Anda di halaman 1dari 6

ATMAN

1. Pengertian Atman

Atman atau Atma dalam Hindu merupakan percikan kecil dari Brahman yang berada di
dalam setiap makhluk hidup. Atman di dalam badan manusia disebut: Jiwatman
atau jiwa atau roh yaitu yang menghidupkan manusia. Demikianlah atman itu menghidupkan
sarwa prani (makhluk di alam semesta ini). Indria tak dapat bekerja bila tak ada atman. Atman
itu berasal dari Brahman, bagaikan matahari dengan sinarnya. Brahman sebagai matahari dan
atman-atman sebagai sinar-Nya yang terpencar memasuki dalam hidup semua makhluk.

2. Fungsi Atman

a. Sebagai sumber hidup citta dan sthula sariranya mahkluk.


b. Bertanggung jawab atas baik buruk atau amal dosa dari segala karmanya mahkluk yang
bersangkutan.
c. Menjadi tenaga hidup dari suksma sariranya makluk yang bersangkutan.

3. Sifat-sifat Atman

Dalam Bhagavad Gita dijabarkan mengenai sifat-sifat Atman, diantaranya adalah:

1. Achedya: tak terlukai oleh senjata


2. Adahya: tak terbakar oleh api
3. Akledya:tak terkeringkan oleh angin
4. Acesyah: tak terbasahkan oleh air
5. Nitya: abadi
6. Sarwagatah: di mana- mana ada
7. Sthanu: tak berpindah- pindah
8. Acala: tak bergerak
9. Awyakta: tak dilahirkan
10. Acintya: tak terpikirkan

11. Awikara: tak berubah dan sempurna tidak laki- laki ataupun perempuan.

12. Sanatana: selalu sama


4. Atman dalam Bhagavad Gita

Berikut adalah beberapa kutipan sloka yang memuat sifat-sifat Atman dalam Bhagavad
Gita:

nainaḿ chindanti śastrāṇi


nainaḿ dahati pāvakaḥ
na cainaḿ kledayanty āpo
na śoṣayati mārutaḥ

“Senjata tidak dapat melukai Dia dan api tidak bisa membakar- Nya angin tidak dapat
mengeringkan Dia dan air tidak bisa membasahi- Nya”

Bhagavad Gita II.23

achedyo 'yam adahyo 'yam


akledya 'soshya eva cha
nityah sarwagatah sthanur
achalo 'yam sanatanah

“Dia tidak dapat dilukai, dibakar juga tidak dikeringkan dan dibasahi Dia adalah abadi, tiada
berubah tiada bergerak, tetap selama- lamanya”

Bhagavad Gita II.24

Awyakto 'yam achintyo 'yam


Awikaryo 'yam uchyate
tasmad ewam widitasi 'nam
na 'nusochitum arhasi.

“Dia dikatakan tidak termanifestasikan tidak dapat dipikirkan, tidak berubah- ubah
dan mengetahui halnya demikian engkau hendaknya jangan berduka”

Bhagavad Gita II.25


Atman tidak dapat menjadi subyek atau objek dan tindakan atau pekerjaan. Atman tidak
terpengaruh akan perubahan-perubahan yang dijalani maupun dialami pikiran, hidup dan jasad
atau badan jasmani. Badan jasmani bisa berubah, lahir, mati, datang dan pergi, namun Atman
tetap langgeng untuk selamanya.

5. Empat jalan menemukan atman

Untuk menemukan Atman yang tersembunyi di dalam diri manusia, manusia harus
melakukan Yoga. Jika telah menemukan dan bersatu dengan Atman, maka barulah manusia
mencapai kebahagiaan sempurna. Yoga berfungsi menyatukan jiwa manusia dengan Atman,
yang tersembunyi di dalam lubuk hati yang paling dalam. "Karena semua latihan rohani India
(yang dibedakan dengan latihan jasmani) sungguh dimaksudkan untuk mencapai tujuan praktis
ini, bagaimana caranya mencapai Brahman dan hidup seperti Brahman."

Ada empat jalan (yoga) untuk menemukan Atman, namun empat jalan tersebut membawa
kepada tujuan yang satu. Manusia dapat memilih salah satu dari empat jalan tersebut
berdasarkan pribadi orang tersebut. Menurut analisis Hindu, pada umumnya ada empat tipe
pribadi manusia yaitu suka merenung, aktif, emosional, dan empiris (menekankan
pengalaman).

Keempat jalan tersebut dimulai dari beberapa petunjuk penting mengenai


kesusilaan. Karena tujuan akhir dari masing-masing jalan adalah untuk menjernihkan
permukaan diri kita agar dapat terlihat unsur keilahian yang dibawahnya, maka tentu saja
pribadi itu harus dibersihkan dari kotoran moral yang besar. Orang yang ingin melakukan yoga
harus memulai kebiasaan serta praktik hidup yang bermoral.

1. Jalan melalui Pengetahuan / Jnana Marga Yoga

Jalan melalui pengetahuan atau jnana yoga diperuntukkan bagi orang-orang yang
mempunyai kecenderungan intelektual yang kuat. Bagi orang seperti itu, Hindu menawarkan
serangkaian semadi dan pembuktian logis yang dimaksudkan untuk meyakinkan si pemikir
bahwa ada hal yang lebih dari dirinya yang berhingga itu.

Jalan untuk memperoleh pengetahuan ini terdiri dari tiga langkah yaitu mendengar,
berpikir, dan pengalihan. Pertama adalah mendengar, yakni mendengar ucapan dari orang-
orang bijaksana, dan kitab-kitab suci. Tujuannya agar orang yang bersangkutan berkenalan
dengan hipotesis pokok bahwa di pusat jati dirinya terdapat sumber kehidupan yang tak
berhingga yang tidak dapat dipadamkan. Langkah kedua adalah berpikir, yaitu Atman yang
tadinya berupa konsep kosong, diubah menjadi kenyataan penting. Langkah ketiga adalah
pengalihan identifikasi dirinya dengan roh abadi dengan mencoba membayangkan dirinya
sebagai roh abadi itu. Ia harus melihat dirinya dari sudut pandang yang berbeda seolah-olah ia
adalah pribadi yang berbeda, karena memang dirinya adalah fana dan hanya atman yang nyata.

2. Jalan melalui Cinta

Jalan melalui cinta atau bhakti yoga berbeda dengan jnana yoga. Dalam jnana yoga
gambaran tentang Tuhan bagaikan suatu samudera yang tak berhingga dan berada di dasar diri
kita. Tuhan dibayangkan sebagai Diri yang merembesi segala sesuatu yang sepenuhnya berada
di dalam manusia ataupun di luar manusia. Tugas manusia adalah mengenal persatuan diri
dengan Tuhan, dan Tuhan bukan dipahami sebagai pribadi. Akan tetapi, bagi seseorang yang
lebih mengutamakan cinta daripada pikiran, Tuhan pastilah kelihatan berbeda dengan hal-hal
tersebut. Pertama, bhakti akan menolak semua pandangan yang menyatakan Tuhan adalah diri
pribadinya, bahkan dirinya yang paling dalam, dan berkeras bahwa Tuhan lain dari dirinya.
Alasannya, karena cinta merupakan perasaan yang dicurahkan keluar. Kedua, tujuan jnana
berbeda dengan bhakti.[4] Tujuannya bukanlah melihat kesatuan dirinya dengan Tuhan,
melainkan untuk memuja Tuhan dengan segenap kemampuan yang ada pada dirinya. Apa yang
harus dilakukan adalah mencintai Tuhan dengan setulus hati, mencintai dalam kehidupan,
mencintai hal lain karena Dia, dan mencintai-Nya tanpa pamrih apapun.

Ada tiga cara pendekatan bhakti yang perlu diketahui yaitu:

• Japa, yaitu latihan menyebut nama Tuhan berulang-ulang kali.


• Mendengungkan pergantian cinta, menunjukan kenyataan bahwa ada berbagai jenis cinta,
misalnya cinta anak-orang tua dan suami-istri, dan lain-lain. Cara ini mendorong orang
yang melakukan yoga mengalihkan semua cinta kepada Tuhan.
• Pemujaan terhadap Tuhan menurut bentuk ideal seseorang. Menurut agama Hindu ada
tingkatan-tingkatan cinta yang semakin mendalam dan timbal balik. Tahap pertama adalah
sikap mereka yang dilindungi terhadap si pelindung. Tahap kedua adalah tahap
persahabatan, di mana Tuhan dipandang sebagai teman bahkan teman sepermainan. Tahap
ketiga adalah sikap cinta orang tua di mana Tuhan dipandang manusia sebagai anak.
3. Jalan melalui Kerja

Jalan melalui kerja atau karma yoga ditujukan secara khusus bagi orang yang berwatak
aktif. Kerja adalah pokok kehidupan manusia. Dorongan bekerja bukanlah motivasi ekonomis,
melainkan motivasi psikologis. Manusia akan merasa gelisah atau kehilangan semangat saat
tidak bekerja. Jalan ini ditujukan secara khusus bagi orang yang berwatak aktif. Jalan ini
menggunakan kerja sebagai sarana untuk menuju Tuhan.

