pemahaman siswa terhadap teks
yang dibaca.
Mengukur kemampuan membaca setiap tingkat kelas tidaklah sama. Hal ini karena
karakteristik dan jenis pembelajaran membaca di SD dibagi menjadi dua yaitu membaca
permulaan dan membaca lanjut. Kemampuan membaca permulaan ditekankan dikelas rendah
(kelas 1,2, dan 3) berupa keterampilan mekanis yang dapat dicapai dengan aktivitas membaca
nyaring dan lancar. Sedangkan keterampilan membaca lanjut atau membaca pemahaman
ditekankan di kelas tinggi (kelas 4,5 dan 6) yang dicapai dapat dengan aktivitas membaca dalam
hati.
Kelebihan :
Komentar:
Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya. Dan lebih teratur lagi, agar tidak
mengakibatkan satu lembar yang kosong agar tidak terjadi mubajir.
BAB VI
22
A. Pendahuluan
Kegiatan berkomunikasi dengan bahasa tulis termasuk bagian dalam pemenuhan kebutuhan
primer dalam kebudayaan yang peradaban modern. Tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan
primer saja, berkomunikasi dengan bahasa tulis dilakukan orang. Pada mulanya kemampuan
menulis merupakan kemampuan mengenal dan menuliskan lambang-lambang bunyi, menuliskan
kata-kata, dan melahirkan struktur kalimat. Tetapi, tahap demi tahap siswa diperkenalkan dan
diuji cara menulis sebagai kemampuan yang komplit dan padu. Untuk menilai kemampuan
menulis yang paling langsung tentu dengan meminta siswa menulis, dalam arti kata bahwa
kepada siswa diberikan tugas menulis sebuah karangan.
a. Assignment purpose (tujuan penugasan): Penulis ini tidak memiliki tujuan, untuk apa ia
menulis. Penulis hanya menulis, tanpa mengetahui apa tujuannya.
b. Altruistic purpose (tujuan altrustik): Tujuan penulis untuk menyenangkan para pembaca.
c. Persuasive purpose (tujuan persuasive): penulis bertujuan mempengaruhi pembaca
d. Informational purpose (tujuan informasional atau tujuan penerangan): penulis
menuangkan ide/gagasan dengan tujuan member informasi atau keterangan kepada
pembaca
e. Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri): penulis berusaha untuk memperkenlkan
atau menyatakan dirinya sendiri kepada para pembaca
f. Creative purpose (tujuan kreatif): penulis bertujuan agar pembaca dapat memiliki nilai-
nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis.
g. Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah): penulis berusaha memecahkan
masalah yang dihadapi.
2. Tes Menulis
Tes menulis bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melambangkan unsur-
unsur bahasa dan keterampilannya menuangkan ide, gagasan, dan perasaan secara tertulis.
Penilaian otentik memiliki kesempatan pada siswa untuk menghubungkan apa yang mereka
pelajari, mengaplikasikan pengetahuan yang esensial, dan keterampilan dalam tugas-tugas dan
masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia nyata yang sesungguhnya (journal:Creating
Assesment, 2008:6).
Gambar sebagai rangsangan tugas menulis sangat baik diberikan kepada siswa di sekolah
dasar pada tahap awal, sehingga mereka mampu menghasilkan bahasa walau masih sederhana.
3. Proses menulis
Penilaian dalam pembelajaran menulis didasarkan kepada proses menulis, proses menulis
merupakan membangun suatu fondasi untuk topik yang berdasrkan pada pengetahuan, gagasan,
dan pengalaman.
Kelebihan :
Kekurangan :
1. Pada halaman 169 terdapat judul baru yaitu “2. Proses Menulis” tetapi tidak sesuai
nomornya, seharusnya itu menjadi nomor 3
2. Pada halaman 182 lagi-lagi terdapat lembaran kosong.
3. Di bab VI ini pada halaman 163-182 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.
Komentar:
Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya. Dan lebih teratur lagi, agar tidak
mengakibatkan satu lembar yang kosong agar tidak terjadi mubajir.
BAB VII
24
A. Pendahuluan
Pengajaran apresiasi sastra (Indonesia) disekolah tidak berdiri sendiri sebagai sebuah mata
pelajaran yang mandiri, melainkan “hanya” menjadi bagian mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dengan demikian, seorang guru bahasa Indonesia juga berarti guru apresiasi sastra. Ia bertugas
mengukur hasil belajar bahasa dan apresiasi sastra siswa yang menjadi asuhannya.
Tujuan pembelajaran apresiasi sastra secara umum ditekankan, atau demi terwujudnya,
kemampuan siswa untuk mengapresiasi sastra secara memadai. Kejelasan tujuan pengajaran
(sastra) penting sebab ia akan memberikan pedoman bagi pemilihan bahan yang sesuai.
Tujuan umum pembelajaran apresiasi sastra merupakan bagian dari tujuan penyelenggaraan
pendidikan nasional yaitu mewujudkan suasana proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Tingkat tes kesastraan yang dimaksudkan menunjuk pada tingkatan tes kognitif yaitu: tingkatan
ingatan (C1) sampai tingkat penilaian (C6). Dibawah ini akan dibedakan tes kesastraan kedalam
3 tingkatan kognitif beserta contoh:
a. Tema
Tema tetap menjadi pertimbangan yang ditentukan.
b. Perwatakan
Kekuatan penyajian tokoh dan perwatakan
c. Konflik
Konflik yang mengejutkan dan alur yang susah ditebak
d. Diksi dan pilihan kata
Diksi dan pilihan kata tetap menjadi poin penilaian dari sebuah karya
e. Batasan masalah
Batasan halaman biasanya ditentukan tergantung yang menilai.
a. Penghayatan
Penghayatan dalam sebuah puisi bertujuan untuk menyampaikan isi dari puisi secara
ekspresif.
b. Penampilan
Keterapian berpakaian dan kesesuaian penampilan dengan tema puisi
c. Intonasi
Sebuah puisi akan memiliki ruang ditelinga dan hati para pendengar dengan intonasi
nada yang tepat dan teratur.
d. Pelafalan
Pelafalan sangat penting, pembedaan vocal dan konsonan yang dipertegas menyodorkan
karakteristik puisi.
e. Vokal
Tinggi rendah nada diatur di sini.
f. Mimik
Ekspresi muka
g. Pesan moral
Makna yang terkandung didalam puisi
26
Sampaikanlah penilaian kalian atas pentas tersebut dengan objektif. Artinya, tanpa
dipengaruhi rasa suka atau tidak suka terhadap lakon maupun para pelakon drama
tersebut.
3) Pembicaraan yang Komunikatif dan lancar
Kunci keberhasilan aktivitas berbicara di depan umum adalah bahasa pembicaraan yang
mudah dipahami pendengar dan penyampaian pembicaraan yang lancar.
Tes kesastraan tingkat informasi dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan siswa yang
berkaitan dengan hal-hal pokok yang berkenanan dengan sastra, baik yang menyangkut data-
data tentang suatu karya maupun data-data lain yang dapat dipergunakan untuk membantu
menafsirkannya.
Tes kesastraan tingkat konsep berkaitan dengan persepsi tentang bagaimana data-data atau
unsure-unsur karya sastra itu diorganisasikan.
Tes kesastraan pada tingkat perspektif berkaitan dengan pandangan siswa, atau pembaca
pada umumnya, sehubungan dengan karya sastra yang dibacanya.
Tes kesastraan tingkat aspresiasi terutama berkisar pada permasalahan dan kaitan antara
bahasa sastra dengan linguistik.
Kelebihan :
5. Bab VII ini sangat lengkap pembahasannya dan sesuai dengan judulnya.
6. Bab VII ini memiliki pendahuluan, dari pendahuluan ini pembaca bisa mengetahui apa
yang dipermasalahkan.
7. Bab VII ini sangat banyak mengutip dari para ahli seperti pengertian penilaian dan lain-
lain. Ini bisa membuat para pembaca menambah wawasannya.
8. Penulis juga membuat satu kesimpulan disetiap apa yang dibahas oleh bab VII ini, maka
membuat pembaca lebih jelas maksud dari materi yang dibahas.
Kekurangan :
3. Pada halaman 185 terdapat kekurangan huruf pada suatu kata yaitu yang tertulis “ingata”
seharusnya ingatan
4. Di bab VII ini terdapat setiap habis penulisan judul, penulis tidak memberi paragraph
baru untuk memulai sesuatu yang ingin dituliskan
Komentar:
27
Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya. Dan lebih teratur lagi, agar tidak
mengulangi kesalahan lagi.
BAB III
A. Kesimpulan
28
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan bahasa dan apresiasi indonesia ini
membahas tentang teori dan aplikasi pembelajaran dan penilaian keterampilan berbahasa dan
apresiasi sastra Indonesia disekolah dasar. Pokok dalam bahasan buku ini meliputi: teori,
aplikasi, dan penilaian keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, keterampilan menulis, dan apresiasi sastra Indonesia di sekolah dasar.
B. Saran
Saran saya kepada penulis agar lebih memperhatikan dan teliti lagi pada isi buku agar tidak
memiliki kesalahan seperti kekurangan yang saya paparkan disetiap bab .
DAFTAR PUSTAKA
Taufina, & Faisal. (2016). Mozaik Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia di
Sekolah Dasar. Bandung: ANGKASA.
29
30