Anda di halaman 1dari 103

SKRIPSI

ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN


KECEMASAN PADA LANSIA DI PANTI WERDHA HARGODEDALI
SURABAYA

Oleh :
HANAZ RONA AYATILLAH QATRUN NADA
NIM. 161.0040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2020
SKRIPSI

ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN


KECEMASAN PADA LANSIA DI PANTI WERDHA HARGODEDALI
SURABAYA

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Oleh :
HANAZ RONA AYATILLAH QATRUN NADA
NIM. 161.0040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2020

i
HALAMAN PERNYATAAN

Saya bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada

NIM : 161.0040

Tanggal Lahir : Surabaya, 13 Agustus 1997

Program Studi : S-1 Keperawatan

Menyatakan bahwa Skripsi ini yang berjudul Analisa Faktor Yang Mempengaruhi

Kejadian Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali Surabaya, saya

susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan peraturan yang berlaku di Stikes

Hang Tuah Surabaya.

Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes

Hang Tuah Surabaya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya agar dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 13 Maret 2020

Hanaz Rona Ayatillah Q.N


NIM. 161.0040

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Setelah kami periksa dan amati, selaku pembimbing mahasiswa:

Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada

NIM : 161.0040

Program Studi : S1-Keperawatan

Judul : Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kecemasan

Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

Serta perbaikan-perbaikan sepenuhnya, maka kami menganggap dan dapat

menyetujui bahwa Skripsi ini diajukan dalam sidang guna memenuhi sebagian

persyaratan untuk memperoleh gelar:

SARJANA KEPERAWATAN (S.Kep.)

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dwi Ernawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Sapto Dwi A, S.Pd.,M,Pd.


NIP. 03023 NIP.03027

Ditetapkan di : Surabaya

Tanggal : 13 Maret 2020

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal dari :
Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada
NIM : 161.0040
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kecemasan

Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji proposal di Stikes Hang Tuah


Surabaya, dan dinyatakan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar “SARJANA KEPERAWATAN” pada Prodi S-1 Keperawatan
Sikes Hang Tuah Surabaya.

Penguji I : Dini Mei Widayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep. ...............................


NIP. 03.011

Penguji II : Dwi Ernawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. ................................


NIP. 03.023

Penguji III : Sapto Dwi A, S.Pd., M,Pd. .................................


NIP. 03027

Mengetahui,
STIKES HANG TUAH SURABAYA
KAPRODI S-1 KEPERAWATAN

PUJI HASTUTI .,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIP. 03.010

Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 13 Maret 2020

iv
ABSTRAK

ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN


KECEMASAN PADA LANSIA DI PANTI WERDHA HARGODEDALI
SURABAYA

Oleh : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada

Lansia sering mengalami permasalahan psikologis yang timbul akibat dari


proses menua, salah satunya adalah perasaan cemas. Cemas merupakan suatu
kondisi emosi pada diri seseorang yang menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian kecemasan pada lansia.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif observasional


analitik dengan pendekatan Cross-sectional. Sampel penelitian diambil
menggunakan teknik Simple Random Sampling didapatkan sebanyak 36 lansia di
Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah usia, pendidikan, dan lama perawatan di Panti. Variabel dependennya yaitu
kecemasan. Instrumen menggunakan kuisioner data demografi dan kuisioner
Gerriatric Anxiety Scale (GAS). Data dianalisis menggunakan uji Regresi Logistic
Ordinal dengan derajat signifikansi p < 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antar faktor yang


mempengaruhi kejadian kecemasan pada lansia yaitu usia (p = 0,005), pendidikan
(p = 0,011), dan tidak terdapat hubungan lama perawatan di Panti (p = 0,283)
terhadap kejadian kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.
Faktor yang dominan adalah faktor usia dengan nilai koefisien logit 2,091.

Diharapkan lansia dan pengurus panti dapat mengantisipasi faktor-faktor


yang dapat menimbulkan kecemasan pada lansia dan dapat mengatasi masalah
kecemasan.

Kata kunci : Usia, Pendidikan, Lama Perawatan, Kecemasan, Lansia

v
ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING ANXIETY IN ELDERLY AT PANTI


WERDHA HARGODEDALI SURABAYA

By: Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada

The elderly often experience psychological problems that arise as a result


of the aging process, one of which is feeling anxious. Anxiety is an emotional
condition in a person that causes feelings of discomfort. This study aims to
analyze the factors that influence the incidence of anxiety in the elderly.

This study used a analytic observational quantitative research design with


a cross-sectional approach. The research sample was taken using the Simple
Random Sampling technique obtained as many as 36 elderly in Panti Werdha
Hargodedali Surabaya. The independent variables in this study were age,
education, and length of stay at the orphanage. The dependent variable is anxiety.
The instrument used demographic data questionnaire and Gerriatric Anxiety Scale
(GAS) questionnaire. Data were analyzed using the Regression Logistic Ordinal
test with a significance level of p <0.05.

The results showed a relationship between factors that influence the


incidence of anxiety in the elderly, namely age (p = 0.005), education (p = 0.011),
and there is no relationship between the length of stay at the home (p = 0.283) to
the incidence of anxiety in Panti Werdha Hargodedali Surabaya. The dominant
factor is the age factor with a logit coefficient value of 2.091.

It is expected that the elderly and caregivers can anticipate factors that can
cause anxiety in the elderly and can overcome anxiety problems.

Keywords : Age, Education, Length of Care, Anxiety, Elderly

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha

Esa, atas limpah karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi

yang berjudul “Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kecemasan pada

Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya” dapat selesai sesuai waktu yang

telah ditentukan.

Skripsi ini disusun sebagai satu syarat menyelesaikan pendidikan program

study S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.

Skripsi ini disusun dengan memanfaatkan berbagai literatur serta mendapatkan

banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis menyadari tentang

segala keterbatasan kemampuan dan pemanfaatan literatur, sehingga skripsi ini

dibuat dengan sangat sederhana baik dari segi sistematika maupun isinya jauh

dari sempurna.

Dalam kesempatan kali ini perkenankan peneliti menyampaikan rasa

terimakasi, rasa hormat dan penghargaan kepada:

1. Kolonel Laut (Purn.) Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep. Selaku Ketua Stikes

Hang Tuah Surabaya atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

peneliti untuk menjadi mahasiswa S-1 Keperawatan.

2. Puket 1, Puket 2 dan Puket 3 Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberi

kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan

program studi S-1 Keperawatan.

3. Ibu Puji Hastuti S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan

S-1 Keperawatan.

vii
4. Ibu Dini Mei W.,S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku penguji I terima kasih atas segala

arahannya dalam pembuatan proposal ini.

5. Ibu Dwi Ernawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku pembimbing 1 yang penuh

kesabaran dan perhatian memberikan saran, masukan, kritik dan bimbingan

demi kesempurnaan penyusunan proposal ini.

6. Bapak Sapto Dwi A.,S.Pd.,M,Pd. Selaku pembimbing II yang penuh

kesabaran dan perhatian memberikan pengarahan dan dorongan moril dalam

penyusunan proposal ini.

7. Ibu Nadia Okhtiary, A.md. Selaku kepala Pepustakaan di Stikes Hang Tuah

Surabaya yang telah menyediakan sumber pustaka dalam penyusunan

penelitian ini.

8. Ibu Dra. Endang Sinar Gijanti. Selaku ketua yayasan Panti Werdha

Hargodedali Surabaya, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

peneliti untuk melakukan penlitian.

9. Para lansia selaku responden penelitian yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

10. Kepada yang terhormat Ibu dan Ayah yang selalu mendo’akan, memotivasi,

memberikan cinta dan kasih sayang dalam menjalani proses pendidikan.

11. Seluruh dosen, staf dan karyawan Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah

memberikan bantuan dalam kelancaran belajar selama proses perkuliahan.

12. Teman-teman seperjuangan di Stikes Hang Tuah Surabaya yang selalu

membantu dan memotivasi dalam pembuatan proposal ini.

13. Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu atas dukungan

dan bantuan dalam menyelesaikan proposal ini.

viii
Semoga budi baik yang telah diberikan kapada peneliti mendapatkan berkat

dan rahmat melimpah dari Allah Yang Maha Esa. Akhirnya peneliti berharap

bahwa skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membacanya. Amin.

Surabaya, 13 Maret 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
ABSTRAK ..............................................................................................................v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis............................................................................................. 5
1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................6


2.1 Konsep Lansia ............................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Lanjut Usia .................................................................................. 6
2.1.2 Proses Menua ................................................................................................. 6
2.1.3 Batasan Usia Lansia ....................................................................................... 7
2.1.4 Perubahan yang Terjadi pada Lansia ............................................................. 7
2.1.5 Masalah yang Sering Terjadi pada Lansia ..................................................... 8
2.1.6 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penuaan ................................................. 9
2.2 Konsep Kecemasan ........................................................................................ 9
2.2.1 Pengertian Kecemasan ................................................................................... 9
2.2.2 Aspek-Aspek Kecemasan ............................................................................ 10

x
2.2.3 Jenis-Jenis Kecemasan................................................................................. 11
2.2.4 Gejala Kecemasan ....................................................................................... 11
2.2.5 Tingkat Kecemasan ..................................................................................... 12
2.2.6 Faktor-Faktor Kecemasan ............................................................................ 13
2.2.7 Cara Mengurangi Kecemasan Pada Lansia ................................................. 15
2.2.8 Cara Pengukuran Kecemasan ...................................................................... 15
2.3 Model Konsep Keperawatan........................................................................ 16
2.3.1 Model Konsep Keperawatan Dorothy Johnson ........................................... 16
2.3.2 Teori Sistem Keperawatan Dorothy Johnson .............................................. 16
2.4 Hubungan Antar Konsep ............................................................................. 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ..........................................19


3.1 Kerangka Konsep......................................................................................... 19
3.2 Hipotesis ...................................................................................................... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN ........................................................................21


4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 21
4.2 Kerangka Kerja ............................................................................................ 22
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................... 23
4.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ..................................................... 23
4.4.1 Populasi ....................................................................................................... 23
4.4.2 Sampel ......................................................................................................... 23
4.4.3 Besar Sampel ............................................................................................... 23
4.4.4 Teknik Sampling.......................................................................................... 24
4.5 Identifikasi Variabel .................................................................................... 24
4.5.1 Variabel Independen .................................................................................... 24
4.5.2 Variabel Dependen ...................................................................................... 25
4.6 Definisi Operasional .................................................................................... 25
4.7 Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data .............................................. 26
4.7.1 Pengumpulan Data ....................................................................................... 26
4.7.2 Analisa Data................................................................................................. 29
4.8 Etika Penelitian ............................................................................................ 31
4.8.1 Lembar Persetujuan (informed consent) ...................................................... 31
4.8.2 Tanpa Nama (anonimity) ............................................................................. 32
4.8.3 Kerahasiaan (confidentiality) ....................................................................... 32

xi
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................33
5.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 33
5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................................... 33
5.1.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian ........................................................... 35
5.1.3 Data Umum Hasil Penelitian ....................................................................... 35
5.1.4 Data Khusus Hasil Penelitian ...................................................................... 40
5.2 Pembahasan ................................................................................................. 44
5.2.1 Analisis Faktor Usia Dengan Kejadian Kecemasan .................................... 45
5.2.2 Analisis Faktor Pendidikam Dengan Kejadian Kecemasan ........................ 47
5.2.3 Analisis Faktor Lama Perawatan Dengan Kejadian Kecemasan ................. 50
5.2.4 Analisis Faktor Dominan Dengan Kejadian Kecemasan............................. 53
5.3 Keterbatasan ................................................................................................ 54

