Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 10

1. Rifda Elpiya
2. Annisa Dyahfera
3. Muhammad Fiqri Haykal Ridhani
4. Abdi Nur Rosyid
Kelas Manajemen (AIK Ruang H)
TUGAS 1
“Aqidah dan Islam”
1. Apa saja prinsip Aqidah bagi seorang muslim?

Prinsip pertama: Berserah diri pada Allah dengan bertauhid

Maksud prinsip ini adalah beribadah murni kepada Allah semata, tidak pada yang lainnya.
Siapa yang tidak berserah diri kepada Allah, maka ia termasuk orang-orang yang
sombong. Begitu pula orang yang berserah diri pada Allah juga pada selain-Nya (artinya:
Allah itu diduakan dalam ibadah), maka ia disebut musyrik. Yang berserah diri pada
Allah semata, itulah yang disebut muwahhid (ahli tauhid).

Tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah. Sesembahan itu beraneka ragam,
orang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan.
Allah Ta’ala berfirman,

“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
(QS. At Taubah: 31).

Prinsip kedua: Taat kepada Allah dengan melakukan ketaatan

Orang yang bertauhid berarti berprinsip pula menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya. Ketaatan berarti menjalankan perintah dan menjauhi
larangan. Jadi tidak cukup menjadi seorang muwahhid (meyakini Allah itu diesakan
dalam ibadah) tanpa ada amal.

Prinsip ketiga: Berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik


Tidak cukup seseorang berprinsip dengan dua prinsip di atas. Tidak cukup ia
hanya beribadah kepada Allah saja, ia juga harus berlepas diri dari syirik dan pelaku
syirik. Jadi prinsip seorang muslim adalah ia meyakini batilnya kesyirikan dan ia pun
mengkafirkan orang-orang musyrik. Seorang muslim harus membenci dan memusuhi
mereka karena Allah. Karena prinsip seorang muslim adalah mencintai apa dan siapa
yang Allah cintai dan membenci apa dan siapa yang Allah benci.

Demikianlah dicontohkan oleh Ibrahim ‘alaihis salam  di mana beliau dan orang-


orang yang bersama beliau[1] berlepas diri dari orang-orang musyrik. Saksikan pada
ayat,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan


musuhmu menjadi teman-teman setia.” (QS. Al Mumtahanah: 1).

2. Jelaskan apa saja sumber-sumber ajaran Islam!

1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalamullah yang berisikan firman-firman Allah,
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu mukjizatnya melalui
perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam yang
berisikan tentang aqidah, ibadah, hukum, peringatan, kisah-kisah dan isyarat
pengembangan iptek yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman hidup bagi umat
Nabi Muhamad SAW.

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab,


agar kamu memahaminya“. (QS. Yusuf: 2)

2. Hadits (Sunnah)
Merupakan sumber ajaran Islam yang kedua. Sunnah merupakan kebiasaan
yang dilakukan oleh Rasulullah baik dari segi perkataan, perbuatan maupun
ketetapan atau persetujuan Rasulullah terhadap apa yang dilakukan oleh para
sahabatnya.

Menurut ulama Salaf, As-Sunnah ialah petunjuk yang dilakukan oleh Rasulullah dan
para sahabatnya, baik tentang ilmu, i’tiqad (keyakinan), perkataan maupun
perbuatannya.

As-Sunnah berfungsi untuk memperjelas, menafsirkan isi atau kandungan dari ayat-
ayat Al-Qur’an dan memperkuat pernyataan ayat-ayat Al-Qur’an serta
mengembangkan segala sesuatu yang samar-samar atau bahkan tidak ada
ketentuannya di dalam Al-Qur’an.
3. Ijtihad
Ijtihad yaitu mengerahkan segala kemampuan berpikir secara maksimal untuk
mengeluarkan hukum syar’i dari dalil-dalil syara’ yaitu Qur’an dan hadits. Ijtihad
dapat dilakukan jika ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam Al-
Qur’an maupun  hadits, maka dapat dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal
pikiran dengan tetap mengacu dan berdasarkan pada Al-Qur’an dan  hadits.

Macam-macam Ijtihad

 Ijma’
Yaitu kesepakatan para ulama (mujathid) dalam menetapkan suatu hukum-hukum
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Keputusan
bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad untuk kemudian
dirundingkan dan disepakati. Adapun hasil dari ijma’ adalah fatwa, yakni keputusan
bersama para mujtahid yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
 Qiyas
Yaitu menggabungkan atau menyamakan. Artinya menetapkan suatu hukum atau
suatu perkara yang baru muncul, yang belum ada pada masa sebelumnya namun
memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara
terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat,
bila memang terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-masa
sebelumnya.
 Istihsan
Yaitu tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya disebabkan karena
adanya suatu dalil syara’ yang mengharuskan untuk meninggalkannya. Berbeda
dengan Al-Quran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas yang kedudukannya sudah disepakati oleh
para jumhur ulama sebagai sumber hukum Islam. Istihsan ini adalah salah satu
cara yang digunakan hanya oleh sebagian ulama saja.
 MaslahahMursalah
Yakni kemaslahatan yang tidak disyari’atkan oleh syar’i dalam wujud hukum, dalam
rangka menciptakan kemaslahatan, disamping tidak terdapat dalil yang membenarkan
atau menyalahkan.
 SududzDzariah
Yakni tindakan dalam memutuskan sesuatu yang mubah menjadi makruh atau haram
demi kepentingan dan kemaslahatan umat.
 Istishab
Yakni menetapkan ssuatu keadaan yang berlaku sebelumnya hingga adanya dalil yang
menunjukkan adanya perubahan keadaan itu. Atau menetapkan berdasarkan hukum
yang ditetapkan pada masa lalu secara abadi berdasarkan keadaan, hingga terdapat
dalil yang menunjukkan adanya perubahan.
 Urf
Yaitu segala sesuatu yang sudah dikenal oleh manusia karena telah menjadi
kebiasaan, adat atau tradisi baik bersifat perkataan, perbuatan atau dalam kaitannya
dengan meninggalkan perbuatan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai