Oleh :
Kelompok 07
Dosen Pengampu:
Surat berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai
pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat
bayar kepada pihak pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak yang diberikan surat
berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa surat berharga tersebut dialihkan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: investasi/ invéstasi/ merupakan penanaman uang
atau modal pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Secara
umum investasi dapat diartikan sebagai meluangkan/ memanfaatkan waktu, uang atau tenaga
demi keuntungan/ manfaat pada masa datang. Jadi, dapat dikatakan investasi merupakan
membeli sesuatu dan diharapkan pada masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai
yang lebih tinggi dari semula.
Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assets) atau non
current assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga tersebut. Kalau surat
berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia, biasanya surat
berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat dan surat berharga tersebut
diklasifikasikan sebagai temporary investment atau marketable securities yang
merupakan current assets. Misalnya dalam bentuk deposito berjangka (lebih dari tiga bulan) dan
surat-surat saham atau obligasi yang marketable.
Akuntansi Untuk Investasi menurut PSAK No. 13, hal.13.1 s/d 13.2 dan 13.4 s/d 13.6
(IAI:2002):
Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, devidend, dan uang
sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi
seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Investasi Lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama setahun atau kurang.
Investasi Jangka Panjang adalah investasi selain investasi lancar.
Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar
pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham
(knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction).
Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam pasar
yang aktif.
Dapat dipasarkan berarti terdapat suatu pasar yang aktif darimana suatu nilai pasar (atau
beberapa indikator yang memungkinkan nilai pasar dihitung) tersedia. Untuk investasi yang
memiliki pasar yang aktif, nilai pasar digunakan sebagai indikator penetapan nilai wajar.
Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif, cara lain digunakan untuk
menentukan nilai wajar.
Investasi lancar termasuk dalam aktiva lancar, kenyataan bahwa investasi yang dapat
dipasarkan telah dimiliki lebih dari satu tahun tidak membatasi penyajiannya sebagai aktiva
lancar. Biaya perolehan suatu investasi mencakup perolehan lain disamping harga beli, seperti
komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek. Jika suatu atau sebagian investasi
diperoleh dengan penerbitan saham atau surat berharga lain, maka biaya perolehannya adalah
nilai wajar dari surat berharga yang diterbitkan dan bukan nilai nominal atau per value.
Investasi Properti.
Investasi Saham.
Reksadana.
Obligasi.
Investasi Emas.
Mulia (Mulia Tunai, Mulia Arisan, Mulia Kolektif, Mulia Personal)
Tabungan Emas Pegadaian.
Tujuan Pemeriksaan Surat Berharga Dan Investasi
CONTOH KASUS
tirto.id - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal (Dittipideksus
Bareskrim) Polri menangkap Esther Pauli Larasati atas dugaan tindak pidana penipuan dan/atau
penggelapan dan tindak pidana pasar modal. Pelaku merupakan bekas karyawan PT Reliance
Securities Tbk yang mengaku selaku Head of Wealth Management perusahaan tersebut. Esther
melakukan tindak pidana tersebut sejak tahun 2014. “Sejak tahun 2014 hingga November 2015
di Jakarta, dengan total korban 27 nasabah,” kata Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan
Khusus Bareskrim Mabes Polri Kombes Daniel Tahi Monang Silitonga di kantornya, Rabu
(17/10/2018). Para nasabah melakukan pengikatan perjanjian investasi dengan pelaku.
Sementara itu, kerugian dari peristiwa ini mencapai Rp55 miliar. Kepolisian juga masih
mendalami adanya tersangka lain dalam kasus tersebut. Kepolisian menyita barang bukti berupa
agreement of transaction, confirmation of agreement, underlying securities dan bond payment
receipt serta rekening koran Bank Mandiri milik Esther. Dalam aksinya, Esther menawarkan
investasi yang akan ditempatkan pada obligasi pemerintah dengan bond seri FR00035 (BPJS),
yang diterbitkan oleh Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Selain itu, Esther tidak mempunyai izin di pasar modal.
“Namun, tersangka tidak memiliki izin untuk melakukan kegiatan di pasar modal yang
dikeluarkan oleh OJK. Ditambah lagi, obligasi pemerintah dengan Bonds seri: FR0035 (BPJS)
tersebut tidak memiliki kerja sama dengan tersangka untuk mengelola obligasi,” jelas Daniel.
Esther menggunakan rekening milik PT. Reliance Securities dan PT. Magnus Capital untuk
menampung dana dari para korban. Korban diminta transfer uang ke rekening tersebut. Lantas,
setelah investasi tersebut jatuh tempo, korban tidak pernah mendapatkan pengembalian dana
investasi. “Patut diduga, tersangka menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi,” ucap
Daniel. Saat ini Esther ditempatkan di Rumah Tahanan Bareskrim Polri. Ia telah melanggar Pasal
378 KUHP dan/atau Pasal 372 KUHP dan/atau Pasal 103 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Kepolisian juga menjeratnya dengan Pasal 3 juncto Pasal 4 juncto Pasal 5
juncto Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang (PTPPU).
A. POSISI KASUS
Kasus dugaan penipuan ini berawal pada akhir tahun 2014, nasabah mendapatkan tawaran
produk investasi obligasi atau surat utang FR0035 oleh EP Larasati, ia menyebutkan bahwa ia
adalah karyawan dari PT Reliance Securities. Selanjutnya dana nasabah di transfer melalui
Magnus Capital yang merupakan pihak penampung dana, dan yang menjadi titik permasalahan
adalah investor tidak bisa menarik uang investasi mereka.
Saat ini Otoritas Jasa Keuangan telah memeriksa dan memanggil beberapa pihak terkait mulai
dari pidhak perusahaan sampai juga nasabah. Menurut mantan direktur Utama Reliance
Securities, Nicky Hogan, yang ikut diperiksa oleh OJK menyebutkan. Bahwa ia merasa namanya
di catut oleh larasati yang merupakan Mantan anak buahnya di PT Reliance Securities. Pihak
OJK pun telah melakukan pemeriksaan terhadap Larasati terkait kasus ini.
B. ANALISA KASUS
Kasus ini diduga merupakan kasus penipuan dalam pasar modal yang merujuk pada pasal 90 uu
no 8 tahun 1995 tentang pasar modal karena nasabah mendapatkan tawaran produk investasi
obligasi atau surat utang FR0035 oleh EP Larasati, yang mana ia menyebutkan bahwa ia adalah
karyawan dari PT Reliance Securities. Selanjutnya dana nasabah di transfer melalui Magnus
Capital yang merupakan pihak penampung dana, dan yang menjadi titik permasalahan adalah
investor tidak bisa menarik uang investasi mereka.
Dalam pasal 90 menyatakan bahwa Dalam kegiatan perdagangan efek setiap pihak dilarang
secara langsung atau tidak langsung :
Menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana lain dan atau cara apapun.
Unsur dalam pasal 90 huruf a, yaitu :
- Melawan hukum;
Yang dimaksud dengan melawan hukum adalah pihak ep larasaty melakukan penipuan terhadap
2 pihak yang termasuk dalam nasabah PT Reliance securities Tbk
- Memakai nama palsu atau martabat palsu;
Dalam hal ini ep larasati mmakai martabat palsu yaitu mengaku sebagai karyawan dan mengatas
namakan PT Reliance securities Tbk yang mana oleh PT Reliance securities Tbk menyatakan
bahwa ep larasaty sudah tidak termasuk karyawan di PT Reliance lagi.
- Tipu muslihat;
Tipu muslihat dalam hal ini mempengaruhi ke 2 nasabah tersebut dengan mengaku sebagai
karyawan agar ke 2 nasabah dari PT tersebut mengirimkan dana investasi pada akunnya yang
berada di magnus capital.
- Rangkaian kebohongan;
Rangkaian kebohongan yang dimaksud dalam kasus ini adalah ep larasati berbohong sebagai
karyawan dari PT Reliance securities Tbk yang mana oleh PT Reliance securities Tbk
menyatakan bahwa ep larasaty sudah tidak termasuk karyawan di PT Reliance lagi.
KESIMPULAN
Jika dilihat kesamaan unsur dalam pasal 90 huf a dan c dengan kasus yang terjadi, maka
ep larasati benar-benar terbukti telah melakukan penipuan yang termasuk dalam
kejahatan dan pelanggaran dalam pasar modal, dan seharusnya ep larasati selaku pelaku
yang terbukti melakukan penipuan dalam kegiatan perdagangan efek dapat dikenakan
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda maks 15.000.000.000,00.
Ancaman pidana dan denda yang begitu berat dapat membuat efek jera, mengingat
kegiatan perdagangan efek melibatkan banyaknya pemodal dan jumlah uang yang amat
besar, bila dibandingkan dengan KUHP pasal 378 ancaman hukumannya paling lama 4
tahun penjara bagi mereka yang terbukti melakukan penipuan. Sedangkan dalam KUHP
pasal 390 ancaman hukumannya adalah paling lama 2 tahun 8 bulan penjara.
DAFTAR PUSTAKA
http://mas-dhar.yolasite.com/pemeriksaan-surat-berharga-dan-investasi.php
https://banjarmasin.tribunnews.com/2016/10/31/ketua-swissindo-kaltim-diduga-palsukan-surat-
berharga-bank-indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Investasi