Anda di halaman 1dari 13

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

PENGARUH PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN


KEARSIPAN OLEH ANRI TERHADAP KUALITAS
PENYELENGGARAAN KEARSIPAN PADA KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Inez Yusrina Widyantika *), Titiek Suliyati

Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan Kearsipan oleh
ANRI terhadap Kualitas Penyelenggaraan Kearsipan pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengambilan data yang dilakukan yaitu
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap 3 (tiga) informan. Pelaksanaan
program pengawasan terhadap penyelenggaraan kearsipan terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap audit, tahap
penilaian, dan tahap monitoring. Pada tahap audit, ANRI melihat kondisi faktual dari penyelenggaraan kearsipan
lembaga yang diawasi. Pada tahap penilaian, ANRI mengeluarkan nilai penyelenggaraan kearsipan melalui hasil
audit yang dilakukan sekaligus menuliskan rekomendasi untuk memperbaiki penyelenggaran kearsipan. Pada
tahap monitoring, ANRI memantau perubahan terkait rekomendasi yang telah diberikan. Program Pengawasan
Penyelenggaraan Kearsipan melibatkan 7 (tujuh) aspek penilaian yaitu, ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan, program kearsipan, pengolahan arsip inaktif, penyusutan arsip, sumber daya manusia kearsipan,
kelembagaan, serta prasarana dan sarana kearsipan. Tujuh aspek tersebut dinilai dan diakumulasi menjadi nilai
Penyelenggaraan Kearsipan pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Melihat
perubahan yang terjadi pada ketujuh aspek pengawasan, dapat disimpulkan bahwa program pengawasan
penyelenggaraan kearsipan memiliki pengaruh terhadap kualitas penyelenggaraan kearsipan di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Kata Kunci: pengawasan; kearsipan; kualitas kearsipan; Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Abstract

[Title: The Impact Employment of Archival Monitoring Activities by ANRI towards the Quality of Archival
Management at the Village, Development of Disadvantaged Areas, and Transmigration Ministry]. This
research aims to find out how the impact of the implementation of archival monitoring activities by ANRI
towards the quality of archiving at the Village, Development of Disadvantaged Areas, and Transmigration
Ministry. This research type is qualitative method. The data retrieval technique is done through interviews,
observation and documentation involving 3 (three) informants. The implementation of the monitoring program
on the administration of archives consists of three stages, namely the audit phase, the assessment stage, and
the monitoring phase. During the audit phase, ANRI looked at the factual conditions of the organization of
monitoring archives. At the assessment stage, ANRI issued the value of organizing archives through the results
of the audit conducted while writing recommendations to improve filing. During the monitoring phase, ANRI
monitors the changes related to recommendations that have been given. The Monitoring Archival Management
Program involves 7 (seven) aspects of assessment, namely, adherence to laws and regulations, archival
programs, inactive file processing, file depreciation, archival human resources, institutions, and archival
infrastructure and facilities. These seven aspects are assessed and accumulated to be the value of organizing
archives at the Village, Development of Disadvantaged Regions

…………………………………………..

*) Penulis Korespondensi. 


E-mail: inezyusrina@gmail.com
-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

and Transmigration Ministry. Seeing the changes that occur in the seven aspects of supervision, it can be
concluded that the surveillance program for the Employment of archives has an influence on the quality of
archiving in the Village, Development of Disadvantaged Areas, and Transmigration Ministry

Keywords: monitoring; archival; quality of archival; Village Development of Disadvantaged Regions and
Transmigration Ministry

1. Pendahuluan ANRI menjalankan fungsi pengawasan


Pelaksanaan kegiatan pengawasan kearsipan pada unit kerja pusat akreditasi kearsipan
bagi unit kearsipan di lembaga negara baik untuk membantu memaksimalkan kualitas
pusat maupun daerah oleh Arsip Nasional penyelenggaraan kearsipan lembaga negara
Republik Indonesia (ANRI) terbilang masih pusat maupun daerah, tidak terkecuali bagi
baru. Pada tahun 2015, ANRI membentuk beberapa lembaga negara pusat seperti unit
unit kerja pusat akreditasi kearsipan yang kearsipan kementerian di Indonesia. Pada
memiliki fungsi untuk melakukan lembaga kementerian, ANRI rutin melakukan
pengawasan dan akreditasi terhadap pengawasan terhadap penyelenggaraan
penyelenggaraan kearsipan secara nasional. kearsipan.
Hal ini menuntut setiap unit kearsipan baik Berkaca pada fakta, tidak semua
yang berada di bawah naungan pemerintah lembaga kementerian mampu melakukan
pusat maupun daerah untuk segera berbenah penyelenggaraan kearsipan dengan
diri. maksimal. ANRI sadar akan pentingnya
Fungsi pengawasan yang dijalankan menjalankan fungsi pengawasan, oleh karena
bertugas sebagai controlling dalam kegiatan itu hingga kini ANRI terus melakukan
penyelenggaraan kearsipan pada lembaga pengawasan dan pembinaan terhadap
negara yang diawasi. ANRI tidak cukup penyelenggaraan kearsipan di lembaga
hanya menjadi contoh baik bagi unit kementerian, tidak terkecuali kegiatan
kearsipan pada instansi lain, tetapi juga penyelenggaraan kearsipan di Kementerian
dituntut mampu mengawasi dan membina Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
unit kearsipan yang berada di bawah Transmigrasi.
naungannya. Sebagai bagian dari lembaga negara,
Sejalan dengan Undang-Undang Nomor penyelenggaraan kearsipan di Kementerian
43 Tahun 2009 Pasal 16 Ayat (2) dalam Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
menjalankan tanggung jawab pengawasan Transmigrasi akan berdampak pada
kearsipan, ANRI dibantu oleh lembaga dan berlangsungnya kegiatan pemerintahan ke
atau unit kearsipan bekerja sama dengan depan.
lembaga atau unit yang menyelenggarakan Pelaksanaan pengawasan terhadap
fungsi pengawasan sesuai dengan wilayah penyelenggaraan kearsipan pada kementerian
kewenangannya. Pengawasan kearsipan ini telah dilakukan sejak tahun 2016.
merupakan proses kegiatan dalam menilai Hasilnya, kementerian ini memperoleh
kesesuaian antara prinsip, kaidah hingga predikat buruk atas kondisi penyelenggaraan
standar kearsipan dengan penyelenggaraan kearsipan saat itu. Memasuki tahun 2018
kearsipan yang dilakukan. dilakukan audit kembali, kementerian ini
Pengawasan terhadap penyelenggaraan berhasil berbenah diri dan memperoleh
kearsipan dilakukan melalui audit kearsipan predikat baik. Kesimpulannya, Kementerian
dengan proses identifikasi masalah, analisis, Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
dan evaluasi bukti berdasarkan standar Transmigrasi telah berhasil merubah predikat
kearsipan. Menurut Peraturan Kepala ANRI buruk ke predikat baik dalam waktu singkat
Nomor 38 Tahun 2015 hal ini dilakukan yaitu dua tahun.
untuk menilai kebenaran, kecermatan, Peraturan Kepala Arsip Nasional
kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan Republik Indonesia nomor 24 tahun 2015
keandalan penyelenggaraan kearsipan. menuliskan bahwa penyelenggaraan
Setelah itu, beralih ke tahap penilaian hasil kearsipan merupakan keseluruhan kegiatan
audit dan monitoring atau tindak lanjut hasil meliputi kebijakan, pembinaan kearsipan,
pengawasan kearsipan. dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

kearsipan nasional yang didukung oleh konsep pemerintahan yang baik (good
sumber daya manusia, prasarana dan sarana, governance) maupun kepemerintahan yang
serta sumber daya lainnya. Undang – Undang terbuka (open government).
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan Kondisi inilah yang kemudian
menyatakan bahwa “Penyelenggaraan mendorong ANRI melakukan pembinaan dan
kearsipan bertujuan untuk menjamin pengawasan kearsipan secara berkelanjutan
terciptanya arsip yang baik, ketersediaan demi meningkatkan kualitas
arsip yang autentik dan terpercaya, penyelenggaraan kearsipan. Sudah menjadi
terwujudnya pengelolaan arsip yang handal, tugas pokok ANRI selaku lembaga pembina
perlindungan kepentingan negara dan hak– kearsipan nasional dalam melakukan
hak keperdataan, keselamatan dan keamanan pengawasan dan pembinaan kearsipan, baik
arsip, keselamatan aset nasional dan pada lembaga negara pusat maupun daerah
mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan untuk menciptakan tertib arsip.
nasional, serta meningkatakan kualitas Hasil audit kearsipan yang dilakukan
pelayanan publik.” ANRI dalam program pengawasan
Agar tujuan dari penyelenggaraan penyelenggaraan kearsipan pada tahun 2016
kearsipan tersebut dapat tercapai, tentunya memperlihatkan hanya ada dua lembaga
perlu dilakukan tindakan serius. Tindakan negara yang bernilai baik, yaitu Kementerian
tersebut di antaranya sebagai berikut (Durotul Sekretariat Negara dan Kementerian
Yatimah, 2009:184). Kesehatan, selebihnya bernilai cukup dan
1. Menyempurnakan penyelenggaraan buruk. Fakta tersebut merupakan bukti nyata
kearsipan dengan sebaik-baiknya. bahwa arsip masih dipandang sebelah mata
2. Berusaha melengkapi peralatan/sarana oleh pimpinan lembaga negara pusat di
yang diperlukan Indonesia.
3. Menyiapkan tenaga-tenaga dibidang Menurut laporan hasil pengawasan
kearsipan melalui pendidikan dan latihan penyelenggaraan kearsipan terhadap lembaga
berupa penataran, kursus. negara yang dibuat oleh ANRI, Indikator
4. Memberikan imbalan dan penghargaan penilaian dari kualitas penyelenggaraan
kepada para petugas dibidang kearsipan. kearsipan yang diawasi ANRI mencangkup
Menurut Sugiarto, Agus dan Teguh beberapa aspek, di antaranya.
Wahyono (2014: 28) pengelolaan arsip yang 1. Aspek ketaatan terhadap peraturan
baik berperan penting dalam aktivitas perundang-undangan bidang kearsipan
organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dalam penetapan kebijakan kearsipan,
dan sebagai pusat ingatan organisasi, yang yaitu pengujian dan verifikasi terhadap
dapat bermanfaat untuk bahan penelitian, kebijakan kearsipan yang diberlakukan.
pengambilan keputusan, atau penyusunan 2. Aspek program kearsipan, yaitu
program pengembangan dari organisasi yang pengujian dan verifikasi terhadap
bersangkutan. Selain itu, jangka waktu program kearsipan yang dilaksanakan di
penemuan suatu arsip atau warkat merupakan lingkungan pemerintahan .
hal yang sangat penting dalam menetapkan 3. Aspek pengolahan arsip inaktif, yaitu
penilaian agar arsip yang bersangkutan pengujian dan verifikasi terhadap proses
dianggap berguna atau tidak bagi suatu pengelolaan arsip inaktif yang
organisasi (The Liang Gie, 2000: 126). dilaksanakan mulai dari kegiatan
Arsip sebagai rekaman informasi, pemindahan dari unit pengolah, penataan
memiliki peran penting sebagai alat utama arsip inaktif, dan penyusunan daftar arsip
ingatan organisasi, bahan atau alat inaktif.
pembuktian, bahan pertimbangan 4. Aspek penyusutan arsip, yaitu pengujian
pengambilan keputusan, barometer kegiatan dan verifikasi terhadap kegiatan
dalam organisasi, hingga bahan informasi ketertiban pelaksanaan penyusutan arsip,
kegiatan ilmiah lainnya (Sedarmayati, 2003: mulai dari kegiatan pemindahan,
19; Satoto et al. 2011). pemusnahan, dan penyerahan arsip
Faktanya, penyelenggaraan kearsipan di statis.
Indonesia, selama ini belum sepenuhnya 5. Aspek Sumber Daya Manusia
memberikan andil dan berperan dalam proses Kearsipan, yaitu pengujian dan verifikasi
penyelenggaran pemerintahan berdasarkan terhadap pejabat struktural, arsiparis, dan


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

pengelola arsip atas tanggung jawab, 2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun


kedudukan hukum, kewenangan, dan 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
kompetensi. Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
6. Aspek kelembagaan, yaitu pengujian dan Kearsipan.
verifikasi terhadap pembentukan 3. Peraturan Kepala Arsip Nasional
lembaga kearsipan dan unit kearsipan, Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
tingkat eselonering, fungsi dan tugas, 2015 tentang Pedoman Pengawasan
serta kewajiban melaksanakan Kearsipan.
pengelolaan arsip inaktif dan statis, serta Berdasarkan hukum yang tertera, ANRI
pembinaan kearsipan. melakukan pengawasan kearsipan sebagai
7. Aspek prasarana dan sarana kearsipan, sarana bagi unit kearsipan di bawah
yaitu pengujian dan verifikasi terhadap naungannya untuk meningkatkan kualitas
prasarana dan sarana kearsipan yang penyelenggaraan kearsipan yang tercipta
digunakan dalam pengelolaan arsip. sesuai dengan undang–undang dan peraturan
Ketujuh aspek tersebut akan dinilai dan kearsipan yang berlaku.
diawasi oleh ANRI dalam program
pengawasan penyelenggaraan kearsipan yang 2. Metode Penelitian
dijalankan melalui tiga tahapan, yaitu tahap Penelitian ini berjudul “Pengaruh
audit, monitoring dan penilaian. Audit Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan
merupakan pemeriksaan yang sistematis dan Kearsipan oleh ANRI terhadap Kualitas
independensi untuk menentukan aktivitas, Penyelenggaraan Kearsipan pada
mutu dan hasil sesuai dengan pengaturan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
yang telah direncanakan dan apakah Tertinggal dan Transmigrasi”. Tujuan dari
pengaturan tersebut diimplementasikan penelitian ini adalah untuk mengetahui
secara efektif dan sesuai dengan tujuan Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan
(Simanjuntak, 2008: 16). Kearsipan oleh ANRI terhadap Kualitas
Setelah melaksanakan audit kearsipan, Penyelenggaraan Kearsipan pada
ANRI masuk pada tahap monitoring yang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
merupakan tindak lanjut hasil pengawasan Tertinggal dan Transmigrasi.
kearsipan. Monitoring merupakan aktivitas Dijelaskan konsep penelitian yang
yang dilakukan pimpinan untuk melihat, digunakan demi memperoleh hasil atau
memonitor jalannya organisasi selama jawaban atas masalah yang diteliti. Terdapat
kegiatan berlangsung, dan menilai dua jenis metode penelitian yang paling
ketercapaian tujuan, melihat faktor sering digunakan, yaitu metode penelitian
pendukung dan penghambat (Moerdiyanto, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
2009). Sistem monitoring akan memberikan Penelitian kuantitatif adalah penelitian
informasi keberlangsungan proses untuk yang berlandaskan terhadap filsafat
menetapkan langkah menuju ke arah positivisme, digunakan dalam
perbaikan yang berkesinambungan meneliti terhadap sampel dan populasi
(Wrihatnolo, 2008). Setelah dilakukan penelitian, tehnik pengambilan sampel
monitoring, ANRI akan mengeluarkan nilai umunya dilakukan dengan acak atau random
penyelenggaraan kearsipan berdasarkan hasil sampling, sedangkan pengumpulan data
audit yang dilakukan. dilakukan dengan cara memanfaatkan
Keberhasilan dalam mencapai tujuan instrumen penelitian yang dipakai, analisis
separuhnya ditentukan dari rencana yang data yang digunakan bersifat kuantitatif atau
ditetapkan, dan separuhnya lagi dari fungsi bisa diukur dengan tujuan untuk menguji
pengawasan atau monitoring (Conor,1974). hipotesis yang ditetapkan sebelumnya
Ketika ANRI melakukan pengawasan dalam (Sugiyono, 13: 2015)
penyelenggaraan kearsipan tentunya harus Penelitian kualitatif merupakan metode
sesuai dengan dasar hukum yang telah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
ditetapkan sebagai pedoman dalam positivisme, digunakan untuk meneliti pada
melakukan penyelenggaraan kearsipan di kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
Indonesia. Dasar hukum tersebut di antaranya lawannya eksperimen) dimana peneliti
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 adalah sebagai instrument kunci,
tentang Kearsipan. pengambilan sampel sumber data dilakukan


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

secara purposive dan snowball, teknik kearsipan oleh ANRI pada Kementerian
pengumpulan dengan trianggulasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
(gabungan), analisis data bersifat Transmigrasi, serta sudut pandang informan
induktif/kualitaif, dan hasil penelitian yang merupakan pegawai di unit kearsipan
kualitatif lebih menekankan makna dari pada kementerian ini. Oleh karena itu, informan
generalisasi (Sugiyono, 2015). yang didapatkan harus betul-betul
Metode yang digunakan dalam representative (mewakili). Melalui proses
penelitian ini yaitu metode kualitatif rekruitmen terhadap seluruh pegawai di Unit
deskriptif. Penelitian kualitatif percaya Kearsipan Kementerian ini, akan diperoleh
bahwa kebenaran ialah dinamis dan dapat informan yang representative (mewakili).
ditemukan hanya melalui penelaahan Rekrutmen pada penelitian ini berjenis
terhadap orang-orang melalui interaksinya nonprobability sampling dengan
dengan situasi sosial mereka (Danim, 2002: menggunakan teknik purposive sampling.
35). Penelitian deskriptif merupakan suatu Nonprobability sampling tidak merekrut
metode dalam meneliti status sekelompok informan secara acak. Proses rekruitmen
manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu dalam mendapatkan informan disebabkan
sistem pemikiran ataupun suatu kelas karena faktor lain yang sudah direncanakan
peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan peneliti. Sugiyono (2015: 85) mengatakan,
untuk membuat deskripsi atau gambaran teknik purposive sampling menentukan
secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap sampel atau informan dengan pertimbangan
fakta yang terjadi (Nazir, 1988: 63). tertentu. Pemilihan sekelompok subyek
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam purposive sampling, didasarkan atas
(2011: 73), penelitian deskriptif kualitatif ciri-ciri tertentu yang dipandang memiliki
ditujukan untuk memberikan deskripsi dan sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
gambaran terhadap fenomena yang ada, baik populasi yang sudah diketahui sebelumnya
yang bersifat alamiah maupun rekayasa (Margono, 2004: 128).
manusia, yang lebih memperhatikan Rekruitmen Informan disesuaikan
mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan dengan kriteria tertentu yang diterapkan
antar kegiatan. Selain itu, penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Teknik ini
deskriptif tidak memberikan perlakuan, dipilih agar informan yang memberi data
manipulasi atau pengubahan pada variabel memiliki pemahaman dan argumen yang baik
yang diteliti, tetapi memberikan gambaran serta sesuai dengan tema penelitian.
suatu kondisi apa adanya. Satu – satunya Rekrutmen dalam penelitian ini memiliki
yang dilakukan peneliti hanya melakukan beberapa kriteria, sehingga dapat dijadikan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. informan. Kriteria yang dibutuhkan sebagai
Penelitian ini membahas tentang informan di Unit Kearsipan Kementerian
pengaruh pengawasan kearsipan yang Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
menyebabkan perubahan kondisi dari Transmigrasi di antaranya :
penyelenggaraan kearsipan setelah dan 1. Merupakan pegawai Unit Kearsipan
sebelum diawasi oleh ANRI. Data yang Kementerian Desa, Pembangunan
terkumpul akan membentuk sebuah Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
kesimpulan tentang Pengaruh Pelaksanaan 2. Informan telah menjadi pegawai di Unit
Kegiatan Pengawasan Kearsipan terhadap Kearsipan Kementerian Desa,
Kualitas Penyelenggaraan Kearsipan. Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Berdasarkan tema yang diambil, metode Transmigrasi pada saat ANRI
penelitian kualitatif deskriptif mampu melakukan pengawasan
memaparkan data yang diperoleh dengan penyelenggaraan kearsipan.
rinci dan lebih mendalam untuk menganalisa Penelitian ini menggunakan teknik
obyek yang diawasi. Penelitian ini akan wawancara, observasi, serta analisis
mengumpulkan informasi yang nantinya dokumen dalam proses memperoleh
dijadikan data komperhensif tanpa ada informasi. Hal ini dijelaskan sebagai berikut:
informasi yang tersisa. 1. Wawancara
Penelitian ini membutuhkan analisa dari Teknik wawancara yang digunakan yaitu
dua sudut pandang, yaitu sudut pandang wawancara mendalam. Wawancara
laporan hasil pengawasan penyelenggaraan mendalam (in-depth interview) adalah proses


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

memperoleh keterangan untuk tujuan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan


penelitian dengan cara tanya jawab sambil Transmigrasi.
bertatap muka antara pewawancara dengan Data sekunder merupakan sumber data
informan atau orang yang diwawancarai, yang tidak langsung memberikan data kepada
dengan atau tanpa menggunakan pengumpul data misalnya melalui orang lain
pedoman (guide) wawancara, pewawancara atau lewat dokumen (Sugiyono, 2015: 137).
dan informan terlibat dalam kehidupan sosial Data sekunder dalam penelitian ini yaitu
yang relatif lama (Sutopo, 2006: 72). berupa Laporan Hasil Pengawasan
Penelitian ini menggunakan jenis Penyelenggaraan Kearsipan Tahun 2016 dan
wawancara tidak terstruktur. Wawancara 2018 Kementerian Desa, Pembangunan
tidak terstruktur merupakan jenis wawancara Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
yang tidak terpaku pada pedoman wawancara
yang telah tersusun sistematis (Sugiyono, 2.1 Menjaga Kualitas Penelitian
2015). (Maintaining Quality)
2. Observasi Pada penelitian kualitatif, keabsahan data
Observasi merupakan mengumpulkan data dapat diuji menggunakan triangulasi.
atau keterangan yang harus dijalankan “Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan
dengan melakukan usaha-usaha pengamatan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
secara langsung ke tempat yang akan yang lain di luar data itu untuk keperluan
diselidiki (Arikunto, 2006: 124). pengecekan atau sebagai pembanding
Pada penelitian ini, peneliti melakukan terhadap data” (Moleong, 2014). Terdapat
pengamatan langsung pada obyek kajian tiga metode dalam triangulasi yaitu
yaitu record center pada Unit Kearsipan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah triangulasi waktu (Sugiyono, 2015).
Tertinggal dan Transmigrasi yang berlokasi Penelitian ini menggunakan dua macam
di Pasar Minggu Jakarta Selatan. triangulasi yaitu triangulasi teknik dan
3. Analisis Dokumen triangulasi sumber. Dalam triangulasi teknik
Analisis dokumen merupakan salah satu cara dikatakan peneliti menggunakan teknik
yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan gambaran dari sudut pandang mendapatkan data dari sumber data yang
subjek melalui suatu media tertulis dan sama (Sugiyono, 2015).
dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat Peneliti mendapatkan data melalui
langsung oleh subjek yang bersangkutan wawancara yang kemudian dicek melalui
(Herdiansyah, 2012: 143). observasi dan analisis dokumen. Adapun
Pada penelitian ini, digunakan dokumen triangulasi sumber yaitu data diperoleh
pendukung yang diperoleh melalui ANRI melalui sumber yang berbeda-beda dengan
tentang data Laporan Hasil Pengawasan teknik yang sama. Peneliti melakukan
Penyelenggaraan Kearsipan di Kementerian pengecekan data yaitu menggunakan member
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan check terhadap data yang diperoleh dari
Transmigrasi tahun 2016 dan 2018. Data ini beberapa informan mengenai Pengaruh
dapat dimanfaatkan untuk memperkuat Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan
argumen dari informan. Kearsipan oleh ANRI terhadap Kualitas
Melalui ketiga teknik pengumpulan data Penyelenggaraan Kearsipan pada
tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
menggunakan dua sumber data yaitu data Tertinggal dan Transmigrasi.
primer dan data sekunder. Data primer Setelah dilakukan member check,
merupakan sumber data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji keabsahan data
langsung memberikan data kepada dalam penelitian yang meliputi uji credibility,
pengumpul data (Sugiyono, 2015: 224). transferability, dependability, dan
Dalam penelitian ini diperoleh dua data confirmability (Sugiyono, 2015).
primer, data primer pertama berupa transkip
wawancara peneliti dengan informan, serta 3. Hasil dan Pembahasan
data primer ke dua merupakan hasil observasi Hasil analisis dijelaskan berdasarkan data
lapangan di Unit Kerasipan Kementerian yang diperoleh selama penelitian yang
berkaitan dengan Pengaruh Pelaksanaan


