Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN REKAYASA IDE (RI)

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING


“Mengubah Pandangan Peserta Didik Terhadap Guru BK”

Dosen Pengampu: Dra. Nur Arjani, M.Pd

OLEH :

Nama : Espita Nopalinda Br. Barus


NIM : 1183351037
Mata Kuliah : Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
Kelas : BK REG D

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih karunia yang telah dilimpahkanNya, saya dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam pembuatan laporan rekayasa ide ini dari awal hingga selesai, saya
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Nur Arjani, M.Pd. selaku Dosen
Pengampu, yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada saya untuk
menyusun dan menyelesaikan penyususunan Tugas Rekarasa Ide (TRI) ini. Tak lupa
juga saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian yang ikut
membantu serta memberikan dukungan kepada saya selama penyusunan laporan ini.
Saya juga berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua yang membacanya dan saya mohon kritik dan saran pembaca sekalian agar
saya dapat memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam pembuatan makalah ini.
Sekian dari penulis, saya mengucapkan terimakasih.

Medan, November 2018

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................ii

RINGKASAN...............................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Tujuan1
C. Manfaat..............................................................................................1

BAB II. KERANGKA PEMIKIRAN 2

BAB III. METODE PELAKSANAAN......................................................4

BAB IV. PEMBAHASAN...........................................................................5

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................7

A. Kesimpulan........................................................................................7
B. Saran .................................................................................................7

RINGKASAN
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau
orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab
dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Jadi disini saya
simpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan yang
diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah
yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis,
objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor
untuk memfasilitasi perkembangan konseli untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya. Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status
sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya (Prayetno dkk,
2009:114).

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kita ketahui bahwa guru BK sangat berperan penting dalam proses
pendidikan karena guru BK merupakan seseorang yang memahami tentang
kepribadian seorang siswa. Namun yang kita lihat di kebanyakan sekolah adalah
peran guru BK tidak terlalu di pentingkan karena banyak orang yang beranggapan
bahwa guru BK itu hanya mengurus siswa yang sedang bermasalah. Namun jika kita
mempelajari secara mendalam, peran guru BK tidak hanya sebatas menangani siswa
yang memiliki masalah. Akan tetapi juga menampung serta memahami kepribadian
siswa.
Kebanyakan orang, mendengar istilah “guru BK” pasti langsung berpikir
suatu masalah telah terjadi. Pada zaman dahulu, di panggil oleh guru BK merupakan
suatu aib yang memalukan. Ketika seorang siswa selesai menemui guru BK, siswa
yang lain pasti akan langsung berpikiran bahwa si anak tersebut mempunyai masalah.
Anggapan bahwa siswa yang berhubungan dengan guru BK adalah siswa
yang bermasalah pun masih sangat melekat dalam ranah pikiransebagaian besar siswa
dan orang tuanya. Sehingga gambaran menakutkan tentang guru BK sebagai
polisinya sekolah telah menumbuhkan keengganan sebagian besar besar siswa untuk
berhubungan dengan guru BK tetapi mereka lebih takut dicap kawan-kawannya
sebagai siswa yang bermasalah. Pandangan itu tentu saja sangat tidak menguntungkan
bagi perkembangan guru BK dalam melakukan peran besarnya di sekolah. Oleh
karenanya, hari-hari ini sudah mulai banyak guru BK yang memulai melakukan
pencitraan atas profesinya untuk mengubah pandangan menakutkan tersebut menjadi
menyenangkan.

B. Tujuan
Tujuannya adalah untuk menjelaskan mengenai peran guru BK bagi seorang
siswa dalam proses pendidikan.

C. Manfaat
Manfaatnya adalah untuk meluruskan pandangan mengenai peran guru BK,
karena selama ini banyak orang yang beranggapan bahwa guru BK itu tidak memiliki
peran yang penting dalam proses pendidikan.

BAB II. KERANGKA PEMIKIRAN

Menurut Peters dan Shertzer, bimbingan adalah proses membantu suatu


individu untuk memahami diri dan dunia mereka sendiri sehingga mereka dapat
memanfaatkan potensi yang dimiliki (Sofyan S. Willis,  2004). Sedangkan menurut
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 pasal 27 ayat 1 disebutkan bahwa
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Dengan
kata lain dapat disimpulakn bahwa bimbingan adalah proses membantu suatu
individu (dalam hal ini siswa) dalam rangka upaya agar mereka memahami diri dan
dunia mereka sendiri sehingga mereka dapat memanfaatkan potensi mereka secara
optimal.
Kemudian, istilah konseling menurut Jones (1950) adalah kegiatan
mengumpulkan fakta dan semua pengalaman siswa kemudian difokuskan kepada
masalah tertentu untuk selanjutnya diatasi sendiri oleh siswa. Lalu, Shertzer dan
Stone juga menjelaskan bahwa konseling adalah interaksi antara dua individu (pihak)
yang disebut konselor dan klien yang terjadi di dalam suasana yang profesional. Jadi,
dapat diketahui konseling adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara dua pihak
yang membahas suatu permasalahan yang dimiliki oleh klien (dalam sekolah yaitu
siswa) yang mana nantinya permasalahan tersebut tetap akan diselesaikan oleh pihak
klien.
Dari banyak pengertian diatas, dapat kita ketahui bahwa tugas guru BK adalah
membimbing dan berusaha memberikan masukan kepada siswa. Guru BK tidak akan
menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh siswa tetapi para siswa akan
menyelesaikan masalah mereka sendiri namun dengan masukan dari guru BK.

Dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan, guru BK juga bertugas untuk
membantu para siswa memahami diri mereka sendiri sehingga mereka dapat
mengembangkan potensi yang mereka miliki secara maksimal. Dengan kata lain,
siswa yang memiliki keunggulanpun juga berhak mendapatkan bimbingan guru BK
meskipun mereka sedang tidak berada dalam masalah.

BAB III. METODE PELAKSANAAN


Metode pelaksanaannya yaitu dengan cara memberikan bimbingan ataupun
arahan kepada peserta didik mengenai latar belakang dari seorang guru BK serta
bagaimana sebenarnya peran guru BK di sekolah. Memberikan pemahaman tentang
fungsi guru BK. Kemudian selain memberikan arahan kepada peserta didik, perlu
juga disampaikan kepada guru BK agar mengubah kebiasaan yang dilakukan di
sekolah.
Selain dari itu, perlu juga dilakukan wawancara terhadap guru BK, bagaimana
kebiasaan yang dilakukan sebagai guru BK. Apakah sudah sesuai dengan peran
seorang guru BK atau jauh dari kata peran dari seorang guru BK. Hal ini perlu untuk
di ketahui karena ini merupakan salah satu masalah yang membuat pandangan
tentang guru BK menjadi salah.
Karna banyak fakta yang membuktikan bahwa guru BK sendiri tidak dapat
melaksanakan kewajibannya sebagai guru BK. Selain itu guru BK seharusnya dapat
mempergunakan fasilitas yang tersedia di sekolah tersebut.

BAB IV. PEMBAHASAN


Melalui ide yang telah kita kemukakan diharapkan agar pandangan peserta
didik terhadap guru BK tidak berada di jalur yang salah, seperti sebelumnya. Karena
kita mengetahui bahwa ketika kita menyinggung tentang guru BK maka yang terlintas
di pikiran peserta didik ialah sebuah masalah. Maka dari itu guru BK juga seharusnya
meluruskan pemahaman yang selama ini kurang tepat bagi peserta didik.
Guru BK seharusnya tidak hanya bertugas untuk menangani siswa yang
bermasalah, ataupun mencatat siswa yang terlambat. Seperti hal yang kita ketahui
seharusnya guru BK itu lebih mendekatkan diri terhadap siswa, agar siswa dapat lebih
terbuka kepadanya. Dengan demikian peserta didik tidak akan menganggap bahwa
guru BK itu hanya berperan sebagai polisi sekolah.
Kita ketahui bahwa guru BK sangat berperan penting dalam proses
pendidikan karena guru BK merupakan seseorang yang memahami tentang
kepribadian seorang siswa. Namun yang kita lihat di kebanyakan sekolah adalah
peran guru BK tidak terlalu di pentingkan karena banyak orang yang beranggapan
bahwa guru BK itu hanya mengurus siswa yang sedang bermasalah. Namun jika kita
mempelajari secara mendalam, peran guru BK tidak hanya sebatas menangani siswa
yang memiliki masalah. Akan tetapi juga menampung serta memahami kepribadian
siswa.
Guru BK harus mengerti betul hak dan kewajibannya secara ideal,
professional dan proporsional. Dan itu ada dalam koridor Undang-undang No. 14
tahun 2005. Oleh karenanya perlu ada semacam sosialisasi dan diseminasi undang-
undang tersebut terhadap para guru BK agar mereka terpahamkan soal eksistensi
profesionalitasnya. Tuntutan kompetensi dalam profesianalitas guru yang diusung
Undang-undang gurudan dosen tidak melulu soal didaktil-metiodik yang berbau
paedagogik belaka, tetapi jauh lebih kompleks dari itu. Salah satunya bahwa guru
harus memiliki kompetensi social yang mumpuni yang ditandai dengan
kemampuannya menhadapi, mengantisipasi, dan menyiasati persoala-persoalan yang
dibawa perubahan social, seperti teknologi komunikasi dan informasi.
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari observasi yang kami lakukan dapat saya simpulkan bahwa masih banyak
yang menganggap peran guru BK dalam proses pendidikan tidak lah penting. Masih
banyak yang belum mengetahui apa peran dari seorang guru BK.

B. Saran
Ada baiknya jika seorang guru BK memberikan pemahaman tentang apa
sebenarnya fungsi serta peran dari seorang guru BK. Demikian laporan rekayasa ide
yang dapat saya tulis. Karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman, saya
menyadari akan adanya kekurangan di dalam penulisan ini. Saya mohon maaf jika
ada kesalahan dalam penulisan ini. Saya juga berharap pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun, agar saya dapat memperbaiki penulisan
selanjutnya. Sekian dan terimakasih.

Daftar Pustaka

https://konseling.bpkpenaburjakarta.or.id/pengertian-bimbingan-konseling/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bimbingan_dan_Konseling_(BK)

Anda mungkin juga menyukai