Anda di halaman 1dari 12

Makalah Pengauditan 1

Pemeriksaan Surat Berharga dan Investasi

Oleh :

Kelompok 07

1. Ni Kadek Devia Julyanti (1802022068)


2. Ni Luh Ayu Made Sri Mariani (1802022071)
3. I Gusti Ngurah Agus Tresna Wijaya (1802022072)
4. Ni Kadek Oktaviani (1802022074)
5. Ni Nyoman Ayu Saraswati (1802022075)

Dosen Pengampu:

SA. Arie Indraswarawati, SE.M.Si.Ak.CA

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Hindu Indonesia


Pengertian Surat Berharga Dan Investasi

Surat berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai
pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat
bayar kepada pihak pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak yang diberikan surat
berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa surat berharga tersebut dialihkan.

Fungsi Surat Berharga :

1. Alat pembayaran (contoh: cek, bilyet giro, dan wesel bayar)


2. Surat bukti investasi, yang di bagi lagi dalam: (i) investasi yang berbentuk utang
(contoh: promes dan obligasi) (ii) investasi yang bersifat ekuitas (contoh : surat saham)
3. Surat bukti hak tagih

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan


dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu
bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang,
investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Ini adalah kebalikan dari divestasi pada aset
yang lama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: investasi/ invéstasi/ merupakan penanaman uang
atau modal pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Secara
umum investasi dapat diartikan sebagai meluangkan/ memanfaatkan waktu, uang atau tenaga
demi keuntungan/ manfaat pada masa datang. Jadi, dapat dikatakan investasi merupakan
membeli sesuatu dan diharapkan pada masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai
yang lebih tinggi dari semula.

Sifat Dan Contoh Surat Berharga Dan Investasi

Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assets) atau non
current assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga tersebut. Kalau surat
berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia, biasanya surat
berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat dan surat berharga tersebut
diklasifikasikan sebagai temporary investment atau marketable securities yang
merupakan current assets.  Misalnya dalam bentuk deposito berjangka (lebih dari tiga bulan) dan
surat-surat saham atau obligasi yang marketable.

Surat berharga yang digolongkan sebagai long term investment biasanya dibeli dengan


tujuan sebagai berikut :
 Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar atau
sama dengan 50% dari saham yang beredar).
 Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga dari
pembelian obligasi.
 Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian
bahan baku.
Menurut PSAK No. 1, hal.1.10 (IAI:2002) :
Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan
akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca dan jika lebih dari dua
belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.

Akuntansi Untuk Investasi menurut PSAK No. 13, hal.13.1 s/d 13.2 dan 13.4 s/d 13.6
(IAI:2002):
Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, devidend, dan uang
sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi
seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
 Investasi Lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama setahun atau kurang.
 Investasi Jangka Panjang adalah investasi selain investasi lancar.
 Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar
pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham
(knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction).
 Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam pasar
yang aktif.
Dapat dipasarkan berarti terdapat suatu pasar yang aktif darimana suatu nilai pasar (atau
beberapa indikator yang memungkinkan nilai pasar dihitung) tersedia. Untuk investasi yang
memiliki pasar yang aktif, nilai pasar digunakan sebagai indikator penetapan nilai wajar.
Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif, cara lain digunakan untuk
menentukan nilai wajar.
Investasi lancar termasuk dalam aktiva lancar, kenyataan bahwa investasi yang dapat
dipasarkan telah dimiliki lebih dari satu tahun tidak membatasi penyajiannya sebagai aktiva
lancar. Biaya perolehan suatu investasi mencakup perolehan lain disamping harga beli, seperti
komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek. Jika suatu atau sebagian investasi
diperoleh dengan penerbitan saham atau surat berharga lain, maka biaya perolehannya adalah
nilai wajar dari surat berharga yang diterbitkan dan bukan nilai nominal atau per value.

Contoh surat berharga :


 Wesel atau Bill of Exchange.
 Cek.
 Surat Sanggup.
 Bilyet Giro.
 Treasury Bills / Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
 Commercial Paper.
 Sertifikat Deposito Atau Negotiable Certificate Of Deposit (CD)
 Banker's Acceptance (BA)
Contoh Investasi :

 Investasi Properti.
 Investasi Saham.
 Reksadana.
 Obligasi.
 Investasi Emas.
 Mulia (Mulia Tunai, Mulia Arisan, Mulia Kolektif, Mulia Personal)
 Tabungan Emas Pegadaian.
Tujuan Pemeriksaan Surat Berharga Dan Investasi

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control  yang cukup baik


atas temporary dan long term investment.
2. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum dineraca, betul-betul ada,
dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) pertanggal neraca.
3. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal dari surat
berharga tersebut telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam Laporan Keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

Prosedur Pemeriksaan Surat Berharga Dan Investasi

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary & long term investment.


a. Contoh Internal Control Questionnaires untuk Surat Berharga bisa dilihat di
Exhibit 10-1.
2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan saldo awal, penambahan dan
pengurangan serta saldo akhirnya.
3. Periksa phisik dari surat-surat berharga tersebut dan juga pemilikannya (apakah atas
nama peusahaan).
a. Biasanya periksaan phisik dilakukan bersamaan dengan kas opname. Seandainya
surat-surat berharga tersebut disimpan oleh pihak ketiga, harus dikirimkan
konfirmasi.
4. Cocokkan data-data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan phisik surat
berharga tersebut.
5. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.
6. Cocokkan saldo akhir dai rincian tersebut dengan buku besar.
7. Lakukan Vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, terutama perhatikan
otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.
8. Periksa perhitungan bunga dan dividennya dan perhatikan segi perpajakannya. Periksa
apakah bunga/dividen yang diterima telah dibukukan semuanya.
9. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal neraca. Untuk temporary
investment, valuationnya adalah mana yang lebih rendah antara harga beli dan harga
pasar. Untuk long term investment, valuationnya adalah berdasarkan harga beli kecuali
jika terdapat tendensi menurunnya harga pasar surat berharga tersebut untuk masa yang
cukup panjang.
10. Adakan diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada perubahan tujuan
dari pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi klasifikasi dari surat berharga
tersebut.
11. Periksa subsequent events untuk mengetahui apakah ada transaksi sesudah tanggal
neraca yang akan mempengaruhi klasifikasi atau disclosure dari surat-surat berharga
tersebut, misalnya penjualan long term investment dalam subsequent period.
12. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia/SAK.
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary  & long term investment yang
diperiksa.

CONTOH KASUS

Gelapkan Dana, Eks Karyawati Reliance Securities Ditangkap Polisi

tirto.id - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal (Dittipideksus
Bareskrim) Polri menangkap Esther Pauli Larasati atas dugaan tindak pidana penipuan dan/atau
penggelapan dan tindak pidana pasar modal. Pelaku merupakan bekas karyawan PT Reliance
Securities Tbk yang mengaku selaku Head of Wealth Management perusahaan tersebut. Esther
melakukan tindak pidana tersebut sejak tahun 2014. “Sejak tahun 2014 hingga November 2015
di Jakarta, dengan total korban 27 nasabah,” kata Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan
Khusus Bareskrim Mabes Polri Kombes Daniel Tahi Monang Silitonga di kantornya, Rabu
(17/10/2018). Para nasabah melakukan pengikatan perjanjian investasi dengan pelaku.
Sementara itu, kerugian dari peristiwa ini mencapai Rp55 miliar. Kepolisian juga masih
mendalami adanya tersangka lain dalam kasus tersebut. Kepolisian menyita barang bukti berupa
agreement of transaction, confirmation of agreement, underlying securities dan bond payment
receipt serta rekening koran Bank Mandiri milik Esther. Dalam aksinya, Esther menawarkan
investasi yang akan ditempatkan pada obligasi pemerintah dengan bond seri FR00035 (BPJS),
yang diterbitkan oleh Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Selain itu, Esther tidak mempunyai izin di pasar modal.
“Namun, tersangka tidak memiliki izin untuk melakukan kegiatan di pasar modal yang
dikeluarkan oleh OJK. Ditambah lagi, obligasi pemerintah dengan Bonds seri: FR0035 (BPJS)
tersebut tidak memiliki kerja sama dengan tersangka untuk mengelola obligasi,” jelas Daniel.
Esther menggunakan rekening milik PT. Reliance Securities dan PT. Magnus Capital untuk
menampung dana dari para korban. Korban diminta transfer uang ke rekening tersebut. Lantas,
setelah investasi tersebut jatuh tempo, korban tidak pernah mendapatkan pengembalian dana
investasi. “Patut diduga, tersangka menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi,” ucap
Daniel. Saat ini Esther ditempatkan di Rumah Tahanan Bareskrim Polri. Ia telah melanggar Pasal
378 KUHP dan/atau Pasal 372 KUHP dan/atau Pasal 103 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Kepolisian juga menjeratnya dengan Pasal 3 juncto Pasal 4 juncto Pasal 5
juncto Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang (PTPPU).

