Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BAHASA ARAB

MUBTADA KHABAR FI’IL FA’IL DAN MAF’ULUN BIHI


Makalah Bahasa Arab semester 2B Pendidikan Fisika

Dosen Pengampu :
Azkia Muharom Albatani M.Pd.I

Disusun oleh :
1. Anantha Ivan Wijaya 11180163000030
2. Oktavia Nursanti 11180163000043
3. Sekar Rahamwati 11180163000044
4. Laely Indah Suwarni 11180163000045
5. M Fawwaz El-Fath 11180163000053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
kelompok mata kuliah Bahasa Arab yang berjudul “Mubtada khabar fi’il fa’il dan
maf’ulun bihi”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Akhir kata, kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di
waktu-waktu mendatang.

Tangerang Selatan, 16 April 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH BAHASA ARAB MUBTADA KHABAR FI’IL FA’IL DAN


MAF’ULUN BIHI ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
SURAH YASIN AYAT 30-60 ...................................................................................... 3
BAB III....................................................................................................................... 13
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 13
A. Fi’il............................................................................................................................. 13
B. Fa’il............................................................................................................................ 16
C. Maf’ul Bihi ................................................................................................................. 17
D. Mubtada ..................................................................................................................... 18
E. Khabar........................................................................................................................ 19
BAB IV ...................................................................................................................... 22
KESIMPULAN............................................................. Error! Bookmark not defined.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tata bahasa serta keunikan-keunikan
tersendiri yang menjadi ciri khas dari bahasa tersebut, begitu juga dalam bahasa
Arab. Kajian sintaksis sebagai salah satu kajian struktur internal bahasa terutama
dimaksudkan untuk mengetahui struktur satuan sintaksis, yaitu struktur kalimat,
struktur klausa, struktur frase, dan struktur kata. Kalimat adalah satuan bahasa
yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara
aktual maupun potensial terdiri dari klausa, sedangkan klausa adalah satuan
sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif sebagai pengisi
kalimat. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase
yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai
objek, dan sebagai keterangan. Fungsi-fungsi tersebut dijelaskan sebagai kotak-
kotak kosong yang akan diisi oleh kategori-kategori yang mempunyai peran-
peran tertentu, seperti pelaku, aktif, penyerta, dan sasaran. Kategori yang
mengisi fungsi kalimat inilah yang akan diteliti lebih lanjut.
Dalam bahasa Arab kalimat/ jumlah dibagi menjadi dua, yaitu kalimat
verbal/ jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’l dan fā’il, dan kalimat nominal/
jumlah ismiyyah yang terdiri dari mubtada’ dan khabar.
Fi’il secara bahasa berarti kejadian atau pekerjaan. Dalam istilah Nahwu,
Fi’il adalah kata yang menunjukkan atas suatu makna tersendiri atau terikat
dengan salah satu dari tiga bentuk waktu, masa lampau, masa sekarang, dan
masa yang akan datang. Sementara fai’il adalah isim yang menunjukkan orang
yang mengerjakan suatu pekerjaan dan kedudukannya dalam I’rab adalah sebagi
marfu’ dan maf’ul bihi adalah isim manshub (isim yang berharakat fathah) yang
datang bersama dengan fi’il.
Sering dijumpai juga kalimat sempurna dan kalimat tidak sempurna,
misalnya kalimat yang didahului oleh isim dan berada diawal kalimat yang biasa
disebut Mubtada dan bagian yang melengkapinya disebut Khabar. Mubtada dan
khabar sering juga disebut dasar-dasar kalimat susunan jumlah ismiyah dan

1
keduanya merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam
pelajaran bahasa arab di indonesia, jika Mubtada sebagai subjek, maka khabar
sebagai predikat yang menjadi pelengkap kalimat sebelumnya. Tanpa khabar
maka sebuah kalimat tidak akan menjadi kalimat yang sempurna.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fi’il?
2. Apa yang dimaksud dengan fa’il?
3. Apa yang dimaksud dengan maf’ulun bihi ?
4. Apa yang dimaksud dengan mubtada’ dan khobar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fi’il
2. Untuk mengetahui pengertian fa’il
3. Untuk mengetahui pengertian maf’ulun bihi
4. Untuk mengetahui pengertian mubtada’ khobar
5. Dapat menganalisis ayat-ayat al-qur’an

2
BAB II

SURAH YASIN AYAT 30-60


‫بسم الله الرحمن الرحيم‬
Yasin 31
ْ‫َّهمْْإِّلَي ِّهمْْ ْلَْيَْرِِّ ُُن َن‬ ِّْ ‫أَلَمْْيََرواْ َكمْْأَهلَكنَاْقَب لَ ُهمْ ِّمنْْال ُقُر‬
ُ ‫ونْأَن‬
“ Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak umat-umat sebelum mereka telah
Kami binasakan. Sesungguhnya umat-umat tersebut tidak akan kembali kepada mereka

‫قَ ْبلَ ُهم‬ َ‫أَ ْهلَ ْكن‬ ‫َك ْم‬ ‫َي َر ْوا‬ ‫أَ َل ْم‬
Sebelum mereka (kami) Telah Berapa Memperhatikan Apakah Tidak
membinasakan banyak

َ‫َي ْر ِجعُون‬ ‫َل‬ ‫ِإلَ ْي ِه ْم‬ ‫أَنَّ ُه ْم‬ ِ ‫ْٱلقُ ُر‬


‫ون‬ َ‫ِمن‬
Kembali Tidak Kepada mereka Sesungguhnya Umat - umat Dari
mereka

Yasin 32

َ ‫َوإِّنْ ُكلْْلَّ َّماْ َِ ِّميعْْلَّ َدي نَاْ ُمح‬


ْ‫ضُرو َن‬
“ Dan mereka semuanya akan dikumpulkan lagi di hadapan Kami “

َ‫ض ُرون‬
َ ْ‫ُمح‬ ‫لَّدَ ْينَا‬ ‫َج ِميع‬ ‫لَّ َّما‬ ‫ُكل‬ ‫َو ِإن‬
(mereka) yang Di sisi Keseluruhan Melainkan Setiap Dan tidak
dalam kondisi cepat kami Lain
menghadap

Yasin 33
ْ‫اهاْ َوأَخَرِنَاْ ِّمن َهاْ َحبًّاْْفَ ِّمن ُُْْيَأ ُكلُن َن‬ ُْ ‫َوآيَةْْلَّ ُه ُْمْاْلَر‬
َ َ‫ضْال َمي تَ ْةُْأَحيَ ي ن‬
“ Dan suatu tanda bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan
Kami keluarkan daripadanya biji-bijian sehingga mereka dapat memakannya “

‫َوأَ ْخ َرجْ نَا‬ ‫أَحْ َي ْي َٰنَ َها‬ ُ ‫ْٱل َم ْيتَة‬ ُ ‫ْٱْل َ ْر‬
‫ض‬ ‫لَّ ُه ُم‬ ‫َو َءا َية‬
Dan Dan kami Orang yang Bumi Bagi Dan suatu
keluarkanlah keluarkan mati mereka tanda
kami

3
َ‫َيأ ْ ُكلُون‬ ُ‫فَ ِم ْنه‬ ‫َحبًّا‬ ‫ِم ْن َها‬
Makan Maka daripadanya Biji-bijian Daripadanya

Yasin 34
ِّ ‫َّخيلْْوأَعنَابْْوفَ َّجرنَاْفِّيهاْ ِّمنْْالُي‬
ْ‫نن‬ ِّ ِّ ِّ
ُُ َ َ َ ‫َو َِ َُلنَاْف َيهاْ َِنَّاتْْمنْن‬
“ Dan Kami jadikan padanya taman-taman kurma dan anggur, dan Kami pancarkan
padanya beberapa mata air “

