Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TEORI EKONOMI

“Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak


(BBM) Terhadap Tingkat Inflasi Indonesia“

Disusun Oleh :
1. Erna Oktaviana
2. Fadila Cindy Shalvira
3. Falmy Zukhrifah
4. Fitriyani
5. Siti Tri Wahyuni
6. Tiara Kurniasari
7. Tio Savalas
8. Yulistianingsih

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM ‘’45’’ BEKASI

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Dengan mengucap Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji syukur senantiasa


penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap
Tingkat Inflasi Indonesia”dengan lancar. Makalah ini disusun sebagai syarat
untuk memenuhi tugas kuliah Teori Ekonomi Jurusan Manjaemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Islam ’45 Bekasi.
 Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai pengaruh  kenaikan BBM
terhadap Tingkat inflasi Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi penyempurnaannya di masa mendatang.

Bekasi, 22 September 2018

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1  Latar Belakang Masalah................................................................................1

1.2  Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3  Tujuan...........................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................3

2.1.  Inflasi atau Kenaikan Harga.........................................................................3

2.1.1. Ciri – Ciri Inflasi....................................................................................4

2.1.2. Jenis - Jenis Inflasi.................................................................................5

2.1.3. Faktor Penyebab Inflasi.........................................................................7

2.1.4  Efek dari Inflasi......................................................................................9

2.2 Kebijakan Pemerintah..................................................................................10

2.2.1  Peranan penting Bank Sentral dalam mengendalikan inflasi...............11

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................13

3.1 Kenaikan BBM Menyebabkan Inflasi..........................................................13

3.2. Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)............................16

3.3 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi
dan Perekonomian..............................................................................................18

3.4  Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional....................................19

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................21

4.1 Kesimpulan..................................................................................................21

4.2.Saran.............................................................................................................21

iii
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM)


dalam negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan
BBM ini akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di
masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di
Indonesia mengalami kenaikan dan mempersulit perekonomian masyarakat
terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap. Jika terjadi kenaikan harga BBM
di negara ini, akan sangat berpengaruh terhadap permintaan (demand) dan
penawaran (supply). Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan
serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Sementara
penawaran adalah banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh
produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu..
Permintaan dari masyarakat akan berkurang karena harga barang dan jasa
yang ditawarkan mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran, akan
berkurang akibat permintaan dari masyarakat menurun. Harga barang-barang dan
jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari naiknya biaya produksi dari barang dan
jasa. Ini adalah imbas dari kenaikan harga BBM. Hal ini sesuai dengan hukum
permintaan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta
akan turun, dan sebaliknyajika harga barang turun, jumlah barang yang diminta
akan bertambah.”
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit untuk
dihindari, karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi

1
barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari, karena
membebani APBN. Sehingga Indonesia sulit untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, baik itu tingkat investasi, maupun pembangunan-pembangunan lain
yang dapat memajukan kondisi ekonomi nasional.

1.2     Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
mengenai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap
perekonomian Indonesia, yang didalamnya juga berdampak pada tingkat inflasi.
Masalah ini diambil karena kenaikan harga BBM dapat mempengaruhi kondisi
perekonomian nasional. Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja dampak dari kenaikan harga BBM?
2. Bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi ?
3. Bagaimana langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi inflasi
yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM?

1.3  Tujuan
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah untuk menjelaskan mengenai dampak dari kenaikan harga BBM. Adapun
tujuan dari makalah ini adalah agar dapat mengetahui secara jelas mengenai :
1.      Dampak dari kenaikan harga BBM, baik itu dampak positif maupun
dampak negatifnya.
2.      Dapat mengetahui mengenai dampak kenaikan harga BBM
terhadap  inflasi yang akan terjadi.
3.      Mengetahui langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi inflasi.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.  Inflasi atau Kenaikan Harga


Dalam ilmu ekonomi, kata inflasi sering muncul, terutama jika dalam
pembahasan mengenai ilmu ekonomi makro. Begitu juga dalam masalah
keuangan dan perbankan. Secara sederhana, inflasi dapat diartikan sebagai
turunnya atau melemahnya nilai mata uang akibat banyaknya jumlah uang yang
beredar dimasyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata inflasi memiliki
arti kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas)
beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang (Depdiknas,
2005:423).
Menurut Jaka (2007:113) menyatakan,
Inflasi adalah suatu gejala ekonomi dimana terjadi kemerosotan nilai uang
karena banyaknya uang yang beredar atau suatu keadaan yang menyatakan
terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dan menunjukan suatu proses
turunnya nilai uang secara continue.
Pendapat lain menyatakan bahwa inflasi adalah  proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus  berkaitan dengan mekanisme pasar yang
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang (Samuelson, 1986:292). Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya
umum naik; harga bahan pokok, harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah,
sewa barang-barang modal juga naik (Samuelson, 1986:293).
Ada beberapa pengertian inflasi yang disampaikan para ahli. Menurut A.P.
Lehner, inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess
Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Ahli
yang lain, yaitu Ackley memberi pengertian inflasi sebagai suatu kenaikan harga

3
yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang
saja dan sesaat). Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan
dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari
satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut
meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang
lain.
Dalam definisi lain, inflasi merupakan proses dimana terjadinya kenaikan
harga barang-barang dan jasa-jasa secara menyeluruh dalam satu periode tertentu,
biasanya dalam satu tahun. Inflasi terjadi ketika harga mengalami kenaikan,
sementara nilai uang mengalami penurunan. Inflasi juga dapat
diartikan  sebagai proses menurunnya nilai mata uang yang diakibatkan karena
jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibandingkan jumlah
barang dan jasa yang tersedia. Berdasarkan berbagai definisi yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum inflasi
adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap
sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan
kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.

2.1.1. Ciri – Ciri Inflasi

1)      harga barang dan jasa naik secara terus menerus


2)      jumlah yang beredar melebihi kebutuhan
3)      jumlah barang relatif sedikit
4)      nilai uang (daya beli uang) turun pencegahan inflasi telah lama menjadi
salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan ekonomi makro
pemerintahan dan bank sentral di Negara manapun

4
2.1.2. Jenis - Jenis Inflasi
a.  Inflasi  Tarikan Permintaan

Inflasi Tarikan Permintaan adalah kesempatan kerja yang tinggi,


menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan
pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi. Misalnya mengeluarkan
barang dan jasa.
Contohnya: suatu perusahaan menawarkan berbagai produk baru untuk
menambah minat masyarakat sehingga penawaran akan barang tersebut
dapat bertambah.
 

Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara harga barang (P), jumlah yang
diminta dan ditawarkan (Q), dan keseimbangan harga (E). Terjadinya
Demand Pull Inflation ketika permintaan akan barang dan jasa meningkat,
maka kurva permintaan total (D) bergeser dari D 1D1 ke D2D2. Ketika itu para
pedagang akan mengambil keuntungan dengan menaikkan harga barang dari
P1 ke P2. Sehingga pada saat itu, terjadi inflasi dan menimbulkan harga
keseimbangan baru dari E1 ke E2.

5
b. Inflasi Desakan Biaya

Inflasi Desakan Biaya adalah kenaikan harga barang produksi dari suatu
perusahaan dengan cara memberikan gaji dan upah yang tinggi kepada
Karyawannya karena adanya permintaan Perusahaan yang bertambah.
Contohnya dalam Suatu Perusahaan membutuhkan 20 (dua puluh) 
Karyawan, untuk bekerja sesuai jam kerja yang ditetapkan, namun
berhubung karyawan yang Perusahaan peroleh hanya setengah dari 20
Karyawan dan permintaan Perusahaan  semakin meningkat maka
Perusahaan akan menaikan Gaji atau Upah yang lebih tinggi untuk
Karyawan yang mengerjakan permintaan Perusahaan yang meningkat itu.

Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan perilaku produsen ketika menghadapi situasi
dimana harga produksi mengalami peningkatan. Ketika terjadi kenaikan
harga produksi maka produsen akan menaikkan harga dari P 1 ke P2 tetapi dia
justru akan menurunkan jumlah barang/jasa yang dihasilkan dari Q1 ke
Q2 sehingga akan menggeser kurva penawaran dari S1S1 menjadi S2. Hal ini
dilakukan agar produsen tidak terus merugi sambil menunggu harga
produksi kembali turun.

