Anda di halaman 1dari 3

IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBASAHAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Berat Jenis

Tabel 1. Data Pengukuran Kualitas Fisik Berdasarkan Berat Jenis


No Bobot Bahan Pakan Perubahan Volume Aquadest Berat Berat Jenis
Screen (g) (ml) jenis (kg/l)
=Volume Akhir – Volume (g/ml)
awal
3 10 58 – 50 = 8 1.25 g/ml 1,25kg/l
2 10 57 – 50 = 7 1.43 g/ml 1,43 kg/l
Lolos 30 10 57 – 50 = 7 1.43 g/ml 1,43 kg/l

4.1.2 Kerapatan Tumpukan          

Tabel 2. Data Pengukuran Kualitas Fisik Berdasarkan Kerapatan Tumpukan


No Bobot Bahan Pakan Volume Volume Kerapatan Tumpukan
Scree (g) Bahan Bahan Pakan
n Pakan (ml)
3
(mm )
= 22/7 x r2 x =mm3/1000 g/ml Kg/l
T
3 667 = = 989,517
989.517,57 0,674 0,674
2 604 = = 989,517
989.517,57 0,610 0,610

4.1.3 Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Tabel 3. Data Pengukuran Kualitas Fisik Berdasarkan Kerapatan Pemadatan Tumpukan


No Bobot r T (mm) Volume Volume Kerapatan Pemadatan
3
Scree Bahan (mm ) Pakan (ml Tumpukam
n Pakan
(g) (mm =106- = 22/7 x r2 x = mm3/1000 g/ml Kg/l
) penurunan T
tinggi
3 667 54.5 = 106 – 11 = =
95 886.831,78 = 886,831 0,752 0,752
2 604 54.5 = 106 – 15 =
91 = 849.491,5 = 849,491 0,713 0,713
4.2 Pembahasan

4.2.1 Berat Jenis

Menurut Khalil (1999) berat jenis atau disebut juga dengan berat spesifik, merupakan

perbandingan antara masa bahan dengan volumenya. Berat jenis memegang peranan penting

dalam berbagai proses pengolahan, penanganan dan penyimpanan. Bj merupakan faktor penentu

dari kerapatan tumpukan. Pemadatan pada bahan yang mempunyai berat jenis tinggi akan

meningkatkan tingkat kepadatannya, sehingga berat bahan tiap satuan volume akan meningkat

(Ghautama, 1998). Dari praktikum yang telah dilakukan berat jenis mempunyai nilai 1,43 pada
screen 2, 1,43 pada screen 3 dan lolos 30 1,43. Hasil yang didapat ini mendekati dengan yang

dikemukakan oleh Agustina (2005), bahwa berat jenis pada suatu bahan berkisar ± 1,35. Jadi

bahan pakan yang dibuat sudah cukup baik.

4.2.2 Kerapatan Tumpukan

Kerapatan Tumpukan (KT) merupakan perbandingan antara berat bahan dengan volume

yang ditempati (Khalil, 1999). Nilai kerpatan tumpukan bahanpakan pada praktikum ini sebesar

0,674 pada screen 3 dan 0,610 pada screen 2. Johnson (1994) berpendapat bahwa kerapatan

tumpukan akan semakin meningkat dengan semakin banyak jumlah partikel halus dalam ransum.

Nilai tingkat kehalusan terbagi menjadi tiga yaitu 4,1 – 7,0, termasuk kategori bahan kasar, 2,9 –

4,1 termasuk kategori bahan medium dan lebih kecil dari 2,9 termasuk kategori bahan halus.

Bahan dengan kerapatan tumpukan tinggi membutuhkan waktu jatuh dan mengalir yang lebih

singkat dari pada bahan ransum dengan kerpatan tumpukan yang rendah.

4.2.3 Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Kerapatan Pemadatan Tumpukan (KPT) merupakan perbandingan antara berat bahan

terhadap volume ruang yang di tempati setelah melalui proses pemadatan. Nilai kerapatan

pemadatan tumpukan bahan pakan pada praktukum ini adalah 0,752 g/ml pada screen 3 dan

0,713 g/ml pada screen 2. Nilai kerapatan pemadatan tumpukan sangat penting diektahui karena

sangat bermanfaat pada saat pengisian bahan kedalam wadah yang diam tetapi bergetar.

menyebabkan bobot bahan setiap satuan volume meningkat. Kerapatan pemdatan tumpukan dan
kerpatan tumpukan mempunyai hubungan sangat erat dan sangat berperan terhadap penentuan

kapasitas silo dan pencampuran bahan. Kerapatan pemadatan tumupkan menurun dnegan

semakin tingginya kandungan air. Ghautama (1998) yang menyatakan bahwa pemadatan pada

bahan yang mempunyai berat jenis tinggi akan meningkatkan tingakat kepadatannya, sehingga

berat bahan setiap satuan volume akan meningkat. Selain berat jenis yeng mempengaruhi nilai

kerapatan pemadatan tumpukan, faktor lain yang berpengaruh menurut Sayekti (1999) adalah

intensitas 35 dan cara pemadatan. Intensitas dan cara pemadatan yang berbeda pada setiap

perlakuakn dapat mempengaruhi nilai kerapatan pemdatan tumpukan bahan pakan.

Daftar Pustaka

Agustina, Y. 2005. Kualitas Fisik Pellet Ransum Ayam Broiler Mengandung Bahan dengan

Ukuran Partikel Yang Berbeda pada Proses Produksi Berkesinambungan. Skripsi.

Fakultas Peternakan . Institut Pertanian Bogoor, Bogor.

Ghautama. P. 1998. Sifat Fisik Pakan Lokal Sumber Energi, Sumber Mineral dan Hijauan Pada

Kadar Air dan Ukuran Partikel yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Johnson, J. R. 1994. The Realities of Bulk Solid Properties Testing. Bulk Solid Handling. 14 (1):

129 – 132.

Khalil. 1999. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel terhadap Perubahan Perilaku

Fisik Bahan Pakan Lokal: Kerapatan Tumpukan, Kerapatan Pemadatan Tumpukan dan

Berat Jenis. Media Peternakan Vol. 22, No. 1: 1 – 11.

Sayekti, W. B. R. 1999. Karakteristik Sifat Fisik Berbagai Varietas Jagung (Zea mayz). Skripsi.

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai