Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia pendidikan berbagai masalah hidup yang dialami siswa di sekolah

sangat beragam bila dilihat dari aspek hubungan sosialnya. Ada siswa yang cepat

beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya, menyesuaikan diri dengan budaya

yang berlaku di sekolah, dan ada juga siswa yang lamban, terutama dalam hal

penyesuaian diri. Woodworth (dalam Gerungan, 2010: 59), menyatakan pada

dasarnya terdapat empat jenis hubungan antar individu dengan lingkungannya.

Individu dapat bertentangan dengan lingkungannya, individu dapat menggunakan

lingkungannya, individu dapat berpartisipasi (ikut serta) dengan lingkungannya,

dan individu dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

Siswa berada pada lingkungan sekolah dengan corak kehidupan sosial

yang hampir sama, termasuk dalam aspek usia. Siswa sedang dalam masa

perkembangan, mereka senang dengan penjelajahan dan mencari sesuatu yang

baru sebagai bahan pertimbangan dalam mencari jati dirinya. Dalam masa

pencarian jati diri tidak jarang mereka menemukan permasalahan atau persoalan

dimana permasalahan tersebut dapat mereka selesaikan sendiri yang membuat

dirinya semakin kaya pengalaman hidup namun kadang permasalahan itu tidak

dapat mereka selesaikan sendiri yang membuat dirinya terbebani dan menghambat

tugas-tugas perkembangan dirinya. Di sekolah siswa mulai mengenal peraturan-

peraturan tertentu, dan norma-norma sosial yang harus ia patuhi. Siswa belajar

menyesuaikan diri dengan norma-norma yang sudah terbentuk dalam kelompok

1
2

dan siswa belajar mengebelakangkan keinginan-keinginan individual demi

kebutuhan kelompoknya.

Erikson (dalam Huda, 2013) menyatakan remaja bukan sekedar

mempertanyakan siapa dirinya, tapi bagaimana dan dalam konteks apa atau dalam

kelompok apa dia bisa menjadi bermakna dan dimaknakan. Pendapat tersebut

menegaskan bahwa keinginan untuk diakui dan diterima dalam kelompok akan

menjadi fokus siswa dalam berinteraksi di lingkungan sosial yang menyebabkan

timbulnya konformitas siswa. Baron dan Byrne (2005) mengartikan konformitas

merupakan suatu pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah

laku agar sesuai dengan norma sosial yang ada.

Konformitas adalah suatu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok teman

sebaya terhadap anggotanya tetapi memiliki pengaruh yang kuat dan dapat

menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu pada anggota kelompok

(Zebua dan Nurdjayadi dalam Fitriyani, dkk, 2013). Konformitas merupakan ciri

pembawaan kepribadian yang cenderung membiarkan sikap dan pendapat orang

lain untuk menguasai dirinya. Pada dasarnya konformitas merupakan suatu

perilaku baik yang dimiliki individu. Namun bila konformitas itu negatif, maka

berpotensi untuk menghilangkan identitas diri individu tersebut. Seluruh

perilakunya akan terbentuk dengan meniru perilaku orang lain dalam kelompok,

sikap dalam mengambil keputusan juga akan dipengaruhi oleh kelompok, dan

sulit keluar dari pengaruh kelompok. Hal ini membuat individu menjadi

kehilangan jati dirinya.


3

Berdasarkan fenomena yang ditemukan di sekolah dan diperkuat dengan

wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru bimbingan dan konseling peserta

didik kelas X dalam hubungan sosialnya sering mengalami permasalahan yang

dimanifestasikan atau diwujudkan dalam agresif. Mereka sering bertengkar

dengan teman mulai dari mengejek, mengolok-olok, mengancam, beradu fisik,

memukul, menendang, juga melakukan tindakan patologi sosial merokok, minum-

minuman keras, dan tawuran. Agar tidak dikucilkan biasanya tiap-tiap anggota

kelompok berusaha untuk menjadi konformis, yaitu tidak berbeda dengan orang

lain di dalam kelompoknya. Hal ini senada dengan pendapat Myers (2012 : 53)

yang mengungkapkan bahwa konformitas merupakan perubahan dalam perilaku

atau kepercayaan sebagai hasil dari tekanan kelompok yang nyata atau hanya

berdasarkan imajinasi. Berdasarkan hal tersebut dorongan demikian tidak hanya

datang dalam bentuk tekanan-tekanan kelompok ataupun tekanan dari anggota

kelompok yang lain.

Perilaku tersebut merupakan bagian dari pelampiasan emosi peserta didik

dimana mereka kurang memiliki daya pengendalian diri yang kuat sehingga

untuk kepuasan hatinya mereka menyerang baik fisik maupun psikis orang lain

ataupun dirinya sendiri. Mengingat permasalahan agresifitas merupakan perilaku

yang melibatkan orang lain baik pribadi maupun kelompok. Seluruh perilakunya

akan terbentuk dengan meniru perilaku orang lain dalam kelompok, sikap dalam

mengambil keputusan juga akan dipengaruhi oleh kelompok, dan sulit keluar dari

pengaruh kelompok.
4

Agresif dapat dipahami sebagai suatu perilaku yang bertujuan untuk

melukai orang lain baik secara verbal maupun non verbal, secara fisik maupun

psikis, langsung maupun tidak langsung (Anantasari, 2006: 80) agresif merupakan

perilaku atau sikap bermusuhan, mengancam perilaku atau tindakan. Agresifitas

adalah sikap yang bermusuhan yang ada pada diri manusia. Agresifitas ini dapat

dilihat dari bentuk menyerang dan menghancurkan atau merusak, tetapi juga

dalam bentuk sikap bermusuhan terhadap sesama manusia (Kurt Singer, 1991:

148). Agresif adalah sikap atau tindakan yang berusaha untuk menyakiti orang

lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun penyebabnya adalah

bisa berasal dari internal yakni lingkungan keluarga, lingkungan eksternal yakni

lingkungan sekolah dan masyarakat .

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis berkeinginan melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Konformitas Terhadap Agresi Siswa SMA Negeri 1

Kendari”.

1.2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada dua hal yaitu :

a. Konformitas pada siswa

b. Agresi pada siswa Siswa SMA Negeri 1 Kendari.

c. Pengaruh Konformitas terhadap agresi siswa

1.3. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian yakni “Apakah terdapat pengaruh

konformitas terhadap agresi siswa kelas SMA Negeri 1 Kendari.?”.


5

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konformitas terhadap

agresi siswa SMA Negeri 1 Kendari.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat teoritis

Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan di bidang

bimbingan dan konseling dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya.

1.5.2. Manfaat praktis

1. Hasil penelitian ini dapat menambah pemahaman dan pengembangan teori

melalui kajian teori selama penyusunan tugas akhir.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak sekolah

untuk mengantisipasi konformitas dan agresi pada siswa SMA Negeri 1

Kendari.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan berguna bagi Guru BK dalam

memilih penanganan terhadap siswa yang mengalami konformitas yang

berdampak pada agresi siswa di SMA Negeri 1 Kendari.

Anda mungkin juga menyukai