6
c. Inflasi Diimpor

Inflasi Diimpor bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang


diimpor. Inflasi ini akan wujud, apabila barang-barang impor yang
mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan.
Misalnya “Minyak” yang berasal dari salah satu Negara terbesar penghasil
minyak yaitu Negara Arab Saudi, Negara Arab akan menaikan harga
minyak karena minyak peranannya sangat penting dalam proses produksi
barang-barang industri.

2.1.3. Faktor Penyebab Inflasi


1. Adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi
permintaan (demand pull inflation) dan dari ekspektasi inflasi
Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh
depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara
partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah
(administered price) dan terjadi negative supply shocks akibat bencana
alam dan terganggunya distribusi.
2. Kekacauan ekonomi dan politik
Situasi ekonomi dan politik di suatu negara juga
mempengaruhinya. Bila suatu negara dalam kondisi yang tidak aman atau
perang, harga-harga barang di negara tersebut cenderung mahal. Pernah
terjadi di Indonesia ketika ada kekacauan politik dan ekonomi pada tahun
1998. Pada masa tersebut, levelnya di Indonesia mencapai 70% padalah
level inflasi yang normal berkisar antara 3 hingga 4%.
Penyebab terjadinya dibagi menjadi banyak faktor dan beberapa
diantaranya juga terjadi di Indonesia. Secara umum, inflasi merupakan
kejadian atau gejala ekonomi yang tidak bisa dihilangkan secara tuntas.

7
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah biasanya hanya pada sebatas
mengendalikan atau menguranginya.

3. Bertambahnya uang yang beredar


Teorinya disebabkan karena bertambahnya uang yang beredar
dikemukakan oleh kaum klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan
antara jumlah uang yang beredar dengan harga-harga. Apabila jumlah
barang tetap namun jumlah uang uang yang beredar lebih besar 2 kali lipat
maka harga barang pun menjadi lebih mahal 2 kali lipat.
Jumlah uang yang beredar di masyarakat bisa bertambah apabila
suatu negara menggunakan sistem anggaran defisit. Sehingga untuk
menutup kekurangan anggaran tersebut, negara mencetak uang baru yang
menyebabkan harga naik.

4. Campuran (Mixed inflation)


Inflasi campuran atau mixed inflation terjadi karena adanya
kenaikan penawaran dan permintaan. Hal ini terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketika permintaan
terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudia mengakibatkan
penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara itu,
pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak
ada.
Keadaan yang tidak seimbang ini akan menyebabkan harga barang
dan jasa menjadi naik. Inflasi jenis ini akan sangat sulit diatasi atau
dikendalikan ketika kenaikan supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi
atau setidaknya setara dengan permintaan.

5. Ekspektasi (Expected inflation)


Expected inflation atau inflasi inspektasi terjadi sebagai akibat dari
perilaku masyarakat yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa
yang akan datang akan menjadi lebih baik lagi.

8
Harapan masyarakat akan kondisi ekonomi di masa yang akan
datang juga bisa menyebabkan terjadinya inflasi permintaan atau juga inflasi
biaya produksi. Inflasi jenis ini tergolong sulit untuk dideteksi karena
kejadiannya tidak terlalu signifikan.
.

2.1.4 Efek dari Inflasi

a.      Efek Positif

-        Peredaran / perputaran barang lebih cepat


-        Produksi barang-barang  bertambah karena keuntungan pengusaha
bertambah
-        Kesempatan kerja bertambah karena terjadi tambahan investasi
-        Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang karena kenaikan
pendapatan kecil.

b.    Efek Negative / Efek Buruk

-      Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang


berpendapatan tetap.
Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga.
Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang
berpendapatan tetap.
- Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian
kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank,
simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain
merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila 
inflasi berlaku.
-      Memperburuk pembagian kekayaan.