A. POSISI KASUS
Kasus dugaan penipuan ini berawal pada akhir tahun 2014, nasabah mendapatkan tawaran
produk investasi obligasi atau surat utang FR0035 oleh EP Larasati, ia menyebutkan bahwa ia
adalah karyawan dari PT Reliance Securities. Selanjutnya dana nasabah di transfer melalui
Magnus Capital yang merupakan pihak penampung dana, dan yang menjadi titik permasalahan
adalah investor tidak bisa menarik uang investasi mereka.
Saat ini Otoritas Jasa Keuangan telah memeriksa dan memanggil beberapa pihak terkait mulai
dari pidhak perusahaan sampai juga nasabah. Menurut mantan direktur Utama Reliance
Securities, Nicky Hogan, yang ikut diperiksa oleh OJK menyebutkan. Bahwa ia merasa namanya
di catut oleh larasati yang merupakan Mantan anak buahnya di PT Reliance Securities. Pihak
OJK pun telah melakukan pemeriksaan terhadap Larasati terkait kasus ini.

B. ANALISA  KASUS
Kasus ini diduga merupakan kasus penipuan dalam pasar modal yang merujuk pada pasal 90 uu
no 8 tahun 1995 tentang pasar modal karena nasabah mendapatkan tawaran produk investasi
obligasi atau surat utang FR0035 oleh EP Larasati, yang mana ia menyebutkan bahwa ia adalah
karyawan dari PT Reliance Securities. Selanjutnya dana nasabah di transfer melalui Magnus
Capital yang merupakan pihak penampung dana, dan yang menjadi titik permasalahan adalah
investor tidak bisa menarik uang investasi mereka.
Dalam pasal 90 menyatakan bahwa Dalam kegiatan perdagangan efek setiap pihak dilarang
secara langsung atau tidak langsung :
Menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana lain dan atau cara apapun.
Unsur dalam pasal 90 huruf a, yaitu :

- Unsur Kegiatan Perdagangan Efek


Unsur kegiatan perdagangan efek yang terjadi dalam kasus PT Reliance Securities Tbk yakni EP
Larasati menawari produk obligasi FR0035 kepada dua nasabah yang bernama Alwi Susanto dan
Sutanni, dengan demikian unsur kegiatan perdagangan efek telah terpenuhi

- Unsur setiap pihak


Unsur setiap pihak yang dimaksudkan dalam kasus ini yakni seorang Oknum yang mengaku
sebagai  karyawan  PT Reliance, dengan demikian unsur setiap pihak telah terbukti
Unsur dalam pasal 90 huruf a, yaitu :

- Unsur Kegiatan Perdagangan Efek


Unsur kegiatan perdagangan efek yang terjadi dalam kasus PT Reliance Securities Tbk yakni EP
Larasati menawari produk obligasi FR0035 kepada dua nasabah yang bernama Alwi Susanto dan
Sutanni, dengan demikian unsur kegiatan perdagangan efek telah terpenuhi

- Unsur setiap pihak


Unsur setiap pihak yang dimaksudkan dalam kasus ini yakni seorang Oknum yang mengaku
sebagai  karyawan  PT Reliance, dengan demikian unsur setiap pihak telah terbukti

