Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Manajemen olahraga sebenarnya telah ada sejak zaman Yunani kuno yaitu kira-kira
pada 12 abad sebelum Masehi, yaitu dengan diselenggarakannya Olympiade kuno. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia. Manajemen olahraga
dewasa ini belum berkembang secepat perkembangan olahraga industri atau bisnis. Hal ini
disebabkan oleh karena adanya pendapat umum yang menghubungkan olahraga dengan
“bermain”, sedangkan bisnis atau industri dengan “bekerja”.

Dengan telah berkembangnya olahraga sehingga menjadi disiplin ilmu tersendiri


maka sebagaimana manajemen juga telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, maka manajemen
olahraga adalah merupakan inter dan cross disiplin antara kedua disiplin ilmu tersebut.

Kalau kita pinjam pengelompokan disiplin ilmu olahraga yang dibuat oleh Olympic
Scientific Congress di Quebec City, Canada tahun 1976, maka dikenal adanya 4 kelompok,
yaitu :

A.Ilmu-ilmu Biologi (Biological Science).

1.Fisiologi olahraga

2.Biomekanika olahraga

3.Kesehatan olahraga {Sport Medicine}

4.Gizi olahraga {Sport Nutition} , dll.

B.Ilmu-ilmu perilaku manusia (Behavioral Science)

1.Pendidikan olahraga (termasuk Coaching)

2.Psikologi olahraga

3.Sosiologi olahraga

C.Humaniora (Humsnities)

1.Filsafat olahraga
2.Sejarah olahraga

3.Teologia olahraga.

D.Varia (yang berarti agak sukar dikelompokkan)

1.Manajemen olahraga

2.Infrastruktur olahraga (Sport Facilities)

3.Jurnalistik olahraga (Sport Journalistic / Publisistic)

4.Hukum olahraga (Sport Law) {Proceeding : Olympic Scientific Congress, Quebec City,
Canada , 1976).
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan


Nasional, maka dikenal adanya tiga ruang lingkup olahraga [Pasal 17] yaitu :

1. olahraga pendidikan

2. olahraga rekreasi

3. olahraga prestasi. ( U.U. R.I. No. 3 , Tahun 2005)

Dari sudut pandang manajemen maka olahraga prestasi tersebut dapat dibagikan
dalam dua bagian yaitu manajemen olahraga yang berada dalam lingkup gerakan olimpik
(olympic movement) dan olahraga yang dikelola secara profesional.seperti tinju pro dan
olahraga balap mobil Formula 1 dll.

A. ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN.

Dewasa ini istilah administrasi dan manajemen digunakan dalam arti yang hampir
sama artinya. Ada kelompok yang senang menggunakan administrasi sementara kelompok
lain senang menggunakan manajemen , tentu saja masing-masing mempunyai
argumentasinya sendiri-sendiri.

Amerika Serikat misalnya , menamakan administrasi pemerintahannya dengan


President Obama Administration. Pemerintah R.I. juga menjalankan administrasi
negara.sebagai terjemahan dari public administration. Di Amerika gelar S2 dalam bisnis
diberikan gelar MBA (Master of Business Administration)., sedangkan gelar S2 dalam
bidang administrasi negara diberi gelar MPA (Master of Public Administration). Di Indonesia
,Universitas Indonesia dan Gajah Mada memberikan gelar S2 dengan M.M. (Magister
Manajemen). Demikian juga Uniiversitas Negeri Jakarta, program studi pasca sarjana yang
dulu bernama Administrasi Pendidikan (A.P.) sekarang di rubah menjadi Manajemen
Pendidikan (M.P.) dengan alasan yang kurang jelas.

Sedangkan Internasional Olympic Committee (I.O.C.) sendiri menggunakan istilah


Administrasi yang .lebih luas pengertiaanya dari pada istilah Manajemen. (IOC, Sport
Administration Manual, 2001). Hubungan antara Administrasi dan Manajemen digambarkan
secara jelas seperti bagan dibawah ini.

Misalnya Daft dan Marcic mengatakan bahwa “manajemen sebagai pencapaian tujuan
organisasi dalam suatu ragam yang efektif dan efisien melalui planning, organizing, leading
dan controlling sumber-sumber organisasi.(Daft and Marcic, (1998).

Sementara itu DuBrin, Ireland, and Williams memberikan definisi manajemen sebagai
suatu proses koordinasi dan integrasi dari penggunaan suatu sumber-sumber organisasi
{( seperti human (manusia), financial (uang), physical (fisik), informational / technological
(informasi dan teknologi), technical (teknik) } untuk mencapai tujuan khusus melalui fungsi-
fungsi planning, organizing, leading, controlling, dan staffing

Proses manajemen yang moderen menggunakan upaya kerjasama dan teknologi yang
up to date, misalnya lap top , alat ukur untuk tes physical fitness, dll.

