Resum Biokim Sudiman Nur Fajri
Resum Biokim Sudiman Nur Fajri
Disusun oleh :
d. Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan
gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh adalah:
1. L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
2. Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan gugus karboksil.
e. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, yaitu:
1. Rasemase
mengubah l-alanin <–> D-alanin
2. Epimerase
merubah D-ribulosa-5-fosfat <–> D-xylulosa-5-fosfat
3. Cis-trans isomerase
merubah transmetinal <–> cisrentolal
4. Intramolekul ketol isomerase,
merubah D-gliseraldehid-3-fosfat <–> dihidroksi aseton fosfat
f. Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan
dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah
enzim asetat=CoASH ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai berikut:
Asetat + CoA-SH + ATP <–> Asetil CoA + AMP + P-P
a. Inhibitor kompetitif
Zat penghambat ini mempunyai struktur yang menyerupai dengan substrat.
Oleh sebab itu, zat penghambat dan substrat bersaing untuk sanggup bergabung
dengan enzim membentuk kompleks enzim- substrat. Selain menghambat ikatan
antara enzim dengan substrat, inhibitor sanggup menghambat penguraian dan
pembentukan senyawa baru. Inhibitor berikatan lemah (ikatan ion) dengan enzim
pada sisi aktifnya sehingga inhibitor ini bersifat reversibel. melalui atau bersama
ini menambah kepekatan substrat, inhibitor tidak bisa lagi bergabung dengan
enzim. Contoh dan Penjelasan inhibitor kompetitif adalah asam malonat, yang
menghambat ikatan antara enzim dengan asam suksinat. Kerja suatu enzim selama
metabolisme tidak selalu berjalan lancar tanpa ada yang menghala Penghambat
Kerja Inhibitor Enzim
b. Inhibitor non-kompetitif
Pada umumnya, inhibitor ini tidak mempunyai struktur yang menyerupai
dengan substrat dan bergabung dengan enzim pada cuilan selain sisi aktif enzim.
Jika inhibitor ini bergabung dengan enzim maka akan mengubah bentuk sisi aktif
enzim. melalui atau bersama ini demikian, bentuk sisi aktif tidak sesuai lagi
dengan bentuk substrat (ingat model kerja enzim teori gembok– kunci). Contoh
dan Penjelasan inhibitor non-kompetitif, antara lain: pestisida (DDT) dan paration
yang menghambat kerja enzim dalam sistem syaraf, serta antibiotik dan penisilin
pada sel bakteri. Berbeda dengan dua macam inhibitor yang lain, inhibitor
irreversibel menempel pada sisi aktif enzim dengan sangat besar lengan berkuasa
(ikatan kovalen) sehingga tidak sanggup lepas dari enzim (irreversibel).
Akibatnya, enzim menjadi tidak aktif.
Topik 2 : Pengantar Metabolisme
Interelasi Metabolisme Adalah proses metabolisme Karbohidrat, lemak, Protein
yang pada mulanya berproses sendiri-sendiri, ——— karbohidrat menghasilkan
glukosa, Lemak menghasilkan gliserol dan asam lemak serta protein menghasilkan
asam amino—— tetapi pada akhirnya akan terjadi interelasi (saling berinteraksi pada
suatu siklus yang dinamakan siklus kreb) antar metabolisme zat gizi, dengan hasil
akhir pembentukan CO2, H2O dan NH3 dengan sejumlah energi potensial dalam
bentuk Fosfat Berenergi Tinggi (ATP) termasuk energi yang dihasilkannya.
Proses dan hasil dari interelasi metabolisme terutama Energi Potensial adalah
proses terjadinya metabolisme energi yang bersumber dari melekul Karbohidrat,
Lemak dan Protein, terjadi didalam mitokondria (komponen dalam sel) dan akan
menghasilkan sejumlah energi :
a. Pada penguraian 1gram glukosa (Karbohidrat) menjadi CO2, H2O (air) akan
menghasilkan energi sebesar 4 Kkal
b. Pada penguraian 1gram asam lemak (lemak) menjadi CO2, H2O(air) akan
menghasilkan energi sebesar 9 Kkal
c. Pada penguraian 1gram asam amino (protein) menjadi CO2, H2O(air) dan
NH3 akan menghasilkan energi sebesar 4 Kkal
Metabolisme itu sendiri adalah seluruh rangkaian reaksi biokimia yang terjadi di
dalam sel tubuh membentuk melekul besar (anabolisme) maupun kecil (katabolisme).
Dimana katabolisme merupakan rangkaian reaksi-reaksi (Karbohidrat, Lemak dan
Protein) dimana terjadi oksidasi alamia didalam sel yang menguraikan melekul besar
menjadi melekul kecil dan menghasilkan energi. Sedangkan anabolisme merupakan
rangkaian reaksi reduksi alamia didalam sel dari melekul kecil yang membutuhkan
energi untuk membentuk melekul besar.
Reaksi Anabolisme dan katabolisme berlangsung secara cepat. Terjadi karena
adanya katalisator yaitu enzim (melekul protein), berfungsi secara cepat karena
adanya : ko enzim yaitu beberapa vitamin B Complek dan kofaktor yaitu beberapa
mineral, serta adanya media air.
ATP yang dihasilkan dari interelasi metabolisme merupakan bahan penyedia
energi tubuh, terjadi dalam mitokandria kemudian diterima oleh nukleotida dengan
gugus fosfat berenergi rendah sampai berenergi tinggi, Nukleotida berenergi rendah
menerima energi ADP (Adenosin Difosfat) ditambah dengan gugus fosfat ADP akan
menjadi ATP (denosin Trifosfat) yang berenergi tinggi sebagai penyedia energi.
ADP + Energi + Fosfat a’ ATP
Bila sel atau tubuh memerlukan energi akan terjadi penguraian ATP menjadi ADP
lagi yang menghasilkan energi untuk dipergunakan berbagai kegiatan
ATP a’ ADP + Fosfat + Energi
Fungsi Energi dari Penguraian ATP atau ATP yang yang terurai akan sangat berguna
untuk sel dan penggerakan otok yaitu
Untuk Keperluan sel :
Proses pencernaan, menyerapan, dan mengangkut zat gizi penghasilan energi
hingga masuk kedalam sel di dalam sel akan berguna
Membentuk melekul baru (misal. Enzim, hormon dan antibody
Mengganti struktur sel yang rusak
Mengeluarkan dan memasukan zat-zat dari dan kedalam sel
Membentuk melekul cadangan energi
Untuk pergerakan otot
aktif maupun istirahat
diperintah otak maupun tidak diperintah otak
Atau secara keseluruhan Energi (Kalori) yang dihasilkan dari penguraian ATP akan
digunakan untuk :
1. Aktifitas saat tubuh istirahat Basal (Basal Energy Expenditure= BEE ),
2. Aktifitas Fisik ( AF) dan
3. Pengaruh termis dari makanan (thermic effect of food = TEF).
4. Seluruh Energi yang digunakan tubuh ini adalah Penjumlahan dari BEE +AF
+ TEF. Inilah yang disebut dengan Penentuan Energi (kalori) Total.
ADP + Energi + Fosfat a’ ATP
Bila sel atau tubuh memerlukan energi akan terjadi penguraian ATP menjadi ADP
lagi yang menghasilkan energi untuk dipergunakan berbagai kegiatan
ATP a’ ADP + Fosfat + Energi
Fungsi Energi dari Penguraian ATP atau ATP yang yang terurai akan sangat berguna
untuk sel dan penggerakan otok yaitu
Untuk Keperluan sel :
a. Proses pencernaan, menyerapan, dan mengangkut zat gizi penghasilan
energy hingga masuk kedalam sel di dalam sel akan berguna
b. Membentuk melekul baru (misal. Enzim, hormon dan antibody
c. Mengganti struktur sel yang rusak
d. Mengeluarkan dan memasukan zat-zat dari dan kedalam sel
e. Membentuk melekul cadangan energi
Untuk pergerakan otot
a. aktif maupun istirahat
b. diperintah otak maupun tidak diperintah otak
Atau secara keseluruhan Energi (Kalori) yang dihasilkan dari penguraian ATP akan
digunakan untuk :
1. Aktifitas saat tubuh istirahat Basal (Basal Energy Expenditure= BEE ),
2. Aktifitas Fisik ( AF) dan
3. Pengaruh termis dari makanan (thermic effect of food = TEF).
4. Seluruh Energi yang digunakan tubuh ini adalah Penjumlahan dari BEE +AF
+ TEF. Inilah yang disebut dengan Penentuan Energi (kalori) Total.
KEDUA : Aktifitas Fisik ( AF) dibagi dalam tiga aktifitas. Aktifitas sangat ringan dan
ringan menggunakan energi sebesar 30 – 50 % dari BEE. Aktifitas sedang 50 – 75 %
dari BEE. Dan Aktifitas berat (kerja berat) menggunakan energi 75 % dari BEE.
Aktifitas ini dikontrol oleh otak. Aktifitas SANGAT RINGAN bila dilakukan sambil
duduk dengan sedikit menggunakan otot tangan, seperti mengetik, menyiangi
sayuran, dll. Aktifitas RINGAN bila menggunakan otot tangan dengan lebih kuat
seperti menyeterika atau dengan menggunakan otot tangan dan kaki dengan santai.
Aktifitas SEDANG berupa aktifitas-aktifitas orang yang setara dengan orang yang
berjalan cepat diselingi dengan lari-lari kecil. Sedangkan Aktifitas BERAT berupa
Aktifitas orang yang setara dengan orang yang berlari dengan kecepatan 12-14
km /jam. Untuk menghitung energi aktifitas fisik sebaiknya dicatat jamnya, Misalnya
5 jam sangat ringan, 6 jam ringan, 2 jam sedang dan 1 jam berat.
KETIGA : Pengaruh termis dari makanan ( thermic effect of food = TEF). Pada saat
mengkonsumsi makanan terjadi proses pencernaan dan penyerapan, mengangkut zat
gizi penghasil energi hingga mencapai sel-sel tubuh. Terjadi peningkatan BEE dan
aktifitas fisik atau terjadi peningkatan penggunaan Energi disebut Thermic Effect of
Food = TEF. Nilai TEF biasa disebut juga dengan Specifik Dinamik Action= SDA.
Nilai TEF untuk protein adalah tertinggi 30 %, lalu karbohidrat, kemudian lemak.
SDA bekerja mulai dari TEF tertinggi kemudian yang terendah. Karena menu
makanan merupakan gabungan protein, karbohidrat dan lemak, maka nilai TEF
adalah 10 % dari ( BEE + AF )
Keseimbangan Energi
Keseimbangan energi terjadi karena asupan energi dari makanan sama banyak dengan
penggunaanya, tubuh dalam kondisi ENERGI SEIMBANG. Bila asupan energi dari
makanan melebihi penggunaanya, maka tubuh dalam kondisi KELEBIHAN
ENERGI, dan selanjutnya energi ini akan tersimpan dalam dalam bentuk glikogen
hati (maks. 600 mg) dan glikogen otot (maks. 300 mg), serta tersimpan dalam bentuk
asam lemak trigliserida dengan daya tampung tak terbatas (bermakna) yaitu Rongga
perut dan jaringan dibawah kulit. Dalam keadaan kelebihan energi yang tersimpan,
BB akan bertambah 10%-20% diatas normal (Over weight dan Obesitas). Gangguan
kesehatan akan sering muncul diantaranya : penyakit jantung koroner, Hiptertensi,
Gangguan sendi tulang tungkai, Gangguan pernapasan, Perlemakan hati, DM Dan
berbagai gangguan hormonal.
Menurut teori kemiosmotik yang dicetuskan oleh Peter Mitchell, energi yang
dilepaskan dari reaksi oksidasi pada substrat pendonor elektron, baik pada
respirasi aerobik maupun anaerobik, perlahan akan disimpan dalam bentuk
potensial elektrokemis sepanjang garis tepi membran tempat terjadinya reaksi
tersebut, yang kemudian dapat digunakan oleh ATP sintase untuk menginduksi
reaksi fosforilasi terhadap molekul adenosina difosfat dengan molekul Pi.
Elektron yang melekat pada molekul sisi dalam kompleks IV rantai transpor
elektron akan digunakan oleh kompleks V untuk menarik ion H+ dari sitoplasma
menuju membran mitokondria sisi luar, disebut kopling kemiosmotik,[3] yang
menyebabkan kemiosmosis, yaitu difusi ion H+ melalui ATP sintase ke dalam
mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien pH, dari area dengan energi
potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju matriks dengan energi potensial
lebih tinggi. Proses kopling kemiosmotik juga berpengaruh pada kombinasi
gradien pH dan potensial listrik di sepanjang membran yang disebut gaya gerak
proton.
Replikasi
Replikasi adalah proses penggandaan DNA utuk memperbayak diri yang
terjadi pada fase sintesis saat interfase mejelang sel akan membelah. Tujuan replikasi
DNA adalah agar sel anakan hasil pembelhan mengandung DNA yang identik dengan
DNA sel induknya. Pada konteks virus, replikasi adalah tahap pembentukan virus-
virus baru di dalam sel inang. Replikasi dilakukan virus untuk bereproduksi.
Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai ganda DNA. Pada sel,
replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan
replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur,
yaitu pada fase S siklus sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut
memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara
nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses replikasi DNA dapat pula
dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai polimerase (PCR).
Garpu replikasi
Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah struktur yang
terbentuk ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim helikase
yang memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA,
membuat terbukanya untaian ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing
terdiri dari sebuah untaian tunggal DNA. Masing-masing cabang tersebut menjadi
"cetakan" untuk pembentukan dua untaian DNA baru berdasarkan urutan nukleotida
komplementernya. DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan
memperpanjang oligonukleotida yang dibentuk oleh enzim primase dan disebut
primer.
DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan menambahkan
nukleotida—dalam hal ini, deoksiribonukleotida—ke ujung 3'-hidroksil bebas
nukleotida rantai DNA yang sedang tumbuh. Dengan kata lain, rantai DNA baru
disintesis dari arah 5'→3', sedangkan DNA polimerase bergerak pada DNA "induk"
dengan arah 3'→5'. Namun demikian, salah satu untaian DNA induk pada garpu
replikasi berorientasi 3'→5', sementara untaian lainnya berorientasi 5'→3', dan
helikase bergerak membuka untaian rangkap DNA dengan arah 5'→3'. Oleh karena
itu, replikasi harus berlangsung pada kedua arah berlawanan tersebut.
Restriksi
Enzim restriksi atau endonuklease restriksi adalah enzim yang memotong
molekul DNA.[1] Enzim ini memotong DNA pada rangka gula-fosfat tanpa merusak
basa.[1] Setiap enzim mempunyai sekuens pengenalan yang unik pada utas DNA,
biasanya sepanjang 4-6 pasang basa.
Pada akhir 1960-an, ilmuwan Stewart Linn dan Werner Arber mengisolasi
dua contoh enzim yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteriofag yang
menyerang E. coli. Salah satu enzim bekerja memetilasi DNA, sedangkan enzim yang
satunya bekerja memotong DNA yang tidak termetilasi pada beberapa lokasi di
sepanjang molekul DNA. Enzim yang pertama disebut metilase (methylase),
sedangkan enzim yang satunya disebut nuklease restriksi (restriction nuclease).