- Menggunakan sarana lain dan atau cara apapun


Yang dimaksud menggunakan sarana lain dan atau cara apapun adalah dalam kasus ini EP
Larasati mengaku sebagai karyawan Reliance dalam hal ini ep larasati menggunakan perusahaan
reliance sebagai sarana untuk meyakinkan pemodal untuk mentransfer dana investasi.
 Membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak
mengungkapakan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan
mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk
menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau
dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.
 Jika dilihat dari pasal 90 huruf c maka sudah jelas kasus ini masuk dalam tindakan
penipuan dalam kejahatan pasar modal karena semua unsur dalam pasal 90 huruf c telah
terpenuhi yang mana ep larasati selaku oknum telah membuat pernyataan tidak benar
mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapakan fakta yang material terkait ep
larasati masih berstatus karyawan reliance untuk dapat mengelabui pemodal untuk
mentransfer dana investasi kepadanya namun ternyata oleh reliance sendiri menyatakan
bahwa ep larasati telah mengundurkan diri dan sudah bukan lagi merupakan karyawan
reliance.
 Bukan hanya itu saja pernyataan yang dibuat oleh ep larasaty bertujuan untuk tidak
menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud
untuk menguntungkan diri sendiri dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli
atau menjual efek keadaan yang dibuat buat oleh ep larasaty telah meyakinkan pihak
pemodal yaitu Alwi Susanto dan Sutanni (nasabah PT Reliance Securities Tbk) yang mana
setelah kedua nasabah selaku pemodal tersebut telah mentransfer dana investasi kepada ep
larasati, ep larasati secara otomatis mendapatkan keuntungan dari dana investasi tersebut.
 Kasus ini juga dapat dikaitkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal
378 tentang penipuan, disebutkan bahwa penipuan adalah tindakan untuk menguntungkan
diri sendiri atau orang lain dengan cara:

- Melawan hukum;
Yang dimaksud dengan melawan hukum adalah pihak ep larasaty melakukan penipuan terhadap
2 pihak yang termasuk dalam nasabah PT Reliance securities Tbk
- Memakai nama palsu atau martabat palsu;
Dalam hal ini ep larasati mmakai martabat palsu yaitu mengaku sebagai karyawan dan mengatas
namakan PT Reliance securities Tbk yang mana oleh PT Reliance securities Tbk menyatakan
bahwa ep larasaty sudah tidak termasuk karyawan di PT Reliance lagi.

- Tipu muslihat;
Tipu muslihat dalam hal ini mempengaruhi ke 2 nasabah tersebut dengan mengaku sebagai
karyawan agar ke 2 nasabah dari PT tersebut mengirimkan dana investasi pada akunnya yang
berada di magnus capital.

- Rangkaian kebohongan;
Rangkaian kebohongan yang dimaksud dalam kasus ini adalah ep larasati berbohong sebagai
karyawan dari PT Reliance securities Tbk yang mana oleh PT Reliance securities Tbk
menyatakan bahwa ep larasaty sudah tidak termasuk karyawan di PT Reliance lagi.

KESIMPULAN
 Jika dilihat kesamaan unsur dalam pasal 90 huf a dan c dengan kasus yang terjadi, maka
ep larasati benar-benar terbukti telah melakukan penipuan yang termasuk dalam
kejahatan dan pelanggaran dalam pasar modal, dan seharusnya ep larasati selaku pelaku
yang terbukti melakukan penipuan dalam kegiatan perdagangan efek dapat dikenakan
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda maks 15.000.000.000,00.
 Ancaman pidana dan denda yang begitu berat dapat membuat efek jera, mengingat
kegiatan perdagangan efek melibatkan banyaknya pemodal dan jumlah uang yang amat
besar, bila dibandingkan dengan KUHP pasal 378 ancaman hukumannya paling lama 4
tahun penjara bagi mereka yang terbukti melakukan penipuan. Sedangkan dalam KUHP
pasal 390 ancaman hukumannya adalah paling lama 2 tahun 8 bulan penjara.
DAFTAR PUSTAKA

http://mas-dhar.yolasite.com/pemeriksaan-surat-berharga-dan-investasi.php

https://banjarmasin.tribunnews.com/2016/10/31/ketua-swissindo-kaltim-diduga-palsukan-surat-
berharga-bank-indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Investasi

Anda mungkin juga menyukai