Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REVIEW

MK: KET. BERBAHASA


INDONESIA
PRODI S1 PGSD

SKOR NILAI :

Mozaik Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia Di Sekolah Dasar

(Dr. Taufina, M.Pd, dkk, 2016)

NAMA :Wulan Tahnia Sari

NIM : 1193311108

DOSEN PENGAMPU : Masta Marselina Sembiring, S.Pd., M.Pd

MATKUL : Keterampilan Berbahasa Indonesia

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat Rahmat dan
Karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Review dengan menggunakan elektronik buku yang berjudul “Mozaik Penilaian Pembelajaran
Bahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia Di Sekolah Dasar” karangan dari Dr. Taufina,
M.Pd, dkk. Critical Book Review (CBR) ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keterampilan Berbahasa Indonesia

Dalam pembuatan Critical Book Review (CBR) ini penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dan membantu penulis hingga tugas ini tersajikan,
Terutama kepada kedua orangtua yang selalu mendukung penulis melalui doa maupun materi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Masta Marselina Sembiring, S.Pd., M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia, yang telah
memberikan penjelasan mengenai Keterampilan Berbahasa Indonesia dan Kepada teman-teman
yang ikut serta membantu penulis hingga tugas ini terselesaikan.

Penulis sangat menyadari bahwa tugas ini masih memiliki kekurangan,baik dari segi
penyusunan,bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun,khususnya dari Ibuk dosen dan pembaca. Semoga tugas ini
memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan,28 Maret 2020

Wulan Tahnia Sari

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR………...………………………………………………………4

B. Tujuan Penulisan CBR…………………...……………………………………………………4

C. Manfaat penulisan CBR…………………...…………………………………………………..4

D. Identitas Buku ..........................................................................................................................5

BAB II RINGKASAN BUKU


A. Pendahuluan……………………………………………………………………………...6
B. Deskripsi Isi Bab Buku dan Komentar…………………………………………………..7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………...29

B. Saran………………………………………………………………………………………….29

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….30

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Buku merupakan salah satu sarana pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan
manusia akan informasi dan pengetahuan. Maka dengan membaca buku pengetahuan anda
akan semakin luas. Keterampilan seseorang mahasiswa ataupun seorang pelajar dalam
menyusun laporan CBR dapat menguji kemampuan seseorang dalam meringkas isi buku yang
telah dibaca serta menganalisa sebuah buku untuk proses pemahaman materi pembelajaran.
Selain itu kita juga belajar untuk membandingkan buku yang satu dengan buku yang lain
sehingga kita terbiasa untuk mencari informasi atau sumber pengetahuan tidak hanya dari satu
referensi saja melainkan dengan beberapa referensi.
Selain itu, dalam tugas CBR kita juga dilatih untuk bisa memberikan penilaian kita
terhadap buku serta meningkatkan analisis kita dalam memberikan sebuah kritikan yang baik
dan benar,dan yang paling penting adalah untuk mengajarkan kita agar selalu berpikir
kritis.Penulisan CBR ini dilakukan sebagai bahan acuan dalam pemilihan buku pembelajaran
untuk mempermudah para pembaca dalam menentukan buku mana yang paling mudah sebagai
pemahaman sebuah materi, khususnya dalam mata kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia

B. Tujuan Penulisan CBR

1. Untuk meningkatkan penulis sebagai mahasiswa yang dapat mengkritik sebuah buku
yang dibahas sehingga dapat membandingkan buku.
2. Untuk menambah daya fikir kritis penulis dalam mengulas buku yang dikritik.
3. Untuk menyelesaikan tugas cbr sebagai tugas mata kuliah Keterampilan Berbahasa
Indonesia

C. Manfaat CBR

1. Memberi kemudahan bagi pembaca dalam memahami intisari buku yang dikritik oleh
penulis.
2. Menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca dalam Keterampilan Berbahasa
Indonesia.
3. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dalam sebuah buku atau
hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik.

4
5. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut dibuat.

D. Identitas Buku

1. Judul : Mozaik Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Apresiasi


Sastra Indonesia Di Sekolah Dasar
2. Penulis : Dr. Taufina, M.Pd. dkk
3. Kota Tempat Terbit : Bandung
4. Tahun Terbit : 2016
5. Edisi : cetakan 1
6. Jumlah Halaman : 210 halaman
7. ISBN : 978-602-73296-0-7

5
BAB II
RINGKASAN BUKU
A. PENDAHULUAN

Buku mozaik penilaian pembelajaran bahasa dan apresiasi sastra Indonesia di sekolah dasar
ini merupakan salah satu sumber dalam upaya menciptakan proses pembelajaran keterampilan
berbahasa dan apresiasi sastra Indonesia di SD yang bermutu. Kegiatan pembelajaran ini dapat
dilakukan jika guru memiliki penguasaan subtansi, kemampuan aplikasi, dan kemampuan
menilai keterampilan berbahasa Indonesia di SD.

Buku ini membahas tentang teori dan aplikasi pembelajaran dan penilaian keterampilan
berbahasa dan apresiasi sastra Indonesia disekolah dasar. Pokok dalam bahasan buku ini
meliputi: teori, aplikasi, dan penilaian keterampilan mendengar, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, keterampilan menulis, dan apresiasi sastra Indonesia di sekolah dasar.

Pentingnya buku ini agar memberikan wawasan pengetahuan yang mendasari


keterampilan menyajikan bahasa dan apresiasi sastra Indonesia sekolah dasar, melatih
keterampilan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasikan pembelajaran, serta
mengembangkan sikap positif, rasa tanggung jawab, dan santun berbahasa.

Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, guru, dosen,
dan pemerhati pembelajaran dalam upaya mnciptakan proses pembelajaran keterampilan
berbahasa dan apresiasi sastra Indonesia yang berkualitas disekolah dasar.

6
B. DESKRIPSI ISI BAB BUKU

BAB I

HAKIKAT PENILAIAN

A. Pendahuluan

Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam dunia pendidikan. Pada sisi
lain, penilaian hasil belajar yang baik merupakan feedback bagi guru/dosen untuk mengevaluasi
tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Idealnya, pada bidang apapun dilakukan dengan
menggunakan prosedur dan instrumen yang standar. Prosedur yang standar adalah suatu
prosedur penilaian yang dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan
perlakuan yang adil terhadap siswa dengan mempertimbangkan situasi waktu, tempat, dan
berbagai keragaman siswa. Sedangkan instrument yang standar adalah instrument yang baku dan
dapat dipertanggungjawabkan tinngkat validitas dan reliabilitasnya.

Penilaian merupakan pengumpulan bukti yang dilakukan dengan secara sengaja, sistematis,
dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai kompetensi siswa atau metode dan proses yang
digunakan untuk mengumpulkan umpan balik tentang seberapa baik siswa belajar. Penilaian
dapat berupa tes ataupun non tes. Penilaian berupa non tes misalnya menggunakan metode,
observasi, wawancara, monitoring tingkah laku. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.

B. Pengertian Penilaian

Ketercapaian suatu pembelajaran, dapat dilihat berdasarkan batasan kriteria tertentu sesuai
dengan kajian materi didalamnya. Namun, pada penilaian itu sendiri sering menimbulkan
pengertian yang berbeda. Ada yang menyebutnya dengan sebutan evaluassi, ada yang
menyebutnya pengukuran, ada yang menyebut tes sebagai nama lain dari penilaian. Pandangan
serupa juga terjadi pada istilah asesmen.

Kata “asesmen” sampai sekarang masih bersifat ambigu. Antara lembaga yang satu
dengan lembaga yang lain, belum tentu memiliki pandangan yang serupa dengan assemen.
Padahal terdapat tiga istilah yang sering digunakan dalam asesmen dan evaluasi, yaitu penilaian,
pengukuran, dan tes (Uno dan Koni, 2012:2; Widoyoko, 2012:1). Namum dalam pendapat diatas
belum ditentukan mana istilah yang memiliki cakupan yang paling luas di antaranya.

Stark dan Thomas (1994:46) berpendapat bahwa asesmen merupakan “Processes that
provide information about individual student, about curricula or programs, about institutions, or
about entire system of institutions.”. Sedangkan Hill dan Ruptic (1994:8) memiliki pandangan
bahwa asesmen adalah suatu proses untuk mengumpulkan bukti dan mendokumentasikan
pembelajaran serta pertumbuhan anak.

Dapat disimpulkan bahwa assemen merupakan proses untuk mengumpulkan bukti dan
mendokumentasikan pembelajaran serta pertumbuhan anak untuk mendapatkan informasi dalam
bentuk apappun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pribadi
7
siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun
kebijakan-kebijakan sekolah.

C. Tujuan Penilaian

Pedoman penilaian yang dirancang Depdikbud (1994) menyatakan bahwa tujuan penilaian
adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan, dan peningkatan kagiatan
belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.

6 tujuan penilaian berbasis kelas dapat digambarkan pada gambar berikut:


Informasi
Kemajuan
Memberikan Meningkatkan
Bimbingan Kegiatan
Belajar
Tujuan Penilian
Berbasis Kelas

Membantu Meningkatkan
Pertumbuhan Kemampuan

Motivasi Belajar

D. Fungsi Penilaian

Fungsi penilaian sebagai pengajaran bermaksud bahwa penilaian sangat penting dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran, fungsi penilaian sebagai administrasi dapat
digambarkan dalam menentukan kualifikasi sekolah yang dilakukan department pendidikan
nasional. Sedangkan fungsi penilaian sebagai bimbingan dapat dilihat pada upaya pihak sekolah
dalam membekali siswa dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Ketiga fungsi penilaian
ini tidak terlepas dari kebutuhan bagi berbagi pihak sebagai lingkungan yang telibat
didalamnnya.

E. Prinsip Penilaian
1. Menyeluruh/ Komprehensif

8
Penilaian secara menyeluruh, artinya penilaian dilakukan tidak boleh diukur secara terpisah
antara tes/nontes yang satu dengan tes/nontes yang lain dalam kkompetensi dasar yang sama.

2. Berkelanjutan/Kontiniutas

Penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan secara terencana, bertahap,


berkesinambungan, dan terus menerus dari waktu ke waktu. Penilaian yang teratur, terencana,
dan terjadwal akan memudahkan untuk mendapatkan informasi yang memberikan kemajuan
atau perkembangan dalam mencapai kompetensi siswa.

3. Berorientasi pada Indikator Ketercapaian

Sistem penelitian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian yang
sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan minimal dan standar
kompetensinya.

4. Sesuai dengan Pengalaman Balajar

Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman belajar.

5. Objektivitas

Penilaian harus bersifat objektif. Artinya, penilaian yang dibuat harus adil terhadap semua
siswa, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.

F. Jenis-jenis Penilaian
1. Penilaian Formatif
2. Penilaian Sumatif
3. Penilaian Diagnostik
4. Penilaian Selektif
5. Penilaian Penempatan
G. Isntrumen Penilaian

Ada beberapa penilaian instrument penilaian yang dapat digunakan guru sebagai sarana
untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar siswa. Penggunaan berbagai instrument
harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan
siswa, dan banyaknya/jumlah materi pelajaran yang sudah disampaikan. Instrument penilaian
terdiri atas dua macam, yaitu: Tes dan Nontes

Kelebihan :

1. Bab I ini sangat lengkap pembahasannya dan sesuai dengan judulnya.


2. Bab I ini memiliki pendahuluan, dari pendahuluan ini pembaca bisa mengetahui apa yang
dipermasalahkan.
3. Bab I ini sangat banyak mengutip dari para ahli seperti pengertian penilaian dan lain-lain.
Ini bisa membuat para pembaca menambah wawasannya.
4. Bab I ini memiliki gambar-gambar dan tabel yang menjelaskan tentang isi suatu yang
dibahas seperti pada halaman dimulai dari halaman 5-30. Sehingga membuat bab ini
lebih tertarik dan jelas untuk dibaca.

9
5. Penulis juga membuat satu kesimpulan disetiap apa yang dibahas oleh bab I ini, maka
membuat pembaca lebih jelas maksud dari materi yang dibahas.

Kekurangan :

1. Kekurangan bab I ini terdapat pada halaman 6 yang memiliki spasi yang tidak sesuai,
seperti kata umpan disitu dituliskan “um pan” .
2. Pada halaman 12 terdapat suatu masalah penulisan. Seperti kata stimulus yang ditulis
dibab I ini stimuli
3. Di bab I ini pada halaman 7-13 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.

Komentar:

Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya. Dan lebih teliti lagi agar tidak ada
kejadian yang seperti salah kata atau huruf dan spasi.

10
BAB II

Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

A. Mendengar
1. Pengertian Mendengar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2001:251), mendengar mempunyai makna
“dapat manangkap bunyi dengan telinga.” Sadar atau tidak, kalau ada bunyi-bunyi tertentu, alat
pendengar akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. seseorang mendengar suara
itu, tanpa unsure kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara
kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir ditelinga itu mungkin menarik perhatian dan mungki9n juga
tidak. Jadi mendengarkan adalah fungsi mental yang melibatkan pemahaman pesan.

2. Manfaat Mendengarkan

Manfaat mendengarkan antara lain:

a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga


b. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan
c. Memperkaya kosakata
d. Memperluas wawasan
e. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial
f. Meningkatkan citra artistik jika yang disimak itu merupakan bahan simakkan yang isi
bahasanya halus
g. Menggugah kreativitas dan semangat seseorang untuk menciptakan jati diri.

3. Proses Mendengarkan

Tahap-tahap yang terjadi dalam proses kegiatan mendengarkan

a. Tahap mendengar (hearing)


b. Tahap memahami (understanding)
c. Tahap menginterpretasi (interpreting)
d. Tahap mengevaluasi (evaluating)
e. Tahap menanggapi (responding)

4. Jenis-jenis Mendengar

Mendengarkan dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Mendengarkan intra pribadi (intrapersonal listening)


b. Mendengarkan antar Pribadi (interpersonal listening)

Mendengarkan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Mendengarkan Ekstensif
b. Menddengarkan Intensif

11
B. Berbicara
1. Pengertian Berbicara

Berbicara pada hakekatnya merupakan suatu proses berkomunikasi bahasa adalah alat
komunikasi berupa simbol yang dihasilakan oleh alat ucap manusia.

2. Manfaat Berbicara
a) Saling bertukar informasi
b) Saling bertukar ide, gagasan, dan pendapat
c) Menjalin komunikasi dengan orang lain
d) Menjalin hubungan dengan sesama manusia

3. Tujuan Berbicara
1. Memberitahukan, melaporkan, menginformasikan
2. Menghibur
3. Membujuk, mengajak, menyakinkan atau menggerakkan

C. Membaca
1. Pengertian Membaca

Membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

2. Manfaat Membaca
a. Membaca dapat menghilangkan kecemasan
b. Membaca, membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berfikir
c. Membaca dapat membuka wawasan baru
d. Membaca dapat pencerahan baru pada pemikiran kita
e. Membaca dapat menccerdaskan intelektual, spiritual, emosional, dan kepercayaan diri yang
terpadu pada kerendahan hati.

3. Proses Membaca

Proses membaca dapat dilakukan dengan memperhatikan langkah-lanngkah dalam membaca

a. Kegiatan Prabaca
1. Gambaran awal
2. Petunjuk untuk melakukan antisipasi
3. Pemetaan smantik
4. Menulis sebelum membaca
5. Drama atau simulasi

b. Kegiatan saat baca


c. Kegiatan pasca baca

4. Jenis-Jenis Membaca
12
Jenis-jenis membaca adalah: membaca teknik, membaca dalam hati/intensif, membaca
memindai, membaca bahasa, membaca cepat/sekilas dan membaca pustaka.

A. Berdasarkan Sasaran Pembacanya


1. Membaca permulaan

Membaca permulaan maksudnya menekankan pada proses penyandian membaca secara


mekanial. Pembelajaran pembaca pemulaan diberikan dikelas satu dan dua metode yang
merupakan dalam pembelajaran membaca permulaan antara lain:

1. Metode abjad/eja
2. Metode bunyi
3. Metode kupas rangkai suku kata
4. Metode kata lembaga
5. Metode global, dan
6. Metode struktual analitik sinteksis (SAS)

2. Membaca Lanjut

Sasaran membaca lanjut

1. Memhami isi bacaan


2. Membaca cepat
3. Membaca tanpa suara

B. Berdasarkan cara membaca


1. Nyaring
2. Membaca dalam hati

D. Menulis
1. Pengertian Menulis

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang


menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang

2. Manfaat Penulis
a. Mengetahui kemampuan dan fotensi diri serta pengetahuan tentang topic yang dipilih
b. Mengembangkan berbagai gagasan
c. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi dengan topic yang ditulis

3. Proses Menulis

Proses menulis terdiri dari beberapa tahap:

1. Pemilihan dan pembatasan masalah


2. Pengumpulan bahan
3. Penyusunan bahan

13
4. Pembuatan kerangka karangan
5. Penulisan naskah awal
6. Refisi
7. Penulisan naskah akhir

4. Jenis-jenis Menulis

Keraf (1986:6) berpendapat bahwa jenis menulis didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan
hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima:

a. Deskripsi
b. Eksposisi (paparan)
c. Argumentasi (bahasan)
d. Narasi (Kihasan)
e. Persuasi

E. Apresiasi Sastra
1. Pengertian apresiasi sastra

Pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk
mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.

2. Manfaat Sastra

Menurut Lazar (2002:15-19) beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran
sastra, antara lain yaitu:

a. Memberikan motivasi kepada siswa.


b. Memberi akses pada latar belakang budaya
c. Memberi akses pada pemerolehan bahasa
d. Memperluas perhatian siswa terhadap bahasa
e. Mengembangkan kemampuan interpratif siswa, dan
f. Mendidik siswa secara keseluruhan

3. Jenis-jenis Sastra

Sastra terdiri dari sastra baru dan sastra lama. Sastra lama adalah sastra yang berbentuk lisan
atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Sastra baru adalah karya sastra
yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi. Sastra dapat
dikelompokkan menjadi prosa, puisi dan drama.

a. Prosa

Kata prosa berasal dari bahasa latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Prosa merupakan
karya sastra yang bersifat menguraikan atau mendeskripsikan suatu fakta ataupun isi pikiran dan
perasaan secara jelas serta tidak terikat pada syarat-syarat tertentu. Prosa terdiri atas prosa lama
dan prosa baru

1) Prosa Lama
14
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat. Prosa lama mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena
belum dikenalnya bentuk tulisan. Prosa lama terdiri atas:

1. Dongeng
2. Legenda
3. Fable
4. Cerita jenaka
5. Parabel
6. Sage

2) Frosa Baru

Prosa baru merupakan pancaran dari masyarakat baru. Jenis-jenis prosa baru yaitu:

a. Roman
b. Novel
c. Cerpen
d. Riwayat
e. Kritik
f. Resensi
g. Esai

b. Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengosentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengosentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

1. Puisi lama

Jenis-jenis puisi lama

a) Mantera
b) Pantun
c) Seloka
d) Talibun
e) Karmina
f) Gurindam
g) Syair

2. Puisi Baru/Modern

Jenis-jenis puisi baru:

a) Belada
b) Himne
c) Ode
d) Elegi
15
e) Epigram
f) Satire
g) Romance

C. Drama

Drama berasal dari kata yunani, draomai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan
sebagainya. Jadi kata drama dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Unsur-unsur yang
terdapat didalam drama yaitu:

1) Tema
2) Alur
3) Tokoh drama
4) Watak
5) Latar
6) Amanat

Kelebihan :

1. Bab II ini sangat lengkap pembahasannya dan sesuai dengan judulnya.


2. Bab II ini sangat banyak mengutip pendapat dari para ahli, ini bisa membuat para
pembaca menambah wawasannya.
3. Bab II ini memiliki gambar di halaman 40, tetapi tidak banyak seperti pada bab
sebelumnya.
4. Bab II ini membahas bagaimana cara mengeja yang baik dan diberikan contohnya, tidak
hanya mengeja, tetapi secara keseluruhan seperti membaca,berbicara, sastra, dan lain-lain
dibahas pada bab II ini. Sehingga membuat bab II ini bisa menjadi pedoman untuk guru
SD.
5. Penulis juga membuat satu kesimpulan disetiap apa yang dibahas oleh bab II ini, maka
membuat pembaca lebih jelas maksud dari materi yang dibahas.

Kekurangan :

1. Di bab II ini pada halaman 31-126 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.

Komentar:

Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya.

BAB III
16
Penilaian Pembelajaran Mendengar

A. Pendahuluan

Berdasarkan uraian singkat diatas diketahui bahwa penilaian mempunyai kedudukan penting
dalam program dan proses pembelajaran. Melalui penilaian berhasil tidaknya proses
pembelajaraan dapat dketahui. Oleh karena itu, persoalan yang berkaitan dengan penilaian, baik
konseptual maupun praktis mutlak harus dipahami oleh pelaksana program pembelajaran,
khususnya guru. Dalam kaitannya dengan konsep itulah, pemahaman penilaian keterampilan
berbahasa dan mutlak diperlukan.

