Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

HIPERTENSI

Sub Pokok Bahasan : Hipertensi


Hari / Tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020
Waktu : 20 Menit
Tempat : Rumah Keluarga
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

A. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi selama 20 menit
diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami apa itu pengertian hipertensi, penyebab
hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, patofiologi, manifestasi klinis, klarifikasi
hipertensi, komplikasi hipertensi

2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan ini pasien dan keluarga dapat :
1) Mengetahui pengertian Hipertensi
2) Mengetahui penyebab Hipertensi
3) Mengetahui tanda dan gejala Hipertensi
4) Mengetahui patofiologi
5) Mengetahui manifestasi klinis Hipertensi
6) Mengetahui klarifikasi Hipertensi
7) Mengetahui komplikasi Hipertensi

B. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


No Tahap Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan - Mengucapkan - Menjawab 5 menit
salam salam
- Memperkenalkan - Mengenal
diri penyuluh
- Menyampaikan - Mengerti
tujuan dan tujuan dan
maksud dari maksud dari
penyuluhan penyuluhan
- Menyebutkan - Mengetahui
materi apa yang
penyuluhan yang akan
akan diberikan disampaikan
- Menjelaskan - Mendengark
kontrak waktu an materi
dan mekanisme penyuluhan
kegiatan yang
diberikan
2 Pelaksanaan - Menjelaskan - Mendengark 10 menit
materi yang an,
akan memperhatik
disampaikan an serta
berperan
aktif dalam
kegiatan
- Memperhatik
an dan
mendengarka
n materi
penyuluhan
yang
disampaikan

3 Tanya Jawab dan - Memberikan - Peserta 10 menit


Evaluasi kesempatan penyuluhan
peserta mengajukan
penyuluhan pertanyaan
untuk mengenai
mengajukan materi yang
pertanyaan belum
mengenai dipahami
materi yang - Mendengark
belum an dan
dipahami memperhatik
- Menjawab an jawaban
pertanyaan penyaji
yang mengenai
diajukan pertanyaan
peserta peserta
penyuluhan penyuluhan
- Menanyakan - Para peserta
kembali penyuluhan
materi yang menjawab
telah pertanyaan
disampaikan yang
- Penyuluh diajukan
menyimpulk oleh penyaji
an materi - Para peserta
yang sudah penyuluhan
disampaikan mendengarka
n kesimpulan
materi yang
disampaikan
4 Teriminasi - Mengucapka - Peserta 5 menit
n terima mendengarka
kasih - Menjawab
- Mengucapka salam
n salam - Menerima
- Tim leaflet yang
penyuluh dibagikan
membagikan tim penyuluh
leaflet
kepada
peserta
penyuluhan

C. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
D. MEDIA/ALAT PERAGA
- Leaflet
- PPT

E. MATERI
Materi terlampir

F. EVALUASI
Prosedur : Post Test
Bentuk Test : Lisan
Metode : Tanya Jawab/diskusi

a. Evaluasi Struktur
1) Keluarga pasien hadir dalam kegiatan pedidikan kesehatan
2) Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan.
3) Pembuatan SAP, leaflet dan poster dilakukan 2 hari sebelumnya
4) Pengorganisasian penyelenggaraan pendidikan kesehatan dilakukan sebelum
dan saat pendidikan kesehatan dilaksanakan

b. Evaluasi Proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Peserta mendengar dan memperhatikan penyuluhan.
3) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.
4) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan SAP yang telah disusun
5) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description yang telah
6) disusun.

c. Evaluasi Hasil
1) Pasien dan keluarga yang ada sejumlah 5 orang atau lebih.
2) Acara dimulai tepat waktu.
3) Keluarga dan pasien mampu menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan
penyuluh.
Materi :
HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah  tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg
( Smeltzer, 2001).
Menurut Price (2005) Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di
mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Hipertensi
berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan tensi yang artinya tekanan darah.
Menurut American Society of Hypertension (ASH), pengertian hipertensi adalah suatu
sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi
lain yang kompleks dan saling berhubungan (Sani, 2008).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah secara kronis dan persisten dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg.

B. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti
umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita
kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini
menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya
Hipertensi. (Smeltzer, 2001).
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,
merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh
terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga
melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak
beraktivitas. (Price, 2005)
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini
dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang
tinggal di kota. (Price, 2005)
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi
dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
terjadinya  Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal. ( Smeltzer,
2001)
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena
orang yang terserang cukup  banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan, serta
mempunyai konsekuensi tertentu.
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2 golongan  yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial à tidak diketahui penyebabnya, biasanya dihubungkan
dengan faktor keturunan, kebiasaan hidup, konsumsi garam dan lemak tinggi,strees,
merokok
2. Hipertensi sekunder à penyebab pada umumnya dapat diketahui secara pasti, seperti :
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.

C. Tanda dan Gejala


Seringkali hipertensi terjadi tampa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit. Pada
umumnya sebagai berikut :
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual dan muntah
4. Sesak nafas
5. Pandangan menjadi kabur
6. Mata berkunang –kunang
7. Mudah marah
8. Telinga berdengung
9. Sulit tidur
10.Rasa berat ditengkuk

D. Patofiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula pada sistem
saraf simpatis, yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis.
           Pada titik ini, neuron preganglion melepaskana setilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap
rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.
           Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epineprin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstrikstriktor kuat. Yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
           Perubahan struktur dan fungsional pada system perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
arterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot
polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompaoleh jantung (volume
sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan parifer
(Bruner dan Suddarth, 2001).

E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi menurut (Julius,2008):
1. Meningkatkan tekanan darah > 140/90 mmHg,
2. Sakit kepala
3. Epistaksis
4. Pusing/migraine
5. Rasa berat ditengkuk
6. Sukar tidur
7. Mata berkunang kunang
8. Sesak nafas
9. Lemah dan lelah
10.muka pucat

F.  Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel berikut:
Klasifikasi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage I140-150 90-99
Hipertensi stage II>150 >100

Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO :


Kategori Sistol (mmHg) Diastol
(mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat I (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub group: Perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) >180 >110
Hipertensi Sistol terisolasi >140 <90
Sub group: Perbatasan 140-149 <90

G. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari hipertensi yang mungkin muncul menurut
(Julius,2008) :
1. Efek pada jantung kongestif, strroke dan angina pectoris
2. Gagal jantung
3. Kerusakan pembuluh darah 0tak berupa pecah nya pembuluh darah stroke dan
kerusakan dinding pembuluh darah
4. Gagal ginjal
5. Kerusakan pada mata yang menyebabkan gangguan pengliahatan sampai dengan
kebutaan

H.   Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan menurut (Yogiantoro, 2006):
1. Makanan
Konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya serat, seperti roti dari biji-bijian
utuh, beras merah, serta buah dan sayuran. Kurangi konsumsi garam dalam makanan
Anda, setidaknya tidak lebih dari 6 gram garam per hari (sekitar satu sendok teh).
2. Berat Badaan
Meski hanya beberapa kilo, menurunkan berat badan akan membuat perbedaan besar
pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.
3. Olahraga
Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta pembuluh darah dalam
kondisi baik, olahraga dan rutin beraktivitas perlu dilakukan. Bagi orang dewasa,
beraktivitas dengan intensitas menengah ( bersepeda atau jalan cepat) setidaknya harus
dilakukan selama 2 hingga 3 jam setiap minggu.
4. Terapi relaksasi
Seperti yoga atau meditasi. Terapi-terapi tersebut dapat membantu Anda untuk
mengendalikan stres.
5. Minuman keras
Batas konsumsi minuman keras yang dianjurkan dalam sehari adalah 2 hingga 2,5
kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk pria. Dan maksimal 2 kaleng bir berkadar
alkohol 4,7 persen untuk wanita. Risiko hipertensi akan meningkat jika Anda
mengonsumsi minuman keras terlalu sering dan berlebihan.
6. Merokok
Rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tapi akan mempertinggi
risiko serangan jantung dan stroke karena dapat memicu penyempitan arteri. Kombinasi
merokok dan hipertensi akan meningkatkan risikopenyakit jantung atau paru-paru secara
drastic
7. Kafein
Kurangi konsumsi minuman yang mengandung banyak kafein seperti kopi, teh, cola
serta minuman berenergi. Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa
meningkatkan risiko hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien


Indonesia. “Penuntun Diet”; Edisi Baru, Jakarta, 2004, PT Gramedia
Pustaka Utama
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita
Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI, Jakrta, 1999
http://matanews.com/2009/09/12/mitos-salah-tentang-hipertensi/
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/174-mengatasi-
tekanan-darah-tinggi-atau-hipertensi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi

Anda mungkin juga menyukai