PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN NEGARA
Negara dan konstitusi adalah dwitunggal. Jika diibaratkan bangunan, negara sebagai
pilar-pilar atau tembok tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu konstitusi
Indonesia. Hampir setiap negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah konstitusi tersebut
telah dilaksanakan dengan optimal atau belum. Yang jelas, konstitusi adalah perangkat negara
yang perannya tak bisa dipandang sebelah mata. Negara adalah suatu wilayah di permukaan
bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh
pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang
memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan
berdiri secara independent. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki
wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah
mendapat pengakuan dari negara lain.
Setiap Negara tentunya memiliki Dasar Negara, dimana Dasar Negara ini menjadi
fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandangan hidup atau falsafah(cerminan
dari peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian yang tumbuh dalam sejarah
perkembangan Negara itu sendiri).
NEGARA INDONESIA
B. KONSTITUSIONALISME
Konstitusionalisme adalah suatu gagasan atau paham yang menyatakan bahwa suatu
konstitusi atau undang–undang dasar harus memiliki fungsi khusus yaitu membatasi
kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak warga negara Konstitusi yg berpaham
konstitusionalisme bercirikan bahwa konstitusi itu isinya berisi pembatasan atas kekuasaan
dan jaminan terhadap hak-hak dasar warga negara.
Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus)
diantara mayoritas rakyat mmengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan negara.
Organisasi negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar kepentingan mereka
bersama dapat dilindungi atau dipromosikaan melalui pembentukan dan penggunaan mekanisme
yang disebut negara (Andrews,1968: 9).
Konsesus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern dewasa ini pada
umumnya dipahami berdasar pada tiga elemen kesepakatan atau consensus, sebagai berikut:
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama( the general goals of society or
general acceptance of the same philosophy of government).
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau
penyelenggaraan negara(the basis of government).
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur
ketatanegaraan(the form of institusions and procedures). (Andrews,1968: 9).
C. KONSTITUSI INDONESIA
Dalam proses reformasi banyak yang melontarkan ide untuk melakukan amandemen
terhadap UUD 1945. Memang amandemen tidak dimaksudkan untuk mengganti sama sekali
UUD 1945, akan tetapi merupakan prosedur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus
langsung mengubah UUD-nya itu sendiri (mahfud, 1999:64).
Suatu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah tidak
adanya sistem kekuasaan dengan “checks and balance” terutama terhadap kekuasaan eksekutif.
Oleh karena itu bagi Indonesia proses reformasi terhdap UUD 1945 adalah merupakan suatu
keharusan, karena hal itu kan mengantarkan bangsa Indonesia kearah tahapan baru melakukan
penataan terhadap ketatanegaran.
Amandemen pertama UUD 1945 dilakukan dengan memberikan tambahan dan
perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. yang kedua di lakukan pada tahun 2000, ketiga tahun
2001, dan yang terakhir pada tahun 2002 dan disahkan pada tnggal 10 agustus 2002.
3. Konstitusi
Disamping pengertian UUD, dipergunakan juga istilah lain yaitu “ konstitusi”. Istilah
berasal dari bahasa Inggris “Constitution” atau bahasa dari bahasa Belanda “Constituante” yaitu
berarti UUD. Namun pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat
mempunyai arti:
1. Lebih luas daripada UUD atau
2. Sama dengan pennertian UUD.
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD, karena
pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat konstitusi
tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD.
Dalam praktek ketatanegaraan Negara Republik Indonesia pengertian konsitusi
adalah sama dengan pengertian UUD. Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi RIS
bagi UUD RIS (Totopandoyo, 1981: 25.26).
Sistem pemerintahan Negara Indonesia sebelum dilakukan amandemen dibagi atas tujuh ,
secara sistematis merupakan pengejawantahan kedaulatan rakyat. Oleh karena itu, sistem ini
dikenal dengan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara. Sistem pemerintahan negara
menurut UUD 1945 setelah amandemen secara komparatif, sebagai berikut :
b. Sistem Konstitusional
Berdasarkan sifat ini pemerintah atas system konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolut (kekuasaan tidak terbatas). Sehingga pengendalian pemerintahan dibatasi oleh ketentuan-
ketentuan konstitusi, juga oleh ketentuan-ketentuan hukum lain yang merupakan produk
konstitusional, Ketetapan MPR, Undang-Undang, dan sebagainya. Dengan landasan
keduanyanya, maka dapat diciptakan system mekanisme hubungan dan hukum antar lembaga
Negara, yang dapat menjamin terlaksananya sistem itu sendiri dan juga dapat memperlancar
pelaksanaan pencapaian cita-cita nasional.
d. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang Tertinggi Di samping MPR dan
DPR.
Kekuasaan Presiden menurut UUD 1945 sebelum dilakukan amandemen , sebagai berikut :
“Di bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden ialah penyelenggara pemerintahan
Negara yang tertinggi. Dalam menjalankan pemerintahan Negara, kekuasaan dan tanggung
jawab ada ditangan Presiden (Concentration of power responsibility upon the president) “.
Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, presiden merupakan penyelenggara
pemerintahan tertingggi di samping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat
(UUD 1945 Pasal 6A ayat (1)).
Sistem ini dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 maupun dalam penjelasan UUD 1945,
sebagai berikut :
“ Presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahannya dibantu oleh menteri-menteri Negara
(Pasal 17 ayat (1) UUD 1945 hasil amandemen). Presiden mengangkat dan memberhentikan
Menteri-Menteri Negara (Pasal 17 ayat (2) UUD 1945 Hasil Amandemen 2002)”.
Menurut Penjelasan UUD 1945 , Negara Indonesia adalah Negara hukum, yang berdasarkan
Pancasila dan bukan berdasarkan atas kekuasaan sifat. Sifat Negara hukum hanya dapat
ditunjukkan jika alat-alat perlengkapannya bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan
yang ditentukan lebih dulu oleh alat-alat yang dikuasai untuk mengadakan aturan-aturan itu.
http://rumahradhen.wordpress.com/materi-kuliahku/semester-i/kewarganegaraan/negara-dan-
konstitusi/