9
Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi
kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan
bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya.
Akan tetapi pemilik harta-harta tetap—tanah, bangunan dan rumah
— dapat mempertahankan atau menambah nilai riil kekayaannya. Juga
sebagian penjual/ pedagang dapat mempertahankan nilai riil
pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian
pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-
pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin  tidak
merata

2.2 Kebijakan Pemerintah

Usaha untuk mengatasinya harus dimulai dari penyebab terjadinya supaya


dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasinya relatif mudah,
yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang
beredar. Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasinya:
1. Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan
cara menaikan suku bunga bank, Kebijakan Moneter, segala kebijakan
pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga kestabilan
moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ini
meliputi:
 Hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.

 Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank


umum menjadi berkurang.

 Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan


cara menjual SBI.

 Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang


yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit

10
 Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini
pernah dilakukan Bank Indonesia pada tanggal 13 Desember 1965
yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1

2. Kebijakan Fiskal, dapat dilakukan dengan cara:


 Menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang
lebih banyak kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak,
sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

 Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

 Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah


memotong gaji pegawai negeri 10% untuk ditabung, ini terjadi
pada masa orde lama.

3. Kebijakan Non Moneter, dapat dilakukan melalui:


 Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada
industri untuk lebih Kebijakan upah, pemerintah menghimbau
kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah disaat
sedang inflasi.

 Produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga


harga akan menjadi turun.

 Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan


harga maksimum bagi barang-barang tertentu.

2.2.1  Peranan penting Bank Sentral dalam mengendalikan inflasi


Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan
tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan
memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa
kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral
-termasuk pemerintah.
Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank
sentral yang kurang independen—salah satunya disebabkan intervensi
pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk

11
mendorong perekonomian—akan mendorong tingkatnya yang lebih
tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar
dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan
harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat
nilai tukar mata uang domestik.
Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat
internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat
ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh
dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

12
BAB III

PEMBAHASAN

Pada bagian pembahasan ini, penulis membahas mengenai permasalahan-


permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Masalah-masalah
ini dibahas dan disesuaikan dengan teori-teori yang sesuai dengan permasalahan.
Alasan pemerintah menaikan harga BBM yaitu: karena pertumbuhan
ekonomi Indonesia semmakin melambat, defisit transaksi berjalan yang kian
membengkak dan untuk memangkas subsidi BBM. Dampak positif dari kenaikan
BBM yaitu: Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternative, Pembangunan
Nasional akan lebih pesat) Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara), Mengurangi Pencemaran Udara. Dampak negative dari kenaikan BBM
yaitu:Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal,  Apabila harga
BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi perekonomian khususnya
UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah), Meningkatnya biaya produksi yang
diakibatkan oleh: misalnya harga bahan dan beban transportasi. Kondisi keuangan
UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus . Jika terjadi
kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya inflasi ini tidak dapat
dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium, merupakan kebutuhan vital
bagi masyarakat, dan merupakan jenis barang komplementer. Meskipun ada
berbagai cara untuk mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.

3.1 Kenaikan BBM Menyebabkan Inflasi


Kekhawatiran banyak kalangan atas dan bawah terhadap dampak kenaikan
harga bahan bakar minyak yang sangat drastis menjadi kenyataan. Penghapusan
subsidi yang diumumkan november 2014 menyebabkan meningkatnya harga
BBM yang semula harga premium Rp 6.500 naik menjadi Rp 8.500/liter dan Solar
dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500/liter. Hal ini menimbulkan barang – barang
produksi dipasaran meningkat drastis karena dipotong jasa pengangkutan barang.

