A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Protista merupakan salah satu kingdom yang didalamnya terdapat
organisme-organisme yang berperan penting dalam kehidupan baik
menguntungkan maupun kerugian. Protista terdiri dari beberapa jenis
yang terbagi ke dalam beberpa filum seperti protista mirip hewan
(protozoa), protista mirp tumbuhan (algae), protista mirip jamur. Serta
terdapat beberapa protista yang dapat menghasilkan makanannya
sendiri yaitu protista yang mengandung klorofil dan protista yang tidak
dapat menghasilkan makanannya sendiri (heterotrof).
Algae merupakan salah satu filum dalam protista yang
menyerupai tumbuhan. Organisme ini dapat menghasilkan makanannya
sendiri karena mengandung klorofil yang dimanfaatkan dalam proses
fotosintesa. Alga dapat ditemukan sebagai organisme uniseluler
maupun multiseluler. Alga juga banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
baik makanan, minuman, obat-obatan maupun dimanfaatkan dalam
produk kosmetik.
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-
kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka
umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau
daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme
inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme
sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk
manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada
permukaan tumbuh-tumbuhan. Protozoa adalah mikroorganisme
menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom
Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri
65
66
2. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu mempelajari dan mempraktekkan cara
mengisolasi algae dan protozoa dari alam.
b. Mahasiswa mampu mempelajari dan mempraktekkan cara
mengidentifikasi secara visual algae dan protozoa dari alam.
c. Mahasiswa mampu mempelajari dan memahami perbedaan antara
algae dan protozoa.
d. Mahasiswa mampu mengamati dan mengidentifikasi morfologi
Azolla sp.
e. Mahasiswa mampu mengamati dan mengidentifikasi sel Anabaena
aazolla.
67
B. Tinjauan Pustaka
1. Protista
Protista ada yang mirip tumbuhan (alga mikroskopis uniseluler),
protista mirip hewan (protozoa) dan protista mirip jamur. Alga
mikroskopis uniseluler merupakan produsen primer yang memberikan
kontribusi terbesar terhadap produksi total di dalam ekosistem perairan
dan protozoa merupakan konsumen I yang berperan besar menjembatani
transfer energi dari produsen primer ke tropik yang lebih tinggi (ikan dan
udang). Sedangkan protista mirip jamur sebagian besar berukuran
makroskopis dan habitatnya di kayu busuk, batang pohon, tempat basah
dll, tidak terlalu berperan penting dalam ekosistem dan ada yang bersifat
parasit. Berdasarkan zona, Perairan lentik atau perairan tergenang terbagi
menjadi tiga zona yaitu zona litoral, limnetik, dan profundal (Hariyani et
al., 2017).
Protista merupakan mikroorganisme bersifat eukariotik (memiliki
membrane inti) dan bersifat autorof atau heterotrop. Mikroorganisme ini
dapat bersifat uniseluler ataupun multiseluler. Protista uniseluler berukuran
5 mikrimeter sd 3 mm sedangkan Protista multiseluler berukuran 0.01 mm
sd 65 meter. Keberadaan Protista sebagai organisme autotroph berperan
sebagai fitoplankton, dan mampu menghasilkan oksigen di bumi. Selain
itu manfaat lain dari mikroorganisme Protista yaitu sebagai produsen dann
konsumen dalam rantai makanan, dan berperan penting dalanm siklus
karbon (Wijarini et al., 2019).
Protista dapat ditemukan hidup bebas hampir di semua perairan dan
umumnya bersifat sebagai plankton sehingga berperan penting dalam
ekosistem tersebut. Protista juga dapat ditemukan di tanah-tanah yang
lembab atau dalam bentuk simbion di dalam tubuh hewan atau manusia,
seperti Balantidium coli yang dapat ditemukan pada usus besar manusia,
babi, dan kera. Protista dapat bersifat parasit pada tumbuhan, misalnya
Phytopthora infestan yang menyebabkan penyakit busuk pada tanaman
kentang (Setiowati dan Deswaty, 2007).
68
2. Algae
Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber
pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan sebagai bahan
makanan, minuman, obat-obatan, beberapa hasil olahanrumput laut seperti
agar-agar, alginat dan karagenan merupakan senyawa yang cukup penting
dalam industri. Sehingga rumput laut memiliki banyak arti positif bagi
kehidupan manusia (Diharmi et al., 2011).
Alga merah (Rhodophyceae) menempati urutan terbanyak dari
jumlah jenis yang tumbuh di perairan laut Indonesia yaitu sekitar 452
jenis, setelah itu alga hijau (Chlorophyceae) sekitar 196 jenis dan alga
coklat (Phaeophyceae) sekitar 134. Di Indonesia terdapat banyak jenis
rumput laut, diantaranya bernilai ekonomis cukup tinggi seperti alga coklat
Sargassum. Sargassum sp. sangat melimpah serta tersebar luas di perairan
Indonesia. Keragaman alga ini juga merupakan sebagai penyeimbang
ekosistem laut (Pakidi dan Hidayat, 2016).
Alga merupakan salah satu sumberdaya alam hayati laut yang
bernilai ekonomis dan memiliki peranan ekologis sebagai produsen yang
tinggi dalam rantai makanan dan tempat pemijahan biota-biota laut. Alga
makro memiliki manfaat yang sangat banyak yang digunakan dalam
bidang industri, makanan, obat-obatan dan energi. Sehingga permintaan
untuk komoditi alga makro semakin meningkat (Langoy et al., 2011).
3. Protozoa
Protozoa artinya hewan pertama (profos = pertama; zoon = hewan),
digambarkan sebagai organisme mirip hewan karena dapat bergerak dan
mengambil makanan dari organisme lain. Protozoa dibagi ke dalam 6
filum yaitu Zoomastigophora, Rhizopoda, Apicomplexa, Ciliophora,
Foraminifera, dan Actinopoda. Sehingga pada tiap filum memiliki ciri
khusus yang membedakannya dengan filum
lainnya (Ariebowo dan Fictor, 2009).
69
berkoloni. Sehingga warna dari algae ini didasarkan pada kandungan zat
warna yang terdapat pada algae itu sendiri (Harmoko et al., 2018).
C. Metodologi Praktikum
2. Pembahasan
a. Algae
Hasil pengamatan terhadap keragaman Algae yang ada di lima
tempat yang berbeda. Berikut merupakan hasil pengamatannya.
a. Air sungai
1) Kebakkramat : Ulothrix
2) Tasikmadu : Leptomonas
b. Air sawah
1) Kebakkramat : Rivularia
2) Tasikmadu : Chlococcum
c. Air danau Mojolaban : Tolypothrix
Ulothix merupakan jenis algae yang ditemukan pada air sungai
Kebakkramat. Algae ini memiliki panjang sekitar 10-50 µm,
berbentuk filamen. Sel-selnya berbentuk silindris dan tersusun
memanjang serta ulothix banyak ditemukan dan hidup di air tawar.
Rivularia merupakan jenis algae yang ditemukan pada air sawah
Kebakkramat, algae ini berbentuk seperti cambuk dengan ukuran
0,5-60 µm, memiliki heterokista pada bagian pangkalnya dan mantel
yang menyelubungi tubuhnya. Algae jenis ini memiliki kandungan
warna berupa klorofil, karotenoid dan fikobilin serta hidup
berkoloni. Tolypothrix merupakan jenis algae yang ditemukan pada
air Mojolaban, algae ini berbentuk oval memanjangg dan selnya
memanjang sekitar 15-500 µm serta hidup berkoloni. Leptomonas
merupakan jenis algae yang ditemukan pada air sungai Tasikmadu,
algae ini berukuran 6-12 µm, memiliki 1-2 kloroplas sehingga dapat
melakukan fotosintesa serta bereproduksi secara aseksual berupa
pembelahan diri dan seksual berupa asogami. Chlococcum
merupakan jenis algae yang ditemukan pada air sawah Tasikmadu
yang memiliki bentuk bulat dengan ukuran 120-300 µm, ujung
depan tumpul dan bagian belakang meruncing, mempunyai dinding
sel dan kloroplas seperti mangkuk.
81
b. Protozoa
Hasil pengamatan terhadap keragaman protozoa yang ada di
lima tempat yang berbeda. Berikut merupakan hasil pengamatannya.
a. Air kolam ikan : Colpoda
b. Air sawah Palur : Volvox
c. Air kompos : Stylonychia
d. Air sungai Tasikmadu : Crytomonas
e. Air danau FP : Hymenostomatidae
Keberagaman jenis dari Protozoa yang didapat setelah
pengamatan sampel air yang dibawa masih-masing disebabkan dari
tempat masing-masing memiliki karakteristik tersendiri yang
membuat mereka dapat hidup pada kondisinya masing-masing.
Protozoa dikenal sebagai protista mirip hewan karena mendapatkan
energi dari senyawa organik dengan memangsa bakteri lain. Menurut
Sugoro (2013), Protozoa juga berperan dalam predasi terhadap
bakteri rumen sehingga menurunkan efisiensi penggunaan nitrogen
dalam rumen mengemukakan efek negatif utama keberadaan
protozoa bagi metabolisme protein pada ruminansia yaitu sebagai
predator bakteri. Ciri terbesar antar protozoa dalam penggolongan
jenisnya masing masing. Semuanya termasuk organisme uniseluler,
eukariot, dan heterotrofik. Perbedaan utama enam filum ini hanya
dalam cara pergerakannya Semuanya termasuk organisme uniseluler,
eukariot, dan heterotrofik. Perbedaan utama enam filum Protozoa
hanya dalam cara pergerakannya. Walaupun banyak jenisnya tetapi
Menurut Safrida (2013), hewan ruminansia membutuhkan
protozoa simbion untuk membantu memecah selulosa yang menjadi
sumber makanannya. Protozoa rumen terbagi ke dalam kelompok
flagellata dan ciliata, tetapi hampir semua protozoa rumen adalah
protozoa ciliata. Tak hanya merugikan, menurut Purbowati et al.
(2014), protozoa mampu menggunakan bahan makanan dan
menyimpan polisakarida dalam bentuk amilopektin yang akan
83
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara analisis algae dan protozoa dari alam
dapat disimpulkan bahwa:
a. Protista merupakan mikroorganisme bersifat eukariotik (memiliki
membrane inti) dan bersifat autorof atau heterotrop. Mikroorganisme
ini dapat bersifat uniseluler ataupun multiseluler. Protista terbagi
menjadi protista mirip tumbuhan (algae), mirip hewan (protoza), dan
mirip jamur.
b. Algae merupakan salah satu bagian protista yang mirip dengan
tumbuhan, namun belum memiliki sifat-sifat tanaman tingkat tinggi
serta bersita autotrof dan uniseluler atau multiseluler. Algae banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan.
c. Protozoa adalah organisme-organisme heterotrofik yang ditemukan di
semua habitat utama. Sebagian di antaranya hidup bebas, sedangkan
yang lainnya hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan.
d. Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan ditemukan jenis alga yang
berbeda pada tiap tempat, yaitu Ulothrix di air sungai Kebakkramat,
Leptomonas di air sungai Tasikmadu, Rivularia di air sawah
Kebakkramat, Chlococcum di air sawah Tasikmadu dan Tolypothrix di
air danau Mojolaban. Sementara pada protozoa yaitu Colpoda di air
kolam ikan, Volvox di air sawah Palur, Stylonychiadi air kompos,
Crytomonas di air sungai Tasikmadu dan Hymenostomatidae di air
danau FP.
e. Azolla merupakan jenis tanaman pakuan air yang hidup di lingkungan
perairan dan mempunyai sebaran yang cukup luas.
f. Azolla dapat dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan pengurangan
penggunaan pupuk urea di dalam kegiatan pertanian.
91
2. Saran
Sebaiknya co-ass lebih dapat menjelaskan cara identifikasi algae dan
protozoa dengan lebih jelas serta dapat ditunjukkan bagian-bagian dari
protista tersebut agar dapat lebih mudah dipahami.
92
DAFTAR PUSTAKA
Annisaqois M, Grevo SG, Stenly W et al. 2018. Analisis molekuler DNA alga
merah (Rhodophyta) Kappaphycus sp. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis 1(1):
107-112.
Arfah H, Simon IP. 2014. Biodiversity and biomass of macroalgae in kotania bay
waters, West Seram. J Ilmiah Platax 2(2):63-73.
Ariebowo M, Fictor FP. 2009. Praktis Belajar Biologi 1. Jakarta: Visindo Media
Persada.
Cahyani RR, Anniez RM. 2018. Pengembangan pakan ikan untuk menekan biaya
produksi budidaya lele. J Pengabdian Pada Masyarakat 3(1): 15-20.
Diharmi A, Dedi F, Nuri A et al. 2011. Karakteristik karagenan hasil isolasi
Eucheuma spinosum (alga merah) dari perairan Semenep Madura. J
Perikanan dan Kelautan 16(1): 117-124.
Fanani AS, Shinta E, Muria SR. 2017. Pemanfaatan biomassa alga biru-hijau
anabaena cycadae dalam proses biosorpsi logam cr pada limbah cair industri
elektroplating. J FTEKNIK 4(1): 1-7.
Ghufran MH, Kordi K. 2009. Budi daya perairan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Gunawan I, Raida K. 2012. Substitusi kebutuhan nitrogen tanaman padi sawah
oleh tumbuhan air azolla (Azolla pinnata). Jl Penelitian Pertanian Terapan
12 (3): 175-180.
Hariyani D, Adeng S, Didi JY. 2017. Jenis-jenis protista di Danau Teluk Gelam
Kabupaten OKI Provinsi Sumatera Selatan. J Pembelajaran Biologi 5(2):
126-136.
Harmoko, Yuni K. 2018. Kanekaragaman mikroalga divisi cyanobacteria di
Danau Aur Kabupaten Musi Rawas. J Biodjati 3(1): 8-14.
Indarmawan T, Mubarak AS, Gunanti M. 2012. Pengaruh konsentrasi Azolla
Pinnata terhadap populasi Chaetoceros sp.. J of Marine and Coastal
Science 1(1): 61–70.
Kusnadi, Soni M, Yayan S. 2009. Buku saku biologi sma kelas 1, 2, & 3. Jakarta:
Kawan Pustaka.
Langoy MLD, Saroyo, Dapas FNJ. 2011. Deskripsi alga makro di taman wisata
alam batuputih, Kota Bitung. J Ilmiah Sains 11(2): 219-224.
Lestari SU, Muryanto. 2018. Analisis beberapa unsur kimia kompos Azolla
mycrophylla. J Ilmiah Pertanian 14(2): 60-65.
Mutiara T, Ernawati, Mieke M et al. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Erlangga
Nurani FR, Masithah ED, Mubarak AS. 2012. Pengaruh konsentrasi pupuk Azolla
pinata terhadap pertumbuhan populasi Spirulina platensis. J Ilmiah
Perikanan dan Kelautan 4(1) :39-44.
Ode I, Jahra W. 2014. Jenis-jenis alga coklat potensial di perairan pantai Desa
Hutumuri Pulau Ambon. J Ilmiah agribisnis dan Perikanan 7(2):40-45.
Pakidi CS, Hidayat SS. 2016. Potensi dan pemanfaatan bahan aktif alga cokelat
Sargassum sp. J Ilmu Perikanan 5(2): 488-498.
Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Priadi A. 2013. Biologi 1 SMA kelas x. Jakarta: Yudhistira.
Purbowati E, Edy R, Wayan SD, Christina MSL et al. 2014. Karakteristik cairan
rumen, jenis, dan jumlah mikrobia dalam rumen sapi jawa dan peranakan
ongole. J Buletin Peternakan 38(1): 21-26.
Rosiana F, Tien T, Yuyun Y et al. 2013. Aplikasi kombinasi komposjerami,
kompos azolla dan pupuk hayati untuk meningkatkan jumlah populasi
bakteri penambat nitrogen dan produktivitas tanaman padi berbasis IPAT-
BO. J AGROVIGOR 6(1): 16-22.
Safrida. 2013. Identifikasi morfologis ciliata yang terdapat pada rumen sapi di
rumah potong hewan sebagai penunjang praktikum zoologi invertebrata. J
EduBio Tropika 1(1): 1-60.
Setiowati T, Deswati F. 2007. Biologi interaktif. Jakarta: Azka Press.
Sudjana B. 2014. Penggunaan azolla untuk pertanian berkelanjutan. J Ilmiah
Solusi 1(2): 72-81.
Sugoro I, Yunianto I. 2013. Pertumbuhan protozoa dalam cairan rumen kerbau
yang disuplementasi tanin secara in vitro. J Ilmiah Aplikasi Isotop dan
Radiasi 2(2): 48-57.
Sukirman, Suyitno A. 2009. Biology. Jakarta: Yudhistira.
Wijarini F, Nursia, Listiani. 2019. Keragaman protista di hutan mangrove sebagai
sumber belajar mahasiswa pendidikan biologi Universitas Borneo Tarakan.
J Pendidikan Biologi 1(1): 1-20.