KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH :
Al Khairul Rizwan
Dina Martiani
M. Faisal Firdaus
Nurul Nepiana
Restiana Cahyani
Suci Nur Indah Sari
Wiwin Mardiani
DOSEN :
Puji syukur hanyalah bagi Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-nya kepada penyusun sehingga mampu menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
keperawatan medikal bedah 1 dengan judul makalah “ Penyakit Paru Obstruksi Kronis
(PPOK)” ini dengan baik.
Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5
1.3 TUJUAN..................................................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................................6
2.1 Definisi.........................................................................................................................................6
2.2 Etiology.......................................................................................................................................8
2.3 Manifestasi klinis.......................................................................................................................9
2.4 Patofisiologi................................................................................................................................9
2.5 Klasifikasi.................................................................................................................................10
2.6 Penatalaksanaan......................................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................13
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PPOK............................................................................................13
3.1 Kasus..........................................................................................................................................13
3.2 PENGKAJIAN..............................................................................................................................13
3.3 DIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................18
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian PPOK
2. Memahami klasifikasi dari PPOK
3. Mengetahui dan memahami apa saja etiologi secara PPOK
4. Memahami patofisiologi dari PPOK
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari PPOK
6. Mengetahui penatalaksanaan PPOK
7. Memahami format Askep teoritis PPOK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ppok adalah suatu penyakit paru kronik yang di tandai dengan adanya hambatan
aliran udara di saluran napas yang tidak sepenuhnya reversible. hambatan aliran
udara tersebut umumnya bersifat progresif dan berhubungan dengan respons
inflamasi pulmonal terhadap partikel atau gas berbahaya.
Pada ppok, bronkitis kronik dan emfisema sering di temukan secara bersamaan
meskipun keduanya memiliki proses yang berbeda.
1. Bronkitis Kronis
a. Definisi
b. Etiologi
C. Manifestasi klinis
1) Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronchi besar, yang
mana akan meningkatkan produksi mukus.
2) Mukus lebih kental
3) Kerusakan fungsi cilliary sehingga menurunkan mekanisme pembersihan
mukus. Oleh karena itu, "mucocilliary defence" dari paru mengalami kerusakan dan
meningkatkan kecenderungan untuk terserang infeksi. Ketika infeksi timbul, kelenjar
mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia sehingga produksi mukus akan
meningkat
4) Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali ketebalan
normal) dan mengganggu aliran udara. Mukus kental ini bersama-sama dengan
produksi mukus yang banyakakan menghambat beberapa aliran udara kecil dan
mempersempit saluran udara besar. Bronchitis kronis mula-mula mempengaruhi
hanya pada bronchus besar, tetapi biasanya seluruh saluran nafas akan terkena.
5) Mukus yang kental dan pembesaran bronchus akan mengobstruksi jalan nafas,
terutama selama ekspirasi. Jalan nafas mengalami kollaps, dan udara terperangkap
pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan penurunan ventilasi
alveolar, hypoxia dan asidosis.
6) Klien mengalami kekurangan oksigen jaringan ; ratio ventilasi perfusi abnormal
timbul, dimana terjadi penurunan PaO2. Kerusakan ventilasi dapat juga meningkatkan
nilai PaCO2.
7) Klien terlihat cyanosis. Sebagai kompensasi dari hipoxemia, maka terjadi
polisitemia (overproduksi eritrosit). Pada saat penyakit memberat, diproduksi
sejumlah sputum yang hitam, biasanya karena infeksi pulmonary.
8) Selama infeksi klien mengalami reduksi pada FEV dengan peningkatan pada RV
dan FRC. Jika masalah tersebut tidak ditanggulangi, hypoxemia akan timbul yang
akhirnya menuju penyakit cor pulmonal dan CHF.
2. Emfisema
a. Definisi
Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus, duktus
alveolaris dan destruksi dinding alveolar (Bruner & Suddarth, 2002).
Emfisema diklasifikasikan sebagai :
Panlobular (panasinar) : ditandai dengan destruksi bronkiole
pernafasan,duktus alveolar,dan alveoli ;spasium udara di dalam lobules lebih
atau kurang membesar ,dengan sedikit penyakit inflasi.Sering disebut sebagai
“pink puffer”’.