Karma yoga mempunyai rute-rute alternatif tergantung pada pendekatan kita, apakah
dengan filosofis atau dengan sikap cinta. Jadi karma yoga dapat dipraktikkan dengan gaya
jnana yoga (pengetahuan) atau bhakti yoga (cinta). Pekerjaan dapat menjadi wahana menuju
Tuhan melalui kedua hal tersebut, karena agama Hindu mengajarkan bahwa setiap tindakan
yang dilakukan pada dunia di luar kita mempunyai reaksi yang sepadan di dalam diri
pelakunya. Setiap perbuatan yang manusia lakukan untuk kepentingan kesejahteraan diri
manusia akan menambah satu lapisan ego yang semakin mempertebal jarak antara dirinya dan
Tuhan, baik yang dipahami di dalam diri maupun di luar diri. Demikian pula setiap tindakan
yang dilakukan tanpa mengingat kepentingan diri sendiri, akan mengurangi hambatan untuk
mencapai Atman di dalam diri, hingga akhirnya tidak ada hambatan yang mengaburkan
hubungan seseorang dengan Tuhan.

Seorang yang menganut jalan karma yoga akan berusaha melakukan setiap hal yang
dihadapinya seakan-akan hal itu merupakan satu-satunya tugas yang harus dikerjakannya. Ia
akan berusaha memusatkan perhatiannya secara utuh dan mantap terhadap setiap tugas, dengan
menjauhkan segala bentuk ketidaksabaran, kegembiraan, ataupun usaha yang sia-sia untuk
melakukan atau mengingat berbagai hal lainnya dalam waktu yang sama. Ia akan berusaha
sekuat tenaga, karena jika tidak berarti ia telah menyerah kepada kemalasan yang merupakan
sifat mementingkan diri.

4. Jalan melalui Latihan Psikologis

Jalan melalui latihan psikologis disebut juga raja yoga karena jenis yoga ini mampu
membawa orang ke taraf yang tinggi. Satu-satunya syarat yang diperlukan untuk menempuh
raja yoga ini adalah dimilikinya suatu dugaan kuat bahwa diri manusia sebenarnya jauh lebih
mengagumkan dari yang kita sadari saat ini. Orang yang melakukan raja yoga akan melakukan
percobaan terhadap rohaninya sendiri dengan hipotesis bahwa Atman ada di dalam lapisan-
lapisan diri manusia. Tujuan raja yoga adalah untuk membuktikan keabsahan dari pandangan
tentang lapisan-lapisan ini.
Tahap-tahap dari raja yoga ada delapan tingkat, namun dapat dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:

a. Persiapan etis atau persiapan di bidang kesusilaan, yaitu tidak membunuh atau membenci
apapun juga, tidak mencuri, tidak berbuat mesum, tidak berbuat curang, dan harus murni
secara batin.
b. Persiapan badani, yaitu orang harus menguasai gerak-gerik, napas tubuh, serta
perasaannya.
c. Merenung, yaitu orang harus dapat memusatkan perhatiannya kepada sesuatu supaya
menjadi tenang. Setelah tenang orang harus merenungkan sesuatu.
d. Samadhi, yang menghapuskan perasaan adanya identitas. Tubuh dan pikiran menjadi mati
terhadap segala perangsang dari luar. Hanya sasaran yang direnungkan itulah yang tinggal
bersinar-sinar.

Jika telah dapat mencapai tahap ini, maka ia telah mencapai tingkatan moksa, yaitu
kesadaran bahwa segala sesuatu adalah satu dan dengan pengalamannya ia merealisasikan
kesatuan itu. Baginya hanya Atman/Brahman saja yang kekal, sedangkan segala yang lain di
dalam dunia ini adalah maya atau tidak nyata.

Anda mungkin juga menyukai