Anda di halaman 1dari 5

Nama : Widhad Rozana Surya

NIM : 2019200004 / Kelas B


Mata Kuliah : Hukum Perusahaan

1. Jelaskan Tentang Restrukturisasi dan Rekonstruksi Perseroan Berikut ini:


a. Penggabungan

- Pengertiannya : perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih untuk
menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva
dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada
Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan
yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.

- Syarat:
Syarat Formil, yaitu Perusahaan yang melakukan merger atau penggabungan harus berbentuk
Perseroan Terbatas; Bagi “Perseroan Tertentu”,memerlukan persetujuan dari instansi terkait.
Syarat materiil, yaitu bahwa merger atau penggabungan perusahaan haruslah memperhatikan:
kepentingan Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan, kreditor, mitra usaha,
masyarakat, dan persaingan sehat dalam menjalankan usaha.

- Akibat Hukumnya:
terhadap eksistensi perusahaan Perseroan Terbatas yang mengambil alih adalah tetap memakai
nama dan identitasnya, sedangkan eksistensi dari perusahaan Perseroan Terbatas yang diambil
alih adalah berakhir karena hukum.

B. Peleburan

- Pengertian : perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau lebih untuk
meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan diri dan status badan
hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum.
- Syaratnya :
pasal 126 ayat (1)
Perbuatan hukum Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau
Pemisahan wajib memperhatikan kepentingan:
a. Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan;
b. kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan
c. masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.
Pasal 128

(1) Rancangan Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan


yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam akta Penggabungan,
Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan yang dibuat di hadapan
notaris dalam bahasa Indonesia.
(3) Akta peleburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar
pembuatan akta pendirianPerseroan hasil Peleburan.

- Akibat Hukum: danya peralihan aktiva dan pasiva, peralihan pemegang saham perseroan
dan hilangnya status badan hukum yang dimiliki suatu perseroan akibat adanya
penggabungan dan peleburan tersebut.

C. Pengambil Alihan

- Pengertian: perbuatan hukum yang dilakukan oleh Badan Hukum atau orang
perseorangan untuk mengambilalih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian atas Perseroan tersebut”.

- Syarat:

Terdapat dalam pasal 125 ayat (1) dan (2)


(1) Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan saham yang telah
dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan melalui Direksi
Perseroan atau langsung dari pemegang saham.

(2) Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau orang


perseorangan

Juga terdapat pada pasal 131 ayat (1) dan (2)


(1) Salinan akta Pengambilalihan Perseroan wajib dilampirkan pada
penyampaian pemberitahuan kepada Menteri tentang perubahan anggaran
dasar sebagaimana dimaksud dalamPasal 21 ayat (3).
(2) Dalam hal Pengambilalihan saham dilakukan secara langsung dari
pemegang saham, salinan akta pemindahan hak atas saham wajib dilampirkan
pada penyampaian pemberitahuan kepada Menteri tentang perubahan susunan
pemegang saham.

- Akibat Hukumnya : Karena proses pengambilalihan perusahaan atau akuisisi dilakukan


dengan cara pembelian sebagian atau seluruhnya saham dari perusahaan perseroan yang
diambil alih, maka akibat hukumnya bagi status perusahaan perseroan yang diambil alih
adalah beralihnya pengendalian perseroan tersebut sebesar saham yang dibeli oleh pihak
yang mengambil alih

2. Jelaskan Ketentuan Terkait Persaingan Usaha yang wajib dipenuhi oleh PT yang
Melakukan Kegiatan-kegiatan Tersebut
Jawab: Nomor 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha
dan Pengambilalihan Saham Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Pasal 2 ayat (1) Pelaku Usaha
dilarang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
Pengambilalihan saham perusahaan lain yang dapat mengakibatkan terjadinya Praktik
Monopoli dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat. ayat (2) Praktik Monopoli dan/atau
Persaingan Usaha Tidak Sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi jika Badan
Usaha hasil Penggabungan, Badan Usaha hasil Peleburan, atau Pelaku Usaha yang
melakukan Pengambilalihan saham perusahaan lain diduga melakukan: a. perjanjian
yang dilarang; b. kegiatan yang dilarang; dan/atau c. penyalahgunaan posisi dominan.
Pasal 3 (1) Komisi melakukan penilaian terhadap Penggabungan Badan Usaha,
Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan yang telah berlaku
efektif secara yuridis dan diduga mengakibatkan terjadinya Praktik Monopoli
dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat. (2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan menggunakan analisis: a. konsentrasi pasar; b. hambatan
masuk pasar; c. potensi perilaku anti persaingan; d. efisiensi; dan/atau e. kepailitan.
Pasal 5 ayat (1) Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai aset dan/atau nilai
penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada
Komisi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif
secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
Pengambilalihan saham perusahaan. ayat (2) Jumlah tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas: a. nilai aset sebesar Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun

lima ratus miliar rupiah); dan/atau b. nilai penjualan sebesar Rp5.000.000.000.000,00


(lima triliun rupiah). ayat (3) Bagi Pelaku Usaha di bidang perbankan kewajiban
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku jika nilai aset melebihi Rp.20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah).
(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan
analisis: a. konsentrasi pasar; b. hambatan masuk pasar; c. potensi perilaku anti
persaingan; d. efisiensi; dan/atau e. kepailitan. Pasal 8 ayat (1) Pemberitahuan secara
tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (3) dilakukan dengan
cara mengisi formulir yang telah ditetapkan oleh Komisi. (2) Formulir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. nama, alamat, nama pimpinan atau
pengurus Badan Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan
Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain; b. ringkasan rencana
Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham
perusahaan; dan c. nilai aset atau nilai hasil penjualan Badan Usaha. (3) Formulir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib: a. ditandatangani oleh pimpinan atau
pengurus Badan Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan
Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain; dan b. dilampiri dokumen
pendukung yang berkaitan dengan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan
Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan. (PP No. 57/2010) sebagai
pelaksanaan amanat Pasal 28 dan 29 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU No.5/1999).

Anda mungkin juga menyukai