TEORI EKONOMI
Disusun Oleh :
1. Erna Oktaviana
2. Fadila Cindy Shalvira
3. Falmy Zukhrifah
4. Fitriyani
5. Siti Tri Wahyuni
6. Tiara Kurniasari
7. Tio Savalas
8. Yulistianingsih
2018
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
2.2 Kebijakan Pemerintah..................................................................................10
3.3 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi
dan Perekonomian..............................................................................................18
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................21
4.1 Kesimpulan..................................................................................................21
4.2.Saran.............................................................................................................21
iii
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari, karena
membebani APBN. Sehingga Indonesia sulit untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, baik itu tingkat investasi, maupun pembangunan-pembangunan lain
yang dapat memajukan kondisi ekonomi nasional.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
mengenai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap
perekonomian Indonesia, yang didalamnya juga berdampak pada tingkat inflasi.
Masalah ini diambil karena kenaikan harga BBM dapat mempengaruhi kondisi
perekonomian nasional. Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja dampak dari kenaikan harga BBM?
2. Bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi ?
3. Bagaimana langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi inflasi
yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM?
1.3 Tujuan
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah untuk menjelaskan mengenai dampak dari kenaikan harga BBM. Adapun
tujuan dari makalah ini adalah agar dapat mengetahui secara jelas mengenai :
1. Dampak dari kenaikan harga BBM, baik itu dampak positif maupun
dampak negatifnya.
2. Dapat mengetahui mengenai dampak kenaikan harga BBM
terhadap inflasi yang akan terjadi.
3. Mengetahui langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi inflasi.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang
saja dan sesaat). Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan
dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari
satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut
meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang
lain.
Dalam definisi lain, inflasi merupakan proses dimana terjadinya kenaikan
harga barang-barang dan jasa-jasa secara menyeluruh dalam satu periode tertentu,
biasanya dalam satu tahun. Inflasi terjadi ketika harga mengalami kenaikan,
sementara nilai uang mengalami penurunan. Inflasi juga dapat
diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang yang diakibatkan karena
jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibandingkan jumlah
barang dan jasa yang tersedia. Berdasarkan berbagai definisi yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum inflasi
adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap
sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan
kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
4
2.1.2. Jenis - Jenis Inflasi
a. Inflasi Tarikan Permintaan
Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara harga barang (P), jumlah yang
diminta dan ditawarkan (Q), dan keseimbangan harga (E). Terjadinya
Demand Pull Inflation ketika permintaan akan barang dan jasa meningkat,
maka kurva permintaan total (D) bergeser dari D 1D1 ke D2D2. Ketika itu para
pedagang akan mengambil keuntungan dengan menaikkan harga barang dari
P1 ke P2. Sehingga pada saat itu, terjadi inflasi dan menimbulkan harga
keseimbangan baru dari E1 ke E2.
5
b. Inflasi Desakan Biaya
Inflasi Desakan Biaya adalah kenaikan harga barang produksi dari suatu
perusahaan dengan cara memberikan gaji dan upah yang tinggi kepada
Karyawannya karena adanya permintaan Perusahaan yang bertambah.
Contohnya dalam Suatu Perusahaan membutuhkan 20 (dua puluh)
Karyawan, untuk bekerja sesuai jam kerja yang ditetapkan, namun
berhubung karyawan yang Perusahaan peroleh hanya setengah dari 20
Karyawan dan permintaan Perusahaan semakin meningkat maka
Perusahaan akan menaikan Gaji atau Upah yang lebih tinggi untuk
Karyawan yang mengerjakan permintaan Perusahaan yang meningkat itu.
Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan perilaku produsen ketika menghadapi situasi
dimana harga produksi mengalami peningkatan. Ketika terjadi kenaikan
harga produksi maka produsen akan menaikkan harga dari P 1 ke P2 tetapi dia
justru akan menurunkan jumlah barang/jasa yang dihasilkan dari Q1 ke
Q2 sehingga akan menggeser kurva penawaran dari S1S1 menjadi S2. Hal ini
dilakukan agar produsen tidak terus merugi sambil menunggu harga
produksi kembali turun.
6
c. Inflasi Diimpor
7
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah biasanya hanya pada sebatas
mengendalikan atau menguranginya.
8
Harapan masyarakat akan kondisi ekonomi di masa yang akan
datang juga bisa menyebabkan terjadinya inflasi permintaan atau juga inflasi
biaya produksi. Inflasi jenis ini tergolong sulit untuk dideteksi karena
kejadiannya tidak terlalu signifikan.
.
a. Efek Positif
9
Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi
kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan
bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya.
Akan tetapi pemilik harta-harta tetap—tanah, bangunan dan rumah
— dapat mempertahankan atau menambah nilai riil kekayaannya. Juga
sebagian penjual/ pedagang dapat mempertahankan nilai riil
pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian
pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-
pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak
merata
2.2 Kebijakan Pemerintah
10
Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini
pernah dilakukan Bank Indonesia pada tanggal 13 Desember 1965
yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1
11
mendorong perekonomian—akan mendorong tingkatnya yang lebih
tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar
dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan
harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat
nilai tukar mata uang domestik.
Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat
internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat
ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh
dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
Dilihat dari inflasi kumulatif Januari – September 2014 sebesar 9,1%,
inflasi bulan Oktober sebesar 8,7% tentu saja tergolong luar biasa sehingga
membuat inflasi kumulatifJanuari – Oktober menjadi 15,6%. Inflasi Oktober
berdasarkan perhitungan “ tahun ke tahun” lebih tinggi lagi, yakni 17,9%.
Berdasarkan angka – angka itu, laju inflasi tahun 2014 diperkirakan berkisar 16-
18% atau titik tengahnya adalah 17%.
Pernyataan diatas merupakan nilai – nilai inflasi pada tahun 2014 diawal
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) seorang menteri ekonomi
menegaskan hanya bisa menahan laju inflasi tahun 2014 disekitar 10%. Lalu
beberapa hari kemudian dikoreksi menjadi kira – kira 12%, selanjutnya dikoreksi
kembali menjadi 14%. Kali ini dan untuk kesekian kalinya pemerintah salah
langkah.
Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga
BBM pada november 2014 berdampak seketika terhadap peningkatan
pengangguran terbuka sebanyak 426.000 pekerja yang rata – rata buruh dan
pedagang. Jajaran penganggur ini niscaya akan terus bertambah panjang dalam
setahun ke depan karena gelombang PHK akan terus berlanjut setelah lebaran dan
tahun baru nanti. Tak seperti krisis tahun 1998 lalu yang membuat banyak
perusahaan besar terutama yang banyak berutang dalam mata uang asing,
memiliki kandungan impor yang besar, dan berorientasi pada pasar dalam negeri
terempas, sementara usaha kecil dan menegah (UKM) dan atau sektor informasi
justru mampu bertahan.
Akibat kenaikan harga BBM yang tak kepalang ini pekerjaan rumah
bukannya berkurang malahan bertambah banyak dan lebih pelik serta lebih
berisiko. Kita berharap pemerintah lebih peka pada derita rakyatnya sendiri.
14
Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum naik; harga bahan
pokok, harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal
juga naik. Selain itu, inflasi juga diakibatkan oleh:
15
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, meskipun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang
meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat
memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum
permintaan dan penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai
keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi
yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti
adanya masalah teknis di sumber produksi, bencana alam, cuaca, atau kelangkaan
bahan baku untuk menghasilkan produksi, aksi spekulasi (penimbunan), sehingga
memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal
yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting.
Jika dihubungkan dengan kenaikan harga BBM, inflasi yang terjadi
disebabkan oleh adanya tekanan dalam proses produksi dan distribusi. Para
produsen akan mengurangi jumlah barang yang akan diproduksi atas
pertimbangan biaya produksi yang melonjak. Kalaupun proses produksi tetap
lancar, proses distribusi lah yang akan menghambatnya. Akibat dari kenaikan
harga BBM biaya atau ongkos untuk mendistribusikan barang hasil produksi akan
mengalami kenaikan.
16
a Dampak Positif
17
b. Dampak Negatif
3.3 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi
dan Perekonomian Indonesia
Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya
inflasi ini tidak dapat dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium,
merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, dan merupakan jenis barang
komplementer. Meskipun ada berbagai cara untuk mengganti penggunaan
BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila subsidi BBM dicabut, harga BBM akan
naik. Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke
pemerintah tapi tetap banyak beredar di masyarakat. Jika harga BBM naik,
harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan pula. Terutama dalam biaya
produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus ini adalah “Cost Push
Inflation”. Karena inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan dalam biaya
produksi. Ini jika inflasi dilihat berdasarkan penyebabnya. Sementara jika
18
dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic Inflation”,
sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim
berinvestasi. Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya
produksi, naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga barang-
barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot, kerena penghasilan masyarakat
yang tetap. Ujungnya perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan
terganggu.
Di sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling parah adalah
semakin sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan
produksinya sesuai dengan kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.
Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak?
Subsidi pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat juga. Meskipun
negara kita merupakan penghasil minyak, dalam kenyataannya untuk
memproduksi BBM kita masih membutuhkan impor bahan baku minyak juga.
Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan
pemerintah juga semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya
adalah kenaikan pendapatan ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga
mendorong naiknya harga ekspor komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit,
karena minyak sawit mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income
dari naiknya harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang
harus dikeluarkan untuk subsidi minyak.
19
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan
simpulan dari masalah yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya atau
menurunnya nilai mata uang karena banyaknya jumlah uang yang beredar
dimasyarakat, atau suatau keadaan dimana terjadinya kenaikan harga-harga secara
umum dan terjadi secara terus-menerus (continue).
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi
masyarakat. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang
signifikan akan terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi perekonomian
nasional. Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah akan terjadi
kenaikan pada tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di masyarakat
akan bertambah, dan akan berdampak pula pada harga berbagai jenis barang dan
jasa. Kondisi perekonomian akan mengalami goncangan, ketidakstabilan akan
terjadi. Iklim investasi akan menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah
pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi
inflasi adalah dengan kebijakan moneter. Seluruh instrumen kebijakan moneter
efektif dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.
4.2.Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Pemerintah hendaknya memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan
kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
2. Jika inflasi terjadi akibat dampak dari kebijakan pemerintah, diperlukan
suatu langkah yang tepat dalam mengatasi inflasi yang terjadi
21
DAFTAR PUSTAKA
22