Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENYAKIT JANTUNG KORONER YANG MENJADI PEMBUNUH

NOMOR SATU

DOSEN PEMBIMBING

Ibu Hajerah, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH

Nama : Siti Mulyani Saputri Konta


NIM : 18.01.028
Prodi : S1 Keperawatan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

STIKes PANAKKUKANG MAKASSAR

T.A 2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul

“penyakit hernia dan cara pencegahannya” ini dapat terselesaikan..

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

program studi S1 Keperawan di Stikes Panakkukang. Tidak lupa penulis

ucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Hajerah, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang

telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

materil.

3. Teman-teman sekelas yang telah menyumbangkan banyak ide terhadap

makalah ini.

4. Dan pihak-pihak lain yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan

makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 19 Desember 2018

Nurfitrah

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 2

1.4 Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner 3

2.2 Penyebab Penyakit Jantung Koroner 4

2.3 Gejala Penyakit Jantung Koroner 5

2.4 Diagnosis Penyakit Jantung Koroner 6

2.5 Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner 8

2.6 Pengobatan Penyakit Jantung Koroner 13

2.7 Pencegahan Penyakit Jantung Koroner 15

BAB III PENUTUP 16

3.1 Simpulan 16

3.2 Saran 17

iii
Daftar Pustaka 18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-

negara maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi

kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung

koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh

faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka

dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2000).

Penyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak

pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini

lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat,

perkapuran, pembekuan darah, dll, yang akan mempersempit atau

menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot

jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat

menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari angina pectoris (nyeri

dada) sampai infark jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan

serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan penyakit jantung koroner?

1
2) Bagaimana penyebab, gejala penyakit dan diagnosis jantung koroner?

3) Apa sajakah faktor – faktor risiko dari penyakit jantung koroner?

4) Bagaimanakah cara pengobatan dan pencegahan dari penyakit jantung

koroner?

1.3 Tujuan

1) Dapat mengetahui definisi dari penyakit jantung koroner.

2) Dapat mengetahui penyebab, gejala, dan diagnosis penyakit jantung koroner.

3) Dapat mengatahui faktor – faktor risiko penyakit jantung koroner.

4) Dapat mengetahui cara pengobatan dan pencegahan penyakit jantung koroner.

1.4 Manfaat

1) Agar dapat memperoleh informasi mengenai pengertian, faktor resiko, cara

mencegah dan cara mengatasi penyakit jantung koroner.

2) Agar dapat menjadi lebih waspada dan berhati-hati pada penyakit jantung

koroner.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi ketika pembuluh darah

jantung (arteri koroner) tersumbat oleh timbunan lemak. Bila lemak makin

menumpuk, maka arteri akan makin menyempit, dan membuat aliran darah ke

jantung berkurang. Berkurangnya aliran darah ke jantung akan memicu gejala

PJK, seperti angina dan sesak napas. Bila kondisi tersebut tidak segera

ditangani, arteri akan tersumbat sepenuhnya, dan memicu serangan jantung.

Arteri koroner adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen

ke jantung. Terdapat dua jenis arteri koroner, yang sama-sama bercabang dari

aorta atau pembuluh darah besar, yaitu:

1. Arteri koroner kiri utama (left main coronary artery/LMCA)

Arteri ini berfungsi mengalirkan darah ke serambi kiri dan bilik kiri jantung.

LMCA terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

 Left anterior descending (LAD) – berfungsi mengalirkan darah ke bagian

depan dan kiri jantung.

 Circumflex (LCX) – berfungsi mengalirkan darah ke bagian belakang

dan sisi luar jantung.

2. Arteri koroner kanan (right coronary artery/RCA)

3
Arteri ini mengalirkan darah ke serambi kanan dan bilik kanan. Selain itu,

RCA juga mengalirkan darah ke nodus sinoatrial dan nodus atrioventrikular,

yang mengatur ritme jantung. RCA terbagi menjadi right posterior

descending dan acute marginal artery. Bersama LAD, RCA juga mengalirkan

darah ke bagian tengah jantung, dan septum (dinding pemisah antara bilik

kanan dan bilik kiri jantung).

2.2 Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan oleh kerusakan pada

pembuluh darah jantung atau arteri koroner. Kerusakan tersebut dapat

disebabkan oleh penumpukan ateroma di dinding arteri. Ateroma terdiri dari

kolesterol dan zat sisa hasil metabolisme tubuh. Ateroma yang terus

menumpuk, dapat menyebabkan dinding arteri menebal hingga menyempit.

Akibatnya, jantung tidak mendapat cukup asupan darah dan oksigen. Kondisi

ini disebut aterosklerosis.

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko aterosklerosis, antara lain:

 Rokok

 Diabetes

 Trombosis

 Tekanan darah tinggi

 Kadar kolesterol tinggi

 Berat badan berlebih

 Kurang beraktivitas

4
 Pola makan tidak sehat

 Riwayat kesehatan keluarga

 Jenis kelamin

 Usia

 Sindrom metabolik

 Sleep apnea

 Stres

 Alkohol 

 Preeklamsia

2.3 Gejala Penyakit Jantung Koroner

Berkurangnya asupan darah ke jantung mungkin saja tidak

menimbulkan gejala apa pun pada awalnya. Namun, bila lemak makin

menumpuk di arteri, maka akan mulai muncul gejala penyakit jantung

koroner (PJK), seperti:

 Angina

Angina adalah nyeri dada akibat berkurangnya suplai darah ke otot jantung.

Meskipun pada umumnya tidak mengancam nyawa, tetapi angina dapat

meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung atau stroke.

 Serangan jantung

Serangan jantung terjadi ketika arteri sudah tersumbat sepenuhnya.

Kondisi ini harus segera ditangani, agar tidak terjadi kerusakan permanen

pada otot jantung.Nyeri akibat serangan jantung serupa dengan angina. Hanya

5
saja, nyeri pada serangan jantung akan terasa lebih berat, dan dapat terjadi

walaupun penderita sedang beristirahat.

 Gagal jantung

Penderita penyakit jantung koroner juga dapat mengalami gagal jantung, bila

jantung terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi

tersebut menyebabkan darah menumpuk di paru-paru, sehingga penderita

mengalami sesak napas. Gagal jantung dapat terjadi seketika (akut), atau

berkembang secara bertahap (kronis).

Pada beberapa kasus, penderita PJK mengalami gejala yang berbeda, seperti

palpitasi (jantung berdebar). Sebagian penderita bahkan tidak merasakan

gejala apa pun, sampai didiagnosis menderita PJK.

2.4 Diagnosis Penyakit Jantung Koroner

Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan menanyakan gejala yang

dialami, serta memeriksa faktor risiko yang dimiliki pasien. Bila pasien

berisiko terserang penyakit jantung koroner (PJK), dokter akan memeriksa

tekanan darah pasien. Dokter juga akan menjalankan tes darah, untuk

mengukur kadar kolesterol pasien. Agar didapat hasil yang akurat, pasien

akan diminta berpuasa 12 jam sebelum tes dilakukan. Kemudian, untuk

memastikan diagnosis, dokter akan menjalankan beberapa metode

pemeriksaan yang meliputi:

 Elektrokardiografi (EKG)

6
EKG bertujuan merekam aktivitas listrik jantung pasien. Melalui EKG, dokter

dapat mengetahui apakah pasien pernah atau sedang mengalami serangan

jantung. EKG juga dapat membantu dokter mengetahui detak dan irama

jantung pasien tergolong normal atau tidak.

 Foto Rontgen

Foto Rontgen di bagian dada dapat dilakukan guna melihat kondisi jantung,

paru-paru, dan pembuluh darah. Melalui foto Rontgen dada, dokter dapat

mengetahui bila ukuran jantung membesar atau terdapat gangguan pada paru-

paru.

 CT scan dan MRI scan

Dua tes pencitraan ini dapat dilakukan untuk melihat kondisi jantung dengan

lebih detail, yang tidak dapat terlihat pada pemeriksaan foto

 Uji tekanan (stress test)

Bila gejala yang dialami pasien lebih sering muncul saat sedang beraktivitas,

dokter akan menyarankan uji tekanan. Tes ini bertujuan mengukur kerja

jantung pasien ketika beraktivitas.

 Ekokardiografi

Ekokardiografi adalah pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara

(seperti USG), untuk menampilkan gambaran jantung pasien di monitor.

 Pemeriksaan enzim jantung

Pemeriksaan enzim jantung dilakukan dengan mengambil sampel darah

pasien, untuk diperiksa di laboratorium.

 Pemeriksaan radionuklir

7
Pemeriksaan radionuklir digunakan untuk membantu mengukur aliran darah

ke otot jantung, saat beristirahat dan saat beraktivitas.

 Kateterisasi jantung dan angiografi koroner

Katerisasi jantung bertujuan untuk melihat kondisi jantung, dengan

memasukkan kateter melalui pembuluh darah di lengan atau paha untuk

diarahkan ke jantung.

2.5 Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Faktor risiko suatu penyakit adalah faktor-faktor yang diyakini

meningkatkan risiko timbulnya penyakit yang bersangkutan. Namun hal itu tidak

bersifat absolut.

1. Faktor Risiko Alami

 Genetik

Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua yang

menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan timbulnya

aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh genetic dan lingkungan masih

belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga mencerminkan

komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang

menimbulkan stress atau obesitas.

 Jenis Kelamin

Wanita lebih kebal pada penyakit jantung koroner daripada pria. Hal ini

disebabkan karena wanita memiliki hormon estrogen yang mampu

8
melebarkan pembuluh darah sehingga potensi terjadi penyempitan lebih

kecil. Namun pada wanita yang telah mengalami menopause, memilki risiko

yang sama besar dengan pria

 Usia

Risiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang

serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan

timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama

paparan terhadap faktor-faktor pemicu. Pada masa tua terjadi degeneratif

fungsi jantung dan pembuluh darah.

 Ras

Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap PJK daripada orang kulit putih

2. Faktor Risiko Utama

 Kolestrol

Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan

kadar kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih seimbang dengan

kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi sangat disayangkan

kebanyakan dari kita memasukkan kolesterol lebih dari apa yang diperlukan,

yaitu dengan makan makanan yang mengandung lemak yang kaya akan

koelsterol dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini dapat dimengerti karena

hidangan yang lezat umumnya mengandung banyak lemak. Hasilnya mudah

diterka, yaitu kadar kolesterol darah meningkat sampai di atas angka normal

yang diinginkan.

9
Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam

pembuluh darah arteri, yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang

dikenal sebagaiatherosclerosis. Seperti telah disebutkan di muka, bila

penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, sehingga menyebabkan suplai

darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya, maka timbul sakit atau nyeri

dada yang disebut angina, bahkan dapat menjurus ke serangan jantung. Di

sinilah kolesterol tersebut berperan negative terhadap kesehatan. Karena

alasan tersebut di atas, maka kadar kolesterol yang abnormal menjadi faktor

risiko utama PJK.

 Hipertensi

Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung,

sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel

kiri (faktormiokard). Serta tekanan darah yang tinggi menimbulkan trauma

langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga

memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (faktor koroner).

 Merokok

Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung pada

dinding arteri, karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri, nikotin

menyebabkan mobilisasi katekolamin yang menimbulkan reaksitrombosit,

glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitifitas dinding

arteri.

3. Faktor Risiko Tidak Langsung

 Diabetes mellitus

10
Diabetes menyebabkan faktor risiko terhadap PJK yaitu bila kadar glucose

darah naik terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama,

sehingga gula darah (glukoosa) tersebut dapat menjadi pekat, dan ini

mendorong terjadinya pengendapanatherosclerosis pada arteri koroner. Pasien

dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang

masih muda. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi

dalam darah cenderung menaikan kadar kolesterol.

 Obesitas

Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan > 21

% pada perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan

LDL kolesterol. Risiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi

20% dari BB ideal. Obesitas mendorong timbulnya faktor risiko yang lain

seperti diabetes mellitus, hipertensi, yang pada taraf selanjutnya

meningkatkan risiko PJK. Obesitas dalam arti kurangnya tenaga yang

dikeluarkan sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan akan

tersimpan dan tertumpuk dalam tubuh sebagai lemak

 Aktivitas fisik

Masyarakat yang tidak aktif sedikitnya 2 kali lebih besar ditemukannyaPJK

daripada masyarakat yang aktif. Sedikit aktivitas fisik dapat memperburuk

faktor risiko PJK lainnya, seperti tinggi kolesterol dalam darah dan trigliserid,

hipertensi, diabetes dan prediabetes, dan obesitas.Sangat penting sekali untuk

anak-anak dan dewasa untuk melakukanaktifitas fisik sebagai rutinitas sehari-

hari.

11
 Stress

Stres dianggap merupakan salah satu faktor risiko dari PJK

meskipun belum dapat “diukur” berapa besar pengaruh tersebut memicu

timbulnya PJK. Demikian juga, amat sulit untuk memberikan definisi stress

secara cepat. Mungkin deskripsi yang paling mendekati ialah suatu keadaan

mental yang Nampak sebagai kegelisahaan, kekhawatiran, tensi tinggi,

keasyikan yang abnormal dengan suatu dorongan atau sebab dari lingkungan

yang tidak menyenangkan.

 Diet dan nutrisi

Diet yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko PJK. Misalnya, makanan

yang tinggi lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol yang akan meningkatkan

kolesterol LDL. Dengan demikian, maka harus membatasi makanan tersebut

Lemak jenuh ditemukan di beberapa daging, produk susu, coklat, makanan

yang dipanggang, dan makanan goreng dan makanan yang diproses. Lemak

trans ditemukan di beberapa makanan yang digoreng dan diproses.

 Alkohol

Alkohol dapat mengurangi risiko PJK. Namun, mengkonsumsi terlalu banyak

alkohol akan menjadi suatu risiko. Ketika diambil secara berlebihan, alkohol

merugikan jantung dan organ lainnya. Hal ini secara langsung

dapatmenyebabkan kerusakan otot jantung dan detak jantung yang irreguler

dari jantung. Alkohol dapat menyebabkan obesitas, trigliserida tinggi, tekanan

darah tinggi, stroke dan kanker 41 Alkohol akan meningkatkan tekanan

darah. Hal ini juga akan menambah kalori yang dapat menyebabkan kenaikan

12
berat badan.Ada banyak alasan untuk tetap konsumsi alkohol dalam batas

yang wajar. Pria dianjurkan untuk minum tidak lebih dari 28 unit seminggu

dan perempuan tidak lebih dari 21 unit . Unit didefinisikan sebagai suatu jenis

alkohol (misalnya, bir, wine, dll).

2.6 Pengobatan Penyakit Jantung Koroner

Penanganan penyakit jantung koroner (PJK) umumnya melibatkan

perubahan pola hidup yang dapat dikombinasikan dengan obat-obatan atau

prosedur medis. Dokter juga akan meresepkan beberapa jenis obat untuk

menangani penyakit jantung koroner, antara lain:

 Pengencer darah 

Dokter dapat meresepkan pengencer darah jenis antiplatelet, kecuali pada

pasien dengan gangguan pembekuan darah. Antiplatelet dapat membantu

mencegah pembekuan darah, dan menurunkan risiko angina serta serangan

jantung.

 Statin 

Statin berfungsi menurunkan kolesterol tinggi, dengan membuang LDL dari

darah, sehingga memperlambat perkembangan penyakit jantung.

 Nitrat

Nitrat berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke

jantung meningkat, dan jantung tidak memompa darah lebih keras.

 Antagonis kalsium

13
Obat ini bekerja melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah

menurun.

 Diuretik 

Jenis obat ini bekerja mengurangi kadar air dan garam dalam darah melalui

urine, dan melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah menurun.

Bila obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala yang dialami, pasien

akan disarankan untuk menjalani operasi. Dokter juga akan menjalankan

operasi bila penyempitan pembuluh darah disebabkan oleh penumpukan

ateroma. Sejumlah tindakan yang dilakukan, antara lain:

 Pasang ring jantung

Pasang ring jantung atau angioplasti koroner dilakukan dengan memasukkan

kateter ke bagian arteri yang mengalami penyempitan. Kemudian, dokter

akan mengembangkan balon kecil melalui kateter untuk melebarkan arteri

yang menyempit. Dengan demikian, aliran darah dapat kembali lancar. Ring

(stent) akan dipasang di arteri guna mencegah penyempitan kembali.

Prosedur ini dapat dilakukan secara terencana pada pasien dengan gejala

angina, atau sebagai tindakan darurat pada seseorang yang mengalami

serangan jantung.

 Bypass jantung

Prosedur ini dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari bagian tubuh

lain, untuk ditempel (dicangkok) ke bagian antara pembuluh darah besar

(aorta) dan arteri, dengan melewati area yang menyempit. Dengan begitu,

darah akan mengalir lancar melalui rute baru tersebut.

14
 Transplantasi jantung

Tindakan ini dilakukan jika kerusakan jantung sudah sangat parah, dan sudah

tidak dapat lagi diatasi dengan obat. Tranplantasi jantung dilakukan dengan

mengganti jantung yang rusak, dengan jantung yang sehat dari pendonor.

2.7 Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Hampir semua kasus penyakit jantung berawal dari minimnya

kesadaran dan pengetahuan akan gaya hidup sehat penderita. Oleh karena itu,

penting melakukan gaya hidup sehat sebagai berikut:

 Berhenti merokok sedini mungkin

 Berolahraga secara teratur

 Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang

 Hindari stress yang berlebihan

 Hindari pola hidup tidak sehat

 Kurangi konsumsi alkohol

 Menjaga tekanan darah

 Kontrol gula darah

 Menurunkan berat badan

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi ketika pembuluh darah

jantung (arteri koroner) tersumbat oleh timbunan lemak. Arteri koroner

adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung.

Penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh

darah jantung atau arteri koroner. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh

penumpukan ateroma di dinding arteri. Ateroma yang terus menumpuk, dapat

menyebabkan dinding arteri menebal hingga menyempit. Akibatnya, jantung

tidak mendapat cukup asupan darah dan oksigen. Kondisi ini

disebut aterosklerosis.

Faktor risiko PJK dibagi menjadi faktor risiko alami, utama dan tidak

langsung. Faktor risiko alami terdiri dari genetik, jenis kelamin, usia dan ras.

Faktor risiko utama terdiri dari kolesterol, hipertensi dan merokok. Faktor

risiko tidak langsung terdiri dari diabetes mellitus, obesitas, aktivitas fisik,

stress, diet nutrisi dan alkohol.

Cara mencegah penyakit jantung koroner adalah berhenti merokok sedini

mungkin, berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat dan gizi

seimbang, menghindari stress yang berlebihan, menghindari pola hidup tidak

16
sehat, mengurangi konsumsi alkohol, menjaga tekanan darah, mengontrol

gula darah dan menurunkan berat badan

Penanganan penyakit jantung koroner (PJK) umumnya melibatkan perubahan pola

hidup yang dapat dikombinasikan dengan obat-obatan atau prosedur medis.

3.1 Saran

Penyakit Jantung Koroner dapat menyerang kepada siapa saja, bukan

hanya kepada usia lanjut saja, namun pada usia yang masih sangat muda

sekalipun penyakit jantung dapat menyerang. Jadi, apabila kita tidak ingin

terkena penyakit berbahaya ini maka kita harus mualai dengan berperilaku

hidup sehat, dari mulai pola makan yang sehat dan teratur hingga mulai

membiasakan untuk teratur berolahraga dan tidak merokok tentunya.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/27462783/Penyakit_Jantung_Koroner_PJK_

https://www.alodokter.com/penyakit-jantung.html

https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner

https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/gejala

https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/penyebab

https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/etiologi

18

Anda mungkin juga menyukai