13
Dilihat dari inflasi kumulatif Januari – September 2014 sebesar 9,1%,
inflasi bulan Oktober sebesar 8,7% tentu saja tergolong luar biasa sehingga
membuat inflasi kumulatifJanuari – Oktober menjadi 15,6%. Inflasi Oktober
berdasarkan perhitungan “ tahun ke tahun” lebih tinggi lagi, yakni 17,9%.
Berdasarkan angka – angka itu, laju inflasi tahun 2014 diperkirakan berkisar 16-
18% atau titik tengahnya adalah 17%.
Pernyataan diatas merupakan nilai – nilai inflasi pada tahun 2014 diawal
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) seorang menteri ekonomi
menegaskan hanya bisa menahan laju inflasi tahun 2014 disekitar 10%. Lalu
beberapa hari kemudian dikoreksi menjadi kira – kira 12%, selanjutnya dikoreksi
kembali menjadi 14%. Kali ini dan untuk kesekian kalinya pemerintah salah
langkah.
Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga
BBM pada november 2014 berdampak seketika terhadap peningkatan
pengangguran terbuka sebanyak 426.000 pekerja yang rata – rata buruh dan
pedagang. Jajaran penganggur ini niscaya akan terus bertambah panjang dalam
setahun ke depan karena gelombang PHK akan terus berlanjut setelah lebaran dan
tahun baru nanti. Tak seperti krisis tahun 1998 lalu yang membuat banyak
perusahaan besar terutama yang banyak berutang dalam mata uang asing,
memiliki kandungan impor yang besar, dan berorientasi pada pasar dalam negeri
terempas, sementara usaha kecil dan menegah (UKM) dan atau sektor informasi
justru mampu bertahan.
Akibat kenaikan harga BBM yang tak kepalang ini pekerjaan rumah
bukannya berkurang malahan bertambah banyak dan lebih pelik serta lebih
berisiko. Kita berharap pemerintah lebih peka pada derita rakyatnya sendiri.

14
Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum naik; harga bahan
pokok, harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal
juga naik. Selain itu, inflasi juga diakibatkan oleh:

a.   Pengeluaran pemerintah lebih banyak dari permintaan,


b.   Adanya tuntutan upah yang tinggi,
c.   Adanya lonjakan permintaan barang-barang dan jasa-jasa,
d.  Adanya kenaikan dalam biaya produksi.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan
distribusi (kurangnya produksi (product or service) juga termasuk kurangnya
distribusi. Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini
dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti kebijakan fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan
infrastruktur danregulasi.
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan
pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait
dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya
permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan
terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment, dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume
likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga
disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank
sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank
sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan

15
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, meskipun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang
meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat
memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum
permintaan dan penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai
keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi
yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti
adanya masalah teknis di sumber produksi, bencana alam, cuaca, atau kelangkaan
bahan baku untuk menghasilkan produksi, aksi spekulasi (penimbunan), sehingga
memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal
yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting.
Jika dihubungkan dengan kenaikan harga BBM, inflasi yang terjadi
disebabkan oleh adanya tekanan dalam proses produksi dan distribusi. Para
produsen akan mengurangi jumlah barang yang akan diproduksi atas
pertimbangan biaya produksi yang melonjak. Kalaupun proses produksi tetap
lancar, proses distribusi lah yang akan menghambatnya. Akibat dari kenaikan
harga BBM biaya atau ongkos untuk mendistribusikan barang hasil produksi akan
mengalami kenaikan.

3.2. Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)


Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa
kontraproduktif. Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal,
sehingga ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian
masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan
BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko tinggi.
Meskipun demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang
positif.

16
a  Dampak Positif

1) Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternative


Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai
bahan bakar alternatif baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas
adalah BBG (Bahan Bakar Gas). Harga juga lebih murah dibandingkan
dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan bakar yang terbuat dari
kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit untuk menciptakan bahan bakar
alternatif mengingat Indonesia adalah Negara yang kaya akan Sumber Daya
Alam. Selain itu, akan muncul juga berbagai kendaraan pengganti yang
tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang berbahan
bakar gas, dan kendaraan lainnya.

2)  Pembangunan Nasional akan lebih pesat


Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN  yang
awalnya digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik,
maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di
berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah.

3)  Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)


Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang
dikeluarkan oleh pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi.

4)  Mengurangi Pencemaran Udara


Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan
mengurangi pemakaian bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan
bakar tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat
kebersihan udara.

17
b.  Dampak Negatif

1)      Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.


2)      Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi
perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)
3)      Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga
bahan, beban transportasi dll.
4)      Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian
akan terputus.
5)      Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran.
Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan
akan terjadi PHK.
6)      Inflasi
Inflasi akan terjadi jika harga BBM menglami kenaikan. Inflasi yang
terjadi karena meningkatnya biaya produksi suatu barang atau jasa.

3.3 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi
dan Perekonomian Indonesia
Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya
inflasi ini tidak dapat dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium,
merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, dan merupakan jenis barang
komplementer. Meskipun ada berbagai cara untuk mengganti penggunaan
BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila subsidi BBM dicabut, harga BBM akan
naik. Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke
pemerintah tapi tetap banyak beredar di masyarakat. Jika harga BBM naik,
harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan pula. Terutama dalam biaya
produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus ini adalah “Cost Push
Inflation”. Karena inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan dalam biaya
produksi. Ini jika inflasi dilihat berdasarkan penyebabnya. Sementara jika

18
dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic Inflation”,
sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim
berinvestasi. Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya
produksi, naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga barang-
barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot, kerena penghasilan masyarakat
yang tetap.  Ujungnya perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan
terganggu.
Di sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling parah adalah
semakin sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan
produksinya sesuai dengan kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.
Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak?
Subsidi pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat juga. Meskipun
negara kita merupakan penghasil minyak, dalam kenyataannya untuk
memproduksi BBM kita masih membutuhkan impor bahan baku minyak juga.
Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan
pemerintah juga semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya
adalah kenaikan pendapatan ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga
mendorong naiknya harga ekspor komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit,
karena minyak sawit mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income
dari naiknya harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang
harus dikeluarkan untuk subsidi minyak.

3.4  Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional


Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari
terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:
1.    Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di
masyarakat,
2.    Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam
masyarakat,

19
3.    Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau


tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi
yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi
tidakbersemangat kerja, menabung, atau
mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para
penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta
kaumburuh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga
sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke
waktu.
Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa dirugikan
dan ada juga yang diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan adalah
golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan
hartanya dalam bentuk uang, dan para kreditur. Sementara golongan
masyarakat yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para pedagang dan
industriawan, dan para debitur.Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu
indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah negara atau daerah.
Yang mana tingkat inflasi menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa
secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan
demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang
berpenghasilan tetap, dan disisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi dari
suatu barang dan jasa.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan
simpulan dari masalah yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya atau
menurunnya nilai mata uang karena banyaknya jumlah uang yang beredar
dimasyarakat, atau suatau keadaan dimana terjadinya kenaikan harga-harga secara
umum dan terjadi secara terus-menerus (continue).
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi
masyarakat. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang
signifikan akan terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi perekonomian
nasional. Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah akan terjadi
kenaikan pada tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di masyarakat
akan bertambah, dan akan berdampak pula pada harga berbagai jenis barang dan
jasa. Kondisi perekonomian akan mengalami goncangan, ketidakstabilan akan
terjadi. Iklim investasi akan menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah
pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi
inflasi adalah dengan kebijakan moneter. Seluruh instrumen kebijakan moneter
efektif dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.

4.2.Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Pemerintah hendaknya memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan
kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
2. Jika inflasi terjadi akibat dampak dari kebijakan pemerintah, diperlukan
suatu langkah yang tepat dalam mengatasi inflasi yang terjadi

21
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.


            Jakarta: Balai Pustaka.
Hamid, Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah dan Kebijakan
                Kontemporer. Jogjakarta: UII Press.
Jaka, Nur dkk. (2007). Intisari Ekonomi untuk SMA. Bandung: CV Pustaka
            Mandiri.
Mankiw, N. Gregory. (2006). Makroekonomi Edisi-6. Jakarta: Erlangga.
Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
                Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali Pers.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. (1986). Ekonomi Edisi Ke-12.
            Jakarta: Erlangga.
Wahyuningsih, Endang. (2012). Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap
Kondisi Ekonomi Indonesia. [Online].  
Tersedia:http://www.wealthindonesia.com/wealth-growth-and-
accumulation/dampak-kenaikan-harga-minyak-terhadap-kondisi-ekonomi-
indo.html. diakses tanggal 21 April 2015 pukul 19.15 WIB
https://daisynurrisap.wordpress.com/2013/05/31/kebijakan-pemerintah-
tentang-kenaikan-bbm/

22

Anda mungkin juga menyukai