‫َوأَ ْع َٰنَب‬ ‫نَّ ِخيل‬ ‫ِمن‬ ‫َج َٰنَّت‬ ‫فِي َها‬ ‫َو َج َع ْلنَا‬
Dan anggur- Kurma Dari Surga di Dan
anggur dalamnya/padanya (Kami)
jadikan

ِ ُ‫ْٱلعُي‬
‫ون‬ َ‫ِمن‬ ‫ِفي َها‬ ‫َوفَ َّج ْرنَا‬
Mata air – mata air dari Didalamnya Dan (kami)
memancarkan

Yasin 35
َْ َ‫لِّيَأ ُكلُناْ ِّمنْثَ َم ِّرْهِّْ َوَماْ َع ِّملَت ُُْْأَي ِّد ِّيهمْْأَف‬
ْ‫لْيَش ُكُرو َن‬
“ Supaya mereka dapat makan dari bnahnya, dan tangan mereka tidak dapat
menciptakannya secara mandiri. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? “

‫َو َما‬ ‫ثَ َم ِر ِهۦ‬ ‫ِمن‬ ‫ِل َيأ ْ ُكلُوا‬


Dan apa Buahnya Dari Supaya makan

َ‫يَ ْش ُك ُرون‬ ‫أَفَ َل‬ ‫أَ ْيدِي ِه ْم‬ ُ‫َع ِملَتْه‬


Bersyukur Maka apakah tidak Tangan-tangan (Dia/pr)
mereka Mengusahakannya

Yasin 36
ْ‫ضْ َوِّمنْْْأَن ُف ِّس ِّهمْْ َوِّم َّماَْْلْيَُلَ ُمن َن‬ َْ ‫ُسب َحا َْنْالَّ ِّذيْ َخلَ َْقْاْلَزَو‬
ُْ ِّ‫اجْ ُكلَّ َهاْ ِّم َّماْتُنب‬
ُْ ‫تْاْلَر‬
“ Mahasuci Allab yang telah menciptakan secara berpasang-pasangan semua yang
tumbuh di bumi dan juga diri mereka serta apa yang tidak mereka ketahui “

‫ِم َّما‬ ‫ُكلَّ َها‬ ‫ْٱْل َ ْز َٰ َو َج‬ َ‫َخلَق‬ ‫ٱلَّذِى‬ َ‫س ْب َٰ َحن‬
ُ
Dari Apa Semuanya Berpasangan (Ia) Menciptakan Yang Maha Suci

4
َ‫يَ ْعلَ ُمون‬ ‫َل‬ ‫َو ِم َّما‬ ‫أَنفُ ِس ِه ْم‬ ‫َو ِم ْن‬ ُ ‫ْٱْل َ ْر‬
‫ض‬ ُ‫ت ُ ۢن ِبت‬
Mengetahui Tidak Dan dari apa Jiwa-jiwa Dan Dari Bumi Ditumbuhka
mereka n

Yasin 37
ْ‫ارْفَِّإذَاْ ُهمْ ُّمظلِّ ُمن َن‬ ِّ
َ ‫َوآيَةْْلَّ ُهمْْاللَّي ُْلْنَسلَ ُْخْمن ُُْْالن‬
َْ ‫َّه‬
“ Dan suatu tanda bagi mereka adalah malam. Kami menanggalkan siang dari malam,
maka (tiba-tiba) mereka dalam kegelapan “

ُ‫ِم ْنه‬ ‫نَ ْسلَ ُخ‬ ‫ٱلَّ ْي ُل‬ ‫لَّ ُه ُم‬ ‫َو َءا َية‬
Dari padanya Menanggalkan Malam Bagi mereka Dan suatu
tanda

ْ ‫ُّم‬
َ‫ظ ِل ُمون‬ ‫هُم‬ ‫فَإِذَا‬ َ ‫ٱلنَّ َه‬
‫ار‬
Mereka kegelapan Mereka Maka tiba-tiba Siang

Yasin 38
ْ‫كْتَق ِّد ُْيرْال َُ ِّز ِّْيزْال َُْلِّ ِّيم‬
َْ ِّ‫سْتَج ِّريْلِّ ُمستَ َقرْْلَّ َهاْذَل‬
ُْ ‫َوالشَّم‬
“ Dan matahari berjalan di tempat edamya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa
lagi Maha Mengetahui “

‫َٰذَ ِل َك‬ ‫لَّ َها‬ ‫ِل ُم ْستَقَر‬ ‫تَجْ ِرى‬ ‫س‬ َّ ‫َوٱل‬
ُ ‫ش ْم‬
Itu Baginya Tempat edar Mengalir Dan matahari

‫ْٱلعَ ِل ِيم‬ ِ ‫ْٱلعَ ِز‬


‫يز‬ ُ ‫تَ ْقد‬
‫ِير‬
Mengetahui Sangat perkasa Menguasai

Yasin 39
ْ‫ننْال َق ِّد ِّيم‬
ِّْ ُِ ‫ادْ َكال ُُر‬ ِّ َ‫وال َقم ْرْقَدَّرنَ ُْاهْ َمن‬
َْ ‫ازَْلْ َحتَّىْ َع‬ ََ َ
“ Dan bulan, telah Kami tetapkan manzilah-manzilab baginya, sehingga ia kembali
sebagai bentuk tandan yang tua “

‫َحتَّ َٰى‬ ‫َاز َل‬


ِ ‫َمن‬ ُ‫قَدَّ ْر َٰنَه‬ ‫َو ْٱلقَ َم َر‬
Sehingga Tempat-tempatnya Telah (kami) tetapkannya Dan bulan

5
ِ ‫ْٱلقَد‬
‫ِيم‬ ِ ‫َك ْٱلعُ ْر ُج‬
‫ون‬ َ‫َعاد‬
Dahulu Sebagai tandan (Ia) mengulangi

Yasin 40
ُْ ‫ارْ َوُكلْْفِّيْفَلَكْْيَسَب‬
ْ‫حن َن‬ ِّْ ‫َّه‬ ِّ ْ ‫َْلْالشَّم‬
َ ‫سْيَنبَغيْلَ َهاْأَنْتُد ِّرَْكْال َق َمَْرْ َوَْلْاللَّي ُْلْ َسابِّ ُْقْالن‬
ُ
“ Tidak mungkin matahari mendahului bulan dan ma-lam pun tidak dapat mendahului
siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya “

‫ت ُ ْد ِر َك‬ ‫أَن‬ ‫لَ َها‬ ‫َي ۢن َب ِغى‬ ‫س‬ َّ ‫ٱل‬


ُ ‫ش ْم‬ ‫َل‬
Didapatkan/dikejar Bahwa Baginya Patut/mungkin Matahari Tidak

ِ ‫ٱلنَّ َه‬
‫ار‬ ‫سابِ ُق‬
َ ‫ٱلَّ ْي ُل‬ ‫َو َل‬ ‫ْٱلقَ َم َر‬
Siang (Dia/lk) yang mendahului Malam Dan tidak Bulan

َ‫يَ ْسبَ ُحون‬ ‫فَلَك‬ ‫فِى‬ ‫َو ُكل‬


Beredar Orbit Di Dan masing-masing

Yasin 41
ِّ ‫كْْالمشح‬
ِّ ِّ
ْ‫نن‬ ُ َ ‫َّاْح َملنَاْذُ ِّريَّتَ ُهمْْفيْال ُفل‬
َ ‫َوآيَةْْلَّ ُهمْْأَن‬
“ Dan suatu tanda bagi mereka, Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh
muatan “

ْ‫ذُ ِّريَّتَ ُهم‬ ‫َح َملنَا‬ ‫أَنَّا‬ ْ‫لَّ ُهم‬ ‫َوءَايَْة‬


Keturunan Kami bawa Bahwasanya Bagi mereka Dan dan
mereka suatu tanda

ِّ ‫المشح‬
ْ‫نن‬ ُ َ
ِّ ‫ال ُفل‬
ْ‫ك‬ ‫فِّي‬
Yang dimuati Perahu Di

Yasin 42
ْ‫َو َخلَقنَاْلَ ُهمْ ِّمنْ ِّمثلُِِّّْْ َماْيَرَكبُن َن‬
“ Dan Kami ciptakan untuk mereka yang serupa dengan kapal untuk mereka kendarai “

ْ‫يَرَكبُن َن‬ ‫َما‬ ُِّْ ِّ‫ِّمثل‬ ‫ِّمن‬ ‫لَ ُهم‬ ‫َو َخلَقنَا‬
Menaiki/kedarai Apa Yang serupa Dari Untuk mereka Dan (kami)
ciptakan

6
Yasin 43
َْ ‫ص ِّر‬
ْ‫يخْلَ ُهمْْ َوَْلْ ُهمْْيُن َق ُذو َن‬ َ ‫َوإِّنْن‬
َْ َ‫َّشأْْنُغ ِّرق ُهمْْف‬
َ ْ‫ل‬
“ Dan jika Kami menghendaki, niscaya Kami tengge-lamkan mereka, maka tiadalah
bagi mereka penolong dan tidakpula mereka diselamatkan “

َ ‫ص ِّر‬
ْ‫يخ‬ َ ْ‫فَ َل‬ ْ‫نُغ ِّرق ُهم‬ ْ‫َّشأ‬
َ‫ن‬ ‫َوإِّن‬
Menolong Maka tidak (kami) tenggelangkam Menghendaki Dan jika
mereka

ْ‫يُن َق ُذو َن‬ ْ‫ُهم‬ ْ‫َوَل‬ ْ‫لَ ُهم‬


Diselamatkan Mereka Dan tidak Bagi mereka

Yasin 44
ْ‫إَِّّْلْ َرح َمةْْ ِّمنَّاْ َوَمتَاعاْإِّلَىْ ِّحين‬
“ Kecuali karena rahmat dari Kami, dan sebagai kese-nangan hidup sampai kepada
suatu ketika “

ْ‫ِّحين‬ ‫إِّلَى‬ ‫َوَمتَاعا‬ ‫ِّمنَّا‬ ْ‫َرح َمة‬ ْ‫إَِّّل‬


Ketika Kepada Dan Dari kami Rahmat Kecuali
kesenangan

Yasin 45
ْ‫يلْلَ ُه ُْمْاتَّ ُقناْ َماْبَي َْنْأَي ِّدي ُكمْْ َوَماْ َخل َف ُكمْْلَ َُلَّ ُكمْْتُر َح ُمن َن‬
َْ ِّ‫َوإِّ َذاْق‬
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Lindungilah diri kamu dengan ketaqwaan
terhadap apa yang ada di hadapanmu dan di belakangmu, agar kamu memperoleh
rahmat

ْ‫بَي َن‬ ‫َما‬ ‫اتَّ ُقنا‬ ْ‫لَ ُه ُم‬ ْ‫يل‬ِّ ْ‫َوإِّ َذ‬
َ ‫ق‬
Diantara Apa Bertakwlah Kepada Dikatakan Dan
mereka apabila

ْ‫تُر َح ُمن َن‬ ْ‫لَ َُلَّ ُكم‬ ْ‫َخل َف ُكم‬ ‫أَي ِّدي ُكمْ َوَما‬
Diberi rahmat Agar kalian Belakang kalian Tangan-tanganmu
dan apa

Yasin 46
ْ‫ين‬
َ‫ض‬ ِّْ َ‫َوَماْتَأتِّ ِّيهمْ ِّمنْْآيَةْْ ِّمنْْآي‬
ِّْ ‫اتْ َربِّ ِّهمْْإَِّّْلْ َكانُناْ َعن َهاْ ُمُ ِّر‬

7
“ Dan tiadalah datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda Tuhan, melainkan
mereka selalu berpaling darinya “

ِّ ‫آي‬
ْ‫ات‬ ‫ِّم ْن‬ ‫آيَْة‬ ‫ِّم ْن‬ ‫ْتَأتِّ ِّيهم‬ ‫َوَما‬
َ
Suatu tanda Dari Suatu tanda Dari Dating kepada Dan tidak
mereka

ِّ ْ‫إَِّّل‬ ْ‫َربِّ ِّهم‬


َ ‫ُمُ ِّرض‬
ْ‫ين‬ ‫َعن َها‬ ‫َكانُنا‬
Orang-orang Daripadanya (mereka) adalah Kecuali Tuhan
yang berpaling

Yasin 47
ُْ‫اء‬
ْ‫ش‬ َْ ‫ينْ َك َفُرواْْلِّلَّ ِّذ‬
َْ َ‫ينْ َآمنُناْأَنُطُِّ ُْمْ َمنْلَّنْْي‬ َْ ‫الْالَّ ِّذ‬ ِّ ‫يلْلَهمْْأ‬
َْ َ‫َنف ُقناْ ِّم َّماْ َرَزقَ ُكمْْاللَّ ُُْْق‬ ُ َ ْ ِّ‫وإِّ َذاْق‬
َ
ِّ
ْ‫ض َللْْ ُّمبِّين‬ َ ْ‫اللَُُّْْأَط َُ َم ُُْْإِّنْْأَنتُمْْإَِّّْلْفي‬
“ Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Nafkahkanlab sebagian rezeki yang telah
Allah berikan kepadamu." Mereka yang menolak dan mengingkari Yang Mahawujud
berkata kepada orang-orang yang menerima dan percaya (risalah), "Apakah kami akan
memberi makan orang, yang jika Allah menghendaki, tentulah Dia akan memberinya
makan? Tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata." “

‫ِّم َّما‬ ِّ ‫أ‬ ِّ ‫َوإِّ َذا‬


َُُّْ‫الل‬ ْ‫َرَزقَ ُكم‬ ‫َنف ُقنا‬ ْ‫لَ ُهم‬ ْ‫يل‬
َ ‫ق‬
Allah Member Dari apa Nafkahkanlah Kepada Dikatakan Dan
reseki mereka apabila
kalian

ِّ ِّ ِّ َّ
‫َآمنُنا‬ َ ‫للَّذ‬
ْ‫ين‬ ‫َك َفُروا‬ ْ‫ين‬
َ ‫الذ‬ ْ‫ال‬
َ َ‫ق‬
Beriman Bagi orang- Mengingkari Orang-orang Mengatakan
orang yag

ُُْ ‫أَط َُ َم‬ َُُّْ‫الل‬ ُ‫اء‬


ْ ‫يَ َش‬ ْ‫لَّن‬ ‫َمن‬ ْ‫أَنُطُِّ ُم‬
Member Allah Kehendaki Jika Orang Member
makan ia makan

ْ‫ُّمبِّين‬ ْ‫ض َلل‬


َ ‫فِّي‬ ْ‫إَِّّل‬ ْ‫أَنتُم‬ ْ‫إِّن‬
Yang nyata Kesehatan Dalam Kecuali Kalian Tidaklah

8
Yasin 48
ْ‫ين‬ِّ ِّ ْْ‫وي ُقنلُن َْنْمتىْه َذاْالنع ْدْإِّنْ ُكنتم‬
َ ‫صادق‬ َ ُ ُ َ َ ََ ََ
“ Dan mereka berkata: Kapan janji ini datang, jika kamu orang-orang yang benar? “

‫َه َذا‬ ‫َمتَى‬ ْ‫َويَ ُقنلُن َن‬


Janji Ini Kapan Dan mereka
berkata

ْ‫ين‬ِّ ِّ ‫إِّن‬
َ ‫صادق‬ َ ْ‫ُكنتُم‬
Orang –orang yang benar Kamu Jika

Yasin 49
ْ‫اح َدةْْتَأ ُخ ُذ ُهمْْ َوُهمْْيَ ِّخ ِّص ُمن َن‬
ِّ ‫ماْينظُرو َْنْإَِّّْلْصيْحةْْو‬
َ َ َ ُ َ َ
“ Mereka menunggu hanya satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka padahal
ketika itu mereka sedang bertengkar “

ْ‫صي َحة‬
َ ْ‫إَِّّل‬ ْ‫يَنظُُرو َن‬ ‫َما‬
Teriakan Kecuali (mereka) melihat Apa

ِّ ‫ي ِّخ‬
ْ‫ص ُمن َن‬ ْ‫َْوُهم‬ ْ‫تَأ ُخ ُذ ُهم‬ ِّ ‫و‬
ْ‫اح َدة‬
َ َ
Bertengkar Dan mereka Menimpa mereka Sekali

Yasin 50
ْ‫لْيَستَ ِّط ُيُن َْنْتَن ِّصيَةْْ َوَْلْإِّلَىْأَهلِّ ِّهمْْيَرِِّ ُُن َن‬
َْ َ‫ف‬
“ Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat pun dan tidakpula mereka dapat
kembali kepada keluarganya “

ْ‫َوَل‬ ْ‫تَن ِّصيَة‬ ْ‫يَستَ ِّط ُيُن َن‬ ْ‫فَ َل‬


Dan tidak Satu wasiat Mentaati Maka tidak

ْ‫يَرِِّ ُُن َن‬ ْ‫أَهلِّ ِّهم‬ ‫إِّلَى‬


Kembali Keluarga mereka Kecuali

9
Yasin 51
ِّ ‫اثْإِّلَىْربِّ ِّهمْْي‬
ْ‫نسلُْن َن‬ ِّ ِّ ُّ ْ‫َونُِّف َْخْفِّي‬
ِّ ِّْ ‫الص‬
َ َ ْ ‫نرْفَإ َذاْ ُهمْم َْنْاْلَِ َد‬
“ Dan sangkakala akan ditiup, dan tiba-tiba dari kubur, mereka keluar menuju kepada
Tuhan mereka “

‫ُهم‬ ‫فَِّإ َذا‬ ِّ ‫الص‬


ْ‫نر‬ ُّ ‫فِّي‬ ْ‫َونُِّف َخ‬
Mereka Maka tiba-tiba Sangkakala Pada Dan telah ditiup

ِّ ‫ي‬
ْ‫نسلُن َن‬ ‫َربِّ ِّه ْم‬ ‫إِّلَى‬ ِّ ‫اْلَِ َد‬
ْ‫اث‬ ْ‫ِّم َن‬
َ
Turun dengan Tuhan mereka Kepada Kubur Dari
cepat

Yasin 52
ْ‫قْال ُمر َسلُن َن‬
َْ ‫ص َد‬ َّ ْ‫قَالُناْيَاْ َوي َلنَاْ َمنْبَ َُثَنَاْ ِّمنْ َّمرقَ ِّدنَاْ َه َذاْ َماْ َو َع َْد‬
َ ‫الرح َم ُْنْ َْو‬
“ Mereka akan berkata: Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami
dari tempat peristirahatan kami? Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pengasih,
dan para rasul telah mengatakan kebenaran! “

‫َّمرقَ ِّدْنَا‬ ‫ِّمن‬ ‫بَ َُثَنَا‬ ‫َمن‬ ‫اْوي لََْنا‬


َ َ‫ي‬ ‫قَالُنا‬
Tempat Dari Membangkitkan dari Celakalah Mereka
tidur kami kami kami berkata

ْ‫ال ُمر َسْلُن َن‬ ْ‫ص َد َق‬


َ ‫َو‬ ْ‫الرح َم ُن‬
َّ ْ‫َو َْع َد‬ ‫َما‬ ‫َه َذا‬
Para Dan Maha Telah Apa Ini
utusan membenarkan pengasih berjanji
Yasin 53

ِّ
َ ‫صي َحةْْ َواح َدةْْفَِّإذَاْ ُهمْْ َِ ِّميعْْلَّ َدي نَ ُامح‬
ْ‫ضُرو َن‬ َ ْ‫إِّنْ َكانَتْْإَِّّْل‬
“ Hanya satu teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan di hadapan Kami

ِّ ‫و‬
ْ‫اح َدة‬ ْ‫صي َحة‬ ْ‫إَِّّل‬ ْ‫َكانَت‬ ‫إِّن‬
َ َ
Satu Teriakan Kecuali (ia) adalah Tidak

10
ْ‫ضُرو َن‬
َ ‫ُمح‬ ‫لَّ َدي َنا‬ ْ‫َِ ِّميع‬ ْ‫ُهم‬ ‫فَِّإ َذا‬
Dihadapan Disisi kami Dikumpulkan Merela Maka tiba-
tiba

Yasin 54
ْ‫فَاليَ نَْمَْْلْتُظلَ ُْمْنَفسْْ َشي ئاْ َوَْلْتُجَزو َْنْإَِّّْلْ َماْ ُكنتُمْْتَُْ َملُن َن‬
“ Pada hari itu tak ada seorang pun yang dirugikan sedikitpun, dan kamu tak akan
dibalas kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu lakukan “

ْ‫َوَل‬ ‫َشي ئا‬ ْ‫نَفس‬ ْ‫تُظلَ ُم‬ ْ‫َل‬ ْ‫فَاليَ نَم‬


Dan tidak Sedikitpun Seorang Dirugikan Tidak Maka pada
hari itu

ْ‫تَُ َملُن َن‬ ْ‫ُكنتُم‬ ‫َما‬ ْ‫إَِّّل‬ ْ‫تُجَزو َن‬


Lakukan Telah kamu Dengan apa Kecuali Dibalas

Yasin 55
ْ‫ابْال َجن َِّّْةْاليَ نَْمْفِّيْ ُشغُلْْفَاكِّ ُهن َن‬
َْ ‫إِّ َّْنْأَص َح‬
“ Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu disibukkan dengan kesenangan “

‫فِّي‬ ْ‫اليَ نَم‬ ْ‫ال َجن َِّّة‬ ْ‫اب‬


َ ‫أَص َح‬ ْ‫إِّ َّن‬
Di Dihari Syurga Penghuni Sesungguhnya

ْ‫فَاكِّ ُهن َن‬ ْ‫ُشغُل‬


Dengan kesenangan Sibukannya

Yasin 56
ِّ ‫كْمت‬
ْ‫َّك ُؤو َن‬ ِّ ِّ ِّ ِّ
ُ ْ ‫اِ ُهمْْفيْظ َللْْ َعلَىْاْل ََرائ‬
ُ ‫ُهمْْ َوأَزَو‬
“ Mereka dan istri-istri mereka berada dalam perlindungan, berbaring di atas ranjang
yang tinggi “

ْ‫ِّظ َلل‬ ‫فِّي‬ ْ‫اِ ُهم‬


ُ ‫َوأَزَو‬ ْ‫ُهم‬
Perlindungan Dalam Dan istri-istri mereka Mereka

11
ِّ ‫مت‬
ْ‫َّك ُؤو َن‬ ِّ ِّ‫اْلَرائ‬
ْ‫ك‬ ‫َعلَى‬
ُ َ
Yang mereka sandarkan Pelamin Atas

yasin 57
ْ‫َّعن َن‬ ِّ ِّ
ُ ‫لَ ُهمْْف َيهاْفَاك َهةْْ َولَ ُهمْ َّماْيَد‬
“ Di surga mereka memperoleh buah-buahan dan apa pun yang mereka minta “

ْ‫َّعن َن‬
ُْ ‫يَد‬ ‫َّما‬ ‫َولَ ُهم‬ ْ‫فَاكِّ َهة‬ ‫فِّ َيها‬ ْ‫لَ ُهم‬
Merea Apa Dan bagi Buah-buahan Dialamnya Bagi
minta mereka/memperoleh mereka/memperol
eh

Yasin 58
ْ‫نْربْْ َّرِّحيم‬
َّ ‫َس َلمْقَنل ِّْم‬
“ Salam! Ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang “

ْ‫َّرِّحيم‬ ْ‫َّرب‬ ‫ِّمن‬ ْ‫قَنل‬ ْ‫َس َلم‬


Maha penyayang Tuhan Dari Perkataan Sejahtera
Yasin 59
ْ‫َوامتَ ُازواْاليَ نَمْأَيُّ َهاْال ُمج ِّرُمن َن‬
“ Dan berpisahlah pcida hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat! “

ْ‫ال ُمج ِّرُمن َن‬ ‫أَيُّ َها‬ ْ‫اليَ نَم‬ ‫َوامتَ ُازوا‬
Yang berbuat Wahai orang-orang Hari ini Dan berpisahlah kamu
jahat
Yasin 60
ْ‫آد َْمْأَنَّْْلْتَُبُ ُدواْالشَّيطَا َْنْإِّن َُُّْْلَ ُكمْْ َع ُدوْْ ُّمبِّين‬ ِّ
َ ْ‫أَلَمْْأَع َهدْْإِّلَي ُكمْْيَاْبَني‬
“ Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu, hai Bani Adam, supaya kamu tidak
menyembah setan? Sesunggubnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu “

‫أَن‬ ْ‫آد َم‬


َ ‫بَنِّي‬ ‫يَا‬ ْ‫إِّلَي ُكم‬ ْ‫أَع َهد‬ ْ‫أَلَم‬
Agar Adam Bani Wahai Kepadamu Aku Tidaklah
peringatkan

ْ‫ْمبِّين‬
ُّْ ‫َع ُدو‬ ْ‫لَ ُكم‬ َُُّْ ‫إِّن‬ ْ‫الشَّي ْطَا َن‬ ‫تَُبُ ُدوا‬ ْ‫َّل‬
Musuh yang Bagimu Sesungguhmya Setan Menyembah Tidak
yata

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. Fi’il
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang
terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan
datang). Pengertian fi’il secara sederhana adalah kata kerja. Namun pengertian yang
lebih luas yaitu kata yang menunjukkan sesuatu yang terjadi disertai dengan waktu.
Kalimat fi’il itu ada 3 macam, yaitu: fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amar.
1) Fi’il Madhi )‫( الفعل الما ضى‬
Fi’il madhi adalah kata kerja yang menunjukkan arti suatu pekerjaan atau
peristiwa pada waktu lampau (past tense). Tanda-tanda fi’il madhi:
a. Huruf akhirnya berharakat fathah dhahirah (jelas) maupun muqadarah (dikira-
kirakan).
 Harakat dzhahir, contoh: ‫ قَا َل‬،‫َب‬ َ َ‫ ن‬،‫ َرحِ َم‬، َ‫ ا َ َكل‬،‫ فَت َ َح‬،‫ب‬
َ ‫ َكت‬،‫ص َر‬ َ ،‫فَعَ َل‬
َ ‫ض َر‬
 Harakat muqadarah, contoh: ‫ أَت َى‬،‫ نَ َهى‬،‫عى‬
َ َ‫ د‬،‫َر َمى‬
b. Diakhir kata bisa dimasuki dhamir rafa’, contoh: ُ‫ اَك َْلت‬، ُ‫ص ْرت‬
َ َ‫ ن‬، ُ‫فَ َع ْلت‬
c. Diakhir kata bisa dimasukin ta’ ta’nits tsakinah (ta’ sukun yang bermakna
perempuan), contoh: ‫َت‬ ْ َ‫ قَال‬،‫ت‬
ْ ‫ َجائ‬،‫ت‬ ْ َ‫ َكتَب‬،‫ت‬
ْ ‫فَت َ َح‬
No Dhamir F. Arti Keterangan
Madhi
1 ‫هُـو‬ ‫كتب‬ Dia (lk) telah menulis Bentuk asli tanpa
perubahan
2 ‫هُمـا‬ ‫كتبـا‬ Keduanya (lk) telah menulis ‫ ا‬+ pada huruf
terakhir
3 ‫هُـم‬ ‫كتبُـو‬ Mereka (lk) telah menulis + ‫ ـــ ُ ْو‬pada huruf
terakhir
4 ‫ِهـي‬ ‫كتبـت‬ Dia (pr) telah menulis ْ pada huruf
+ ‫ـت‬
terakhir
5 ‫هُمـا‬ ‫كتبـتا‬ Keduanya (pr) telah menulis + ‫ ـتـَََ ا‬pada huruf
terakhir
6 ‫هُـن‬ ‫كتبـن‬ Mereka (pr) telah menulis + َ‫ ـْــن‬pada huruf
terakhir
7 ‫انـت‬ ‫كتبـت‬ Kamu (lk) telah menulis + َ‫ ـْــت‬pada huruf
terakhir

13
8 ‫انت ُمـا‬ ‫كتبت ُمـا‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ـْــت ُ َمـا‬pada huruf
terakhir
9 ‫انت ُـم‬ ‫كتبت ُـم‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ ـْــت ُ ْم‬pada huruf
terakhir
10 ‫ت‬
ِ ‫ان ـ‬ ‫ت‬
ِ ‫كتب ـ‬ Kamu (pr) telah menulis +‫ت‬ِ ‫ ـْـ‬pada huruf
terakhir
11 ‫انت ُمـا‬ ‫كتبت ُما‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ ـْت ُ َمـا‬pada huruf
terakhir
12 ‫َانت ُـن‬ ‫كتبت ُـن‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ـن‬َّ ُ ‫ـْـت‬pada huruf
terakhir
13 ‫انـا‬ ُ‫كتبـت‬ Saya telah menulis + ُ‫ ـْــت‬pada huruf
terakhir
14 ُ‫نحن‬ ‫كتبـنا‬ Kami, kita telah menulis +‫ ــْـنَـا‬Pada huruf
terakhir

2) Fi’il Mudhari’ ) ‫( الفعل المضارع‬


‫اففعل ال مضارع هو كل فعل يدل على حصول عمل في الزمن المستقبل‬
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang
sedang terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense). Tanda-tanda fi’il
mudhari’:
a. Selalu diawali salah satu huruf zaidah (tambahan) yang berjumlah 4, yaitu:
‫ ت‬،‫ ي‬،‫ ن‬،‫أ‬,
Contoh: ‫ َل ت َ ْس َم ُع فِ ْي َها لَ ِغيَة‬،‫َل يُ ْس ِم ُن َو َل يُ ْغنِى م ِْن ُج ْوع‬
Huruf Contoh Huruf Contoh

‫ا‬ ُ ‫أذْه‬
‫َـب‬ ‫ي‬ َ‫ يَذْ َهبُــون‬,‫ـان‬
ِ َ‫ يَذْ َهب‬,‫َـب‬
ُ ‫يَذْه‬
‫ن‬ ُ ‫نَذْه‬
‫َـب‬ ‫ت‬ َ‫ تَذْ ِهبْــن‬,‫ــان‬
ِ َ‫ تَذْ َهب‬,‫َـب‬
ُ ‫تَذْه‬

b. Dapat diawali oleh amil nashab (kata yang menyebabkan fi’il huruf
akhirnya berharakat fathah), amil nashab itu seperti, َ ‫ ك‬،‫ لَ ْن‬،‫أ َ ْن‬, dll.
‫ إِذَ ْن‬،‫َي‬
َ ‫علَ ْي ِه‬
Contoh: َ‫عا ِك ِفيْن‬ َ ‫ لَ ْن نَب َْر َح‬،‫ع ْنكُ ْم‬ َ ‫ي ُِر ْيد ُ اللهُ أ َ ْن يُ َخ ِف‬
َ ‫ف‬
c. Dapat diawali oleh amil jazem (kata yang menyebabkan fi’il huruf akhirnya
berharakat sukun), amil jazem itu seperti, ،‫ َل‬،‫ أَلَ َّما‬،‫ أَلَ ْم‬،‫ لَ َّما‬،‫لَ ْم‬, dll.
َ َ‫ أَلَ ْم نَ ْش َرحْ لَك‬،ِ‫الَّت ِْي لَ ْم ي ُْخلَ ْق مِثْلُ َها ف ِْي ْال ِب َلد‬
Contoh: َ‫صد َْرك‬

14
No Dhamir F. Arti Perub Letak perubahan
Mudhari
1 ‫ه َُـو‬ ‫ب‬
ُ ‫ْـر‬
ِ ‫يَض‬ Dia (lk) sedang/ akan .… Akhir kata
memukul
2 ‫هُ َمـا‬ ‫ـان‬
ِ َ‫يَض ِْرب‬ Keduanya (lk) sedang/ ….َ‫ان‬
ِ Akhir kata
akan memukul
3 ‫هُـ ْم‬ َ‫يَض ِْربُـون‬ Mereka (lk) sedang/ …ُ َ‫ْون‬ Akhir kata
akan memukul
4 ‫ـي‬
َ ‫ِه‬ ‫ب‬ ِ ‫تَض‬
ُ ‫ْـر‬ Dia (pr) sedang/ akan .… َ‫ت‬ Awal kata
memukul
5 ‫هُ َمـا‬ ِ ‫تَض ِْر‬
‫بان‬ Keduanya (pr) sedang/ ‫ان‬
ِ َ… َ‫ت‬ Awal dan akhir
akan memukul
6 َّ ‫ه‬
‫ُـن‬ َ‫ْـربْن‬
ِ ‫يَض‬ Mereka (pr) sedang/ َ‫ تَ …بْن‬Awal dan akhir
akan memukul
7 َ‫ا َ ْنـت‬ ‫ب‬ ِ ‫تَض‬
ُ ‫ْـر‬ Kamu (lk) sedang/ akan … َ‫ت‬ Awal kata
memukul
8 ‫ا َ ْنت ُ َمـا‬ ‫بان‬ ِ ‫تَض‬
ِ ‫ْـر‬ Kalian (lk) sedang/ ‫ان‬
ِ َ… َ‫ت‬ Awal dan akhir
akan memukul
9 ‫ا َ ْنتُـم‬ ِ ‫تَض‬
‫ْـرب ُْو ِن‬ Kalian (lk) sedang/ َ‫ ت…ُ ْون‬Awal dan akhir
akan memukul
10 ِ‫ا َ ْنـت‬ ِ ‫تَض‬
َ‫ْـر ِبيْن‬ Kamu (pr) sedang/ akan َ‫ تَ …بِ ْين‬Awal dan akhir
memukul
11 ‫ا َ ْنت ُ َمـا‬ ‫ان‬ ِ ‫تَض‬
ِ ‫ْـر َب‬ Kalian (pr) sedang/ ‫ان‬
ِ َ… َ‫ت‬ Awal dan akhir
akan memukul
12 َّ ُ ‫ََ ا ْنت‬
‫ـن‬ ِ ‫تَض‬
َ‫ْـربْن‬ Kalian (pr) sedang/ َ‫تَ …بْن‬ Awal dan akhir
akan memukul
13 ‫اَنَـا‬ ‫ب‬ ِ ‫اَض‬
ُ ‫ْـر‬ Saya sedang/ akan ..…‫ا‬ Awal kata
memukul
14 ُ‫نَحْ ن‬ ‫ب‬
ُ ‫ْـر‬
ِ ‫نَض‬ Kami, kita sedang/ …… َ‫ن‬ Awal kata
akan memukul

3) Fi’il Amar )‫(الفعل المرى‬


‫الفعل المرى هو كل فعل يطلب به حصول شئ في الزمن المستبل‬
Fi’il Amar adalah kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative) untuk
melaksanakan pekerjaan. Tanda-tanda fi’il amar:
a. Biasanya diakhiri dengan harakat sukun
contoh: ‫قَا َل اذْهَبْ فَ َم ْن ت َ ِب َعكَ ِم ْن ُه ْم‬
b. Bisa dimasuki wawu jamak (wawu yang menunjukan arti banyak)
َّ ‫ار َكعُوا َم َع‬
contoh: َ‫الرا ِكعِين‬ ْ ‫الزكَاة َ َو‬ َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬
َّ ‫ص َلة َ َو َءاتُوا‬

15
B. Fa’il
Fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il ma’lum dan
menunjukkan atas orang yang melakukan perbuatan. Dalam bahasa Indonesia,
fa’il biasa disebut subjek.
Dari pengertian di atas, kita tekankan bahwa, tidaklah disebut fa’il jika
tidak terletak setelah fi’il ma’lum dan tidaklah disebut fa’il jika tidak
menunjukkan sesuatu yang melakukan perbuatan. Sehingga suatu isim bisa
dikatakan fa’il jika terpenuhi dua syarat di atas.Contoh :
 ‫( قال نوح‬qoola nuuhun) =Nabi nuh berkata
Kata ‫نوح‬marfu dengan dhommah karena isim mufrod, sebagai fa’il
karena setelah fi’il ma’lum.
 ‫( اذا جاءك المنفقون‬idza jaa akal munaafiquuna)=Ketika para munafik datang
kepadamu.
Kata ‫المنفقون‬marfu’ dengan tanda wau karena ia isim jama’ mudzakkar
salim, sebagai fa’il karena didahului fi’il ma’lum.
Bentuk fa’il dalam kalimat terbagi dua, yakni:
1. Bisa berupa isim dzhohir (bukan dhomir)
2. Bisa berupa dhomir
Ketentuan-ketentuan fa’il :
1. Fa’il selalu marfu’ dan terletak setelah fi’il ma’lum, baik secara langsung
atau dipisahkan dengan isim yang lain.
Contoh :
‫( رجى المسلمون من المسجد‬roja’a almuslimuuna minal masjidi)=para
muslimin kembali dari masjid
Kata ‫ المسلمون‬merupakan isim jama’ mudzakkar salim, marfu
dengan tanda wau, sebagai fa’il karena terletak setelah fi’il ma’lum.
2. Jika fa’il berupa isim mufrod, mutsanna atau jamak, maka fi’il ma’lumnya
tetap dalam keadaan mufrod.
Contoh :
‫( جاء رجل‬jaa a rojulun)= satu orang laki-laki datang
3. Jika fa’il berupa isim muannats atau mudzakkar, maka fi’ilnya juga harus
muannats atau mudzakkar.

16
Contoh :
‫( جاءت امرءة‬jaa at imroatun)=seorang perempuan datang

‫( تذهب مريم‬tadzhabu maryamu)= maryam pergi

‫( قالت عائشة‬qoolat ‘aisyatu)=aisyah berkata


4. Fi’il wajib muannast jika
Fa’il berupa isim dhohir yang merupakan muannast haqiqi yang
datang langsung setelah fi’il
Contoh :
‫( قالت خديجة‬qoolat khodiijatu)=khodijah berkata
‫(تجلس حند‬tajlisu hindun)= hindun duduk
Fa’il berupa dhomir yang kembali kepada isim muannast
Contoh :
‫( اذا السماء انفطرت‬idza assamaa unfathorot)= ketika langit terbelah
5. Fi’il boleh muannast atau mudzakkar jika
Fa’il berupa isim muannast haqiqi yang terpisah dari fi’ilnya atau
diselingi oleh isim yang lain.
Contoh :
‫( اذا جاءكم المؤمنات‬idza jaa akum almuminaatu)= ketika para wanita
mu’min datang kepadamu
Fa’il berupa muannats majazi
Contoh :
‫( طلع الشمس‬thola’as syamsu / thola’atis syamsu)=matahari telah
terbit
Fa’il berupa jama’ taksir
Contoh :
‫( جاء الرسول‬jaa arrusulu/jaa atirrusulu)= para rosul datang.
C. Maf’ul Bihi
Maf’ul bih adalah isim manshub yang menunjukkan sesuatu yang dikenai
pekerjaan. Pengertian mudahnya adalah objek yang dikenai pekerjaan.
Contoh:
‫ = اكل محمد الرز‬muhamad memakan nasi