B. RAGAM MANAJEMEN OLAHRAGA

Sebagaimana diketahui bahwa U.U. R.I. No. 3 , Tahun 2005, Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional, pada Bab IV menyebutkan adanya tiga ruang lingkup olahraga.yang
meliputi kegiatan Olahraga pendidikan , olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Oleh
karenanya dikenal manajemen Olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi.
Manajemen olahraga pendidikan diterapkan dilingkungan sekolah baik pendidikan formal ,
non formal maupun pada perguruan tinggi. Manajemen olahraga rekreasi diterapkan pada
organisasi olahraga masyarakat. Sedangkan manajemen olahraga prestasi umumnya
digunakan oleh induk-induk organisasi olahraga , tingkat kabupaten dan kota, tingkat
propinsi maupun tingkat nasional, maupun pada organisasi perkumpulan-perkumpulan
olahraga, termasuk juga olahraga profesional.

Di samping itu terdapat juga pembagian manajemen olahraga pemerintah dan


manajemen olahraga non pemerintah atau swasta, seperti manajemen bisnis dan manajemen
industri olahraga. Pembagian menurut fungsinya , seperti manajemen perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, pemasaran, dll.

Pembagian menurut sumber daya, seperti manajemen sumber daya manusia,


manajemen keuangan, manajemen fasilitas olahraga (infrastruktur) dan sumber daya materi,
seperti komputer, foto copy, alat olahraga dan peralatan kesehatan. Pembagian seperti diatas
tidaklah baku, namun masih ada variasi-variasi lain yang dewasa ini banyak dikembangkan
seperti misalnya manajemen perencanaan saja kita kenal “strategic planning”, network
planning , dll. Demikian juga model-model manajemen lain untuk tujuan-tujuan tertentu juga
dikembangkan, misalnya “management by objectives”, “planning, programming and
budgetting system”, “total quality management” , dll.

C. FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN.

Sebagimana diketahui para sarjana masih belum ada keseragaman mengenai jumlah
fungsi-fungsi manajemen. Barangkali konsesus yang dapat disepakati adalah terdapatnya dua
klasifikasi utama yaitu : A. Fungsi-fungsi organik, dan B.Fungsi pelengkap. ( Sondang P.
Siagian, 1989).

> Contoh teori fungsi-fungsi yang organik dari manjemen

1.George R. Terry , megklasifikasikan fungsi-fungsi manajemen sbb. :

a.Perencanaan (Planning)

b.Pengorganisasian (Organizing)

c.Penggerakan (Actuating)

d.Pengawasan (Controlling)

2.Koontz dan O”Donnel membagikannya sbb

a.Planning

b.Organizing

c.Staffing

d.Directing

e.Controlling.
3.Henry Fayol, mengatakan sbb.

a.Planning

b.Organizing

c.Commanding

d.Coordinating

e.Controlling.

4.Luther M. Gullick, membagikan sebagai demikian :

a.Planning

b.Organizing

c.Staffing

d.Directing

e.Coordinating

f.Reporting

g.Budgetting.

5.John F. Mee berpendapat sbb.

a.Planning

b.Organizing

c.Motivating

d.Controlling.
Sementara itu Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) membagikan fungsi
tersebut sebagai berikut :

a.Perencanaan ,sebagai rintisan dan persiapan sebelum pelaksanaan, sesuai kebijaksanaan


yang dirumuskan.

b.Pengendalian, sebagai pengarahan , bimbingan dan koordinasi selama pelaksanaan.

c.Penilaian, untuk memperbandingkan hasil pelaksanaan dengan keinginan, Setelah


pelaksanaan selesai.

Sedangkan pemakalah cenderung untuk menggunakan pendapat DuBrin, Ireland dan


Williams seperti yang tertera pada bagan diatas, yaitu:

a.Planning

b.Organizing

c.Leading

d.Controlling

e.Staffing.

> Fungsi pelengkap dari manajemen


1.Pesawat telepon
2.Komputer
3.Kendaraan bermotor
4.Air conditioner, dll.

Dengan penjelasan bahwa andaikata fungsi pelengkap itu tidak tersedia, namun
organisasi tersebut masih akan dapat berlansung. Lain halnya kalau fungsi yang organik itu
tidak ada, maka lambat laun organisasi tersebut akan mati.