Sentrilobular (sentriasinar) : menyebabkan kelainan patologis dalam
bronkiolus,menghasilkan hipoksia kronis,hiperkapnea,positemia, dan episode
gagal jantung sebelah kanan.Seringkali disebut “blue bloater” .
b. Etiologi
1) Faktor tidak diketahui
2) Predisposisi genetik
3) Merokok
2.2 Etiology
Penyebabnya yaitu:
1. Adanya bahan-bahan iritan menyebabkan peradangan pada alveoli. Jika suatu
peradangan berlangsung lama, bisa terjadi kerusakan yang menetap. Pada alveoli
yang meradang, akan terkumpul sel-sel darah putih yang akan menghasilkan
enzim-enzim (terutama neutrofil elastase), yang akan merusak jaringan
penghubung di dalam dinding alveoli. Merokok akan mengakibatkan kerusakan
lebih lanjut pada pertahanan paru-paru, yaitu dengan cara merusak sel-sel seperti
rambut (silia) yang secara normal membawa lendir ke mulut dan membantu
mengeluarkan bahan-bahan beracun.
2. Defisiensi protein alfa-1-antitripsin. Tubuh menghasilkan, yang memegang
peranan penting dalam mencegah kerusakan alveoli oleh neutrofil estalase. Ada
suatu penyakit keturunan yang sangat jarang terjadi, dimana seseorang tidak
memiliki atau hanya memiliki sedikit alfa-1-antitripsin, sehingga emfisema terjadi
pada awal usia pertengahan (terutama pada perokok).
3. Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko munculnya COPD (Mansjoer, 1999)
adalah :
a. Kebiasaan merokok
b. Polusi udara
c. Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja.
d. Riwayat infeksi saluran nafas.
e. Umur
Pengaruh dari masing-masing faktor risiko terhadap terjadinya PPOK adalah saling
Menurut Brunner dan suddarth 2005 manifestasi klinis PPOK adalah sebagai berikut:
a. Batuk produktif kronis pada bulan-bulan musim dingin
b. Batuk kronik dan pembentukan spuntum purulen dalam jumlah yang sangat
banyak.
c. Dispnea.
d. Nafas pendek dan cepat ( takipnea )
e. Anoreksia.
f. Penurunan berat badan dan kelemahan
g. Takikardia,berkeringat
h. Hipoksia,sesak dalam dada gejala-gejala awal dari BPOM, yaitu bisa muncul
setelah 5-10 tahun merokok,adalah batuk dan adanya lendir batuk biasanya
ringan dan sering di salah artikan sebagai batuk normal perokok.
sebetulnya tidak normal sering terjadi nyeri kepala dan pilek selama pilek dahak
menjadi kuning atau hijau karena adanya nanah.lama-lama gejala tersebut akan
semakin sering dirasakan. bisa juga di sertai mengi/bengek .pada umur sekitar 60
tahun sering timbul sesak napas waktu bekerja dan bertambah parah secara perlahan
akhirnya sesak napas akan di rasakan pada saat melakukan kegiatan rutin sehari hari
seperti di kamar mandi,mencuci baju,berpakaian dan menyiapkan makanan sepertiga
penderita mengalami penurunan berat badan karena stelah selesai makan mereka
seringmengalami sesak nafas yang berat sehingga penderita menjadi males makan
pmbengkakan pada kaki sering terjadi karena adanya gagal jantung pada stadium
akhir dari penyakit sesak yang berat timbul bahkan pada saat istirahat,yang
merupakan petunjuk adanya kegagalan pernafasan akut.
2.4 Patofisiologi
Saluran napas dan paru berfungsi untuk proses respirasi yaitu pengambilan oksigen
untuk keperluan metabolisme dan pengeluaran karbondioksida dan air sebagai hasil
metabolisme. Proses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi dan perfusi.