17
Jenis-jenis Maf’ul bih:
Maf’ul bih ada yang mabni dan ada yang mu’rob.
Untuk Maf'ul bih yang mu’rob sebagaimana yang telah kami contohkan di atas,
sedangkan yang mabni dapat dilihat dari contoh berikut:
‫"جازه الله‬Semoga Allah membalasnya"
Posisi maf’ul bih dalam kalimat:
Posisi maf’ul bih bermacam-macam, berbeda dengan bahasa Indonesia yang
objeknya berada setelah subjek predikat, dalam bahasa arab, objek posisinya dapat
berada pada keadaan berikut:
a. Di depan
Contoh:
‫" اياك نعبد‬Hanya kepadamu kami menyembah"
Kata ‫اياك‬merupakan maf’ul bih.
Dalam kaidah bahasa arab, mendahulukan objek dari predikat menunjukkan
pembatasan dan dapat diselipkan kata “hanya”. Sehingga makna ayat tersebut
adalah “hanya kepada Allah-lah kita beribadah dan tidak boleh tertuju kepada
selainnya”.
b. Antara fi’il dan fa’il
Contoh: ‫رحمك الله‬
"Semoga Allah menyayangimu"
Kata ‫ ك‬adalah maf’ul bih.
c. Di belakang
Contoh:
‫" سهل الله له طريقا الى الجنة‬Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga"
Kata ‫ طريقا‬merupakan maf’ul bih
Tambahan:
Dalam satu kalimat, maf’ul bih bisa lebih dari satu, tergantung kata kerja (fi’il) yang
digunakan.
‫ = أعطى المدرس محمد هدية‬guru memberikan muhammad hadiah
Dalam kalimat tersebut terdapat dua maf’ulun bihi yaitu ‫هدية‬dan ‫محمد‬
D. Mubtada
Mubtada` adalah setiap isim yang berada diawal jumlah untuk membentuk
sebuah kalâm, mubtada` dan isim yang memulai kalam ber-i’rabrafa’ (kasus
nominatif), berbentuk musnad ilaih yang tidak didahului oleh ‘amil (perilaku)
apapun. Ada kaidah-kaidah dasar yang berlaku pada mubtada` dalam jumlah
ismiyyah bahasa Arab yang menjadi syarat bagi mubtada`, sedangkan mubtada` yang
berbeda dengan kaidah-kaidah ini adalah masuk dalam problematika mubtada`.
Yaitu mubtada` harus berbentuk ismiyyah, artinya mubtada` tidak terbentuk dari fi’il
(verba) atau huruf (partikel), ibtidaiyyah yang berarti mubtada` harus berada diawal
jumlah ismiyyah sesuai dengan namanya ibtidâ`, ta’rif yang berarti mubtada` harus
berbentuk isim ma’rifah sebagai langkah awal dalam memberikan kabar kepada
mitra bicara.

18
Kalimat Ismiyyah dan Fi’liyyah Bahasa Arab tidak boleh terpengaruh
dengan perilaku kata atau partikel lain, dan ikhbar ‘anhu (diterangkan)emiliki
korelasi makna antara penutur dengan mitra bicara. Mubtada adalah kalimah isim
yang terletak diawal kalimah dan dibaca rofa’ yang sunyi dari amil lafdzi kecuali dari
‘amil lafdhi yang berupa zaidah.
َ ‫َب ْكر‬
Contoh: ‫عا لِم‬

E. Khabar
Khabar merupakan salah satu unsur penting pembentuk jumlah ismiyyah
di dalam bahasa Arab. Barakat menjelaskannya secara morfologis dan semantis.
Beberapa istilah yang digunakan dalam menjelaskan mengenai khabar dalam bahasa
Arab seperti istilah: mahattul-ikhbar atau pusat berita/kabar atau keterangan dalam
memposisikan khabar. Begitu pula dikotomi istilah antara at-tasdiq dan at-takzib
dalam menjelaskan kemungkinan fungsi dari khabar.
Khabar disebutkan juga sebagai makna yang masih belum jelas di sisi
orang yang berbicara. Dalam pembahasan khabar, sebagai penyalur makna khabar
kepada lawan bicara baik mustami (pendengar) maupun qari (pembaca). Barakat
menjelaskan relasi antara mubtada`’ dan khabar dengan mensyaratkan dua hal, yaitu
adanya tawâfuq (kesesuaian) dan talâ`um (kesamaan). Ditambahkan pula mengenai
penjelasan relasi antara mubtada`’ dan khabar dengan menggunakan at-tawa’umal-
ma‘nawy (kebenaran makna) dan at-tawafuq al-lafziyyu (kesesuaian kaidah)sampai
konstruksi jumlah ismiyyah menjadi gramatikal. Kata tawa’um digunakan untuk
menjelaskan “accommodation”, adapun kata tawafuq digunakan untuk “agreement”
atau “concordance”.
Sebagaimana mubtada` memiliki kaidah-kaidah dasar yang harus diikuti,
khabar juga memiliki kaidahkaidah dasar yang harus diikuti oleh khabar. (1) Khabar
harus rafa’, yaitu berbentuk mufrad (kata tunggal), (2) nakirah musytaq yang berderivasi
atau jâmid (tidak berderivasi), (3) muthâbaqah dengan mubtada` dalam bentuk mufrad,
tatsniyah dan jama`, (4) dzikrul khabar yaitu khabar harus tersebut dalam kalimat, dan
(5) ta`khir yang terletak setelah mubtada`
Contoh – contoh Fi’lun, Fa’il, Maf’ulun bihi, Mubtada’ dan Khobar dari
surat yasin ayat 31-60.
ِ ‫أَلَ ْم يَ َر ْوا َك ْم أ َ ْهلَ ْكنَا قَ ْبلَ ُهم م ِْن ْالقُ ُر‬
َ‫ون أَنَّ ُه ْم إِلَ ْي ِه ْم لَ يَ ْر ِجعُون‬

19
‫َوإِن كُل لَّ َّما َجمِيع لَّدَ ْينَا ُم ْح َ‬
‫ض ُرونَ‬

‫ض ْال َم ْيتَةُ أ َ ْح َي ْينَاهَا َوأ َ ْخ َر ْجنَا ِم ْن َها َحبًّا فَ ِم ْنهُ َيأْكُلُونَ‬


‫َوآ َية لَّ ُه ُم اْل َ ْر ُ‬

‫مِن ْالعُي ِ‬
‫ُون‬ ‫َو َج َع ْلنَا فِي َها َج َّنات مِن نَّخِ يل َوأ َ ْعنَاب َوفَج َّْرنَا فِي َها ْ‬

‫ِل َيأْكُلُوا مِن ث َ َم ِر ِه َو َما َ‬


‫عمِ لَتْهُ أ َ ْيدِي ِه ْم أَفَل َي ْ‬
‫شكُ ُرونَ‬

‫ض َوم ِْن أَنفُ ِس ِه ْم َو ِم َّما ل َي ْعلَ ُمونَ‬


‫سُ ْب َحانَ الَّذِي َخلَقَ اْل َ ْز َوا َج كُلَّ َها ِم َّما تُن ِبتُ اْل َ ْر ُ‬

‫ار فَإِذَا هُم ُّم ْ‬


‫ظ ِل ُمو َن‬ ‫َوآ َية لَّ ُه ْم اللَّ ْي ُل نَ ْسلَ ُخ ِم ْنهُ النَّ َه َ‬

‫يز ْال َعل ِِيم‬


‫ِير ْال َع ِز ِ‬
‫س تَج ِْري ِل ُم ْستَقَر لَّ َها ذَ ِلكَ ت َ ْقد ُ‬ ‫َوال َّ‬
‫ش ْم ُ‬