D. TEORI TENTANG ADMINISTRASI / MANAJEMEN.

Di Amerika Serikat banyak program pendidikan jasmani di kelola oleh orang (guru)
yang memiliki pengalaman praktis. Mereka telah belajar administrasi dan manajemen melalui
pengalaman mereka serta pengertiannya mereka sendiri. Pengalaman praktis , meskipun
sangat berfaedah, namun belum nencukupi. Adalah juga sangat penting untuk mengetahui
temuan penelitian dari para akademisi yang telah mempelajari administrasi dan manajemen,
dan yang melalui penelitiannya dapat memberikan pandangannya dalam bidang :

 struktur organisasi

 peranan kepemimpinan, dan

 aspek hubungan antar manusia, yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan.

Yang sangat berharga adalah kombinasi antara pengalaman dan pengertian serta aplikasi
dari teori yang ilmiah.

Teori Administrasi moderen.

Dalam bukunya Johnson mengusulkan konsep filsafat adninistrasi tiga dimensi yang
mempertimbangkan bahwa seorang pemimpin mungkin memiliki kecenderungan terhadap
ketiga orientasi tradisional tersebut. Dalam menggambarkan filsafat tiga dimensi tersebut ia
membuat nilai dalam angka-angka bagi pola kepemimpinan tradisional.

Teori Sistem Administrasi.

Teori sistem adalah suatu perluasan dari perspektif humanistik yang menguraikan
organisasi sebagai sistem yang terbuka, sinergistik dan saling ketergantungan.. Sistem teori
administrasi berasal dari pertumbuhan yang cepat dari teknologi dan manajemen belakangan
ini. Dengan meminjam teknik dari dunia bisnis , administrator telah membangun model yang
membawa secara bersama-sama segi-segi dari suatu organisasi.

Teori sistem didefinisikan sebagai suatu metode yang di rancang untuk


mengumpulkan data pada komponen-komponen yang berkaitan dan berinteraksi, yang
apabila bekerja dalam suatu ragam integrasi , dapat membantu merampungkan suatu atau
bermacam tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Aplikasi dari strategi ini dinamakan
suatu teori sistem dsri administrasi.

Pendekatan sistem memberikan suatu kerangka konseptual untuk mengintegrasikan


komponen-komponen yang bermacam-macam dalam suatu organisasi dan untuk
menghubungkan , sebagai contoh , manajemen sumber daya manusia (recruitment, selection,
development, assessment, adjustment) dengan kebutuhan organisasi yang lebih besar.
Masukan atau informasi dari organisasi (seperti “human” dan “financial”) digunakan untuk
mengubah (dengan kerja kelompok) sistem menjadi produk, hasil atau servis.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen olahraga telah ada sejak zaman Yunani kuno yaitu kira-kira pada 12 abad
sebelum Masehi, yaitu dengan diselenggarakannya Olympiade kuno. Manajemen olahraga
pendidilan diterapkan dilingkungan sekolah baik pendidikan formal , non formal maupun
pada perguruan tinggi. Manajemen olahraga rekreasi diterapkan pada organisasi olahraga
masyarakat. Sedangkan manajemen olahraga prestasi umumnya digunakan oleh induk-induk
organisasi olahraga , tingkat kabupaten dan kota, tingkat propinsi maupun tingkat nasional,
maupun pada organisasi perkumpulan-perkumpulan olahraga, termasuk juga olahraga
profesional.

Fungsi-fungsi manajemen terdapat dua klasifikasi utama yaitu : A. Fungsi-fungsi organik,


dan B.Fungsi pelengkap. ( Sondang P. Siagian, 1989). Contoh teori fungsi-fungsi yang
organik dari manjemen.

George R. Terry , megklasifikasikan fungsi-fungsi manajemen sbb. :

a.Perencanaan (Planning)
b.Pengorganisasian (Organizing)
c.Penggerakan (Actuating)
d.Pengawasan (Controlling)
DAFTAR PUSTAKA

 Bucher, Charles A., and Krotee, Marc L., Management of Physical Education
and Sport, McGraw-Hill, Boston, 2002.

 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Sistem Administrasi


Negara Republik Indonesia, CV. Haji Masagung, Jakarta , 1993.

 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Sistem Manajemen Nasional


(Simenas), Lemhannas, Jakarta , 1989.

 Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Pola Dasar Pembangunan Olahraga,


Kantor Menpora, Jakarta, 1984.

 Siagian, Sondang P., Filsafat Administrasi, CV Haji Masagung , Jakarta, 1989.

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3, Tahun 2005 Tentang Sistem


Keolahragaan Nasional, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia, Jakarta , 2007.

 http://endarman.blogspot.com/2009/05/manajemen-olahraga-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai