Menurut Khalil (1999) berat jenis atau disebut juga dengan berat spesifik, merupakan
perbandingan antara masa bahan dengan volumenya. Berat jenis memegang peranan penting
dalam berbagai proses pengolahan, penanganan dan penyimpanan. Bj merupakan faktor penentu
dari kerapatan tumpukan. Pemadatan pada bahan yang mempunyai berat jenis tinggi akan
meningkatkan tingkat kepadatannya, sehingga berat bahan tiap satuan volume akan meningkat
(Ghautama, 1998). Dari praktikum yang telah dilakukan berat jenis mempunyai nilai 1,43 pada
screen 2, 1,43 pada screen 3 dan lolos 30 1,43. Hasil yang didapat ini mendekati dengan yang
dikemukakan oleh Agustina (2005), bahwa berat jenis pada suatu bahan berkisar ± 1,35. Jadi
Kerapatan Tumpukan (KT) merupakan perbandingan antara berat bahan dengan volume
yang ditempati (Khalil, 1999). Nilai kerpatan tumpukan bahanpakan pada praktikum ini sebesar
0,674 pada screen 3 dan 0,610 pada screen 2. Johnson (1994) berpendapat bahwa kerapatan
tumpukan akan semakin meningkat dengan semakin banyak jumlah partikel halus dalam ransum.
Nilai tingkat kehalusan terbagi menjadi tiga yaitu 4,1 – 7,0, termasuk kategori bahan kasar, 2,9 –
4,1 termasuk kategori bahan medium dan lebih kecil dari 2,9 termasuk kategori bahan halus.
Bahan dengan kerapatan tumpukan tinggi membutuhkan waktu jatuh dan mengalir yang lebih
singkat dari pada bahan ransum dengan kerpatan tumpukan yang rendah.
terhadap volume ruang yang di tempati setelah melalui proses pemadatan. Nilai kerapatan
pemadatan tumpukan bahan pakan pada praktukum ini adalah 0,752 g/ml pada screen 3 dan
0,713 g/ml pada screen 2. Nilai kerapatan pemadatan tumpukan sangat penting diektahui karena
sangat bermanfaat pada saat pengisian bahan kedalam wadah yang diam tetapi bergetar.
menyebabkan bobot bahan setiap satuan volume meningkat. Kerapatan pemdatan tumpukan dan
kerpatan tumpukan mempunyai hubungan sangat erat dan sangat berperan terhadap penentuan
kapasitas silo dan pencampuran bahan. Kerapatan pemadatan tumupkan menurun dnegan
semakin tingginya kandungan air. Ghautama (1998) yang menyatakan bahwa pemadatan pada
bahan yang mempunyai berat jenis tinggi akan meningkatkan tingakat kepadatannya, sehingga
berat bahan setiap satuan volume akan meningkat. Selain berat jenis yeng mempengaruhi nilai
kerapatan pemadatan tumpukan, faktor lain yang berpengaruh menurut Sayekti (1999) adalah
intensitas 35 dan cara pemadatan. Intensitas dan cara pemadatan yang berbeda pada setiap
Daftar Pustaka
Agustina, Y. 2005. Kualitas Fisik Pellet Ransum Ayam Broiler Mengandung Bahan dengan
Ghautama. P. 1998. Sifat Fisik Pakan Lokal Sumber Energi, Sumber Mineral dan Hijauan Pada
Kadar Air dan Ukuran Partikel yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut
Johnson, J. R. 1994. The Realities of Bulk Solid Properties Testing. Bulk Solid Handling. 14 (1):
129 – 132.
Khalil. 1999. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel terhadap Perubahan Perilaku
Fisik Bahan Pakan Lokal: Kerapatan Tumpukan, Kerapatan Pemadatan Tumpukan dan
Sayekti, W. B. R. 1999. Karakteristik Sifat Fisik Berbagai Varietas Jagung (Zea mayz). Skripsi.