2. Pengorganisasian
a. Kajian Teori (teori MPKP)
Pengorganisasian melibatkan semua sumber daya yang ada dalam
suatu sistem orang, modal, dan peralatan dalam kegiatan menuju
pencapaian tujuan. Keinginan seorang Perawat Kepala adalah
memasukkan semua unsur manusia dan situasi ke dalam suatu sistem
yang akan mengemban suatu tujuan tertentu dan mengatur mereka
sedemikian rupa sehingga kelompok dapat bekerja bersama kearah
pencapaian tujuan (Monica, 1998).
Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang akan
melaksanakan perencanaan, pembagian tugas, wewenang, tanggung
jawab dan mekanisme pertanggungjawaban masing-masing kegiatan.
Berdasarkan hal tersebut maka fungsi pengorganisasian dari kepala ruang
adalah (Nursalam, 2002):
- Merumuskan metode penugasan yang digunakan
- Merumuskan tujuan metode penugasan
- Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas
- Membuat rentang kendali kepala unit membawahi 2 ketua tim dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat
- Mengatur dan mengendalikan logistik unit
- Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
- Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di tempat kepada
ketua tim
- Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien
- Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya
- Identifikasi masalah dan cara penanganan
Di dalam pengorganisasian asuhan keperawatan dikenal beberapa
model pemberian asuhan keperawatan. Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP) terdiri dari 9 elemen subsistem (Hoffart and Woods,
1996) yaitu:
- Nilai-nilai Profesional
- Pendekatan manajemen
- Metode pemberian askep
- Hubungan profesional
- Sistim kompensasi dan penghargaan.
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ada beberapa teori
mengenai metode asuhan keperawatan. Menurut Gilles (1989) yaitu:
- Metode kasus (Total Care Method)
Metode ini merupakan metode tertua (tahun 1880) dimana
seorang pasien dirawat oleh seorang perawat selama 8 jam perawatan.
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap
shif dan tak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang
sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti di ruang rawat
intensif. Kelebihan dari metode ini adalah: Sederhana dan langsung;
Garis Pertanggung jawaban jelas; Kebutuhan pasien cepat terpenuhi;
Memudahkan perencanaan tugas.
Kekurangan dari metode ini adalah Belum dapat diidentifikasi
perawat penanggung jawab; perlu tenaga yang cukup banyak dan
mempunyai kemampuan dasar yang sama; tidak dapat dilakukan oleh
perawat baru atau kurang pengalaman; mahal, perawat profesional
termasuk melakukan tugas non profesional.
- Metode fungsional
Metode ini dilakukan pada kelompok besar pasien. Pelayanan
keperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda dan dilaksanakan oleh
perawat yang berbeda dan tergantung pada kompleksitas dari setiap
tugas. Misalnya fungsi menyuntik, membagi obat, perawatan luka.
Metode ini merupakan manajemen klasik yang menekankan pada
efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang lebih
mudah. Semua prosedur ditentukan untuk dipakai sebagai standar.
Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerialnya
sedangkan asuhan keperawatan pasien diserahkan kepada perawat
yunior.
Meskipun sistem ini efisien namun penugasan secara fungsi
tidak memberikan kepuasan kepada pasien dan perawat karena asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien terfragmentasi menurut
tugas atau perasat yang dilakukan. Cara kerja yang diawasi
membosankan perawat karena berorientasi pada tugas dan sistem ini
baik dan berguna untuk situasi dimana Rumah Sakit kekurangan tenaga
perawat, namun disisi lain asuhan ini tidak profesional dan tidak
berdasar pada masalah pasien Keuntungan dari metode ini adalah
o Lebih sedikit membutuhkan perawat
o Efisien
o Tugas mudah dijelaskan dan diberikan
o Para staff mudah menyesuaikan dengan tugas
o Tugas cepat selesai
o Kerugian dari metode ini adalah:
o Tidak efektif
o Fragmentasi pelayanan
o Membosankan
o Komunikasi minimal
o Tidak holistik
o Tidak professional
o Tidak memberikan kepuasan kepada pasien dan perawat
- Metode tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Ketua tim bertanggung jawab membuat
perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan untuk semua pasien
yang ada di bawah tanggung jawab timnya. Anggota tim melaksanakan
asuhan keperawatan kepada pasien sesuai perencanaan yang telah
dibuat oleh ketua tim. Tujuan perawatan ini adalah memberikan asuhan
keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan sejumlah staff yang
tersedia. Keuntungan dari metode ini adalah:
o Memberikan kepuasan bagi perawat dan pasien
o Kemampuan anggota tim dikenal dan dimanfaatkan secara optimal
o Komprehensif dan holistic
o Produktif, kerjasama, komunikasi dan moral
o Kerugian dari metode ini adalah:
o Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
o Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi
o Membingungkan bila komposisi tim sering diubah
o Banyak kegiatan keperawatan dilakukan oleh perawat non
professional
- Metode primer
Metode ini merupakan suatu metode penugasan kerja terbaik
dalam suatu pelayanan dengan semua staff keperawatan yang
profesional. Pada metode ini setiap perawat primer memberikan
tanggung jawab penuh secara menyeluruh terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan mulai dari pasien masuk sampai
keluar dari Rumah Sakit, mendorong praktek kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, mengimplementasikan dan mengkoordinasikan asuhan
keperawatan selama pasien dirawat. Penanggung jawab dilaksanakan
oleh perawat primer (primary nurse/PP). Setiap PP merawat 4-6 pasien
dan bertanggung jawab terhadap pasien selama 24 jam dari pasien
masuk sampai dengan pulang. Terdapat kontinuitas asuhan
keperawatan yang bersifat komperhensif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam satu grup PP mempunyai beberapa AN
dan perawatan dilanjutkan oleh AN. Kelebihan dari model primer ini
adalah model ini bersifat kontinu dan komprehensif dalam melakukan
proseskeperawatan kepada pasien dan perawat primer mendapatkan
akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
pengembangan diri.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiakan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan yang
diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap
perawatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Kelemahan
dari model ini adalah model ini hanya dapat dilaksanakan oleh perawat
yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai dengan
kriteria asertif, mampu mengatur diri sendiri, kemampuan pengambilan
keputusan yang tepat, penguasaan klinik, akuntabel dan mampu
bekomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai disiplin. Diagram
model keperawatan primer ada dalam gambar (Marquis and Huston,
1998):
- Metode manajemen kasus (nursing case management)
Pada metode ini ada seorang perawat yang menjalankan
sekumpulan aktivitas, mengerahkan, memantau dan mengevaluasi
semua sumber yang digunakan oleh pasien secara total selama sakit.
Empat hal penting dalam manajemen kasus:
o Pencapaian berdasar waktu yang ditentukan tim yang terlibat
o Yang bertindak sebagai case manager adalah orang yang memberi
pelayanan langsung
o Seorang perawat/dokter yang terlibat bisa melampaui unit
o Perlu partisipasi aktif pasien dan keluarga untuk menyusun
evaluasi pelaksanaan kegiatan
Tidak
No Pernyataan Setuju
Setuju
Planning
1 Ruangan memiliki misi 100% 0%
2 Kepala ruangan mensosialisasikan misi ruangan kepada
100% 0%
perawat ruangan
3 Kepala ruangan memberikan amanah dan menunjuk perawat
100% 0%
pelaksana untuk mengerjakan pekerjaan nya secara langsung
4 Kepala ruangan mengikuti serah terima pasien di shift
100% 0%
kerjanya
Organizing
5 Kepala ruangan mengidentifikasi tingkat kertergantungan
100% 0%
klien yang dibantu oleh perawat pelaksana
6 Kepala ruangan menghitung jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien 100% 0%
dibantu oleh CCM/KATIM
7 Kepala ruangan merencanakan dan membuat strategi
100% 0%
pelaksanaan keperawatan
8 Kepala ruangan mengikuti kunjungan dokter untuk
mengetahui kondisi,patofisiologi,tindakan medis yang 13% 87%
dilakukan terhadap klien
Staffing
9 Kepala ruangan mengatur dan mengendalikan asuhan
keperawatan seperti pembimbingan pelaksanaan, penerapan,
100% 0%
dan mengadakan diskusi tentang pemecahan masalah pada
klien
10 Kepala ruangan membantu mengembangkan niat pendidikan
100% 0%
dan pelatihan diri perawat
11 Kepala ruangan membantu bimbingan terhadap peserta didik
69% 31%
keperawatan
12 Kepala ruangan merumuskan metode penugasan yang
100% 0%
digunakan
13 Kepala ruangan merumuskan tujuan metode penugasan 100% 0%
14 Kepala ruangan membuat rencana tugas perawat primer dan
100% 0%
perawat pelaksana secara jelas
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah PN melaksanakan supervisi klinik secara
terjadwal untuk membantu meningkatkan pengetahuan 100% 0%
klinik ?
2 Apakah PN membantu perawat pelaksana mempelajari
100% 0%
keterampilan keperawatan yang baru ?
No Pernyataan Ya Tidak
3 Apakah PN menfasilitasi perawat pelaksana melakukan
100% 0%
tindakan keperawatan yang baru dengan baik ?
4 Apakah PN tidak memberikan perawat pelaksana
75% 25%
kesempatan untuk bekerja mandiri ?
5 Apakah PN memberi perawat pelaksana kesempatan untuk
memutuskan tindakan keperawatan yang tepat untuk 100% 0%
pasien?
6 Apakah perawat pelaksana mendapat kesempatan untuk
menyampaikan pendapat kepada PN tentang masalah yang 100% 0%
dihadapi dalam pemberian asuhan keperawatan ?
7 Apakah PN memotivasi perawat pelaksana untuk
100% 0%
mengembangkan kemampuan klinik yang saya miliki ?
8 Apakah PN melakukan supervisi klinik hanya kepada
19% 81%
karyawan baru ?
9 Apakah perawat pelaksana mendapat kesempatan bekerja
bersama PN untuk meningkatkan Kemampuan Klinik yang 100% 0%
dimiliki ?
10 Apakah perawat pelaksana mendapat bimbingan dari PN
100% 0%
dalam pemberian pelayanan kepada pasien ?
11 Apakah PN membantu perawat pelaksana dalam
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai prosedur 100% 0%
keselamatan kerja ?
12 Apakah PN membahas kasus pasien yang sulit dalam
100% 0%
TIM?
13 Apakah PN memfasilitasi diskusi kasus pasien untuk
100% 0%
menjelaskan tentang peyakit, prognosis, dan pengobatan ?
14 Apakah PN memberi kesempatan kepada perawat
pelaksana untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah 100% 0%
dilakukan bersama-sama dengan PN ?
15 Apakah PN memberikan masukan atas hasil pekerjaan
yang telah saya lakukan setelah pelaksanaan supervisi 100% 0%
klinik ?
16 Apakah PN membantu meningkatkan pemahaman perawat
pelaksana tentang tindakan keperawatan yang perawat
100% 0%
pelaksana berikan kepada pasien setelah pelaksanaan
supervisi klinik ?
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah ketua TIM memberikan intruksi kepada perawat
pelaksana dalam m enyelesaikan suatu pekerjaan terlebih 100% 0%
dahulu berdiskusi dengan perawat ?
2. Apakah ketua TIM bertanggung jawab atas hasil kerja
100% 0%
perawat pelaksana ?
3. Apakah ketua TIM melaksanakan pengawasan yang tepat
terhadap pekerjaan yang sedang perawat pelaksana 100% 0%
laksanakan?
4. Apakah ketua TIM mendiskusikan masalah yang ada
diruangan b√√ersama anggotanya dan memotivasi perawat 100% 0%
pelaksana untuk bekerjasama sebagai TIM ?
5. Apakah ketua TIM secara terus menerus menekankan
pentingnya batas waktu dalam menyelesaikan tugas kepada 80% 20%
perawat pelaksana
6. Apakah ketua TIM menciptakan situasi yang kondusif dalam
berkomunikasi dengan perawat pelaksana yang bersahabat 100% 0%
dalam bekerja ?
No Pertanyaan Ya Tidak
7. Apakah ketua TIM mengikut sertakan seluruh perawat
pelaksana dalam menyusun rencana kegiatan asuhan 100% 0%
keperawatan diruangan ?
8. Apakah ketua TIM mengajak perawat pelaksana untuk
berdiskusi dan meminta pendapat perawat pelaksana tentang
93% 7%
penerapan metode baru dalam pemberian asuhan
keperwatan ?
9. Apakah ketua TIM menerima masukan positif, saran dan ide-
ide dari perawat pelaksana dan mempertimbangkan nya
100% 0%
dalam upaya meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan
menjadi lebih baik?
10. Apakah ketua TIM mendelegasikan tugas kepemimpinan
100% 0%
kepada perawat pelaksana yang berkompeten ?
11. Apakah ketua TIM memberikan bimbingan, pelatihan,
otoritas dan memberikan kepercayaan kepada perawat 93% 7%
pelaksana dalam mengambil keputusan secara mandiri?
12. Apakah ketua TIM memfasilitasi perawat pelaksana untuk
bekerja sama dengan dokter dan TIM Kesehatan lainnya 100% 0%
dalam pemberian pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit?
13. Apakah ketua TIM sebagai tempat berkonsultasi dalam
93% 7%
menyelesaikan suatu masalah pekerjaan?
14. Apakah ketua TIM memberikan pujian atau penguatan pada
93% 0%
perawat pelaksana terhadap keberhasilan mereka?
15. Apakah katim mengoperkan diagnosa kepada katim
100% 0%
berikutnya pada saat pre/post conference ?
16. Apakah ketua TIM mengoperkan tindakan yang sudah
dicapai kepada Katim berikutnya pada saat pre/post 100% 0%
conference ?
17. Apakah ketua TIM mengoperkan hasil/ evaluasi asuhan
keperawatan kepada Katim berikutnya pada saat pre/post 100% 0%
conference ?
18. Apakah ketua TIM mengoperkan tindak lanjut kepada Katim
100% 0%
berikutnya pada saat pre/post conference ?
19. Apakah ketua TIM berikutnyan mengklarifikasi operan dari
100% 0%
Katim berikutnya pada saat pre/post conference ?
20. Apakah ketua TIM memimpin timbang terima keperawatan ? 100% 0%
b. Kajian Data
Tabel 2.28 Kajian Actuiting kepala ruangan Flamboyan C RSKD
Balikpapan
Tidak
No Pernyataan Setuju
Setuju
Actuiting
1. Kepala ruangan membuat rencana kendali yang membawahi
dua perawat primer. Perawat primer membawahi dua 100% 0%
pelaksana
2. Kepala ruangan mengatur dan mengendalikan logistik
100% 0%
ruangan
3. Kepala ruangan mengatur dan mengendalikan situasi lahan
75% 25%
peraktik
4. Kepala ruangan mendelegasikan tugas saat tidak berada
100% 0%
ditempat kepada perawat primer
5 Kepala ruangan mengetahui kondisi klien, menilai tingkat
75% 25%
kebutuhan pasien
6. Kepala ruangan mengembangkan kemampuan anggota 100% 0%
7. Kepala ruangan memberi pengarahan tentang penugasan
100% 0%
kepada perawat pelaksana
8. Kepala ruangan memberi motivasi dalam peningkatan,
100% 0%
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
9. Kepala ruangan menginformasikan hal-hal yang dianggap
100% 0%
penting dan berhubungan dengan askep klien
10. Kepala ruangan membimbing bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya 100% 0%
Tidak
No Pernyataan Setuju
Setuju
Controling
1 Kepala ruangan meningkatkan kolaborasi 75% 25%
2 Kepala ruangan mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang 100% 0%
diberikan kepada klien
3 Kepala ruangan melalui supervise melakukan inspeksi,
mengamati sendiri atau melalui laporan secara lisan dan
100% 0%
memperbaiki / mengawasi kelemahan – kelemahan yang
tejadi
4 Kepala ruangan melakukan pengawasan secara tidak 100% 0%
langsung seperti mengecek daftar hadir , membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
Tidak
No Pernyataan Setuju
Setuju
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengan laporan dari perawat primer
5 Kepala ruangan mengevaluasi upaya pelaksana dan
membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah 100% 0%
disusun bersama
c. Analisa Data
Pelaksanaan fungsi controling di ruang Flamboyan C berjalan baik
sebesar 100%.