‫ون ْالقَد ِ‬
‫ِيم‬ ‫عادَ ك َْالعُ ْر ُج ِ‬ ‫َو ْالقَ َم َر قَد َّْرنَاهُ َمن ِ‬
‫َاز َل َحتَّى َ‬

‫ار َوكُل فِي فَلَك يَ ْسبَحُونَ‬ ‫س يَنبَغِي لَ َها أَن تُد ِْركَ ْالقَ َم َر َول اللَّ ْي ُل َ‬
‫سا ِب ُق النَّ َه ِ‬ ‫ل ال َّ‬
‫ش ْم ُ‬

‫َوآيَة لَّ ُه ْم أَنَّا َح َم ْلنَا ذ ُ ِريَّت َ ُه ْم فِي ْالفُ ْلكِ ْال َم ْش ُح ِ‬


‫ون‬

‫َو َخلَ ْقنَا لَ ُهم مِن مِثْ ِل ِه َما يَ ْر َكبُونَ‬

‫َوإِن نَّشَأ ْ نُ ْغ ِر ْق ُه ْم فَل َ‬


‫ص ِري َخ لَ ُه ْم َول هُ ْم يُنقَذُونَ‬

‫إِلَّ َر ْح َمة ِمنَّا َو َمت َاعا إِلَى حِ ين‬

‫َوإِذَا قِي َل لَ ُه ُم اتَّقُوا َما بَيْنَ أ َ ْيدِيكُ ْم َو َما خ َْلفَكُ ْم لَعَلَّكُ ْم ت ُ ْر َح ُمونَ‬

‫ع ْن َها ُم ْع ِر ِ‬
‫ضينَ‬ ‫َو َما ت َأْتِي ِهم م ِْن آيَة م ِْن آيَا ِ‬
‫ت َربِ ِه ْم إِلَّ كَانُوا َ‬
‫ط ِع ُم َمن لَّ ْو يَشَاء اللَّهُ أ َ ْ‬
‫طعَ َمه ُ إِ ْن أَنت ُ ْم إِلَّ فِي‬ ‫َوإِذَا قِي َل لَ ُه ْم أَن ِفقُوا ِم َّما َرزَ قَكُ ْم اللَّهُ قَا َل الَّذِينَ َكف َُروا ِللَّذِينَ آ َمنُوا أَنُ ْ‬
‫ضلل ُّم ِبين‬ ‫َ‬

‫َويَقُولُونَ َمت َى َهذَا ْال َو ْعد ُ ِإن كُنت ُ ْم َ‬


‫صا ِدقِينَ‬

‫ص ْي َحة َواحِ دَة ت َأ ْ ُخذ ُهُ ْم َوهُ ْم يَخِ ِ‬


‫ص ُمونَ‬ ‫َما يَنظُ ُرونَ ِإلَّ َ‬

‫صيَة َول ِإلَى أ َ ْه ِل ِه ْم يَ ْر ِجعُونَ‬


‫فَل يَ ْستَطِ يعُونَ ت َْو ِ‬

‫ث ِإلَى َربِ ِه ْم يَن ِسلُونَ‬


‫ور فَإِذَا هُم مِنَ اْل َ ْجدَا ِ‬
‫ص ِ‬‫َونُ ِف َخ فِي ال ُّ‬

‫صدَقَ ا ْل ُم ْر َ‬
‫سلُونَ‬ ‫الر ْح َم ُن َو َ‬ ‫قَالُوا يَا َو ْيلَنَا َمن بَعَث َنَا مِن َّم ْرقَ ِدنَا َهذَا َما َو َ‬
‫عدَ َّ‬

‫ص ْي َحة َواحِ دَة فَإِذَا هُ ْم َجمِيع لَّدَ ْينَا ُم ْح َ‬


‫ض ُرونَ‬ ‫َت إِلَّ َ‬
‫إِن كَان ْ‬

‫شيْئا َول تُجْزَ ْونَ إِلَّ َما كُنت ُ ْم تَعْ َملُونَ‬ ‫فَ ْاليَ ْو َم ل ت ُ ْ‬
‫ظلَ ُم نَ ْفس َ‬

‫اب ْال َجنَّ ِة ْاليَ ْو َم فِي شُغُل فَا ِك ُهونَ‬ ‫إِ َّن أ َ ْ‬
‫ص َح َ‬

‫‪20‬‬
‫هُ ْم َوأ َ ْز َوا ُج ُه ْم فِي ظِ لل َ‬
‫علَى اْل َ َرائِكِ ُمت َّ ِكؤُونَ‬

‫لَ ُه ْم فِي َها فَا ِك َهة َولَ ُهم َّما َيدَّعُونَ‬

‫سلم قَ ْول مِن َّرب َّرحِ يم‬


‫َ‬

‫َازوا ْال َي ْو َم أَيُّ َها ْال ُمجْ ِر ُمونَ‬


‫َوا ْمت ُ‬

‫طانَ ِإنَّهُ لَكُ ْم َ‬


‫عد ُو ُّم ِبين‬ ‫أَلَ ْم أ َ ْع َهدْ ِإلَ ْيكُ ْم َيا َبنِي آدَ َم أَن ل ت َ ْعبُد ُوا ال َّ‬
‫ش ْي َ‬

‫‪Keterangan :‬‬
‫‪ Fai’l‬‬
‫‪ Maf’ulun bihi‬‬
‫‪ Mubtada‬‬
‫‪ Khobar‬‬
‫‪ Fi’il :‬‬
‫‪Fi’il madhi‬‬
‫‪Fi’il mudhari‬‬
‫‪Fi’il amri‬‬

‫‪21‬‬
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan ditinjau dari kata awal pembentuknya, terlepas dari


makna jumlah tersebut. Apabila kata awal jumlah adalah isim maka disebut
jumlah ismiyyah, dan apabila kata awal dalam jumlah tersebut fi’il maka disebut
jumlah fi’liyyah . Sedangkan unsur pengisi dalam jumlah ismiyyah adalah
mubtada` dan khabar, unsure pengisi dalam jumlah fi’liyyah adalah fi’il dan fail.
Jumlah fi’liyyah adalah semua klausa yang didahului oleh fi’il¸ baik
klausa itu berada di permulaan jumlah maupun di tengah. Jumlah fi’liyyah
adalah jumlah yang diawali oleh fi’il tâmm yang disandarkan pada fa’il atau
nâ`ib fa’il. Struktur jumlah yang dimulai dengan fi’il kemudian fa’il disebut
jumlah fi’liyyah
Jumlah yang dimulai dengan isim disebut jumlah ismiyyah. Jumlah
ismiyyah tersusun dari mubtada` (subjek) dan khabar (predikat), maka dalam
jumlah ismiyyah ada dua unsur penting di dalamnya, yaitu mubtada` dan khabar.
Hubungan keduanya adalah hubungan menjelaskan dan dijelaskan. Mubtada`
sebagai subjek diterangkan oleh khabar sebagai predikat. Keberadaan mubtada`
dalam jumlah ismiyyah sangatlah penting, baik dalam keadaan zhâhir (nampak)
atau muqaddar (abstrak). Begitu juga dengan keberadaan khabar. Ketiadaan
salah satu dari unsur ini tanpa dalil dalam jumlah tidak tidak memberikan
maksud jumlah ismiyyah dengan sempurna.

22
DAFTAR PUSTAKA

Nurdianto,talqis. 2017. Kalimat Ismiyyah dan Fi’liyyah Bahasa Arab Definisi, Macam,
Struktur, Problematika, Cetakan pertama. Yogyakarta :
Quantum Sinergi Media.
Kridalaksana,Hari murti. 2007. Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia, edisi ke dua.
Jakarta: PT. Gramedia.

23

Anda mungkin juga menyukai