B. Pentingnya Penilaian Pembelajaran Mendengarkan di SD

Penilaian pembelajaran mendengarkan dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dan dapat
dilaksanakan secara khusus (saat uji blok). Penilaian tersebut dapat meminta siswa untuk
mengungkapkan kembali secara lisan/tertulis tentang apa yang telah dsimaknya dan menjawab
pertanyaan yang telah disediakan guru berdasarkan apa yang telah disimak.

C. Karakteristik Penilaian Pembelajaran Mendengarkan di SD

Ada empat karakteristik dalam pembelajaran bahasa. Keempat karakteristik pelajaran bahasa
yang komunikatif tersebut menekankan:

1. Tujuan pembelajaran difokuskan pada semua kompotensi dan tidak dibatas pada
kompetensi struktur bahasa/linguistic
2. Cara pembelajaran didesaian untuk mengajak siswa dalam menggunakan bahasa yang
fungsional, otentik, dan pragmatis untuk tujuan yang mempunya makna tertentu.
3. Kelancaran dan ketepatan dipandang sebagai prinsip-prinsip pelengkap yang mendasari
teknik-teknik komunikatif
4. Dalam kelas yang komunikatif, siswa pada hakikatnya hendaknya menggunakan bahasa
secara produktif dan dapat diterima dalam konteks tanpa latihan atau persiapan.

Penilaian mendengarkan dapat dlakukan dengan berbagai cara yaitu:

1. Tingkat ingatan
2. Tingkat pemahaman
3. Tingkat penerapan
4. Tingkat analisis

Kelebihan :

1. Bab III ini sangat lengkap pembahasannya dan sesuai dengan judulnya.
2. Bab III ini memiliki pendahuluan, dari pendahuluan ini pembaca bisa mengetahui apa
yang dipermasalahkan.
3. Bab III ini sangat banyak mengutip dari pendapat para ahli, sehingga membuat pembaca
bertambah wawasannya.
4. Penulis juga membuat satu kesimpulan disetiap apa yang dibahas oleh bab III ini, maka
membuat pembaca lebih jelas maksud dari materi yang dibahas.
17
Kekurangan :

1. Di bab III ini pada halaman 127-138 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.

Komentar:

Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya.

BAB IV

Penilaian Pembelajaran Berbicara


18
A. Pendahuluan

Keterampilan berbicaa bukan suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun
temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun
keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif.

Pembelajaran berbicara perlu ditingkatkan karena pada kenyataannya masih banyak siswa
yang sulit berbicara ketika daulat berbicara kedepan kelas. Banyak yang masih malu-malu atau
tersendat-sendat serta berkeringat dingin bila disurah berbicara kedepan kelas.

B. Pentingnya Penilaian Pembelajaran Berbicara di SD

Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara di SD, juga dinyatakan oleh farris (dalam
Suprayadi, 2005:179) bahwa pembelajaran keterampilan berbicara penting dikuasai siswa agar
mampu mendengarkan kemampuan berfikir, membaca, menulis, dan mendengarkan.

Pelaksanaan pembelajaran berbicara di SD masih terkesan bahwa guru terlalu banyak


menyuapi materi, guru kurang mengajak siswa untuk lebih aktif berbicara.

C. Karakteristik Penilaian Pembelejaran Berbicara di SD

Berbicara sebenarnya merupakan kegiatan kompleks yang melibatkan beberapa factor, yaitu
kesiapan belajar, kegiatan berfikir, kesiapan mempraktikkan, motivasi, dan bimbingan.

Penilaian berbicara ini mencakup tiga aspek, antara lain:

1. Bahasa lisan yang digunakan, meliputi: lafal dan intonasi, pilihan kata, struktur bahasa,
serta gaya bahasa dan pragmatik
2. Isi pembicaraan, meliputi: hubungan isi topik, struktur isi, kuantitas isi, serta kualitas isi
3. Teknik dan penampilan, meliputi: gerak-gerik dan mimik, kontak dengan pendengar,
volume suara, serta jalannya pembicaraan.

Kelebihan :

1. Bab IV ini sangat lengkap pembahasannya dan sesuai dengan judulnya.


2. Bab IV ini memiliki pendahuluan, dari pendahuluan ini pembaca bisa mengetahui apa
yang dipermasalahkan.
3. Bab IV ini sangat banyak mengutip pendapat dari para ahli, ini bisa membuat para
pembaca menambah wawasannya.
4. Penulis juga membuat satu kesimpulan disetiap apa yang dibahas oleh bab IV ini, maka
membuat pembaca lebih jelas maksud dari materi yang dibahas.

Kekurangan :

1. Kekurangan bab IV ini terdapat pada halaman 140 yang tertulis kata menyuapi,
seharusnya penulis membuat kata yang lebih mudah dipahami seperti memberi atau
memaparkan.

19
2. Di bab IV ini pada halaman 150 yang kosong. Membuat kesan yang mubajir dalam
kertas.
3. Di bab IV ini pada halaman 139-149 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.

Komentar:

Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya. Dan lebih teratur lagi, agar tidak
mengakibatkan satu lembar yang kosong agar tidak mubajir kertas.

BAB V

Penilaian Pembelajaran Membaca


20
A. Pendahuluan

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakanoleh pembaca untuk
memproleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Mengingat pentingnya keterampilan membaca, perlu Pembinaan dari tingkat dasar atau SD.
pembelajaran membaca di SD merupakan salah satu bidang garapan yang memegang peranan
penting dalam pengajar bahasa Indonesia, karena tanpa memilki pengetahuan dan keterampillan
membaca, akan mengalami kesulitan belajar dimasa mendatang atau tingkat sekolah selanjutnya.

B. Pentingnya Penilaian Pembelajaran Membaca di SD

Peran sekolah di Indonesia cukup pennting dalam pembinaan minat dan kemampuan
membaca. keberhasilan studi seseorang ditentukan oleh kemampuan dan minat membacanya.

Pembelajaran membaca yang menarik perlu dibarengi dengan penilaian yang efektif.
Pembelajaran membaca merupakan bagian dari pembinaan keterampilan siswa dalam berbahasa.
Oleh sebab itu, seorang guru yang mampu melaksanakan pembelajaran membaca yang efektif
akan mampu memandang membaca siswa sebagai suatu keterampilan.

Penilaian membaca dikelas rendah berbeda dengan penilaian membaca dikelas tinggi.
Pembelajaran membaca dikelas rendah terfokus pada pembelajaran membaca permulaan yaitu
membaca nyaring dan membaca lancar. Sedangkan dikelas tinggi tergolong kepada membaca
lanjut, atau sering dikatakan dengan membaca pemahaman. Oleh sebab itu, penilaian
pembelajaran membaca permulaan terfokus pada kejelasan pengucapan siswa terhadap teks yang
dibaca, meliputi: kejelasan pengucapan huruf vocal, konsonan, diftong, dan tanda. Sedangkan
penilaian pembelajaran membaca lanjut terfokus pada tingkat pemahaman siswa terhadap teks
yang dibaca.

C. Karakteristik Penilaian Pembelajaran Membaca di SD

Mengukur kemampuan membaca setiap tingkat kelas tidaklah sama. Hal ini karena
karakteristik dan jenis pembelajaran membaca di SD dibagi menjadi dua yaitu membaca
permulaan dan membaca lanjut. Kemampuan membaca permulaan ditekankan dikelas rendah
(kelas 1,2, dan 3) berupa keterampilan mekanis yang dapat dicapai dengan aktivitas membaca
nyaring dan lancar. Sedangkan keterampilan membaca lanjut atau membaca pemahaman
ditekankan di kelas tinggi (kelas 4,5 dan 6) yang dicapai dapat dengan aktivitas membaca dalam
hati.

Kelebihan :

1. Bab V ini sangat lengkap pembahasannya dan sesuai dengan judulnya.


2. Bab V ini memiliki pendahuluan, dari pendahuluan ini pembaca bisa mengetahui apa
yang dipermasalahkan.
3. Bab V ini sangat banyak mengutip pendapat dari para ahli, ini bisa membuat para
pembaca menambah wawasannya.
4. Penulis juga membuat satu kesimpulan disetiap apa yang dibahas oleh bab V ini, maka
membuat pembaca lebih jelas maksud dari materi yang dibahas.
21
Kekurangan :

1. Pada halaman 162 terdapat lembar yang kosong


2. Di bab V ini pada halaman 151-162 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.

Komentar:

Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya. Dan lebih teratur lagi, agar tidak
mengakibatkan satu lembar yang kosong agar tidak terjadi mubajir.

BAB VI

Penilaian Pembelajaran Menulis

22
A. Pendahuluan

Kegiatan berkomunikasi dengan bahasa tulis termasuk bagian dalam pemenuhan kebutuhan
primer dalam kebudayaan yang peradaban modern. Tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan
primer saja, berkomunikasi dengan bahasa tulis dilakukan orang. Pada mulanya kemampuan
menulis merupakan kemampuan mengenal dan menuliskan lambang-lambang bunyi, menuliskan
kata-kata, dan melahirkan struktur kalimat. Tetapi, tahap demi tahap siswa diperkenalkan dan
diuji cara menulis sebagai kemampuan yang komplit dan padu. Untuk menilai kemampuan
menulis yang paling langsung tentu dengan meminta siswa menulis, dalam arti kata bahwa
kepada siswa diberikan tugas menulis sebuah karangan.

B. Pentingnya Penilian Pembelajaran Menulis di SD


1. Tujuan Menulis

Hartig (Hipple, 1973:309-311) mengemukakan tujuan menulis sebagai berikut:

a. Assignment purpose (tujuan penugasan): Penulis ini tidak memiliki tujuan, untuk apa ia
menulis. Penulis hanya menulis, tanpa mengetahui apa tujuannya.
b. Altruistic purpose (tujuan altrustik): Tujuan penulis untuk menyenangkan para pembaca.
c. Persuasive purpose (tujuan persuasive): penulis bertujuan mempengaruhi pembaca
d. Informational purpose (tujuan informasional atau tujuan penerangan): penulis
menuangkan ide/gagasan dengan tujuan member informasi atau keterangan kepada
pembaca
e. Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri): penulis berusaha untuk memperkenlkan
atau menyatakan dirinya sendiri kepada para pembaca
f. Creative purpose (tujuan kreatif): penulis bertujuan agar pembaca dapat memiliki nilai-
nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis.
g. Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah): penulis berusaha memecahkan
masalah yang dihadapi.
2. Tes Menulis

Tes menulis bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melambangkan unsur-
unsur bahasa dan keterampilannya menuangkan ide, gagasan, dan perasaan secara tertulis.

3. Penerapan Tes Otentik Menulis di Sekolah

Penilaian otentik memiliki kesempatan pada siswa untuk menghubungkan apa yang mereka
pelajari, mengaplikasikan pengetahuan yang esensial, dan keterampilan dalam tugas-tugas dan
masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia nyata yang sesungguhnya (journal:Creating
Assesment, 2008:6).

C. Karakteristik Penilaian Pembelajaran Menulis di SD


1. Karakteristik Keterampilan Menulis

Ada empat karateristik keterampilan menulis yang sangat menonjol, yakni:

a. Keterampilan menulis merupakan kemampuan yang kompleks


b. Keterampilan menulis condong kearah skill atau praktik
c. Keterampilan menulis bersifat mekanistik
23
d. Penguasaan keterampilan menulis harus melalui kegiatan yang bertahan atau akumulatif.
2. Menulis Berdasarkan Rangsangan Visual

Gambar sebagai rangsangan tugas menulis sangat baik diberikan kepada siswa di sekolah
dasar pada tahap awal, sehingga mereka mampu menghasilkan bahasa walau masih sederhana.

3. Proses menulis

Penilaian dalam pembelajaran menulis didasarkan kepada proses menulis, proses menulis
merupakan membangun suatu fondasi untuk topik yang berdasrkan pada pengetahuan, gagasan,
dan pengalaman.

Kelebihan :

1. Bab VI ini sangat lengkap pembahasannya dan sesuai dengan judulnya.


2. Bab VI ini memiliki pendahuluan, dari pendahuluan ini pembaca bisa mengetahui apa
yang dipermasalahkan.
3. Bab VI ini sangat banyak mengutip pendapat dari para ahli, ini bisa membuat para
pembaca menambah wawasannya.
4. Penulis juga membuat satu kesimpulan disetiap apa yang dibahas oleh bab V ini, maka
membuat pembaca lebih jelas maksud dari materi yang dibahas.

Kekurangan :

1. Pada halaman 169 terdapat judul baru yaitu “2. Proses Menulis” tetapi tidak sesuai
nomornya, seharusnya itu menjadi nomor 3
2. Pada halaman 182 lagi-lagi terdapat lembaran kosong.
3. Di bab VI ini pada halaman 163-182 tidak sesuai halamannya dengan daftar isi.

Komentar:

Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya. Dan lebih teratur lagi, agar tidak
mengakibatkan satu lembar yang kosong agar tidak terjadi mubajir.

BAB VII

Penilaian Pembelajaran Apresiasi Sastra

24
A. Pendahuluan

Pengajaran apresiasi sastra (Indonesia) disekolah tidak berdiri sendiri sebagai sebuah mata
pelajaran yang mandiri, melainkan “hanya” menjadi bagian mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dengan demikian, seorang guru bahasa Indonesia juga berarti guru apresiasi sastra. Ia bertugas
mengukur hasil belajar bahasa dan apresiasi sastra siswa yang menjadi asuhannya.

Tujuan pembelajaran apresiasi sastra secara umum ditekankan, atau demi terwujudnya,
kemampuan siswa untuk mengapresiasi sastra secara memadai. Kejelasan tujuan pengajaran
(sastra) penting sebab ia akan memberikan pedoman bagi pemilihan bahan yang sesuai.

B. Pentingnya Penilaian Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD


1. Tujuan Pembelajaran Apresiasi Sastra

Tujuan umum pembelajaran apresiasi sastra merupakan bagian dari tujuan penyelenggaraan
pendidikan nasional yaitu mewujudkan suasana proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.

2. Tingkat Tes Kesastraan

Tingkat tes kesastraan yang dimaksudkan menunjuk pada tingkatan tes kognitif yaitu: tingkatan
ingatan (C1) sampai tingkat penilaian (C6). Dibawah ini akan dibedakan tes kesastraan kedalam
3 tingkatan kognitif beserta contoh:

a. Tes kesastraan tingkat ingatan contohnya:


1. Apa yang dimaksud dengan alur?
2. Sebutkan pembagian angkatan kesusastraan Indonesia modern?
3. Siapakan pelapor penulis puisi angkatan 45?
4. Sebutkan 3 buah novel karya Mochtar lubis?

b. Tes kesastraan tingkat pemahaman/mengingat, contohnya:


1. Buatlah ringkasan cerita (synopsis)?
2. Tema apakah yang ingin dikemukakan khairul anwar dalam puisinya berjul dipenogoro?
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara pantun dengan sonata?
4. Jelaskan ciri-ciri perbedaan angkatan kujangga beru dengan angkatan 45?

c. Tes kesastraan tingkat penerapan,contohnya:


1. Ubahlah prosa menjadi dialog?
2. Sudut pandang apa yang dipergunakan dalam cerita diatas?
3. Tunjukkan semua gaya bahasa yang terdapat didalam wacana diatas
4. Tunjukkan ungkapan yang menyatakan bahwa titik-titik (tergantung permasalahan yang
ada)

C. Karakteristik Penilaian Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD


1. Karakteristik Penilaian Berdasarkan Jenis Sastra
a. Karakteristik Penilaian Pembelajaran Prosa
25
Karakteristik penilaian menulis cerpen, yaitu terdapat tema, perwatakan, konflik, diksi dan
pilihan kata, dan batas halaman.

