Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DAN PEMAHAMAN HUKUM

INTERNASIONAL MENURUT ISLAM


• Prinsip-prinsip dasar hukum internasional dalam Islam yang mengatur hubungan-
hubungan antar bangsa/suku bangsa atau antar negara dapat dilihat baik dalam Al
Qur’an, Hadits maupun dalam sejarah Islam.

Dalam Surat al Hujurat, ayat 13 (Q.S. 49:13) dinyatakan, sebagai berikut:


Wahai umat manusia sesungguhnya Allah telah menciptakan kamu dari sepasang laki-laki dan
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling
bertaqwa di antar kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mengenail.
Agama Islam termasuk hukumnya diturunkan Allah Swt, bukan hanya untuk
bangsa Arab atau berlaku bagi jazirah arab saja melainkan ditunjukan untuk
seluruh umat manusia di dunia ini.

Hukum Islam berlaku secara universal atau melintasi batas-batas kebangsaan


dan negara, dalam Al Qur’an Surat Saba’ (34 ayat 28) Allah menjelaskan
bahwa,

“Dan Kami (Allah) tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat
manusia seluruhnya, untuk membawa berita gembira dan berita peringatan. Akan
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”
Al Qur’an sebagai sumber tertinggi dalam hukum Islam sejak lebih dari tiga belas abad
yang lalu telah menetapkan prinsip-prinsip dasar (basic principles) norma yang
mengatur tentang hubungan-hubungan antar bangsa (inter-gentes/inter-nations) dan
antar negara (inter-states atau international).

Norma atau kaidah yang mengatur hubungan-hubungan antar bangsa atau antar
negara tersebut sekarang kita kenal sebagai hukum internasional.
Semua sistem hukum, termasuk hukum internasional, sama, terdiri dari
ketentuan-ketentuan yang mengatur apa yang seharusnya dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan, dan disertai dengan reward and punishment.
Reward atau keuntungan bagi mereka yang mentaatinya dan punishment atau
hukuman/kerugian bagi mereka yang melanggarnya.

Prinsip-prinsip dasar (basic principles) dalam hukum Islam tentang


hubungan-hubungan antar bangsa/suku bangsa atau antar negara tersebut
mengandung norma-norma yang berkenaan dengan asas persaudaraan
(brotherhood), asas persamaan derajat (equality - egalite) di antara sesame
manusia/bangsa/negara, asas kemerdekaan atau kebebasan (freedom), asas
toleransi dan hidup berdampingan secara damai (tolerance dan peaceful
coexistence), asas persahabatan (friendship), asas kerja sama atau tolong-
menolong (cooperation), prinsip perikemanusiaan, dan lain sebagainya.
Hukum internasional modern baru berkembang sejak abad ke 16 - 17, jadi baru sekitar empat abad,
meskipun akar-akarnya sudah dikenal sejak jaman Yunani dan Romawi seperti yang dikemukakan oleh
para ahli pikir jaman itu, sepeti Aristoteles, Socrates, dan Plato.

Pada waktu itu hukum internasional merupakan perpaduan konsep antara agama, moral, dan hukum,
belum merupakan ketentuan-ketentuan hukum yang mengikat.

Islam telah memiliki prinsip-prinsip hukum perang bahkan telah dilaksanakan sebagai hukum positif di
jaman Nabi, para Khalifah, dan di jaman pemerintahan-pemerintahan Islam selanjutnya (misalnya di jaman
Abbasiyyah).
M.Hamidullah menjelaskan bahwa, hukum internasional di Eropa pada pertengahan abad ke-19 merupakan “a
mere public law of Christian nations”. Padahal, praktik hukum internasional (hubungan antar negara)
sebenarnya juga dapat ditemukan dalam Islam yang berlandaskan sumber hukum Islam. Hal serupa terjadi
dalam konteks agama Yahudi dan Hindu.

Klaim yang diajukan Hamidullah sebenarnya lebih mirip kepada pengertian hukum internasional yang bentuk
perwujudan atau pola perkembangan yang khusus berlaku di suatu bagian (region) tertentu.
Hubungan Internasional merupakan salah satu praktik yang telah
lama ada di dunia Islam, dalam Islam hubungan internasional
dinilai sebagai kewenangan suatu negara untuk mengatur
hubungannya dengan negara lain.

Tema-tema yag menjadi kajian hubungan internasional Islam


sangat beragam dimulai dari perjanjian internasional, perlakuan
terhadap tawanan, kewajiban dan hak suatu negara, aturan
peperangan, ekstradisi, pemberian suaka politik dan keamanan,
dan lain sebagainya.
Di dalam Islam, kejadian penting yang menjadi konsep dan
teori hukum internasional adalah perjanjian Hudaibiyah
antara pemerintahan Rasulullah di Madinah dan Kekuasaan
Quraisy di Mekkah.

Perjanjian inilah yang kemudia dibahas oleh para ilmuwan


Islam sebagai konsep dasar hukum internasional dalam
bentuk gencatan senjata.

Melalui Perjanjian Hudaibiyah pula lahirlah sejumlah konsep


dasar, asas, dan teknis praktis hukum internasional Islam.
Selain perjanjian Hudaibiyah, perjanjian hidup bertetangga secara
rukun dengan umat Nasrani, Yahudi, dan Majusi di Madinah juga
merupakan contoh praktik hukum internasional lainnya yang
dilakukan oleh Rasulullah.

Berkirim surat kepada para penguasa di berbagai wilayah pun


menjadi contoh praktik diplomasi yang dilakukan oleh Rasulullah.
Hubungan internasional Islam mempunyai asas-asas yang juga harus dipegang
teguh oleh umat Islam, asas-asas itu adalah:

•Asas kesatuan manusia


•Asas persamaan
•Asas keadilan
•Asas musyawarah
•Asas kebebasan
•Asas kehormatan manusia
•Asas toleransi
•Asas kerjasama

Anda mungkin juga menyukai