Anda di halaman 1dari 13

RESTRUKTURISASI

PENANAMAN MODAL
PENDAHULUAN
Restrukturisasi merupakan hal yang sangat
umum dilakukan oleh dunia usaha.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan
efisiensi dari kegiatan usaha atau untuk
memperkuat stuktur permodalan dari
perusahaan.
Restukturisasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara yang semuanya bersifat multi
aspek, seperti perpajakan, keuangan, dan
ketenagakerjaan.
BEBERAPA BENTUK RETRUKTURISASI
DALAM UU PERSEROAN TERBATAS

1. Penggabungan (merger)


2. Peleburan (consolidation).
3. Pemisahan
◦ 1. Murni
◦ 2. Tidak murni
Merger

Pasal 1 angka 9 UUPT.


Merger adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh satu PT atau lebih untuk
menggabungkan diri dengan PT lain yang
telah ada yang mengakibatkan aktiva dan
passiva dari PT yang menggabungkan diri
beralih karena hukum kepada PT yang
menerima penggabungan.
Selanjutnya status Badan Hukum yang
menggabungkan diri berakhir.
Lanjutan
Contoh:
PT A (PMA)
PT B (PMDN)
PT C (PT Swasta Nasional)

PT A dan PT C menggabungkan diri ke PT


B.
Karena hukum PT A dan PT C berakhir.
Status PT B berubah jadi PT. PMA.
2. Peleburan
Menurut Pasal 1 angka 10 UUPT,
peleburan diartikan sebagai perbuatan
hukum yang dilakukan oleh dua PT atau
lebih untuk meleburkan diri dengan cara
mendirikan satu PT baru yang karena
hukum memperoleh aktiva dan passiva
dari PT yang meleburkan diri dan status
badan hukum PT yang meleburkan diri
berakhir karena hukum.
Lanjutan
Contoh:
PT A (PMA)
PT B (PMDN)
PT C (Swasta Nasional).
Semuanya meleburkan diri dan membentuk
PT D.
PT A, B dan C karena hukum berakhir/bubar
karena hukum. Dalam hal ini PT D memiliki
statusnya sebagai perusahaan PMA.
Ketentuan pasal 122 (2) dan (3) UUPT
Berakhirnya perusahaan yang
menggabungkan diri (merger) atau
meleburkan diri (consolidation) dilakukan
tanpa likuidasi terlebih dahulu.
Semua aktiva dan passiva beralih.
Semua pemegang saham juga ikut
beralih.
Peralihan terhitung sejak merger atau
consolidation/peleburan terjadi.
Lanjutan
Prosedur merger dan peleburan secara umum
terdapat dalam UUPT dan PP No. 29/1998.
Hal-hal yang perlu dilakukan:
1. Pembuatan rancangan penggabungan atau
peleburan.
2. Pernyataan penggabungan usaha atau
peleburan usaha bagi Perusahaan Terbuka.
3. Pengumuman ringkasan rancangan
penggabungan atau pelebuaran.
Lanjutan
4. Pengajuan keberatan kreditur.
5. panggilan RUPS.
6. Pelaksanaan RUPS
7. Penandatangan Akta Penggabungan atau
peleburan
8. Proses di kementerian hukum dan HAM
9. Proses Perizinan sehubungan penggabungan
atau peleburan di BKPM
10. Pengumuman hasil penggabungan atau
peleburan.
3. Pemisahan
1.Pemisahan Murni (split-off)
Mengakibatkan seluruh aktiva dan passiva PT beralih
kepada dua PT lain atau lebih yang menerima
peralihan.
Contoh
PT X (PMA) yang memiki 2 unit usaha (snack food)
dan frozen food.
PT X kemudian memisahkan kedua unit usaha tsb ke
dalam dua PT yaitu PT Y yg bergerak bidang snack
food dan PT Z yang bergerak bidang frozen food.
Perusahaan induk statusnya bubar.
Lanjutan
2. Pemisahan tidak murni (spin-off)
Sebagian aktiva dan passiva beralih.
Spin-off tidak mengakibatkan leburnya
perusahaan induk.
Perusahaan yang baru bukan berstatus
sebagai anak perusahaan, tetapi sebagai
perusahaan murni baru.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai