Anda di halaman 1dari 48

Yuliana Radja Riwu

Langkah Penyelidikan
CDC (1979); Barker (1979); Greg (1985); Mausner and Kramer (1985);
Kelsey et al. (1986); Goodman et al. (1990)

1. Persiapan Penelitian Lapangan


2. Pemastian KLB
3. Pemastian Diagnosis Etiologis/nama penyakit
4. Pengidentifikasian Kasus dan Paparan
5. Pendeskripsian KLB
6. Penanggulangan Sementara (jika diperlukan)
7. Pengidentifikasian sumber dan Cara Penyebaran
8. Pengidentifikasian Keadaan Penyebab
9. Perencanaan Penelitian Yang Lebih Sistematis
10. Penetapan Saran Cara Pencegahan dan
Penanggulangan
11. Penetapan Sistem Penemuan Kasus Baru atau
Kasus dengan Komplikasi
12. Laporan
LANGKAH2 TSB TDK HARUS DIKERJAKAN SEC. BERURUTAN, KADANG2
BEBERAPA LANGKAH DPT DIKERJAKAN SEC. SERENTAK. TETAPI
PEMASTIAN DIAGNOSIS DAN PENETAPAN KLB MERUPAK. LANGKAH AWAL
YANG HARUS DIKERJAKAN
PENDAHULUAN
 Penyakit infeksi virus
 Tularkan oleh Aedes sp
 Sering KLB dan menyebabkan kematian
 Gambaran klinis berupa: DD, DBD atau sindrom virus
lain, DSS
 DD: Demam bifasik disertai nyeri kepala, otot, sendi,
ruam pada kulit, leukopeni
 DBD: panas tinggi mendadak tanpa sebab (2-7 hr),
kadang-kadang bifasik, disertai anoreksia, mual,
muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, & tanda
perdarahan (ptekiea, mimisan, perdarahan mukosa,
gusi, melena, hepatomegali)
 Bisa terjadi DSS (dengue syok sindroma)
Etiologi: virus D1, D2, D3 dan D4
(famili Flaviviridae), terbanyak D3
MI: intrinsik (4-6hr) & ekstrinsik (8-
10hr)
Sumber: manusia dan Nyamuk
Aedes
Viremia: 1-2 hr sebelum gx s/d 5 hr
setelah gejala
Pengobatan: simptomatik &
supuratif, istirahat selama demam,
th/ ditujukan mencegah syok
LANJUT DEFINISI
Demam dengue adalah demam virus akut yang
disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang,
disertai dengan bintik-bintik atau perdarahan
dibawah kulit.

Demam berdarah dengue/dengue hemorrhagic


fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai
pembesaran hati dan manifestasi perdarahan dari
hidung,atau organ lainnya (melena, hematuri,
haemoptoe)

Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan


sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok
hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini
disebut dengue shock syndrome (DSS).
Gejala Penyakit DBD terdiri dari
tiga fase yaitu:
✓Fase demam
✓Fase rejatan/syok (fase kritis)
✓Fase penyembuhan
Pada fase ini perlu diperhatikan
akan bahaya dehidrasi yang
berlebihan.
Cairan yang masuk ke dalam
tubuh perlu diperhatikan.
Renjatan terjadi saat demam :3-7
mulai sakit.
✓ k/ Perdarahan atau kebocoran
plasma ke daerah ekstra
vaskuler melalui kapiler yang
rusak.
✓ 2-3 hari sembuh tanpa
komplikasi perawatan baik
✓ Jika tdk timbulkan kematian 12-
48 jam
Adapun tanda-tanda renjatan:
Kulit teraba dingin dan kadang-
kadang berkeringat pada ujung
hidung, jari dan kaki.
Penderita menjadi gelisah.
Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak
teraba.
Tekanan nadi menurun (menjadi 20
mmhg atau kurang).
Tekanan darah menurun (tekanan
sistolik menurun sampai 80 mmhg
atau kurang).
Bentuk perdarahan dapat berupa:
Perdarahan konjunctiva
Perdarahan dari hidung (mimisan atau
epestaxis)
Perdarahan gusi
Muntah darah (Hematenesis)
Buang air besar berdarah (melena)
Kencing berdarah (Hematuri)
Perdarahan di Lambung, sehingga
menimbulkan nyeri pada ulu hati.
DERAJAT DBD (WHO, 1977)

I. Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas


dan manifestasi perdarahan spontan satu-satunya
adalah uji tourniquet positif.

II. Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-gejala


perdarahan kulit spontan atau manifestasi perdarahan
yang lebih berat

III. Kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,


tekanan nadi menyempit (< 20 mmHg), hipotensi,
sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, gelisah.

IV. Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba


dan tekanan darah tidak terukur.
TANDA BAHAYA
Tanda Bahaya
• Nyeri perut hebat
Empat kriteria DHF/DBD • Muntah terus menerus
• Demam mendadak 2 – 7 hr • Perubahan mendadak dari
• Manifestasi perdarahan demam menjadi hipotermi
• Kebocoran darah akibat (suhu tubuh dibawah normal)
permeabilitas kapiler • Perubahan tingkat kesadaran
meningkat (iritabel/rewel atau
• Trombosit  100,000/mm3 mengantuk)

Tanda Peringatan Bahaya


Kapan dapat terjadi DSS
• Demam hilang (Dengue Shock Sindrome):
• Trombosit Menurun • 3 - 6 hr setelah gejala awal
• Hematokrit Meningkat

Ref: CDC Atlanta, 20


Penanggulangan KLB DBD
Cegah kematian (penemuan
dini, tatalaksana kasus yg
benar, obs DSS)
penyebaran kasus (putuskan
mata rantai penularan dari
manusia-nyamuk-manusia
dengan PSN, membunuh
nyamuk dewasa)
Penanggulangan KLB DBD

Upaya penyelidikan (PE


radius 100m dr rumah
penderita)
Upaya pengobatan
Upaya pencegahan
Upaya Penyelidikan
Radius 100 meter dr rumah
penderita
Bila ada bukti penularan (ada
kasus lain, 3 demam atau ada
jentik
Lakukan foging focus 2 siklus
Larvasida
PSN
1. Penyelidikan Epidemiologi
 Ada laporan penderita (tegakkan
diagnosis, penemuan kasus lain sekitar
penderita, kasus indeks, sumber dan cara
penularan, identifikasi nyamuk penular,
tempat perindukan dan distribusi
 PE menentukan kemungkinan
peningkatan & penyebaran &
penanggulangn KLB serta peningkatn
sistem kewaspadaan dini
 KLB dinyatakan berakhir bila 14 hari tanpa
ada kematian
Upaya Pengobatan

Peningkatan tatalaksana
kasus di unit yankes, di
rumah
Harus tau Kapan dan
kemana kasus harus di rujuk
Jika tidak benar bisa
menimbulkan kematian
Upaya Pencegahan
 Pengelolaan lingkungan (kendalikan
nyamuk dan kurangi kontak dg mc):
PSN, kelola sampah padat, modifikasi t4
perindukan,
 Perlindungan diri
 Pengendalian biologis
 Pengendalian kimia
 Penderita diisolasi pd ruangan bebas
nyamuk (tidak menjadi sumber
penularan)
Monitoring
 Melihat efektifitas pengobatan &
pencegahan
 Surveilens ketat KLB
 Intensifikasi pemantauan wilayah
setempat kasus DBD dari mingguan
jadi harian (PWS DBD)
 Intensifikasi pemantauan jentik
berkala
 Pemetaan wilayah
Tujuan PWS DBD

Pemantauan penyebaran
kasus disetiap wilayah
Deteksi dini KLB
Memantau
kecenderungan
penyebaran kasus pada
daerah KLB
BAGAN PENANGGULANGAN FOKUS
Penderita DBD

Penyelidikan Epidemiologi (PE)

Di lokasi tempat tinggal


-Pencarian penderita penderita dan rumah/
atau tersangka DBD bangunan lainnya
lainnya dengan radius 100 m
-Pemeriksaan jentik (kurang lebih 20 rumah/
bangunan secara acak)
Ditemukan 1 atau lebih penderita DBD lainnya
dan/atau ≥ 3 orang tersangka DBD, dan ditemukan
jentik (≥5%)

Positif Negatif

1. PSN DBD
2. Larvasidasi radius 200 m 1. PSN DBD
3. Penyuluhan 2. Larvasidasi radius 200 m
4. Fogging, radius 200 m 3. Penyuluhan
(2 siklus interval 1 minggu)
PE DBD
Is keg pencarian
penderita or tersangka
dan px jentik nyamuk di t4
tinggal penderita, rumah
bangunan sekitar, TTU
dalam radius minimal 100
Tujuan PE:
 Tujuan Umum: Mengetahui potensi penularan dan
penyebaran DBD lebih lanjut serta tindakan
penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah
sekitar tempat tinggal penderita.

 Tujuankhusus:
 Mengetahui adanya penderita dan tersangka
DBD lainnya
 Mengetahui ada /tidaknya jentik nyamuk
penular DBD
 Menentukan jenis tindakan yang akan
dilakukan
Langkah PE
 Persiapan: (alat, ijin lokasi & kesediaan
masyarakat)
 Pelaksanaan :
✓ Wawancara penderita & kel (konfirmasi info: u/
tau tersangka atau penderita lain ± 1 minggu
sebelumnya)
✓ Jika ada tersangka (uji torniquet, px
kulit/petekie)
✓ Px jentik nyamuk didalam dan luar rumah
✓ Lakukan ± 100 meter dr rumah penderita
✓ Jika penderita sekolah/kerja: lakukan px di
sekolah or t4 kerja
✓ Buat laporan
✓ Hasil PE: lihat bagan penanggulangan
Penanggulangan Fokus
 Is kegiatan pemberantasan nyamuk penular
DBD yang dilaksanakan dengan melakukan
PSN, larvasidasi, penyuluhan dan
pengasapan/fogging dan ULV menggunakan
insektisida sesuai dengan kriteria.
 Tujuan: membatasi penularan DBD dan
mencegah terjadinya KLB di lokasi tempat
tinggal penderita DBD yang berpotensi
menjadi sumber penularan DBD lebih lanjut.
 Kegiatan: tindak lanjut hasil PE (bagan
penanggulangan focus)
Langkah pelaksanaan
 Buat jadwal kegiatan dan diskusikan
dengan masyarakat
 PSN dan larvasidasi
 Penyuluhan (situasi DBD & cara cegah)
 Pengabutan dengan insektisida
 Laporkan hasil keg ke puskesmas, dinas
dan tomas
Penanggulangan KLB
isupaya yang meliputi:
➢ pengobatan/perawatan penderita,
➢ pemberantasan vektor penular DBD,
➢ penyuluhan kepada masyarakat
➢ evaluasi/penilaian penanggulangan
yang dilakukan di seluruh wilayah
yang terjadi KLB.
Tujuan: Membatasi penularan DBD,
sehingga KLB tidak meluas.
Kegiatan:
 Bila terjadi KLB/wabah dilakukan :
✓ penyemprotan insektisida (2 siklus dengan
interval 1 minggu),
✓ PSN DBD ,
✓ larvasidasi,
✓ penyuluhan di seluruh wilayah terjangkit,
✓ kegiatan penanggulangan lainnya
(pembentukan posko pengobatan dan posko
penangggulangan, penyelidikan KLB,
pengumpulan dan pemeriksaan spesimen serta
peningkatan kegiatan surveilans kasus dan
vektor, dan lain-lain).
HASIL PE DBD DI KOTA KUPANG
2018

Anda mungkin juga menyukai