A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu biologi yang
mempelajari tentang mikroorganisme. Dunia mikroorganisme ini pertama
kali dikenalkan oleh Antoni Van Leeuwenhoek. Menggunakan mikroskop
ciptaannya ia dapat melihat bentu-bentuk makhluk-makhluk kecil
(mikroorganisme) yang sebelumnya tidak diduga sama sekali keadaannya
dan keberadaannya.
Laboratorium merupakan salah satu hal yang menunjang dalam
pembelajaran mikrobiologi. Laboratorium digunakan sebagai tempat
melakukan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk memahami lebih
dalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan jasad renik. Bekerja di
laboratorium sangat memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan kerja.
Bekerja secara cermat dan hati-hati diperlukan untuk menghindari semua
itu terjadi.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum merupakan salah satu
pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Tidak
cukup mengetahui nama alatnya saja, namun kita juga perlu mengetahui
fungsi dan cara kerjanya. Fungsi dan cara kerja perlu diketahui dengan
alasan agar tidak terjadi kekeliruan penggunaan alat dan meminimalisir
kesalahan dalam melakukan langkah-langkah kerja yang sangat penting
diperhatikan urut-urutannya. Alasan lainnya adalah akan memperlancar
kegiatan praktikum serta menghindari penyalahgunaan fungsi setiap alat
akibat ketidaktahuan seorang praktikan.
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk
keselamatan kerja saat melakukan penelitian maupun praktikum di
laboratorium. Alat-alat laboratorium dapat rusak atau bahkan berbahaya
apabila penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Adanya pengenalan
1
2
B. Tinjauan Pustaka
1. Bekerja Aseptik
Keberhasilan kerja di laboratorium sangat ditentukan oleh adanya
peralatan. Bekerja di laboratorium harus bersifat mandiri, sehingga
seorang peneliti harus mampu mengenal dengan baik peralatan yang akan
digunakan untuk penelitian ataupun praktikum. Peralatan yang digunakan
di dalam laboratorium dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu peralatan umum standar yang harus tersedia dan peralatan umum
spesifik yang hanya tersedia untuk teknik molekuler. Peralatan tersebut
tergolong sederhana maupun canggih yang memerlukan pelatihan khusus
dalam pengoperasiannya (Nugroho dan Dwi, 2016).
Bekerja secara aseptik adalah prinsip paling utama dalam aktivitas
pengamatan yang berhubungan dengan mikrobia. Kesterilan ruangan,
pengguna, alat, dan bahan-bahan mutlak dibutuhkan karena mikrobia
tersebut berukuran sangat kecil, tidak kasat mata, mudah tersebar, dapat
hidup dimana saja sehingga dibutuhkan suatu keadaan yang benar-benar
steril. Steril sendiri merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam
laboratorium mikrobiologi. Teknik-teknik tertentu diperlukan agar
sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada
mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media (Cahyani, 2014).
Beberapa hal yang pellu diperhatikan selama penggunaan alat-alat
operasi adalah jenis, jumlah, kebersihan atau sterilitas, tata letak dan
kondisi alat. Alat-alat operasi yang dipergunakan harus dipertahankan
sterilitasnya sampai pelaksanaan operasi selesai dan segera dibersihkan
setelah selesai digunakan. Saat ini, tersedia berbagai peralatan sterilisasi
dengan mekanisme kerja yang berbeda-beda, dimana masing-masing
mempunyai keterbatasan sendiri-sendiri di dalam penerapan praktisnya.
Proses sterilisasi tersebut dapat dilakukan dengan uap panas, larutan kimia,
pemanasan kering atau metode gas. Metode yang dipilih biasanya
tergantung iifat materi yang akan disterilkan (Adji et al., 2009).
4
2. Sterilisasi
Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan proses dengan metode
tertentu dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang
tidak dapat ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme strerilisasi cukup
banyak. Sehingga dengan tidak adanya mikroorganisme tersebut,
lingkungan kerja dapat dikatakan steril. Metode sterilisasi cukup banyak,
jalan alternatif yang dipilih sangat bergantuk pada keadaan serta
kebutuhan setempat sesuai situasi (Raudah, 2017).
Metode sterilisasi yang sering dilakukan terdiri dari beberapa macam
metode diantaranya adalah sterilisasi uap kering (dry heat) dan sterilisasi
infra merah. Masing-masing metode tersebut mempunyai keuntungan dan
kerugian serta membutuhkan waktu dan prosedur yang berbeda-beda.
Sehingga alat yang dilakukan pada tiap metode pun berbeda-berbeda
tergantung dengan metode sterilisasi yang digunakan (Sariyem et al.,
2013).
Sterilisasi panas lembab dapat dilakukan dengan penggunaan
autoklaf (uap bertekanan) dan penggunaan uap langsung (tindalisasi/
sterilisasi fraksi). Sterilisasi panas kering dapat dilakukan dengan oven
(udara panas) dan pembakaran. Panas lembab sangat efektif meskipun
pada suhu yang tidak begitu tinggi, karena uap air berkondensasi pada
bahan‐bahan yang disterilkan, dilepaskan panas sebanyak 636 kalori per
gram uap air pada suhu 121°C. Panas ini mendenaturasikan atau
mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dan dengan demikian
mematikannya. Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang
efisien dan membutuhkan suhu lebih tinggi serta waktu lebih lama untuk
sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban tidak ada panas
laten. Untuk sterilisasi panas kering tanah, yang pernah dilakukan yaitu
berupa sterilisasi fraksi dengan oven (Cahyani, 2009).
3. Pembuatan Media
Pengerjaan praktikum mikrobiologi, diperlukan juga ruangan dan
tempat kerja yang steril. Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang
5
yang bebas dari semua bentuk kehidupan mikroba yang patogen maupun
yang non-patogen. Agar ruangan praktikum tetap steril, lakukanlah
sterilisasi rutin terhadap alat-alat dan tempat kerja. Contohnya meja,
semprotkan alkohol 70% ke meja. Bukan hanya ke meja, alkohol 70% juga
dapat di semprotkan ke tempat kerja lainnya. Bila ada cairan tumpah di
ruangan kerja kita, maka harus langsung di bersihkan agar ruangan kerja
tetap steril. Pembuatan media juga harus steril dan bersih, kelak akan
membuat status dari media agar tidak terkontaminasi dari mikroorganisme
luar (Andriani, 2016).
Larutan nutrisi atau media cair merupakan larutan yang berfungsi
untuk menyediakan unsur – unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan
mikroba. Larutan nutrisi dibuat dengan mencampurkan 1 L larutan buffer
sitrat dengan 1,0 g ekstrak ragi (yeast extract); 1,5 g bacterioogical
peptone; 1,4 g (NH4)2 S04 ; 2,0 g KH2PO4; 0,005 g FeSO4.7H2O; 5 mL
laturan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) 1% (Anwar et al., 2010).
Larutan nutrisi kemudian diaduk menggunakan magnetic stirrer hingga
homogen (Wahyuningtyas et al., 2013).
Media merupakan suatu substrat untuk menumbuhkan jamur. Media
yang umum digunakan di dalam laboratorium yaitu media biakan yang
menggunakan bahan pemadat berupa agar-agar. Media yang digunakan
untuk membiakkan jamur berdasarkan macam bahan yang digunakan
dibagi menjadi tiga macam, yaitu media alam, media semi-sintetik, dan
media sintetik (Gunawan, 2008).
4. Media NA dan PDA
PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk
pertumbuhan jamur di laboratorium karena memilki pH yang rendah (pH
4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang
membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0 dan suhu optimum
untuk pertumbuhan antara 25-30° C.. Berdasarkan komposisinya PDA
termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun atas bahan alami
(kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Kentang merupakan
6
C. Metodologi Praktikum
f) Bulb
g) Pengaduk
h) Hand colony counter
i) Spatula
j) Lup
k) Pinset
l) Jarum oase
m) DryGlassky
n) Preparat
o) Deglass
p) Preparat gantung
q) Jarum N
r) Hemasitometer
s) Bunsen
t) Saringan tiga tingkat
u) Erlenmeyer
v) Breaker glass
w) Gelas ukur
x) Corong
y) Labu ukur
z) Mortal dan pastel
aa) Penjepit tabung reaksi kayu dan besi
bb) Sprayer
cc) Pipet ukur
dd) Kulvet
3. Bahan
a. Sterilisasi diri dan meja kerja
1) Alkohol 70 %
2) Jas Lab
3) Masker
4) Sarung Tangan Lateks
9
5) Tisu Gulung
b. Pembuatan Media
1) NA
a) Beef extract 3,5 gr
b) Peptone 5 gr
c) Agar-agar 15-20 gr
d) Aquadest 1 liter
e) NaCl 5 gr
2) PDA
a) Kentang 200-250 gr
b) Dekstrosa 10 gr
c) Agar-agar 15-20 gr
d) Aquadest 1 liter
4. Cara Kerja
a. Pengenalan Alat
1) Mengamati dan memahami alat-alat yang digunakan dalam
praktikum
2) Menggambar alat-alat tersebut
3) Menyebutkan fungsi dari masing-masing alat tersebut
b. Bekerja secara aseptik
1) Pakai jas lab dan masker
2) Semprotkan alkohol pada tangan dan usap tangan di seluruh
permukaan tangan
3) Pakai sarung tangan latex
4) Setelah menggunakan sarung tangan latex lalu semprot dengan
alkohol dan usap di seluruh permukaan latex
5) Semprotkan alkohol pada jas lab
c. Sterilisasi
1) Semprot meja lalu dilap dengan tisu towel dengan searah
2) Taruh alat-alat di atas meja
10
2. Pembahasan
a. Pentingnya Pengenalan Alat dan Bahan
Pengenalan alat dan bahan begitu penting dalam melakukan
pekerjaan di laboratorium. Hal ini guna menghindari terjadinya
kecelakaan kerja akibat kelalaian atau ketidaktahuan. Menurut
Nuritasari et al. (2016), lembar pengenalan alat laboratorium dilengkapi
dengan gambar dan fungsinya, bertujuan untuk membantu siswa untuk
memilih alat yang akan mereka gunakan. Agar dapat melaksanakan
praktikum, terlebih dahulu dikenalkan macam-macam alat yang akan
digunakan untuk praktikum serta fungsi dari alat-alat tersebut. Hal ini
sangat diperlukan agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Pengetahuan tentang alat yang digunakan merupakan salah satu
kunci keberhasilan dari praktikum.
Pelaksanaan praktikum atau kerja di laboratorium tidak hanya
sekadar pengamatan, pengukuran dan perhitungan saja, namun perlu
adanya pengenalan terhadap alat-alat yang akan digunakan sebagai
acuan dalam pelaksaan kegiatan tersebut serta meminimalisir adanya
kecelakaan kerja. Salah satu dari faktor yang dapat meminimalisir
kecelakaan kerja ialah tingkat ketelitian dari praktikan tersebut. Guna
meningkatkan ketelitian tersebutlah dilakukan pengenalan alat-alat di
laboratorium. Menurut Andriani (2016), pentingnya dilakukan
pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara
penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan
prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Agar
dapat meningkatkan ketelitian praktikan adalah dengan memperhatikan
dan memahami alat yang akan digunakan serta pengenalan alat dan cara
penggunaannya dengan baik dan benar serta hal sebelumnya.
Pengenalan alat sangatlah penting dan utama disampaikan pada
awal praktikum berdasarkan hal sebelumnya, selanjutnya praktikan
harus tahu terlebih dahulu nama, fungsi dan prosedur penggunaan atau
prinsip kerja dari alat-alat yang ada dilaboratorium agar diharapkan
18
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara pengenalan alat, bekerja secara
aseptik, sterilisasi, dan pembuatan media dapat disimpulkan bahwa:
a. Pengenalan alat-alat praktikum sangat penting karena akan
menentukan kualitas hasil praktikum.
b. Alat yang akan digunakan harus disterilisasi agar terbebas dari
mikroorganisme yang tidak dikehendaki.
c. Sterilisasi merupakan cara membuat suatu alat atau bahan menjadi
bebas dari pertumbuhan mikroba beserta sporanya.
d. Alkohol dapat digunakan untuk mensterilkan alat-alat praktikum
yaitu metode sterilisasi kimia..
e. Media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari campuran
nutrisi makanan yang dipakai sebagai media tumbuh mikroba serta
pembuatannya harus dalam keadaan steril.
2. Saran
Sebaiknya alat yang digunakan dalam praktikum tetap
dipertahankan kualitasnya agar terus dapat digunakan dalam praktikum
berikutnya.
25
DAFTAR PUSTAKA