Kemudian pada tahun 1968, H.O. Smith, K.W. Wilcox, dan T.J. Kelley, yang bekerja
di Johns Hopkins University, mengisolasi dan mengkarakterisasi enzim nuklease
restriksi pertama. Enzim ini berasal dari bakteri Haemophilus influenzae, dan diberi
nama HindII. Enzim ini selalu memotong molekul DNA pada sekuen spesifik dengan
panjang situs pengenalan enam pasang basa.
Rekombinasi
Rekombinasi genetika merupakan proses pemutusan seunting bahan genetika
(biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan
dengan molekul DNA lainnya. Pada eukariota rekombinasi biasanya terjadi selama
meiosis sebagai pindah silang kromosom antara kromosom yang berpasangan. Proses
ini menyebabkan keturunan suatu makhluk hidup memiliki kombinasi gen yang
berbeda dari orang tuanya, dan dapat menghasilkan alel kimerik yang baru. Pada
biologi evolusioner, perombakan gen ini diperkirakan memiliki banyak keuntungan,
yakni mengizinkan organisme yang bereproduksi secara seksual menghindari Ratchet
Muller. Dalam biologi molekular, rekombinasi juga dapat merujuk pada rekombinasi
rantai DNA yang tidak sama secara buatan, sering kali merupakan DNA organisme
yang berbeda. Rekombinasi ini menghasilkan DNA rekombinan.
Penemuan Teknologi DNA rekombinan membuat kegiatan analisis dan
rekayasa genetik semakin berkembang khususnya dalam bidang-bidang yang telah
lama mempraktikkan pemodelan dan analisis genetik seperti kedokteran, pertanian,
dan industri.[7][4] Transfer gen antar organisme saat ini dapat dilakukan bahkan di
antara organisme-organisme yang secara biologi dahulu tidak bisa bergabung.[4]
Proses transfer gen yang secara konvensional menggunakan reproduksi seksual yaitu
persilangan dapat dihindari, misalnya pada produksi jagung “Bt” yang salah satunya
tersusun dari gen bakteri yang ditransfer ke tanaman jagung untuk membuat jagung
tahan terhadap hama penggerek di Eropa. Penanda molekuler telah tersedia untuk
membuat proses seleksi menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam dunia kesehatan, produk komersial pertama yang dihasilkan dengan teknologi
DNA rekombinan adalah insulin. Penelitian dan proyek insulin ini dimulai sebelum
peraturan dan kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan secara luas dan komersial
tentang DNA rekombinan dibuat. Ketika penelitian dasar teknologi DNA rekombinan
terus dilakukan untuk mencari efisiensi dan manfaat bagi umat manusia, pemanfaatan
secara komersial produk-produk yang dihasilkan dari teknologi ini dikendalikan oleh
perilaku pasar dan modal-modal investasi yang diberikan.
Topik 11 : Transkripsi dan Transiasi
Transkripsi
Dalam genetika, transkripsi adalah pembuatan RNA terutama mRNA dengan
menyalin sebagian berkas DNA oleh enzim RNA polimerase. Transkripsi merupakan
bagian dari rangkaian ekspresi genetik. Pengertian asli "transkripsi" adalah alih
aksara atau penyalinan. Di sini, yang dimaksud adalah mengubah "teks" DNA
menjadi RNA.
Proses
Transkripsi berlangsung di dalam inti sel atau di dalam matriks mitokondria
dan plastida. Transkripsi dapat dipicu oleh rangsangan dari luar maupun tanpa
rangsangan. Pada proses tanpa rangsangan, transkripsi berlangsung terus-menerus
(gen-gennya disebut gen konstitutif atau "gen pengurus rumah", house-keeping
genes). Sementara itu, gen yang memerlukan rangsangan biasanya gen yang hanya
diproduksi sewaktu-waktu; gennya disebut gen regulatorik karena biasanya mengatur
mekanisme khusus. Rangsangan akan mengaktifkan bagian promoter inti, segmen
gen yang berfungsi sebagai pencerap RNA polimerase yang terletak di bagian hulu
bagian yang akan disalin (disebut transcription unit), tidak jauh dari ujung 5' gen.
Promoter inti terdiri dari kotak TATA, kotak CCAAT dan kotak GC.
Sebelum RNA polimerase dapat terikat pada promoter inti, faktor transkripsi
TFIID akan membentuk kompleks dengan kotak TATA. Inhibitor dapat mengikat
pada kompleks TFIID-TATA dan mencegah terjadinya kompleks dengan faktor
transkripsi lain, namun hal ini dapat dicegah dengan TFIIA yang membentuk
kompleks DA-TATA. Setelah itu TFIIB dan TFIIF akan turut terikat membentuk
kompleks DABF-TATA. Setelah itu RNA polimerase akan mengikat pada DABF-
TATA, dan disusul dengan TFIIE, TFIIH dan TFIIJ.
Kompleks tersebut terjadi pada bagian kotak TATA yang terletak sekitar 10-
25 pasangan basa di bagian hulu (upstream) dari kodon mulai (AUG). Adanya faktor
transkripsi ini akan menarik enzim RNA polimerase mendekat ke DNA dan
kemudian menempatkan diri pada tempat yang sesuai dengan kodon mulai (TAC
pada berkas DNA). Berkas DNA yang ditempel oleh RNA polimerase disebut
sebagai berkas templat, sementara berkas pasangannya disebut sebagai berkas kode
(karena memiliki urutan basa yang sama dengan RNA yang dibuat). Pada awal
transkripsi, enzim guaniltransferase menambahkan gugus m7Gppp pada ujung 5'
untai pre-mRNA. Sejumlah ATP diperlukan untuk membuat RNA polimerase mulai
bergerak dari ujung 3' (ujung karboksil) berkas templat ke arah ujung 5' (ujung
amino). pre-mRNA yang terbentuk dengan demikian berarah 5' → 3'. Pergerakan
RNA polimerase akan berhenti apabila ia menemui urutan basa yang sesuai dengan
kodon berhenti, dan deret AAUAAA akan ditambahkan pada pangkal 3' pre-mRNA.
Setelah proses selesai, RNA polimerase akan lepas dari DNA, sedangkan pre-mRNA
akan teriris sekitar 20 bp dari deret AAUAAA dan sebuah enzim, poli(A) polimerase
akan menambahkan deret antara 150 - 200 adenosina untuk membentuk pre-mRNA
yang lengkap yang disebut mRNA primer. Tergantung intensitasnya, dalam satu
berkas transcription unit sejumlah RNA polimerase dapat bekerja secara simultan.
Intensitas transkripsi ditentukan oleh keadaan di sejumlah bagian tertentu pada DNA.
Ada bagian yang disebut suppressor yang menekan intensitas, dan ada yang disebut
enhancer yang memperkuatnya.
Transiasi
Translasi dalam genetika dan biologi molekular adalah proses penerjemahan
urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam
amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Transkripsi dan Translasi
merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein. Translasi hanya
terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul
mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam bentuk
kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Proses
Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri
atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada
mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA
mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di antikodon tRNA saling
berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino
tertentu. Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi
(pemanjangan) dan terminasi (penyelesaian). Translasi pada mRNA dimulai pada
kodon pertama atau kodon inisiasi translasi berupa ATG pada DNA atau AUG pada
RNA. Penerjemahan terjadi dari urutan basa molekul (yang juga menyusun kodon-
kodon setiap tiga urutan basa) mRNA ke dalam urutan asam amino polipeptida.
Banyak asam amino yang dapat disandikan oleh lebih dari satu kodon. Tempat-
tempat translsasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian
secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida. Asam amino yang akan
dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino
akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom. Pada
proses pemanjangan ribosom akan bergerak terus dari arah 5'3P ke arah 3'OH
sepanjang mRNA sambil merangkaikan asam-asam amino. Proses penyelesaian
ditandai dengan bertemunya ribosom dengan kodon akhir pada mRNA.