a. Tema
Tema tetap menjadi pertimbangan yang ditentukan.
b. Perwatakan
Kekuatan penyajian tokoh dan perwatakan
c. Konflik
Konflik yang mengejutkan dan alur yang susah ditebak
d. Diksi dan pilihan kata
Diksi dan pilihan kata tetap menjadi poin penilaian dari sebuah karya
e. Batasan masalah
Batasan halaman biasanya ditentukan tergantung yang menilai.

b. Karakteristik Penilaian Pembelajaran Puisi

Karakteristik penilaian pembelajaran membaca puisi terdiri atas penghayatan, penampilan,


intonasi, pelafalan, vocal, mimik, dan pesan moral. Berikut penjabarannya

a. Penghayatan
Penghayatan dalam sebuah puisi bertujuan untuk menyampaikan isi dari puisi secara
ekspresif.
b. Penampilan
Keterapian berpakaian dan kesesuaian penampilan dengan tema puisi
c. Intonasi
Sebuah puisi akan memiliki ruang ditelinga dan hati para pendengar dengan intonasi
nada yang tepat dan teratur.
d. Pelafalan
Pelafalan sangat penting, pembedaan vocal dan konsonan yang dipertegas menyodorkan
karakteristik puisi.
e. Vokal
Tinggi rendah nada diatur di sini.
f. Mimik
Ekspresi muka
g. Pesan moral
Makna yang terkandung didalam puisi

c. Karakteristik Penilaian Pembelajaran Drama


1) Unsur-unsur yang Dinilai dari Pementasan Drama
Unsur-unsur yang harus dinilai dari sebuah pementasan drama:
1. Tanggung jawab
2. Tata busana
3. Ekspresi pemeran
2) Penyampaian Penilaian yang Objektif dan Santun

26
Sampaikanlah penilaian kalian atas pentas tersebut dengan objektif. Artinya, tanpa
dipengaruhi rasa suka atau tidak suka terhadap lakon maupun para pelakon drama
tersebut.
3) Pembicaraan yang Komunikatif dan lancar
Kunci keberhasilan aktivitas berbicara di depan umum adalah bahasa pembicaraan yang
mudah dipahami pendengar dan penyampaian pembicaraan yang lancar.

2. Kriteria Penilaian Berdasarkan Tingkatnya


a. Tes Kesastraan Tingkat Informasi

Tes kesastraan tingkat informasi dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan siswa yang
berkaitan dengan hal-hal pokok yang berkenanan dengan sastra, baik yang menyangkut data-
data tentang suatu karya maupun data-data lain yang dapat dipergunakan untuk membantu
menafsirkannya.

b. Tes Kesastraan Tingkat Konsep

Tes kesastraan tingkat konsep berkaitan dengan persepsi tentang bagaimana data-data atau
unsure-unsur karya sastra itu diorganisasikan.

c. Tes Kesastraan Tingkat Perspektif

Tes kesastraan pada tingkat perspektif berkaitan dengan pandangan siswa, atau pembaca
pada umumnya, sehubungan dengan karya sastra yang dibacanya.

d. Tes Kesastraan Tingkat Aspresiasi

Tes kesastraan tingkat aspresiasi terutama berkisar pada permasalahan dan kaitan antara
bahasa sastra dengan linguistik.

Kelebihan :

5. Bab VII ini sangat lengkap pembahasannya dan sesuai dengan judulnya.
6. Bab VII ini memiliki pendahuluan, dari pendahuluan ini pembaca bisa mengetahui apa
yang dipermasalahkan.
7. Bab VII ini sangat banyak mengutip dari para ahli seperti pengertian penilaian dan lain-
lain. Ini bisa membuat para pembaca menambah wawasannya.
8. Penulis juga membuat satu kesimpulan disetiap apa yang dibahas oleh bab VII ini, maka
membuat pembaca lebih jelas maksud dari materi yang dibahas.

Kekurangan :

3. Pada halaman 185 terdapat kekurangan huruf pada suatu kata yaitu yang tertulis “ingata”
seharusnya ingatan
4. Di bab VII ini terdapat setiap habis penulisan judul, penulis tidak memberi paragraph
baru untuk memulai sesuatu yang ingin dituliskan

Komentar:
27
Saran saya seharusnya sebelum penulis mencetak buku ini sebaiknya perhatikan daftar
isinya atau disusun kembali dengan benar, jika sudah benar kemudian cetak. Agar pembaca tidak
sulit untuk mencari halaman yang sesuai dengan judulnya. Dan lebih teratur lagi, agar tidak
mengulangi kesalahan lagi.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

28
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan bahasa dan apresiasi indonesia ini
membahas tentang teori dan aplikasi pembelajaran dan penilaian keterampilan berbahasa dan
apresiasi sastra Indonesia disekolah dasar. Pokok dalam bahasan buku ini meliputi: teori,
aplikasi, dan penilaian keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, keterampilan menulis, dan apresiasi sastra Indonesia di sekolah dasar.

B. Saran

Saran saya kepada penulis agar lebih memperhatikan dan teliti lagi pada isi buku agar tidak
memiliki kesalahan seperti kekurangan yang saya paparkan disetiap bab .

DAFTAR PUSTAKA

Taufina, & Faisal. (2016). Mozaik Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia di
Sekolah Dasar. Bandung: ANGKASA.

29
30

Anda mungkin juga menyukai