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

Keagiatan Pengawasan Kersipan terhadap pengawasan kearsipan, dan terakhir


Kualitas Penyelenggaraan Kearsipan. Data monitoring hasil pengawasan kearsipan”.
yang dimaksud yaitu laporan hasil Dalam menjalankan Program
pengawasan penyelenggaraan kearsipan di Pengawasan Kearsipan, pada tahap pertama
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah ANRI akan melakukan audit kearsipan di
Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2016 dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
2018 serta hasil wawancara peneliti dengan Tertinggal dan Transmigrasi untuk melihat
informan. Informan dalam penelitian ini kondisi faktual di unit kearsipan kementerian
berjumlah 3 orang yang merupakan kepala ini. Dilakukan analisis dan evaluasi bukti
bagian persuratan dan kearsipan, koordinator pada penyelenggaraan kearsipan di
Records Center serta arsiparis Ahli Muda. kementerian tersebut terhadap kebenaran,
kredibilitas serta efektifitas dalam
3.1 Pengawasan Kearsipan Pada penyelenggaraan kearsipan, dengan demikian
Kementerian Desa, Pembangunan ANRI mengetahui apa yang harus diubah
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atau diperbaiki dalam penyelenggaraan
Kearsipan kini menjadi salah satu aspek yang kearsipannya.
dilihat dalam reformasi birokrasi. Karenanya, Setelah ANRI melakukan audit kearsipan,
setiap lembaga negara tidak bisa memandang kementerian ini akan mendapat rekomendasi
remeh penyelenggaraan kearsipan. sesuai hasil audit terkait penyelenggaraan
Masuknya aspek kearsipan dalam reformasi kearsipan. Ditulis beberapa rekomendasi dari
birokrasi akan memacu semangat bagi ANRI yang harus dipenuhi untuk
lembaga negara pusat maupun daerah untuk memperbaiki penyelenggaraan kearsipan.
memperbaiki penyelenggaraan kearsipannya. Setelahnya, ANRI akan mengeluarkan nilai
Apabila ingin meningkatkan tunjangan terhadap penyelenggaraan kearsipan
kinerja, aspek kearsipan tidak boleh lewat kementerian ini sesuai kondisi faktual ketika
dari perhatian. Melalui Program Pengawasan dilakukan audit kearsipan. Setelah
Penyelenggaraan Kearsipan, ANRI akan melakukan audit dan mengeluarkan nilai
membantu tiap lembaga negara pusat maupun terhadap penyelenggaraan kearsipan, ANRI
daerah dalam memperbaiki penyelenggaraan melakukan monitoring ke unit kearsipan
kearsipannya. kementerian ini, tujuannya agar ANRI dapat
Tertulis dalam Laporan Hasil Pengawasan memantau perubahan apa saja yang
Penyelenggaraan Kearsipan 2016, terdapat dilakukan kementerian ini terkait ketujuh
tujuh aspek yang diawasi ANRI dalam aspek yang telah diberikan rekomendasi.
melakukan Program Pengawasan
Penyelenggaraan Kearsipan. Aspek tersebut 3.2 Aspek Pengawasan Penyelenggaraan
di antaranya, Ketaatan Terhadap Peraturan Kearsipan
Perundang-Undangan, Program Kearsipan, Berikut tujuh aspek yang diawasi dalam
Pengolahan Arsip Inaktif, Penyusutan Arsip, Program Pengawasan Terhadap
SDM (Sumber Daya Manusia) Kearsipan, Penyelenggaraan Kearsipan
Kelembagaan, serta Prasarana dan Sarana 1. Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang
Kearsipan. Ketujuh aspek tersebut akan – Undangan
diawasi dan diakumulasi menjadi nilai Laporan Hasil Pengawasan Penyelenggaraan
keseluruhan dari penyelenggaraan kearsipan Kearsipan menuliskan delapan subaspek
di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah yang diawasi dalam Program Pengawasan
Tertinggal Dan Transmigrasi. Kearsipan pada aspek Ketaatan Terhadap
Pada Program Pengawasan Peraturan Perundang-Undangan. Poin
Penyelenggaraan Kearsipan, lembaga negara tersebut di antaranya, tata naskah dinas,
yang diawasi akan melalui beberapa tahapan klasifikasi arsip, sistem klasifikasi keamanan
di antaranya tertulis dalam Peraturan Kepala dan akses arsip dinamis, jadwal retensi arsip,
Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor pedoman pengelolaan arsip aktif, pengolahan
38 Tahun 2015 Tentang Pedoman arsip inaktif, pedoman penyusutan arsip, dan
Pengawasan Kearsipan yaitu, “Pelaksanaan pedoman pengelolaan arsip vital.
Pengawasan Kearsipan melalui tahapan Delapan subaspek tersebut akan diawasi
kegiatan audit kearsipan, penilaian hasil oleh ANRI melalui program pengawasan
penyelenggaraan kearsipan terhadap aspek


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang – Selain itu, dalam Laporan Pengawasan


Undangan. Penyelenggaraan Kearsipan 2016 terkait
pengolahan arsip inaktif, ANRI memberikan
2. Program Kearsipan rekomendasi agar unit kearsipan kementerian
Pada saat dilakukan audit pertama kali oleh ini dapat membangun kesadaran tiap unit
ANRI tahun 2016 kementerian ini hanya pengolah untuk rutin menyerahkan Arsip
memiliki satu program kearsipan yang telah Inaktif ke unit kearsipan. Tahun 2018, unit
terlaksana yaitu perumusan kebijakan terkait kearsipan telah berhasil membangun
Tata Naskah Dinas. kesadaran unit pengolah atau unit kerja untuk
Memasuki tahun 2017, Kementerian memindahkan arsip yang telah berstatus
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan inaktif ke unit kearsipan. Hal ini tertulis
Transmigrasi mulai menjalankan program dalam Laporan Hasil Pengawasan
kearsipan lainnya. Kementerian ini telah Penyelenggaraan Kearsipan 2018 yaitu
melaksanakan program kearsipan berupa bahwa, “Kementerian Desa, Pembangunan
kegiatan sosialisasi kearsipan, pembinaan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah
atau asistensi pengelolaan kearsipan, melakukan pembinaan ke unit-unit eselon 2
bimbingan teknis kearsipan, pendampingan untuk melakukan pemindahaan arsip inaktif
pengolahan kearsipan, monitoring dan dalam bentuk bimbingan teknis”.
evaluasi, serta mengikuti lomba unit 4. Penyusutan Arsip
kearsipan terbaik. Pada aspek penyusutan arsip, terdapat tiga
Laporan Hasil Pengawasan sub aspek yang diperhatikan ANRI dalam
Penyelenggaraan Kearsipan 2016 juga Program Pengawasan Penyelenggaraan
menuliskan bahwa Kementerian Desa Kearsipan di Lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi memiliki kewajiban dalam Transmigrasi, yaitu pemindahan arsip inaktif,
menjalankan program kearsipan lain seperti pemusnahan arsip inaktif dan penyerahan
arsip terjaga, arsip vital, penghargaan arsip statis.
kearsipan internal, pengawasan kearsipan Pemindahan Arsip Inaktif pada tahun
internal, serta pembinaan dan pengembangan 2016 belum dikategorikan sesuai bentuk dan
SDM kearsipan. Setelah dilakukan audit medianya serta tidak mengacu pada JRA.
kearsipan tahun 2018, terlihat beberapa ANRI memberikan rekomendasi agar dalam
tindak lanjut telah dilakukan kementerian ini melakukan penyusutan arsip kementerian ini
untuk memenuhi kewajiban tersebut. perlu mengacu pada JRA. Berdasarkan
3. Pengolahan Arsip Inaktif rekomendasi tersebut, tahun 2017 unit
Unit Kearsipan Kementerian Desa, kearsipan kementerian ini mulai melakukan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan pemindahan arsip inaktif sesuai JRA yang
Transigrasi berkewajiban melakukan telah ditetapkan.
pengelolaan arsip inaktif. Beberapa Terkait pemusnahan arsip inaktif, ketika
perubahan positif dirasakan setelah ANRI melakukan audit kearsipan 2016,
berjalannya Program Pengawasan pemusnahan arsip inaktif telah dilakukan
Penyelenggaraan Kearsipan. Ketika kementerian ini, namun dalam menjalankan
dilakukan audit kearsipan tahun 2018, ANRI program pemusnahan arsip inaktif,
melakukan uji petik ke kementerian ini untuk kementerian ini belum mendapatkan
mendapatkan arsip yang diminta. persetujuan tertulis dari Kepala ANRI
Kementerian ini berhasil mendapatkan arsip tentang daftar arsip usul musnah. Setelah
yang ANRI minta dalam waktu 5 detik. dilakukan audit kearsipan tahun 2018,
Hal ini merupakan perubahan besar, ditemukan bahwa kementerian ini belum
mengingat sebelum Program Pengawasan melakukan pemusnahan arsip inaktif lagi.
Penyelenggaraan Kearsipan, kementerian ini Beralih ke penyerahan arsip statis, ketika
membutuhkan waktu satu hingga dua jam dilakukan audit kearsipan tahun 2016
untuk mendapatkan arsip yang mereka cari. ditemukan bahwa kementerian ini belum
Penemuan arsip dalam waktu singkat akan pernah menjalankan program tersebut. Atas
memberikan kemudahan dalam menjalankan dasar itu, kementerian ini mendapat
layanan kearsipan secara cepat dan tepat rekomendasi dari ANRI untuk melakukan
kepada para penggunanya.


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

penyerahan arsip yang bernilai statis ke tetap. ANRI memberikan rekomendasi bagi
ANRI. pengelola arsip di kementerian ini untuk
5. SDM Kearsipan mengikuti diklat kearsipan. Diklat kearsipan
Laporan Pengawasan Penyelenggaraan diperlukan agar pengelola arsip dapat
Kearsipan menuliskan tiga subaspek yang memenuhi kompetensi yang ditentukan.
diawasi ANRI dalam Program Pengawasan Dalam memenuhi rekomendasinya,
Penyelenggaraan Kearsipan. Tiga sub aspek Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
tersebut di antaranya, pejabat struktural Tertinggal dan Transmigrasi
bidang kearsipan, arsiparis dan pengelola mengikutsertakan 4 pengelola arsip pada
arsip kegiatan diklat teknis kearsipan tahun 2017.
Pejabat Struktural Bidang Kearsipan di 6. Kelembagaan
Unit Kearsipan Kementerian Desa, Tahun 2016 Subbagian Persuratan dan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Kearsipan belum mengatur struktur
Transmigrasi pada audit kearsipan 2016 organisasi khusus dalam pengorganisasian
ditemukan belum pernah mengikuti diklat kearsipan di Kementerian Desa,
(pendidikan dan pelatihan) kearsipan. Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Berdasarkan temuan tersebut, ANRI Transmigrasi. Oleh karenanya, ANRI
memberikan rekomendasi agar Kepala Unit memberikan rekomendasi terkait
Kearsipan diikutsertakan dalam diklat teknis pengorganisasian penyelenggaraan
kearsipan bagi pimpinan unit kearsipan. kearsipan. Memasuki tahun 2019,
Untuk memenuhi rekomendasi ANRI, kementerian ini telah membentuk
Kementerian ini mengikutsertakan Kepala pengorganisasian penyelenggaraan kearsipan
Subbagian Persuratan dan Kearsipan dalam di kementerian ini.
kegiatan diklat teknis kearsipan. Fungsi penyelenggaraan kearsipan satu
Beralih pada subaspek Arsiparis, kementerian dibawahi oleh Sekertaris Jendral
Laporan Hasil Pengawasan Penyelenggaraan yang merupakan Unit Kearsipan Eselon Satu
Kearsipan 2016 menuliskan Kementerian ini pada Kementerian Desa, Pembangunan
belum memiliki arsiparis. ANRI memberikan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Fungsi
rekomendasi bahwa, “Kementerian Desa, ini diturunkan kepada Biro SDM dan Umum
Pembangunan Daerah Tertinggal dan yang merupakan Unit Kearsipan Eselon Dua,
Transmigrasi perlu mengadakan formasi lalu diturunkan lagi pada Unit Kearsipan
arsiparis sesuai dengan analisis beban kerja Eselon Tiga yang berada pada bagian Tata
pengelola Arsip”. Usaha Pimpinan dan Persuratan. Selanjutnya
Setelah mendapatkan rekomendasi, fungsi ini dijalankan oleh Subagian
kementerian ini mulai membentuk analisis Persuratan dan Kearsipan yang merupakan
beban kerja kearsipan sehingga dapat Unit Kearsipan Eselon Empat. Maka dapat
membentuk formasi arsiparis sesuai disimpulkan bahwa fungsi kearsipan
kebutuhan sehingga kementerian ini dapat kementerian ini berada pada level eselon
memperkirakan formasi yang dibutuhkan empat.
terkait SDM kearsipan. Masih ditahun yang 7. Prasarana dan sarana
sama, kementerian ini membuka penerimaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS). Tertinggal dan transmigrasi telah memiliki
Kementerian ini mengajukan formasi gedung record center, sehingga arsip inaktif
sebanyak 108 orang, namun hanya memiliki tempat penyimpanan khusus, tetapi
mendapatkan 54 orang CPNS. Selain itu, karena faktor kondisi dari bangunan, ANRI
kementerian ini juga melakukan merekomendasikan kementerian ini untuk
pengangkatan melalui inpassing sebanyak 4 memperbaiki gedung record center.
orang untuk menambahkan jumlah SDM Oleh karenanya, kementerian ini
kearsipan. melakukan beberapa perbaikan, seperti yang
Terkait subaspek pengelola arsip, dalam tertulis dalam Laporan Hasil Pengawasan
Laporan Hasil Pengawasan Penyelenggaraan Penyelenggaraan Kearsipan Tahun 2018
Kearsipan 2016, Kementerian Desa, yaitu, “Sudah dilakukan perbaikan pada atap
Pembangunan Daerah Tertinggal dan dan lantai gedung arsip, namun struktur
Transmigrasi memiliki 10 pengelola arsip gedung masih belum diperbaiki. Bangunan
yang terdiri dari 4 PNS dan 6 pegawai tidak lantai 2 belum dikategorikan kokoh untuk


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

menampung beban arsip dari seluruh unit Penyelenggaraan Kearsipan oleh ANRI
pengolah”. Kementerian ini telah berusaha Memiliki Pengaruh terhadap Kualitas
memperbaiki beberapa bagian dari gedung Penyelenggaraan Kearsipan di Unit
secara bertahap, namun kementerian ini Kearsipan Kementerian Desa, Pembangunan
belum mampu memperbaiki keseluruhan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
struktur bangunan dari gedung tersebut Pada audit pertama kali tahun 2016,
karena anggaran untuk prasarana dan sarana kementerian ini mendapatkan predikat buruk
kearsipan belum mencukupi. dalam penyelenggaraan kearsipan.
Memasuki tahun 2018, dilakukan audit
3.3 Kualitas Penyelenggaraan Kearsipan kembali dan kementerian ini berhasil
Kementerian Desa Pembangunan memperoleh predikat baik.
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan
Berbagai Perubahan ketujuh aspek yang daerah tertinggal dan Transmigrasi
diawasi ANRI dalam Program Pengawasan berkomitmen memperbaiki penyelenggaraan
Penyelenggaraan Kearsipan menunjukkan kearsipan melalui program pengawasan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah terhadap penyelenggaraan kearsipan oleh
Tertinggal dan Transmigrasi memiliki ANRI selaku lembaga pembina kearsipan
komitmen baik dalam meningkatkan kualitas nasional. Adapun tahapan yang harus
penyelenggaraan kearsipan. dilakukan di antaranya pelaksanaan audit
Beberapa peraturan dan kebijakan kearsipan, penilaian hasil pengawasan serta
diperbaiki dan disesuaikan dengan monitoring hasil pengawasan.
rekomendasi yang diberikan. Setiap ANRI melakukan audit kearsipan untuk
mendapatkan rekomendasi baru dalam melihat kesesuaian antara penyelenggaraan
penyelenggaraan kearsipan, kementerian ini kearsipan terhadap peraturan perundang –
langsung melaksanakannya secara bertahap undangan. Setelah itu, ANRI memberikan
demi menciptakan penyelenggaraan nilai terhadap penyelenggaraan kearsipan
kearsipan yang lebih baik. berdasarkan hasil audit yang dilakukan.
Sebagai salah satu lembaga negara pusat Terakhir, ANRI melakukan monitoring ke
yang diawasi oleh ANRI, Kementerian Desa Unit Kearsipan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi sejak tahun 2016 terus dibina Transmingrasi untuk melihat rekomendasi
dan diawasi dalam melakukan dari ANRI yang telah dilakukan.
penyelenggaraan kearsipan sehingga pada Terdapat tujuh aspek yang diawasi dalam
tahun 2018 kementerian ini berhasil meraih Program Pengawasan Penyelenggaraan
peringkat 8 dari 32 kementerian dengan Kearsipan di antaranya, ketaatan terhadap
predikat baik. peraturan perundang-undangan, program
Kementerian ini juga disebut sebagai kearsipan, pengolahan arsip inaktif,
kementerian paling progresif sehingga penyusutan arsip, SDM kearsipan,
Sekertaris Jendral Kementerian ini diberikan kelembagaan, serta prasarana dan sarana
waktu khusus untuk menyampaikan kearsipan.
testimoni terhadap Program Pengawasan Ketujuh aspek telah dinilai dan
Penyelenggaraan Kearsipan yang diakumulasi menjadi nilai penyelenggaraan
disampaikan dalam rapat kordinasi yang kearsipan Kementerian Desa, Pembangunan
dilaksanakan di Padang 2018 terhadap Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Program Pengawasan Kearsipan yang Berdasarkan penilaian dari ketujuh aspek
dilakukan ANRI. pengawasan dapat disimpulkan bahwa
Program Pengawasan Penyelenggaraan
4. Simpulan Kearsipan berhasil memperbaiki kualitas
Berdasarkan hasil analisis penelitian penyelenggaraan kearsipan di Kementerian
Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Kearsipan oleh ANRI terhadap Kualitas Transmigrasi.
Penyelenggaraan Kearsipan pada
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi maka diperoleh
simpulan bahwa Program Pengawasan


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

Daftar Pustakaka Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian


Amsyah, Z. (2015). Manajemen Kearsipan. Kualitatif. Bandung: Remaja
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Rosdakarya.
ANRI. (2009). Undang Undang Kearsipan. Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta:
http://www.bphn.go.id/data/documents Ghalia Indonesia.
/09uu043.doc. [Diakses pada 2 Februari Satoto, Kodrat Iman et al. 2011. “Studi
2019] Perbaikan Pengelolaan Perpustakaan
-------. (2015). Perka Anri, Dan Sistim Pengelolaan Arsip &
http://www.anri.go.id/assets/download/ Dokumen Di PT Badak NGL.” Jurnal
Renstra_Arsip_ Sistem Komputer 1(1): 21–30.
[Diakses pada 7 Februari 2019] Sedarmayanti. (2003). Tata Kearsipan
Nasional_Republik_Indonesia_2015_pdf . dengan Memanfaatkan Teknologi
[Diakses pada 2 Februari 2019] Modern. Bandung: Mandar Maju.
-------. (2017). Gerakan Nasional Tertib Simanjuntak, P. (2008). Pengaruh Time
Arsip,http://www.anri.go.id/assets/colle Budget Pressure Dan Resiko Kesalahan
cti Terhadap Penurunan Kualitas Audit,
ons/files/e_majalah_arsip_edisi- http://eprints.undip.ac.id/17613/1/Piter
71_gnsta590e4eb0c4e11.pdf. [Diakses _Simanjuntak.pdf. [Diakses pada 10
pada 7 Februari 2019] Februari 2019]
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Sugiarto, A. (2014). Manajemen Kearsipan
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Elektronik. Yogyakarta: Gava Media.
Rineka Cipta. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Conor. (1974). Monitoring Pekerjaan. Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi.
Yogyakarta: Nur Cahaya. Bandung: Alfabeta.
Daman. (2012). Monitoring dan Supervisi Sukmadinata, N. S. (2011). Metode
Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Penelitian Pendidikan. Bandung:
Semarang: UNNES PRESS. Remaja Rosadakarya.
Danim, S. (2002). Menjadi Peneliti Sutopo. (2006). Metolodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Kualitatif. Surakarta: Penerbit
Gie, T. L. (2000). Administrasi Perkantoran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Moderen. Yogyakarta: Liberty. Wrihatnolo, R. R. (2008). Monitoring,
Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Evaluasi, dan Pengendalian,
Penelitian Kualitatif f Untuk Ilmu-Ilmu https://www.slideshare.net/wrihatnolo/
Sosial. Jakarta : Salemba Humanika. pelatihan-monitoring-dan-evaluasi-di-
Margono. (2004). Metodologi Penelitian surabaya-presentation. [Diakses pada 7
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Februari 2019]
Moerdiyanto. (2009). Teknik Monitoring Yatimah, D. (2019). Kesekretariatan Modern
Dan Evaluasi (Monev) Dalam Rangka dan Administrasi Perkantoran.
Memperoleh Informasi Untuk Bandung: Pustaka Setia.
Pengambilan Keputusan Manajemen.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/
penelitian/Drs.%20Moerdiyanto,%20M
.Pd./ARTIKEL%20MONEV.pdf.
[Diakses pada 7 Februari 2019]


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV



Anda mungkin juga menyukai