Ventilasi adalah proses masuk dan keluarnya udara dari dalam paru. Difusi adalah
peristiwa pertukaran gas antara alveolus dan pembuluh darah, sedangkan perfusi
adalah distribusi darah yang sudah teroksigenasi. Gangguan ventilasi terdiri dari
gangguan restriksi yaitu gangguan pengembangan paru serta gangguan obstruksi
berupa perlambatan aliran udara di saluran napas. Parameter yang sering dipakai
untuk melihat gangguan restriksi adalah kapasitas vital (KV), sedangkan untuk
gangguan obstruksi digunakan parameter volume ekspirasi paksa detik pertama
(VEP1), dan rasio volume ekspirasi paksa detik pertama terhadap kapasitas vital
paksa (VEP1/KVP) (Sherwood, 2001)
Faktor risiko utama dari PPOK adalah merokok. Komponen-komponen asap rokok
merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus. Selain itu, silia yang
melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia.
Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan silia ini mengganggu sistem
eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah
besar dan sulit dikeluarkan dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat
persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul
peradangan yang menyebabkan edema jaringan. Proses ventilasi terutama ekspirasi
terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit
dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan (GOLD, 2009).
Komponen-komponen asap rokok juga merangsang terjadinya peradangan kronik
pada paru.Mediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-struktur
penunjang di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya
alveolus, maka ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi
karena ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah
inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan
terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps (GOLD, 2009).
Berbeda dengan asma yang memiliki sel inflamasi predominan berupa eosinofil,
komposisi seluler pada inflamasi saluran napas pada PPOK predominan dimediasi
oleh neutrofil. Asap rokok menginduksi makrofag untuk melepaskan Neutrophil
Chemotactic Factors dan elastase, yang tidak diimbangi dengan antiprotease,
sehingga terjadi kerusakan jaringan (Kamangar, 2010). Selama eksaserbasi akut,
terjadi perburukan pertukaran gas dengan adanya ketidakseimbangan ventilasi
perfusi. Kelainan ventilasi berhubungan dengan adanya inflamasi jalan napas,
edema, bronkokonstriksi, dan hipersekresi mukus.Kelainan perfusi berhubungan
dengan konstriksi hipoksik pada arteriol (Chojnowski, 2003).
2.5 Klasifikasi
2.6 Penatalaksanaan
BAB III
3.1 Kasus
Seorang laki-laki berinisial Tn Az umur 55 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
sesak napas sejak 5 hari yang lalu batuk dan mudah lelah ketika ia sedang melakukan
aktifitas fisik, sudah sering ke luar masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya secret, riwayat merokok sejak usia 20 tahun, diagnosa
medis bahwa pasien mengalami PPOK (Penyakit Obstruksi Kronik).Melalui Pemeriksaan
didapatkan S: 36,P: 80 x/menit,N: 32x/menit,TD: 150/90 mmHg
3.2 PENGKAJIAN
Anamnesa
1. Identitas Pasien
Nama : Tn Az
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Status marital : Menikah
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Dagang
Suku bangsa : Lampung
Alamat : Jalan jisu
Tanggal masuk : 7/10/2020
Tanggal pengkajian : 8/10/2020
No Register :
Diagnosa medis : PPOK
2. Identitas Penanggung jawab
Nama penanggung : Ny S
Hubungan dengan pasien : Istri
Alamat : Jl jisu
No.Telp :-
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Guru
Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan dada terasa sesak batuk dan mudah lelah saat melakukan pekerjaan
nya
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk-batuk mulai tanggal 24 September 2020
keluhan bertambah parah dan tidak kunjung sembuh walau keluarga sudah membawa pasien
kedokter. Sesak yang dirasakan pasien tidak berkurang bila untuk istirahat dan keluhan sesak
meningkat pada malam hari disertai batuk-batuk tapi bila tidur dengan posisi duduk keluhan
agak berkurang.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami sesak napas sejak 5 tahun yang lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan riwayat keluarganya tidak ada yamg mengalami sakit seperti ini
5. Riwayat sosiokultural
Pasien mengatakan beragama islam dan rajin sholat waktu mudanya dulu, saat tua dan sakit-
sakitan ini pasien mengatakan jarang sholat.
6. Review Pola sehat-sakit
Sejak muda pasien sangat suka merokok begitu pula dengan lingkungan disekitar pasien
adalah mayoritas perokok semua. Pasien mengatakan mengalami sakit sesak pada saat
berumur 50 tahun hingga sekarang sakit sering kambuh-kambuh.
7. Pola Nutrisi
Dirumah : pasien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk, makan habis 1/2 porsi
Minum : ± 4-5 gelas/hari (teh, kopi air putih)
Dirumah sakit : pasien makan 3 kali sehari dengan rendah garam 0,8 gr makan habis ¼
porsi
Minum : ± 4-5 gelas/hari (teh, syrup, air putih)
8. Pola Eliminasi
BAK ± 3-4 kali/hari warna jernih, kencing keluar sedikit-sedikit, BAB ± 2 hari sekali.
9. Pola Aktivitas dan Latihan
Pasien tidak bekerja, pasien lebih banyak menghabiskan waktu duduk dikursi dan tempat
tidur karena sesak. Selama dirumah sakit pasien hanya tiduran ditempat tidur.
10. Pola Persepsi-Konsep Diri
Pasien mengatakan sangat terganggu dengan keluhan sesak.
11. Pola Tidur dan Istirahat
Dirumah : pasien tidur dan istirahat kurang lebih selama 5 jam
Dirumah sakit : Pasien beristirahat dan tidur selama 3-4 jam
12. Pola Peran-Hubungan
Pasien dirumah berperan sebagai kepala rumah tangga. Dirumah sakit Tn Az berperan
sebagai pasien. Hubungan dengan keluarga baik dan dirumah sakit pasien dapat kooperatif
dengan perawat, dokter dan petugas kesehatan lainya.
13. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan beragama Islam tetapi sekarang jarang sholat. Pasien percaya dengan
berobat di Rumah Sakit RS. SM alibaba sakitnya akan sembuh.
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Pasien tampak sesak dan gelisah
2. Tanda vital :
S: 36 P: 80 x/menit N: 32x/menit TD: 150/90 mmHg
3. Kepala
Rambut hitam dan sebagian putih, tipis dan rontok, tidak tampak ada ketombe. Tidak teraba
adanya benjolan dikepala, tidak nyeri tekan
4. Mata
Simetris, konjungtiva sedikit anemis, sclera putih
5. Hidung
Simetris, tidak ada pengeluaran sekret dari hidung, tidak ada perdarahan, terpasang selang O2
3 liter permenit
6. Telinga
Bersih, tidak ada serumen pada lubang telinga, tidak ada nyeri tekan
7. Mulut :Pasien menggunakan gigi palsu, lidah sedikit kotor, mulut kering
8. Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid di leher, tidak ada nyeri tekan
9. Dada dan punggung
Inspeksi :Simetris tidak ada kelainan bentuk dada
Palapsi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/tumor
Perkusi :
Auscultasi : terdengar wheezing disertai ronchi pada dada kanan dan kiri
10. Abdomen
bising usus 8-9 kali permenit, tidak teraba adanya massa atau benjolan, tidak tampak adanya
bekas operasi
11. Genetalia
Tidak terkaji
12. Anus
Tidak terkaji
Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium AGD
a) PH = 7,359(7,354-7,45)
b) Pco2= 46,0 (35-45)
c) PO2 =115,0 (80-104)
d) HCO3 =25
2) Terapi
a) Terapi infuse : RL Dextro 5% 1:1/24 jam (tetes/menit)
b) Terapi injeksi :
Aminiphylin 1 amp/24 jam
Tarbulatin 4x0,025 mg
Ciproflaxosin 2x500 mg
c) Terapi oksigen :
Nebulizer 4x (atrofen : agua) = 1:1, O2 2L/Menit
ANALISA DATA
Pasien tampak
gelisah
Merangsang sekresi mucus
Terpasang
selang O2
canule 3 produksi mucus bertambah
ltr/menit
Sputum
kental
Obstruksi jalan nafas Reaksi
Terdengar antigen dan antibody
wheezing
disertai ronchi
pada paru Bersihan jalan napas tidak
kanan dan kiri efektif Nutrisi dari kebutuhan
RR 32x/menit
DO:
Pasien tampak Nutrisi kurang dari
Terpasang
selang O2
sputum kental
Terdengar
wheezing
disertai ronchi
pada paru
kanan dan kiri
RR 32x/menit
2. Ajarkan klien
tindakan untuk
menurunkan
vikositas sekresi
degan minum air
hangat sedikittapi
sering.
3. Auskultasi paru
sebelum dan sesudah
klien batuk
4. Dorong dan
berikan perawatan
mulut yang baik
Membran
mukosa 4, Sajikan menu 4, Menu hangat