BAB 6 PENUTUP.................................................................................................55
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 55
6.2 Saran ............................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................57


LAMPIRAN ..........................................................................................................58

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.6 Definisi Operasional Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya ........................................................................................ 25
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Lansia
di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei - 04 Juni
2020 ............................................................................................... 36
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei
04 Juni 2020 .................................................................................. 36
Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan
pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020 .................................................................................. 36
Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020 .................................................................................. 37
Tabel 5.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Dirawat
Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020.................................................................... 37
Tabel 5.6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Perawatan
Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020.................................................................... 38
Tabel 5.7 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Tidur
Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020.................................................................... 38
Tabel 5.8 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan
Memori Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020 ........................................... 39
Tabel 5.9 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan
Pendengaran Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020 ........................................... 39
Tabel 5.10 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Bantu
Pendengaran Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020 ........................................... 39
Tabel 5.11 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Kecemasan Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020 ........................................... 40
Tabel 5.12 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut
hubungan usia dengan Kecemasan pada lansia di Panti Werdha
Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020 ...................... 40
Tabel 5.13 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut
hubungan pendidikan dengan Kecemasan pada lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020 ......... 41

xiii
Tabel 5.14 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut
hubungan lama perawatan dengan Kecemasan pada lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020 ......... 42
Tabel 5.15 Hasil uji hipotesis analisis faktor yang mempengaruhi kejadian
kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya
pada 12 Mei - 04 Juni 2020 ........................................................... 43

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya ......................................................................................19
Gambar 4.2 Kerangka penelitian Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya ......................................................................................22

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Curiculum Vitae ............................................................................ 58


Lampiran 2 : Motto Dan Persembahan ............................................................... 59
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Laik Etik ............................................................ 61
Lampiran 4 : Surat Ijin Pengambilan Data Penelitian ......................................... 62
Lampiran 5 : Surat Balasan Dari Panti Werdha Hargodedali Surabaya ............. 63
Lampiran 6 : Lembar Informed Concent ............................................................ 64
Lampiran 7 : Lembar Persetujuan Responden .................................................... 65
Lampiran 8 : Lembar Kuisioner Data Demografi ............................................... 66
Lampiran 9 : Lembar Kuisioner GAS ................................................................. 69
Lampiran 10 : Tabulasi Data Umum .................................................................. 71
Lampiran 11 : Tabulasi Data Khusus ..................................................................73
Lampiran 12 : Hasil Rekapitulasi Data Khusus ................................................. 75
Lampiran 13 : Hasil Uji Statistik ........................................................................78
Lampiran 14 : Hasil Crosstabulation ..................................................................80
Lampiran 15 : Hasil Uji Statistik ........................................................................82

xvi
DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Depkes : Departemen Kesehatan
GAS : Geriatric Anxiety Scale

IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SPSS : Statistical Package for the Social Sciences
UU : Undang-Undang
WHO : World Health Organization

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menua merupakan suatu kondisi alamiah yang terjadi karena adanya

penurunan fungsi pada fisik dan kondisi psikologis. Jadi tua dikatakan sebagai

suatu kondisi yang dapat menyebabkan lansia memiliki masalah pada kesehatan

jiwa, seperti kecemasan, depresi, demensia, dan insomnia (Khamida & Muhith,

2018). Pada lansia permasalahan psikologis muncul bila lansia tidak mampu

menyelesaikan masalah yang timbul sebagai akibat dari proses menua, salah

satunya adalah perasaan cemas. Cemas merupakan keadaan emosi pada diri

seseorang yang dapat menimbulkan perasaan tidak menentu dan menyebabkan

perasaan tidak nyaman (Ifdil, 2017). Beberapa lansia di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya mengeluh dalam menjalani kehidupan yang jauh dari

keluarga membuat para lansia merasakan gelisah dengan keluarga, meskipun

mereka tinggal di panti dengan teman-teman usia yang sama tapi mereka masih

selalu memikirkan anak cucu mereka yang berada di rumah. Lansia mengatakan

pasrah untuk tinggal dipanti dan terkadang menangis sendiri karena mengingat

masa lalu. Lansia merasa gembira jika ada kunjungan meskipun bukan dari

keluarga mereka. Tingkah laku yang muncul pada lansia yang berada di panti

Werdha Hargodedali Surabaya tersebut seperti, sering melamun, menyendiri,

interaksi dengan orang lain jarang, dan merasa kesepian.

Survey dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan menjadi

masalah psikososial yang sering terjadi pada lansia. Menurut data National

1
2

Institute Of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang yang

mengalami gangguan kecemasan, mulai dari umur 18 tahun hingga lanjut usia.

Persentase kecemasan di Indonesia berkisar 9% - 12% dari populasi umum dan

17% - 27% yang dilaporkan dari tempat pelayanan kesehatan umum. Sebagaian

besar masyarakat Indonesia masih banyak yang menganggap kecemasan itu suatu

hal yang normal dan bukan sesuatu yang harus ditangani (Farmacia, 2007). Pada

usia diatas 65 tahun gangguan psikogeriatri mencapai 58%. Lima gangguan

psikogeriatri yang paling sering diterjadi adalah gangguan kecemasan, depresi,

gangguan masalah kognitif dan perilaku, gangguan kebingungan akut, dan sulit

tidur (Maryam, 2011). Serta kebanyakan lansia penghuni panti wreda mengalami

gangguan mental hingga 75% (Pranata, 2016). Penelitian Wahyu (2010) tentang

tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha Dharma Bhakti Surakarta,

menunjukan bahwa tingkat kecemasan pada lansia merata dari ringan sampai

berat. Ditunjukkan presentase pada kategori kecemasan ringan terdapat 17 lansia

(36%), kategori sedang dan berat masing-masing 15 lansia (32%), dan tidak

terdapat responden yang memiliki kecemasan dalam kategori panik. Berdasarkan

hasil studi pendahuluan di Panti Werdha Hargodedali Surabaya, peneliti memilih

15 lansia secara acak untuk diwawancarai. Ternyata dari lima lansia merasa cemas

karena usia yang semakin tua, enam lansia mengatakan khawatir terhadap kondisi

kesehatannya, dan empat lansia mengatakan mereka sebenarnya lebih senang

tinggal bersama dengan anggota keluarga, tapi karena tidak ingin membebani

anggota keluarganya mereka akhirnya bersedia tinggal di panti, lansia mengeluh

merasa cemas karena merindukan kedatangan keluarga dan cucunya.


3

Proses penuaan mengakibatkan lansia mengalami penurunan kemampuan

otak, fisik dan psikologi. Penurunan kemampuan otak dan tubuh membuat tubuh

mudah sakit, cemas, stress, mudah marah, insomnia, dan sulit berkonsentrasi.

Kecemasan pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang

mempengaruhi kecemasan pada lansia seperti usia, jenis kelamin, pendidikan,

keadaan psikis, dan lingkungan (Ghufron, 2014). Kecemasan berawal dari resiko

pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan, minum, seks, dan ancaman akan

keselamatan diri misalnya tidak mendapati karakter diri, tidak mendapatkan

pengakuan diri dari orang lain, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan (Izzati & Kurniawati, 2018). Dari berbagai faktor tersebut dapat

menimbulkan rasa kesepian, hidup terasa hampa, sedih, keputusasaan, dan merasa

tersisih. Hal tersebut dapat mempengaruhi mobilitas dan kontak sosial, bila tidak

segera ditangani akan mengakibatkan masalah yang lebih serius yaitu mengalami

kecemasan dan bahkan dapat mengalami depsresi (Mangoesnprasodjo, 2005).

Dampak dari kecemasan apabila tidak dapat teratasi dampak berdampak pada

keadaan fisik dan dampak psikososial (Miller, 2009).

Sebagaian lansia yang tinggal di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

mengalami kecemasan dan stres. Dampak dari kecemasan dapat menimbulkan

hambatan dalam pelaksanaan keperawatan. Salah satu contoh hambatan dalam

pelaksanaan keprawatan pada lansia seperti lansia kurang kooperatif dalam

pelaksanaan kegiatan sehari-hari seperti, senam pagi yang dilakukan seminggu

satu kali setiap hari Jumat di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Sebaiknya bagi

Yayasan Panti Werdha untuk menciptakan lingkungan yang nyaman agar lansia

merasa lebih rileks. Untuk perawatan pada lansia harus dilakukan dengan teliti,
4

sabar, penuh cinta, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lansia. Untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada lansia diperlukan peran perawat

sebagai konselor untuk memberikan dukungan pada lansia agar dapat menurunkan

tingkat kecemasan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk

meneliti tentang analisa faktor yang mempengaruhi kejadian kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kejadian kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya?

1.3 Tujuan

5.11 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi

kejadian kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

5.12 Tujuan Khusus

1. Menganalisis pengaruh usia terhadap kejadian kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

2. Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap kejadian kecemasan

pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

3. Menganalisis pengaruh lama perawatan terhadap kejadian kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

4. Menganalisis faktor yang dominan terhadap kejadian kecemasan pada lansia

di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.


5

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjelaskan tentang beberapa faktor yang

mempengaruhi kejadian kecemasan pada lansia, yang mana nantinya dapat

digunakan sebagai dasar dalam pengembangan pelayanan keperawatan khususnya

keperawatan gerontik sehingga dapat meningkatkan kualitas perawatan pada

lansia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Lansia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk

mengenal kecemasan lansia secara efektif.

2. Bagi Panti Werdha Hargodedali

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat

dijadikan data pendukung dalam memberikan pelayanan kepada lansia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan atau sumber data

bagi penelitian selanjutnya.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang mendasari

penelitian, meliputi : 1) Konsep Lansia, 2) Konsep Kecemasan, 3) Model Konsep

Keperawatan, dan 4) Hubungan Antar Konsep.

2.1 Konsep Lansia

2.1.1 Pengertian Lanjut Usia

Lanjut usia adalah sebuah tahapan terakhir pertumbuhan yang merupakan

proses alamiah dan dialami oleh setiap individu. Bisanya proses menua ditandai

dengan adanya perubahan fisik maupun psikologis (Selo J, Candrawati, 2017).

Sedangkan Menurut UU No.13 tahun 1998 dikatakan bahwa usia lanjut

adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia (Lanjut Usia)

merupakan sebuah fase menurunnya kemampuan psikologis dan fisik, yang di

mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.

2.1.2 Proses Menua

Menua merupakan proses hidup yang tidak bisa dicegah oleh siapapun.

Karena proses menua berlangsung secara terus-menerus dan akan dialami oleh

seluruh makhluk hidup (Nugroho, 2012).

Dewasa merupakan tahap perkembangan yang maksimal, setelah itu jumlah

sel dalam tubuh akan berkurang dan mengakibatkan tubuh mengalami penurunan

fungsi. Inilah yang disebut sebagai proses penuaan. Jadi proses penuaan

merupakan suatu tahap menurunnya fungsi tubuh (Hidayatus, 2018).

6
7

2.1.3 Batasan Usia Lansia

Ada beberapa teori yang menunjukkan batasan usia pada lansia. Pada

program psikogeriatri (kesehatan jiwa usia lanjut) batasan usia lansia adalah umur

60 tahun, seperti yang diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia / World

Health Organization (WHO) yang menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia

pertengahan (middle age) adalah 45 – 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 –

74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old)

diatas 90 tahun (Nugroho, 2012).

Batasan lansia terbagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama yaitu

pralansia (prasenilis) seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. Berikutnya

adalah lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Selanjutnya adalah

lansia risiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun lebih atau seseorang

yang berusia 60 tahun tetapi memiliki masalah kesehatan. Berikutnya adalah

lansia potensial yaitu seseorang yang masih aktif dalam kegiatan, dan lansia tidak

potensial merupakan seorang lansia yang hidupnya bergantung pada orang lain

(Depkes RI 2003).

2.1.4 Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Beberapa perubahan fungsi yang terjadi pada lansia antara lain seperti,

perubahan fisik, perubahan mental, dan perubahan psikososial. Perubahan fungsi

pada fisik meliputi perubahan pada sel, persarafan, penglihatan, kardiovaskuler,

respirasi, gastrointestinal, genitourinaria, endokrin, integumen, dan

muskuloskeletal. Perubahan fungsi mental dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

meliputi kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan, dan lingkungan.

Sedangkan perubahan psikososial meliputi, pensiun (dikaitkan dengan peran


8

dalam pekerjaan), sadar akan kematian, dan perubahan dalam cara hidup

(Hidayatus, 2018).

Akibat dari proses penuaan mengakibatkan tubuh kehilangan banyak sel,

dan sel mengalami penurunan metabolisme. Proses ini menyebabkan adanya

penurunan pada fungsi tubuh dan akan terjadi perubahan pada mental dan

psikologis.

Perubahan fisik pada lansia terjadi pada beberapa sistem tubuh seperti

nutrisi, kulit, rambut, mata dan penglihatan, telinga dan pendengaran. Selain itu,

perubahan pada sistem pernafasan, kardiovaskular, gastrointestinal, ginjal,

reproduksi, saraf, imun, muskuloskeletal, dan sistem endokrin (Stocklager, 2007).

Perubahan mental pada lansia meliputi adanya sikap yang mudah curiga,

emosi, egois. Selain itu lansia mucul keinginan untuk memiliki umur yang

panjang, ingin dihormati orang lain, dan ingin tetap berwibawa (Bandiyah, 2009).

Perubahan psikososial pada lansia seperti masalah yang sering muncul pada

lansia yaitu, kecemasan, stres, ketakutan, khawatir, mudah tersinggung, kesepian,

dan kehilangan rasa kepercayaan diri (BKKBN, 2012). Pada lanjut usia

permasalahan psikologis muncul bila lansia tidak mampu menyelesaikan masalah

yang timbul sebagai akibat dari proses menua, salah satunya adalah perasaan

cemas (Lestari, Wihastuti, & Rahayu, 2013).

2.1.5 Masalah yang Sering Terjadi pada Lansia

Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi psikososial. Masalah

psikososial yang sering terjadi pada lansia pada lansia seperti, pensiun, pindah

tempat tinggal, menjanda atau menduda, sadar akan kematian teman dan keluarga,
9

kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga, penyakit kronis,

perubahan terhadap konsep diri, dan kesepian (Padila, 2013).

Sedangkan beberapa lansia juga memiliki permasalahan umum.

Permasalahan umum yang dialami oleh lansia seperti, semakin besar jumlah lansia

yang mengalami kemiskinan, melemahnya nilai keakraban sehingga kurang di

hormati, lahirnya kelompok masyarakat industri, rendahmya kualitas tenaga

professional pada pelayanan lansia, dan belum ada kegiatan pembinaan

kesejahteraan lansia (Hidayatus, 2018).

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan

Proses penuaan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Maryam (2008)

faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan seperti hereditas (keturunan), asupan

makanan (nutrisis), status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, dan stres.

2.2 Konsep Kecemasan

2.2.1 Pengertian Kecemasan

Cemas merupakan perasaan takut tetapi fokusnya tidak spesifik. Jika

ketakutan respon ancamannya secara langsung, sedangkan kecemasan ditandai

oleh rasa khawatir akan ancaman yang tidak teduga. Jadi kecemasan merupakan

kondisi emosi yang negatif ditandai dengan perasaan khawatir, tremor, tegang,

berkeringat, dan sesak nafas (Ifdil, 2017).

Kecemasan perlu penanganan serius karena merupakan masalah yang

kompleks. Banyak pengertian kecemasan yang dikemukakan oleh berbagai ahli

kesehatan antara lain, Maryam (Junaidi & Noor, 2010) mengumgkapkan bahwa

kecemasan merupakan rasa khawatir yang tidak spesifik dan membuat perasaan

menjadi tidak nyaman.


10

Lansia merupakan usia yang rentan terhadap masalah, baik masalah

ekonomi, kesehatan, psikologi maupun sosial. Kecemasan merupakan masalah

psikologi yang dihadapi oleh lansia dalam pengalaman terhadap hidupnya. Lansia

dalam pengalaman terhadap hidupnya seperti masalah psikologi yang berupa

kehilangan dan kecemasan (Lestari et al., 2013). Kecemasan pada lansia memliki

gejala seperti, perasaan khawatir atau takut, mudah tersinggung, kecewa, gelisah,

perasaan kehilangan, sulit tidur, sering membayangkan hal-hal yang menakutkan

dan rasa panik pada hal yang ringan, konflik-konflik yang ditekan dan berbagai

masalah yang tidak terselesaikan akan menimbulkan kecemasan (Ifdil, 2017).

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa

kecemasan adalah suatu keadaan psikologis individu yang menyebabkan gelisah

dan ketakutan akan sesuatu yang buruk akan terjadi. Seperti suatu respons yang

diberikan kepada seseorang terhadap suatu objek yang belum jelas penyebabnya

ditandai dengan perasaan takut akan terjadi ancaman pada dirinya, orang lain, dan

lingkungannya.

2.2.2 Aspek-Aspek Kecemasan

Kecemasan merupakan bayangan ancaman yang berespon menjadi nyata

dan menyebabkan ketakutan. Ada beberapa aspek pada kecemasan. Menurut Gail

W. Stuart (2006) mengelompokkan kecemasan dalam respon perilaku, kognitif,

dan afektif. Aspek perilaku yang biasanya terjadi seperti gelisah, tegang, tremor,

respon terkejut, menarik diri, menghindar, ketakutan, dan sangat waspada.

Masalah kognitif yang sering mucul seperti kurang konsentrasi, pikun,

poduktivitas menurun, takut kehilangan control, takut cedera, perhatian terganggu,

takut kematian, mimpi buruk, dan hambatan berfikir. Sikap afektif yang sering
11

terjadi diantaranya, mudah tersinggungg, kurang sabar, merasa bersalah, gugup,

tegang, gelisah, cemas, stress, malu, ketakutan, dan kekhawatiran. Sedangkan

menurut Risnawita (2014) membagi kecemasan menjadi tiga aspek. Aspek

tersebut meliputi aspek fisik, aspek emosional, dan aspek mental atau kognitif.

Keluhan pada aspek fisik seperti pusing, tangan berkeringat, menimbulkan rasa

mual pada perut, mulut kering, dan gugup. Respon emosi yang sering terjadi

seperti panik dan ketakutan merupakan keluhan pada aspek emosional. Adanya

gangguan terhadap perhatian dan memori, ketidakteraturan dalam berpikir, dan

bingung merupakan keluhan pada aspek mental atau kognitif.

2.2.3 Jenis-Jenis Kecemasan

Terdapat beberapa jenis-jenis kecemasan. Menurut Feist (2012) kecemasan

dibagi dalam tiga jenis, yaitu kecemasan neurosis, kecemasan moral, dan

kecemasan realistik. Kecemasan neurosis merupakan perasaan cemas karena

bahaya yang tidak diketahui. Perasaan yang muncul dari dorongan insting pada

ego. Kecemasan moral muncul karena kegagalan bersikap konsisten dengan apa

yang mereka yakini benar secara moral. Kecemasan realistik adalah perasaan yang

tidak jelas dan tidak nyaman yang mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri.

Spilberger (2003) mengungkapkan kecemasan dibagi dalam dua macam, yaitu

trait anxiety dan state anxiety. Trait anxiety merupakan adanya perasaan khawatir

dan ancaman pada diri seseorang terhadap situasi yang sebenarnya tidak

berbahaya. State anxiety adalah keadaan emosi sementara pada diri sesorang

dengan memiliki perasaan khawatir yang bersifat subjektif.


12

2.2.4 Gejala Kecemasan

Kecemasan pada lansia merupakan kondisi yang tidak nyaman yang akan

mengakibatkan adanya rasa ketakutan yang tidak jelas. Hal ini terjadi karena

reaksi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang. Gejala kecemasan

diantaranya, memandang masa depan dengan rasa was-was, tidak percaya diri dan

gugup, sering menyalahkan orang lain, tidak mau mengalah, merasa serba salah

dan gelisah, sering mengeluh dan khawatir yang berlebihan terhadap penyakit,

mudah tersinggung dan dramatis, dan dalam mengambil keputusan sering diliputi

rasa bimbang dan ragu, tidak berkomitmen, seringkali mengulangi pertanyaan

yang sama, dan jika sedang emosi sering kali bertindak heboh (Ifdil, 2017).

2.2.5 Tingkat Kecemasan

Kecemasan memiliki beberapa tingkatan. Untuk mengidentifikasi tingkat

kecemasan, diantaranya kecemasan ringan, kecemasan sedang, dan kecemasan

berat. Kecemasan ringan biasanya berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari, yang menyebabkan seseorang menjadi waspada.

kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan memicu kreativitas. Kecemasan

sedang membuat seseorang berfokus pada hal yang penting dan

mengesampingkan keperluan yang lain. Kecemasan ini membuat seseorang tidak

memiliki focus terhadap suatu hal lain yang akan dihadapi. Kecemasan berat

membuat seseorang kehilangan fokusdan cenderung berfokus pada sesuatu yang

spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk

mengurangi kekhawatiran. Dan tingkat panik membuat seseorang yang

mengalami kehilangan kendali karena ketakutan dan merasa diteror, yang


13

menyebabkan peningkatan aktivitas motorik, dan membuat seseorang kehilangan

pemikiran yang rasional (Ifdil, 2017).

2.2.6 Faktor – Faktor Kecemasan

Kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ifdil (2017) terdapat

dua faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu pengalaman negatif pada

masa lalu dan pikiran yang tidak rasional. Pengalaman negatif pada masa lalu

seperti timbulnya rasa tidak menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat

terulang lagi pada masa mendatang, apabila sesorang menghadapi situasi yang

sama dan juga menimbulkan ketidaknyamanan, contohnya seperti pengalaman

pernah gagal dalam mengikuti tes. Sedangkan pikiran yang tidak rasional terbagi

dalam tiga bentuk, yaitu kegagalan ketastropik, kesempurnaan, generalisasi yang

tidak tepat.

Seiring berjalannya waktu kecemasan seringkali hadir dalam kehidupan

seseorang. Karena adanya suatu peristiwa khusus yang memicu timbulnya

kecemasan. Menurut Stuart (2007) kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal seperti penurunan

kemampuan untuk melakukan aktivitas, ancaman terhadap integritas fisik seperti

disabilitas, lingkungan, dan situasi. Faktor internal seperti usia, jenis kelamin,

pendidikan, dan lingkungan. Sedangkan beberapa faktor yang berpengaruh

terhadap gangguan kecemasan menurut Ghufron (2014) faktor kecemasan tersebut

meliputi: 1) usia, 2) jenis kelamin, 3) pendidikan, 4) pengalaman, dan 5)

informasi.

Usia merupakan salah satu pengaruh terjadinya kecemasan. Menurut

Ghufron (2014) semakin bertambahnya umur sesorang, semakin baik tingkat


14

kematangan seseorang walupun tidak seutuhnya. Usia menjadi salah satu patokan

seseorang dalam kematangan penggunaan koping untuk menghadapi suatu

masalah.

Jenis kelamin merupakan faktor yang berpengaruh dalam kecemasan.

Menurut Ghufron (2014) tingkat kecemasan pada wanita lebih tinggi daripada

laki-laki. Karena wanita lebih sensitif terhadap emosi. Wanita cenderung melihat

peristiwa yang dialaminya dari segi perasaan dan terperinci, sedangkan laki-laki

cenderung menggunakan akal dan tidak terperinci.

Pendidikan seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga

dapat membuat keputusan dalam bertindak. Pendidikan merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap kecemasan. Menurut Ghufron (2014) semakin rendah

tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah mengalami kecemasan.

Karena apabila semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi

kemampuan berpikir seseorang dalam menghadapi suatu masalah atau ancaman

yang akan dihadapinya.

Pengalaman dapat mempengaruhi kecemasan. Menurut Ghufron (2014)

Pengalaman merupakan awal untuk menentukan kondisi mental seseorang di

kemudian hari. Apabila seseorang mengalami pengalaman yang buruk tentang

pengobatan dan perawatan, maka cenderung mempengaruhi peningkatan

kecemasan saat menghadapi tindakan pengobatan selanjutnya.

Sesorang yang melihat suatu peristiwa secara terperinci akan lebih mudah

mengalami kecemasan. Karena informasi yang dimiliki lebih banyak dan bisa

menekan perasannya. Menurut Ghufron (2014) faktor informasi adalah

pengalaman, pengetahuan dan ekspose pada media. Pengetahuan merupakan hasil


15

dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan.

2.2.7 Cara Mengurangi Kecemasan Pada Lansia

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan pada

lansia, antara lain dengan mengajarkan teknik napas dalam, melakukan pijatan

agar dapat rileks, dan memberikan dukungan. Selain itu dengan memciptakan

hubungan saling percaya, menciptakan lingkungan yang nyaman, memberi

penyuluhan mengenai olahraga, diet seimbang, dan cukup tidur (Kozier, 2010).

Menurut Davies (2009) kecemasan dapat diatasi dengan cara terapi obat dan terapi

psikologis. Terapi obat menjadi pilihan utama dalam mengatasi kecemasan,

sehingga membuat sesorang dapat mengalami ketergantungan obat. Obat untuk

mengatasi kecemasan seperti Benzodiazepine, Buspirone, dan antidepresan.

Sedangkan terapi psikologis bertujuan untuk mengelola komponen kognitif dan

soamtik ansietas. Macam-macam terapi psikologis seperti konseling dan

pemecahan masalah dengan tenaga kesehatan, menjalani psikoterapi, dan

manajemen kecemasan seperti relaksasi, latihan pernafasan, dan distraksi.

2.2.8 Cara Pengukuran Kecemasan

Pada lansia alat ukur yang diyakini bisa untuk mendeteksi adanya

kecemasan seperti GAS (Geriatric Anxiety Scale). Jadi untuk mengkaji

kecemasan pada lansia dapat diukur dengan alat ukur kecemasan yang

disebut GAS (Geriatric Anxiety Scale).

GAS (Geriatric Anxiety Scale) merupakan kuisioner yang berisi 25 item

pertanyaan yang di rancang khusus untuk melihat adanya kecemasan pada lansia,
16

yang telah dikemukakan oleh Daniel L. Segal, 2010 dalam Journal of Anxiety

Disorder. Masing-masing item pertanyaan diberi score 0-3, yang artinya adalah: 0

= tidak pernah, 1 = pernah, 2 = jarang, 3 = sering. Setiap item hanya boleh diisi

dengan satu nilai. Setelah masing-masing item pertanyaan diberi nilai, selanjutnya

semua item dijumlahkan untuk menentukan skor minimal 0 dan maksimal 75.

Skor 0-18 = level teringan dari kecemasan, skor 19-37 = kecemasan ringan, skor

38-55 = kecemasan sedang, skore 56-75 = kecemasan berat. Berdasarkan hasil uji

reliabilitas pada kuisioner GAS didapatkan hasil skor α Cronbach’s 0,91%. Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan jika GAS merupakan kuisioner yang efektif

untuk diaplikasikan dalam mengkaji kecemasan pada komunitas lansia

(Gerolimatos, 2013).

2.3 Model Konsep Keperawatan

2.3.1 Model Konsep Keperawatan Dorothy Johnson

Model konsep keperawatan Dorothy Johnson dikenal dengan model

konseptual perilaku. Model teori keperawatan Dorothy Johnson tentang

keperawatan 1986, berfokus pada bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi

sakitnya dan bagaimana stress potensial dapat mempengaruhi kemampuan

beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress. Sehingga klien

dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Hidayatus 2018).

2.3.2 Teori Sistem Keperawatan Dorothy Johnson

Pada teori Dorothy Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu

pada pengelompokkan perilaku. Perilaku mencari keamanan, perilaku mencari

perawatan, menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar

internalisasi prestasi, mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secara sosial
17

dan budaya, mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial

dan budaya, perilaku seksual dan identitas, perilaku melindungi diri sendiri

menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori

perilaku diatas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien

berfungsi secara efektif dalam lingkungannya. Akan tetapi ketika stress

mengganggu adaptasi normal, perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak

spesifik. Perawat mengidentifikasi untuk mengatasi masalah dalam memenuhi

kebutuhan tersebut (Hidayatus 2018).

2.4 Hubungan Antar Konsep

Proses menua merupakan proses alami yang disertai adanya penurunan

kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.

Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum

maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Masalah psikososial yang

paling banyak terjadi pada lansia seperti, kesepian, perasaan sedih, depresi dan

kecemasan (Ifdil, 2017). Gejala kecemasan yang muncul pada lansia dapat berupa

gelisah, mudah emosi, kelelahan, sulit tidur dan sulit berkonsentrasi (Sukmawati,

Pebriani, & Setiawan, 2018). Terdapat dua faktor yang dapat menimbulkan

kecemasan, yaitu pengalaman negatif pada masa lalu dan pikiran yang tidak

rasional. Pengalaman negatif pada masa lalu seperti timbulnya rasa tidak

menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa

mendatang, apabila sesorang menghadapi situasi yang sama dan juga

menimbulkan ketidaknyamanan (Ifdil, 2017). Untuk itu lansia harus bisa

beradaptasi. Menurut Hidayatus (2018) pada teori Dorothy Johnson berfokus pada

kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan perilaku. Jadi bagaimana


18

klien bisa beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress potensial

dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah

menurunkan stress. Dan tugas perawat mengidentifikasi untuk mengatasi masalah

dalam memenuhi kebutuhan tersebut.


BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Faktor yang menyebabkan Faktor yang


cemas : Mempengaruhi Penuaan:
1. Usia 1. Hereditas
2. Pendidikan 2. Usia

Input
3. Pengalaman (lama 3. Nutrisi
perawatan) 4. Status kesehatan
4. Jenis kelamin 5. Pengalaman hidup
5. Lingkungan 6. Lingkungan
6. Informasi 7. Stres

Lansia

Proses

Lansia merasa khawatir, mudah tersinggung, sulit


tidur, adanya rasa ketakutan yang tidak jelas
Output

Kecemasan

Keterangan :
: Diteliti : Berpengaruh
: Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual analisa faktor yang mempengaruhi kejadian


kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

19
20

3.2 Hipotesis

1. Ada pengaruh usia terhadap kejadian kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

2. Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap kejadian kecemasan pada lansia

di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

3. Ada pengaruh lama perawatan terhadap kejadian kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

4. Variabel Usia berpengaruh paling dominan terhadap variabel kejadian

kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.


BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini metode penelitian ini metode penelitian diuraikan sebagai

berikut: 1) Desain Penelitian, 2) Kerangka Kerja, 3) Waktu dan Tempat

Penelitian, 4) Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling, 5) Identifikasi Variabel, 6)

Definisi Operasional, 7) Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisa Data, dan 8)

Etika Penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian ini

untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kejeadian kecemasan pada lansia

di Panti Werdha Hargodedali Surabaya, menggunakan desain Observasional

Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian Cross Sectional adalah

jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran data variabel hanya satu kali

pada satu saat (Nursalam, 2015).

21
22

4.2 Kerangka Kerja

Populasi
. Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya sebanyak 38 lansia

Sampling
Probability Sampling : Simple Random Sampling

Sampel
Dari populasi yang dipilih secara acak sebanyak 36 lansia

Pengambilan Data
Menggunakan kuesioner melalui media Googleform

Variabel Independen Variabel Dependen


Usia, Pendidikan, Lama Kecemasan :
Perawatan : Kuesioner GAS (Geriatric
Kuesioner Data Demografi Anxiety Scale)

Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Entry Data, Tabulating

Analisa Data
Menganalisis hubungan variabel dengan Uji Regresi Logistic

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2 Kerangka penelitian analisa faktor yang mempengaruhi kejadian


kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.
23

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 12 Mei 2020 – 04 Juni 2020 di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

4.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi di dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya sebanyak 38 orang.

4.4.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah lansia yang mengalami kecemasan dan stres di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya sejumlah 36 orang yang telah memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriterianya antara lain :

1. Kriteria Inklusi

a. Lansia usia ≥ 60 tahun

b. Lansia yang kooperatif

c. Lansia yang mampu berkomunikasi

d. Lansia tidak mengalami gangguan pendengaran

e. Tidak mengkonsumsi obat-obatan (Diazepam)

2. Kriteria Eksklusi

a. Lansia tidak kooperatif

b. Lansia tidak komunikatif

c. Lansia yang tidak bersedia menjadi responden penelitian

4.4.3 Besar Sampel

Berdasarkan perhitungan besar sampel menggunakan rumus:


24

𝑁
𝑛 =
1 + 𝑁 (𝑑2 )
Keterangan :
N : Jumlah sampel
n : Jumlah populasi
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)

Jadi besar sampel adalah:

𝑁
𝑛 =
1 + 𝑁 (𝑑 2 )

38
=
1 + 30 (0,052 )

=36

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 orang.

4.4.4 Teknik Sampling

Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability

Sampling dengan metode Simple Random Sampling pada lansia yang menderita

kecemasan di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Pemilihan responden dengan

cara peneliti mengadakan pendekatan dan memilih responden sesuai dengan

kriteria inklusi untuk mendapat persetujuan sebagai responden penelitian. Dari

populasi sebanyak 38 lansia didapatkan sampel sebanyak 36 lansia, dimana setiap

subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih menjadi sampel

penelitian dengan penyeleksian secara acak untuk mewakili sebuah populasi.

4.5 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas (Independent) dan

Variabel Tergantung (Dependent).

4.5.1 Variabel Bebas (Independent)


25

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi

kecemasan pada lansia yaitu usia, pendidikan, dan lama perawatan.

4.5.2 Variabel Terikat (Dependent)

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

4.6 Definisi Operasional

Perumusan definisi operasional pada penelitian diuraikan dalam Tabel 4.6

berikut :

Tabel 4.6 Definisi Operasional analisa faktor yang mempengaruhi kejadian


kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

No Variabel Definisi Indikator Alat Skala Skor


Operasional Ukur

1. Variabel Batasan umur 1. Usia Kuisione Ordinal 1. 45-59 tahun


independen: pada lansia pertengahan r 2. 60-74 tahun
dari waktu ke 2. Lanjut usia 3. 75-90 tahun
Usia waktu 3. Lanjut usia Data 4. ≥ 90 tahun
berbeda- tua demogra
beda. 4. Usia sangat fi
tua
Usia lansia
merupakan
kelanjutan
dari usia
dewasa.

2. Variabel Jenjang Pendidiakan Kuisione Ordinal 1. Tidak


independen: sekolah terakhir yang r sekolah
formal yang ditempuh. 2. SD
Pendidikan telah Data 3. SMP
ditempuh. demogra 4. SMA
fi 5. Perguruan
Tinggi

3. Variabel Lamanya Berapa tahun Kuisione Ordinal 1. ≤ 5 Tahun


tinggal di lamanya 2. 5-10 Tahun
26

independen: panti tinggal di r 3. ≥ 10 Tahun


sekarang, panti.
Lama sampai Data
perawatan dengan demogra
dilakukan fi
wawancara.

4. Variabel Pengukuran 1. Gejala Kuisione Ordinal 1. 0-18 =


dependen: kecemasan somatik r Level
yang 2. Gejala teringan
Tingkat didasarkan kognitif GAS dari
Kecemasan pada 3. Gejala kecemasan.
munculnya afektif 2. 19-37 =
gejala Kecemasan
kecemasan ringan.
yang 3. 38-55 =
dirasakan Kecemasan
oleh lansia. sedang
4. 56-75 =
Kecemasan
berat

4.7 Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisa Data

4.7.1 Pengumpulan Data

1. Instrumen penelitian

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner yang terdiri

dari beberapa pertanyaan untuk memperoleh informasi dari responden. Instrumen

pada variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah menggunakan

instrumen data demografi. Kuisioner data demografi digunakan untuk mengetahui

secara umum tentang responden. Kuisioner terdiri dari pertanyaan mengenai usia,

jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama perawatan di panti, riwayat

kesehatan, riwayat kesehatan psikososial, riwayat psikologis, dan lingkungan.


27

Instrumen pada variabel terikat (dependent) penelitian ini adalah

pengukuran tingkat kecemasan menggunakan lembar kuisioner Geriatric Anxiety

Scale (GAS).

2. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

a. Mendapatkan surat izin dan persetujuan dari Stikes Hang Tuah Surabaya

untuk melakukan pengumpulan data. Kemudian surat izin disampaikan ke

kepala Panti Werdha Hargodedali Surabaya untuk mendapatkan izin

penelitian di lahan. Surat izin diserahkan kepada kepala Panti Werdha

Hargodedali Surabaya untuk mendapatkan perizinan melakukan

pengambilan data di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

b. Persetujuan surat dari tempat penilitian yang akan dilakukan menjawab

surat perijinan tersebut yang isinya menjawab setuju bahwa Panti Werdha

Hargodedali untuk digunakan sebagai lahan penelitian. Langkah awal

penelitian pendekatan dilakukan kepada para lansia responden untuk

mendapatkan persetujuan untuk dijadikan objek penelitian atau sebagai

responden.

Pada tahap persiapan peneliti melakukan penyusunan proposal, menyiapkan

surat-surat perijinan penelitian, rancangan penelitian, dan kuisioner yang terdiri

dari kuisioner data demografi dan kuisioner Geriatric Anxiety Scale (GAS) yang

diupload melalui Googleform. Setelah itu peneliti melakukan ujian proposal dan

kemudian peneliti melakukan uji etik ke tim etik Stikes Hang Tuah Surabaya.

Setelah mendapatkan surat persetujuan etik yang dikeluarkan Stikes Hang Tuah

Surabaya, peneliti mulai melakukan pengambilan data.


28

Pada tahap pengumpulan dan pengambilan data, sebelumnya peneliti

mendapatkan surat pengantar dari Stikes Hangtuah Surabaya yang ditujukkan

kepada kepala Panti Werdha Hargodedali Surabaya untuk mendapatkan surat ijin

penelitian di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Setelah mendapatkan surat ijin

oleh kepala panti, peneliti menemui perawat panti yang ditugaskan sebagai

penanggung jawab bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian untuk

meminta ijin melakukan penelitian di panti werdha tersebut serta menjelaskan

tentang penelitian yang akan dilakukan.

Peneliti melaksanakan penelitian dibantu dengan perawat panti werdha yang

bertugas sebagai asisten peneliti dengan mengambil sampel sebanyak 36

responden dengan menggunakan Probability Sampling dengan metode Simple

Random Sampling. Sebelum dilakukan kegiatan penelitian, peneliti memberikan

surat persetujuan (Informed Consent) kepada perawat panti werdha, dan perawat

panti werdha akan memilih lansia yang bersedia menjadi responden dan yang

sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Karena peneliti tidak dapat melakukan

wawancara secara langung, maka peneliti dibantu oleh perawat panti werdha

untuk melakukan pengambilan data menggunakan teknik wawancara langsung.

Teknik wawancara dilakukan untuk mengamati subjek lebih rinci. Wawancara

dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang tertera dikuesioner melalui

media Googleform untuk melihat adanya kecemasan pada lansia.

Pada proses pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti membuat

kuisioner yang di upload melalui Googleform berupa tautan (link). Kemudian

tautan (link) tersebut peneliti bagikan ke salah satu perawat yang bekerja di panti

werdha. Peada proses melakukan pengambilan data dengan cara wawancara


29

secara langsung pada lansia dengan melakukan pengisian kuisioner data

demografi dan kuisioner Geriatric Anxiety Scale (GAS) yang dibantu mengisi

langsung oleh perawat panti werdha melalui media Googleform.

Diakhir pertemuan, sebagai tanda terimakasih peneliti memberikan donasi

kepada Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

4.7.2 Analisis Data

1. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunkan kuisioner dengan pertanyaan

yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Setelah

data terkumpul, maka data dilanjutkan dengan editing, coding, scoring, dan entry

data.

a. Editing

Kuesioner yang telah disebarkan melalui Googleform dan terkumpul akan

diperiksa ulang untuk mengetahui kelengkapan isi data, apakah tiap

pertanyaan sudah ada jawabannya. Jika terdapat beberapa kuisioner yang

masih belum diisi atau pengisian yang tidak sesuai dengan petunjuk yang

tidak relevan antara jawaban dengan pertanyaan, sebaiknya diperbaiki

dengan cara meminta responden yang bersangkutan untuk melengkapi

kuisioner yang masih kosong. Apabila tidak memungkinkan dilakukan oleh

responden tersebut maka, akan dicari responden lain yang sesuai dengan

kriteria inklusi.
30

b. Coding

Setelah kuesioner lengkap maka diberi kode responden dan data dalam

kuesioner kemudian dikelompokkan dalam tabulasi dengan cara memberi

nilai berbentuk angka dan masing masing jawaban.

c. Scoring

Nilai dari setiap item pertanyaan dari data demografi dan Geriatric Anxiety

Scale (GAS), kemudian dijumlahkan dengan nilai total dicocokan dengan

kriteria.

d. Entry Data

Entry data merupakan proses memasukkan data yaitu jawaban dari masing-

masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke

dalam program atau software komputer.

e. Tabulating

Tabulating merupakan proses mengklasifikasikan data menurut kriteria

tertentu sehingga frekuensi dari masing-masing item.

2. Analisis Statistik

a. Analisis Univariat

Peneliti melakukan analisa univariat dengan analisa deskriptif. Analisis

deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan

meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table atau grafik. Data-data yang

disajikan meliputi frekuensi, proporsi dan rasio, ukuran-ukuran kecenderungan

pusat (rata-rata hitung, median, modus), maupun ukuran-ukuran variasi

(simpangan baku, variansi, rentang, dan kuartil) (Nursalam, 2015). Data yang

dapat dianalisis dengan deskriptif pada penelitian ini adalah data demografi pasien
31

(usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama perawatan di panti,

riwayat kesehatan, riwayat kesehatan psikososial, riwayat psikologis, dan

lingkungan).

b. Analisis Bivariat

Analisa data dikumpulkan dan ditabulasi berdasarkan variabel yang diteliti

secara kualitatif. Peneliti menggunakan uji statistic analisis regresi dimana

variabel dependen adalah 1 variabel dan variabel independen >1 variabel. Analisis

regresi digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih, jenis

regresi yang digunakan adalah regresi logistik ordinal. Jika terbukti ada hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen maka akan diteliti lebih

lanjut variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap variabel

dependen.

4.8 Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah mendapat surat rekomendasi dari Stikes Hang

tuah Surabaya dan Kepala Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Penelitian

dimulai dengan melakukan beberap prosedur yang berhubungan dengan etika

penelitian meliputi :

4.8.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan agar

responden mengumpulkan data. Responden yang bersedia diteliti harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika tidak harus menghormati hak-

hak responden.
32

4.8.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan

data yang diisi oleh responden untuk menjaga kerahasiaan identitas responden.

Lembar tersebut akan diberi kode tertentu yang hanya diketahui oleh peneliti.

4.8.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari subjek dijamin kerahasiaanya

oleh peneliti. Kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari

pengumpulan data tentang analisis faktor yang mempengaruhi kejadian

kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

5.1 Hasil Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12 Mei 2020 sampai dengan 04

Juni 2020 dan didapatkan 36 responden. Pada bagian hasil diuraikan data tentang

gambaran umum tempat penelitian, data umum, dan data khusus. Data umum

pada penelitin ini meliputi jenis kelamin, pekerjaan, alasan dirawat di panti,

gangguan tidur, gangguan memori, gangguan pendengaran, dan alat bantu

pendengaran. Sedangkan data khusus meliputi faktor usia, faktor pendidikan,

faktor lama perawatan di panti, dan kecemasan.

5.1.1 Gambaran Umum Tempat Pendidikan

Penelitian ini dilakukan di Panti Werdha Hargodedali Surabaya yang

beralamat di Jl. Manyar Kartika IX/22-24 Menur Pumpungan, Kecamatan

Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur. Adapun batas-batas wilayah Panti Werdha

Hargodedali secara umum adalah:

a. Sebelah Utara : Manyar

b. Sebelah Timur : Klampis Anom

c. Sebelah Selatan : Ngagel

d. Sebelah Barat : Semolowaru

33
34

Adapun Motto, Visi dan Misi Panti Werdha Hargodedali Surabaya yakni

sebagai berikut:

1) Visi

“Tercapainya pola hidup dan prilaku sehat baik jasmani dan rohani agar

lansia tetap dalam kondisi kehidupan sejahtera serta bermanfaat bagi

sesamanya.”

2) Misi

a. Meningkatkan kesejahteraan lansia, baik yang potensial maupun non

potensial.

b. Memberikan pembinaan mental spritual agar semakin mendekatkan

diri kepada Tuhan Yang Maha Esa di penghujung usianya.

c. Memberikan kemudahan dalam pelayanan yang bersifat umum.

3) Tujuan

“Meningkatkan taraf hidup lansia, baik jasmani maupun rohani, sehingga di

sisa perjalanan hidupnya mereka tetap dalam suasana kehidupan sejahtera

lahir dan batin.”

Panti Werdha Hargodedali Surabaya ini menempati lahan seluas 2.000 m2 .

Untuk menunjang aktifitas yang ada di dalam, Panti Werdha Hargodedali

menyediakan sarana-prasarana yang meliputi kamar tidur, ruang makan, dapur,

kamar mandi, tempat ibadah, aula pertemuan, ruang kesehatan, tempat olahraga,

dan kantor. Adapun bentuk kegiatan yang terdapat pada Panti Werdha

Hargodedali Surabaya, yakni sebagai berikut :

a. Pengajian, yaitu berupa kajian keagamaan, yasin dan tahlil, sholawatan,

hafalan surat-surat pendek, dan motivasi kehidupan.


35

b. Pemeriksaan kesehatan, yakni dengan menjalin kerjasama dengan instansi

dan perguruan tinggi.

c. Senam, yaitu kegiatan olahraga rutin yang dilakukan setiap minggu dengan

tujuan agar para lansia sehat fisik maupun rohani.

d. Kesenian, yaitu kegiatan pemberdayaan para lansia dengan membuat karya

seni yang kemudian dipasarkan.

e. Kunjungan sosial, yaitu kegiatan yang melibatkan para donatur panti guna

mengetahui kondisi dan keadaan penghuni panti.

f. Kunjungan keluarga, yaitu kunjungan keluarga lansia guna membesuk dan

mengetahui keadaan lansia selama berada di panti.

5.1.2 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah lansia yang berada di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya, jumlah keseluruhan subyek penelitian adalah 36 orang.

Data demografi diperoleh melalui kuisioner pada lansia, yang dibantu mengisi

kuisioner oleh perawat panti.

5.1.3 Data Umum Hasil Penelitian

Data demografi responden yang dikumpulkan meliputi usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, alasan dirawat di panti, lama perawatan di panti, gangguan

tidur, gangguan memori, gangguan pendengaran, dan alat bantu pendengaran.

Berikut karakteristik responden :


36

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Lansia


di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei - 04 Juni 2020.

Usia Frekuensi (f) Persentase (%)


45-59 Tahun 0 0
60-74 Tahun 18 50
75-90 Tahun 18 50
≥ 90 Tahun 0 0
Total 36 100

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 36 responden yang berusia 60-74 tahun

sebanyak 18 lansia (50%) dan yang berusia 75-90 tahun berjumlah 18 lansia

(50%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020.

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


Laki – Laki 0 0
Perempuan 36 100
Total 36 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 36 responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 36 lansia (100%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan


pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020.

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


Tidak Sekolah 1 2,8
SD 8 22,2
SMP 12 33,3
SMA 11 30,6
Perguruan Tinggi 4 11,1
Total 36 100
37

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 36 responden didapatkan sebagaian

besar berdasarkan tingkat pendidikan lansia adalah SMA sebanyak 11 lansia

(30,6%) dan yang paling sedikit adalah lansia yang tidak sekolah yaitu 1 lansia

(2,8%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan


pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020.

Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)


Tidak Bekerja 13 36,1
Swasta 17 47,2
Pegawai Negri 6 16,7
Total 36 100

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 36 responden didapatkan pekerjaan

lansia sebelumnya yang Tidak bekerja berjumlah 13 lansia (36,1%), Swasta

berjumlah 17 lansia (47,2%), dan Pegawai Negri bejumlah 6 lansia (16,7%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Dirawat Di Panti

Tabel 5.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Dirawat


Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020.

Alasan Dirawat Frekuensi (f) Persentase (%)


Tidak Ada yang Merawat 23 63,9
Banyak Teman 13 36,1
Total 36 100

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 36 responden berdasarkan alasan

dirawat di Panti karena lansia tidak ada yang merawat berjumlah 23 lansia

(63,9%) sedangkan sisanya adalah lansia banyak teman sejumlah 13 lansia

(36,1%).
38

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Perawatan Di Panti

Tabel 5.6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Perawatan


Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020.

Lama Perawatan Frekuensi (f) Persentase (%)


≤ 5 Tahun 10 25,0
5 – 10 Tahun 6 16,7
≥ 10 Tahun 20 58,3
Total 36 100

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 36 responden bahwa sebanyak 20 lansia

(58,3%) sudah tinggal di panti selama ≥ 10 Tahun, sebanyak 10 lansia (25,0%)

sudah tinggal di panti selama ≤ 5 Tahun, dan sebanyak 6 lansia (16,7%) sudah

tinggal di panti selama 5 – 10 Tahun.

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Tidur

Tabel 5.7 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Tidur


Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020.

Gangguan Tidur Frekuensi (f) Persentase (%)


Ya 30 83,3
Tidak 6 16,7
Total 36 100

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 36 responden lansia yang mengalami

gangguan tidur berjumlah 30 lansia (83,3%) dan yang tidak mengalami gangguan

tidur berjumlah 6 lansia (16,7%).


39

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Memori

Tabel 5.8 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan


Memori Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Gangguan Memori Frekuensi (f) Persentase (%)


Ya 17 47,2
Tidak 19 52,8
Total 36 100

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 36 responden Lansia yang mengalami

gangguan memori berjumlah 17 lansia (47,2%) dan yang tidak memiliki gangguan

memori berjumlah 19 lansia (52,8%).

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Pendengaran

Tabel 5.9 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan


Pendengaran Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Gangguan Pendengaran Frekuensi (f) Persentase (%)


Ya 0 0
Tidak 36 100
Total 36 100

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas lansia tidak

memiliki gangguan pendengaran berjumlah 36 lansia (100%).

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Bantu Pendengaran

Tabel 5.10 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Bantu


Pendengaran Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Alat Bantu Pendengaran Frekuensi (f) Persentase (%)


Ya 0 0
Tidak 36 100
Total 36 100

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas lansia tidak

memakai alat bantu pendengaran berjumlah 36 lansia (100%).


40

5.1.4 Data Khusus Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan

Tabel 5.11 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat


Kecemasan Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Tingkat Kecemasan Frekuensi (f) Persentase (%)


Level Teringan Cemas 5 13,9
Cemas Ringan 11 30,6
Cemas Sedang 10 27,8
Cemas Berat 10 27,8
Total 36 100

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 36 responden menunjukkan bahwa

sebagian besar lansia mengalami level teringan dalam kecemasan sebanyak 5

lansia (13,9%), kecemasan ringan sebanyak 11 lansia (30,6%), 10 lansia (27,8%)

mengalami kecemasan sedang, dan 10 lansia (27,8%) mengalami kecemasan

berat.

2. Hubungan Faktor Usia Terhadap Kejadian Kecemasan Pada Lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Tabel 5.12 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut


hubungan usia dengan Kecemasan pada lansia di Panti Werdha
Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Faktor Usia Kecemasan Total


Level Cemas Cemas Cemas Berat
Teringan Ringan Sedang
Cemas

N % N % N % N % N %
60-74 (Lanjut 4 11,1 8 22,2 5 13,9 1 2,8 18 50
Usia)
75-90 (Lanjut 1 2,8 3 8,3 5 13,9 9 25 18 50
Usia Tua)
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,005
41

Tabel 5.12 diketahui bahwa dari 36 responden (lansia) sebagaian besar

responden lansia, yaitu ada 5 lansia (13,9%) yang mengalami level teringan cemas

mayoritas memiliki usia 60-70 tahun yaitu sebanyak 4 lansia (11,1%). Pada

kecemasan ringan ada 11 lansia (30,6%) dengan mayoritas usia 60-74 tahun

sebanyak 8 lansia (22,2%). Kecemasan sedang ada 10 lansia (27,8%) dengan

mayoritas usia 60-74 tahun sebanyak 5 lansia (13,9%) dan usia 75-90 tahun

sebanyak 5 lansia (13,9%). Kecemasan berat ada 10 lansia (27,8%) dengan

mayoritas usia 75-90 tahun sebanyak 9 lansia (25%) dan pada usia 60-74 tahun

ada 1 lansia (2,8%).

Hasil uji statistik regresi logistic menggunakan SPSS 25 diperoleh hasil p =

0,005 dimana H1 diterima jika p = 0,005 < 0,05 maka dapat diartikan Ada

pengaruh usia terhadap kejadian kecemasan pada lansia di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya.

3. Hubungan Faktor Pendidikan Terhadap Kejadian Kecemasan Pada

Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Tabel 5.13 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut


hubungan pendidikan dengan Kecemasan pada lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.
Faktor Kecemasan Total
Pendidikan Level
Cemas Cemas
Teringan Cemas Berat
Ringan Sedang
Cemas

N % N % N % N % N %
Tidak
0 0 1 2,8 0 0 0 0 1 2,8
Sekolah
SD 1 2,8 6 16,7 1 2,8 0 0 8 22,2
SMP 1 2.8 2 5,6 8 22,2 1 2,8 12 33,3
SMA 3 8.3 2 5,6 1 2,8 5 13,9 11 30,6
Perguruan
0 0 0 0 0 0 4 11,1 4 11,1
Tinggi
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,011
42

Tabel 5.13 diatas dapat diketahui bahwa dari 36 responden (lansia)

sebagaian besar responden lansia, yaitu lansia yang mengalami level teringan

cemas mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 3 lansia (8,3%), lansia yang

mengalami kecemasan ringan mayoritas berpendidikan SD sebanyak 6 lansia

(16,7%), lansia yang mengalami kecemasan sedang mayoritas berpendidikan SMP

sebanyak 8 lansia (22,2%), dan lansia yang mengalami kecemasan berat mayoritas

berpendidikan SMA sebanyak 5 lansia (13,9%).

Hasil uji statistik regresi logistic menggunakan SPSS 25 diperoleh hasil p =

0,011 dimana H1 diterima jika p = 0,011 < 0,05 maka dapat diartikan Ada

pengaruh tingkat pendidikan terhadap kejadian kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

4. Hubungan Faktor Lama Perawatan Terhadap Kejadian Kecemasan

Pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Tabel 5.14 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut


hubungan lama perawatan dengan Kecemasan pada lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Faktor Kecemasan Total


Lama Level
Cemas Cemas Cemas
Perawatan Teringan
Ringan Sedang Berat
Cemas

N % N % N % N % N %
≤ 5 Tahun 1 2,8 2 5,6 5 13,9 2 5,6 10 27,8
5 – 10 Tahun 0 0 3 8.3 3 8.3 0 0 6 16,7
≥10 Tahun 4 11,1 6 16,7 2 5,6 8 22,2 20 55,6
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,283

Tabel 5.13 diketahui bahwa dari 36 responden (lansia) sebagaian besar

responden lansia, yaitu lansia yang mengalami level teringan cemas mayoritas

lansia dengan lama perawaatan dipanti ≥ 10 tahun sebanyak 4 lansia (11,1%),


43

lansia yang mengalami kecemasan ringan mayoritas lansia dengan lama

perawatan ≥ 10 tahun sebanyak 6 lansia (16,7%), lansia yang mengalami

kecemasan sedang mayoritas lansia dengan lama perawatan ≤ 5 tahun sebanyak 5

lansia (13,9%), dan lansia yang mengalami kecemasan berat mayoritas lansia

dengan lama perawatan ≥ 10 tahun sebanyak 8 lansia (22,2%).

Hasil uji statistik regresi logistic menggunakan SPSS 25 diperoleh hasil p =

0,283 dimana H1 diterimavjika p = 0,283 > 0,05 maka dapat diartikan Tidak ada

pengaruh lama perawatan terhadap kejadian kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

5. Faktor Dominan Terhadap Kejadian Kecemasan Pada Lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya

Bagian ini akan menyajikan hasil analisis dari variabel independen yaitu

usia, pendidikan, dan lama perawatan dengan variabel dependen kecemasan

menggunakan uji regresi logistik ordinal dan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.15 Hasil uji hipotesis analisis faktor yang mempengaruhi kejadian
kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya
pada 12 Mei - 04 Juni 2020.

Variabel Variabel Estimate P Value


Dependen Independen
Usia 2.091 .005
Kecemasan Pendidikan .927 .011
Lama Perawatan -.430 .283

Tabel 5.15 hasil uji hipotesis analisis faktor yang mempengaruhi kejadian

kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Dapat

disimpulkan sebagai berikut:


44

1. Pada vaiabel Usia (X1) diketahui nilai p = 0,005 < 0,05 maka dapat diartikan

Ada pengaruh usia terhadap kejadian kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya. Maka H1 diterima.

2. Pada vaiabel Pendidikan (X1) diketahui nilai p = 0,011 < 0,05 maka dapat

diartikan Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap kejadian kecemasan

pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Maka H1 diterima.

3. Pada vaiabel Lama Perawatan (X1) diketahui nilai p = 0,283 > 0,05 maka

dapat diartikan Tidak ada pengaruh lama perawatan terhadap kejadian

kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Maka H1

diterima.

4. Diketahui nilai koefisien logit terbesar terdapat pada variabel usia yaitu

sebesar 2,091 yang artinya setiap kenaikan 1 tahun usia maka akan

meningkatkan tingkat kecemasan sebesar 2,091. Sehingga dapat

disimpulkan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat

kecemasan yaitu variabel usia.

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui analisis faktor yang

mempengaruhi kejadian kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali

Surabaya. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka akan dibahas hal-hal sebagai

berikut :
45

5.2.1 Analisis Faktor usia dengan kejadian kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

faktor usia dengan kejadian kecemasan yang dialami oleh lansia di Panti Werdha

hargodedali Surabaya. Dalam penelitian ditemukan bahwa sebagian besar lansia

berusia 75-90 tahun (Lanjut usia tua) mengalami cemas berat. Hal tersebut

menujukkan bahwa usia yang semakin meningkat akan meningkatkan tingkat

kecemasan yang dialami oleh lansia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Ngadiran, 2019) bahwa semakin bertambahnya usia lansia maka akan semakin

komplek penurunan fungsi organ sehingga menimbulkan kemuduran fungsi fisik

dan kognitif lansia yang berdampak pada kecemasan lansia. Kecemasan akan

timbul ketika telah menginjak usia usia lebih dari 60 tahun. Karena adanya

kondisi fisik yang tidak nyaman seperti nyeri pinggang, lutut, dan penyakit yang

timbul akibat usia lanjut. Semakin bertambah usia maka lansia akan lebih rentan

terhadap berbagai keluhan fisik baik karena penurunan daya tahan fisik atau

karena penyakit (Infodatin, 2014). Penelitian lain juga menyebutkan dimana

partisipan yang berada pada rentang usia akhir memiliki kecemasan akan

kematian yang tertinggi Nabila (2012). Penelitian Richlany (2016)

mengemukakan bahwa lansia yang sudah memasuki lansia usia tua sering

mencemaskan tentang kematiannya, bertanya-tanya tentang siapa dirinya, untuk

apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut hal itu yang

menyebabkan lansia menjadi cemas. Pada rentang usia ini lansia mulai berpikir

lebih jauh mengenai berapa banyak waktu yang tersisa dalam hidupnya. Lansia
46

yang berusia di atas 65 tahun sangat rentan terhadap sejumlah penyakit fisik dan

psikologis yang berkaitan dengan usia dan stress sehingga sering dapat memicu

gangguan kejiwaan (Davison, 2006). Penelitian ini berbeda dengan hasil (Firman,

Haryanto, & Widiani, 2017) yang menyebutkan bahwa semakin bertambahnya

usia seseorang, maka semakin siap pula dalam menerima cobaan dan proses

perkembangannya mentalnya bertambah baik sehingga tingkat kecemasannya

rendah.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebanyak 8 responden (22,2%) usia

lanjut memiliki tingkat kecemasan ringan dengan kriteria skor 19-37. Kecemasan

ringan dapat dilihat dari gejala seperti yang tertera pada kuisioner yaitu seperti

merasa malu, mudah tersinggung, mudah terkejut, dan merasa kurang tertarik

dalam melakukan sesuatu. Berdasarkan hasil survey peneliti dengan perawat panti

di dapatkan informasi bahwa di Panti Werdha Hargodedali Surabaya mempunyai

berbagai macam kegiatan yang melibatkan lansia. Hal ini dapat mempengaruhi

tingkat kecemasan karena adanya stimulus pada otak, sehingga membuat lansia

merasa senang. Jadi tingkat kecemasan lansia dalam kategori ringan dikarenakan

peran paran perawat panti yang secara aktif memberikan informasi dan edukasi

kepada lansia melalui kegiatan rutin yang diselenggarakan.

Pada kecemasan sedang, terdapat masing-masing 5 responden dari lanjut

usia (60-74 tahun) dan lanjut usia tua (75-90 tahun) dengan skor 38-55.

Kecemasan sedang dapat dilihat dari gejala yang timbul yaitu seperti sering

marah, merasa seperti kehilangan kontrol, dan sulit untuk berkonsentrasi. Menurut

Era (2019) kecemasan berdampak terhadap kondisi emosional sehingga

menyebabkan seseorang gelisah, mood yang berubah-ubah, cepat marah, dan


47

mudah tersinggung. Peneliti berpendapat berdasarkan hasil survey saat studi

pendahuluan di Panti Werdha Hargodedali Surabaya dari lima lansia merasa

gelisah karena merindukan kedatangan keluarganya, dan sedih karena memikirkan

anak cucu yang berada di rumah. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

seiring bertambahnya usia pada seseorang tidak akan menjamin bahwa

psikologisnya bertambah baik.

Lansia akan mengalami kemunduran baik secara fisik ataupun

psikologisnya, dan keduanya dapat mempengaruhi satu sama lain. Dengan

bertambahnya gangguan fisik pada lansia maka juga akan mempengaruhi kondisi

psikologis lansia tersebut. Dukungan dari anggota keluarga atau orang-orang

terdekat dari lansia sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kondisi yang

lebih buruk salah satunya kecemasan.

5.2.2 Analisis Faktor pendidikan dengan kejadian kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Pendidikan

dengan kecemasan pada lansia. Pada penelitian didapatkan sebagian besar

responden memiliki tingkat kecemasan sedang dengan pendidikan terakhir yaitu

SMP dibandingkan dengan pendidikan terakhir SD. Pada pendidikan terakhir

perguruan tinggi juga didapatkan lansia yang mengalami kecemasan berat. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kecemasan lansia.

Hasil penelitian (Ningrum, 2018) bertolak belakang dengan penelitian ini

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang akan

menyebabkan orang tersebut mudah mengalami kecemasan dibanding dengan

sesorang dengan pendidikan yang tinggi. Pendidikan pada umumnya berguna


48

dalam mengubah pola pikir, pola bertingkah laku serta pola pengambilan

keputusan (Notoatmodjo, 2011). Pada penelitian (Ngadiran, 2019) menyebutkan

bahwa pendidikan yang tinggi akan memiliki akses yang lebih baik terhadap

informasi tentang kesehatan, lansia akan lebih aktif menentukan sikap, dan lebih

mandiri mengambil tindakan perawatan, selain itu juga akan mudah menerima

informasi baru tentang kesehatannya dan mampu menyaring hal-hal positif dalam

menghadapi kehidupannya. Penelitian (Firman, Haryanto, & Widiani, 2017) juga

menyebutkan bahwa semakin tinggi Pendidikan seseorang, semakin banyak

pengalaman yang dilaluinya sehingga lebih siap dalam menghadapi masalah dan

dapat beradaptasi di lingkungan panti.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebanyak 5 responden

berpendidikan SMA mengalami kecemasan berat. Penelitian Dona (2017)

mengatakan bahwa kondisi kecemasan lansia dilihat dari respon kognitif akibat

kecenderungan pada diri seseorang seperti merasa terancam oleh sejumlah kondisi

yang sebenarnya tidak berbahaya, memandang diri tidak berdaya, serta sering

lupa, dan sulit berkonsentrasi. Berdasarkan hasil data karakteristik lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya, lansia yang mengalami gangguan memori cukup

banyak. Berdasarkan hasil survey didapatkan enam lansia mengatakan khawatir

dengan kondisi kesehatannya, sering memikirkan sesuatu hal yang sudah terjadi di

masa lalu maupun yang akan terjadi. Jadi seiring bertambahnya usia dan respon

kognitif yang dialami oleh lansia, lansia mulai terfikirkan dengan adanya dunia

akhirat yang dapat menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan tersendiri bagi

lansia untuk menyiapkan bekal agar selamat di dunia akhirat yang akan datang.
49

Pada level kecemasan ringan sebanyak 3 responden berpendidikan SMA,

kecemasan ringan 6 responden berpendidikan SD, 8 responden berpendidikan

SMP mengalami kecemasan sedang, dan 5 responden berpendidikan SMA.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Antonius (2019) bahwa berpendidikan

rendah dapat mengalami kecemasan ringan dan sedang dalam menghadapi

kesehatanya, dapat dibuktikan bahwa stres fisik dan psikososial akut maupun

kronik menyebabkan penurunan neurogenesis disertai munculnya fenotip depresi

dan kecemasan. Berdasarkan hasil survey di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

juga terdapat banyak lansia yang mengalami gangguan tidur dikarenakan stress,

banyak memikirkan kondisi keluarganya, badan terasa letih, otot terasa tegang,

dan nyeri. Jadi sebagaian besar lansia mengalami penurunan kondisi fisik dapat

menyebabkan lansia mengalami kecemasan yang berdampak pada insomnia. Hal

ini merupakan faktor psikologi yang dialami lansia.

Hasil penelitian ini memiliki responden dengan mayoritas kategori

pendidikan terakhir SMP dengan kecemasan sedang. Lansia di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya didapatkan bahwa banyak lansia yang memiliki semangat

untuk ingin tahu terhadap sesuatu yang baru, dapat dilihat dari lansia banyak

bertanya tentang keadaan kondisinya kepada perawat panti, memanfaatkan

fasilitas panti dengan baik sehingga lansia memiliki akses informasi yang baik

dari berbagai media seperti TV, radio, dan koran, maka hal tersebut dapat

meningkatkan pengetahuan lansia sehingga membuat lansia menjadi waspada,

sadar, dan bahkan parno (rasa takut yang berlebihan) terhadap perkembangan dan

membuat lansia menjadi lebih cemas akan perubahan yang terjadi apabila tidak

dapat beradaptasi dengan perubahan. Selain itu lansia yang memiliki pengetahuan
50

yang lebih tinggi juga akan merasa dirinya lebih baik dari orang-orang di

sekitarnya sehingga lansia akan merasa tidak nyaman dengan lingkungan yang

ditinggalinya dan merasa cemas terhadap orang-orang yang memiliki pengetahuan

yang lebih rendah dari dirinya. Responden dengan tingkat Pendidikan yang rendah

(tidak sekolah) memiliki tingkat kecemasan yang ringan. Hal ini disebabkan

terdapat lansia dengan Pendidikan rendah memiliki pengetahuan yang sedikit dan

cenderung tidak peduli dengan perubahan yang dimiliki dan bertindak sesuka

hatinya tanpa memperdulikan baik buruknya sesuatu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa tidak semua lansia yang berpendidikan rendah mengalami kecemasan yang

meningkat, bukan berarti lansia yang berpendidikan rendah pasti berpengetahuan

rendah, karena peningkatan pengetahuan individu tidak mutlak diperoleh pada

pendidikan formal tetapi juga bisa diperoleh dari sumber informasi melalui

berbagai media untuk meningkatkan pengetahuan.

5.2.3 Analisis Faktor lama perawatan dengan kejadian kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

lama perawatan dengan kejadian cemas pada lansia di Panti werdha. Sebagian

besar responden dalam penelitian memiliki pengalaman dirawat yang lama yaitu ≥

10 tahun sebanyak 20 lansia mengalami kecemasan berat.

Penelitian (Moniung, 2015) sejalan dengan hasil penelitian ini yang

menunjukkan bahwa lama tinggal di panti tidak mempengaruhi tingkat depresi

pada lansia karena setiap tahunnya masing-masing responden mengalami depresi

yang berbeda-beda. Selain itu lansia di panti mengatakan sudah merasa cukup

nyaman dengan kondisi di panti karena dapat menjalin ikatan persaudaraan yang
51

erat antara lansia terutama bagi lansia yang tinggal satu wisma (Wibowo &

Rachma, 2014). Lansia yang tinggal di panti werdha pada umumnya adalah lansia

yang terlantar yang jauh dari anak dan cucu, akan cenderung merasa kesepian atau

hampa, sehingga dengan berkumpul dengan orang-orang yang berlatar belakang

sama akan meningkatkan semangat dan merasa memiliki keluarga karena

tergantikan oleh adanya lansia seusianya (Wibowo & Rachma, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 20 responden dengan lama perawatan

≥10 Tahun mengalami kecemasan berat. Dengan hasil penelitian ini bertolak

belakang dengan Penelitian Ade (2017) menyatakan bahwa faktor eksternal dapat

mempengaruhi tingkat kecemasan pada lansia yaitu faktor dukungan keluarga.

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 23 lansia (63,9%) di rawat di

panti karena lansia tidak ada yang merawat sehingga keluarga menitipkannya di

panti. Sebagaian besar lansia yang tinggal di Panti Werdha Hargodedali Surabaya,

masih memiliki keluarga. Menurut Melati (2013) Keluarga sebagai pranata utama

bagi lansia untuk bercerita dan menunjukkan perhatian sebagai bentuk kasih

sayang oleh anggota keluarga. Jadi minimnya dukungan yang diberikan oleh

keluarga membuat lansia merasa tertekan dan dapat menyebabkan kecemasan

karena merasa telah diasingkan oleh keluarga. Sehingga bentuk perhatian oleh

keluarga sangat membantu lansia dalam proses adaptasi karena lansia merasa

didukung oleh keluarga, yang akan memberikan perasaan tenang pada lansia.

Pada kecemasan sedang sebanyak 5 responden yang tinggal dipanti selama

≤ 5 tahun. Penelitian Antonius (2019) menyatakan bahwa lansia yang tinggal di

panti lebih lama cenderung dapat beradaptasi dengan situasi lingkungan panti,

dibandingkan dengan lansia yang baru tinggal di panti. Berdasarkan hasil survey
52

beberapa lansia mengatakan saat tinggal di panti lansia merasa adanya perbedaan

karakter dan terkadang sering berselisih paham sesama lansia, dan lansia juga

mengeluh karena makanan yang disajikan tidak sesuai keinginan sehingga

menyebabkan nafsu makan menurun, saat masih tinggal di rumah lansia bisa

makan sesuai apa yang diinginkan sehingga nafsu makan yang dimiliki lebih

stabil. Jadi Hambatan yang dialami lansia untuk beradaptasi tinggal di panti

werdha diakibatkan oleh berbagai hal seperti ketidak cocokan dengan sesama

lansia, faktor makanan yang tidak sesuai keinginan sehingga menurunkan nafsu

makan, dan bukan karena lama tinggal lansia di panti tersebut.

Pada level teringan cemas sebanyak 4 responden yang tinggal dipanti ≥10

Tahun dan kecemasan ringan sebanyak 6 responden dengan mayoritas lansia yang

tinggal di panti selama ≥ 10 tahun. Penelitian Ade (2017) menyatakan bahwa

dukungan sosial juga mempengaruhi tingkat kecemasan. Menurut Gusmawati

(2016) hubungan antar pribadi yang sehat ditandai oleh keseimbangan

pengungkapan diri atau self disclosure yang tepat. Pada hasil penelitian yang

dilakukan di Panti Werdha Hargodedali Surabaya, sebagaian besar lansia

mengalami kecemasan ringan. Hal ini terjadi karena dukungan sosial yang baik di

dalam panti. Berdasarkan hasil survey beberapa lansia yang tinggal di panti

memiliki kerekatan emosional yang cukup tinggi antar sesama lansia seperti

saling bercerita dan mensupport sehingga suasana di panti menjadi nyaman.

Selain itu lansia yang tinggal di Panti Werdha Hargodedali Surabaya juga

mendapatkan bimbingan dari perawat panti dan kunjungan dari beberapa

mahasiswa yang menjalankan praktek di panti, sehingga membuat lansia

mendapatkan perhatian yang cukup baik. Menurut Ifdil (2013) komunikasi


53

menjadi efektif dan menyenangkan jika seseorang berani mengemukakan pikiran

dan perasaannya secara terbuka.

Lama perawatan bukanlah slah satu yang menyebabkan kecemasan pada

lansia di panti. Terdapat berbagai faktor yang dapat membuat lansia menjadi

senang dan nyaman berada di panti. Selain itu bisa dilihat dari beberapa kegiatan

yang ada di panti Werdha Hargodedali Surabaya seprti senam bersama, membuat

kesenian seperti gelang, kalung, serta adanya kunjungan sosial dari mahasiswa

yang praktik, dan orang-orang yang melakukan bakti sosial. Sehingga membuat

lansia merasa tidak kesepian, merasa senang, dan nyaman tinggal di panti.

5.2.4 Analisis Faktor Dominan dengan kejadian kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor usia merupakan

faktor yang dominan terhadap kejadian kecemasan pada lansia. Semakin

bertambahnya usia maka lansia akan semakin mengalami kecemasan.

Menurut Ngadiran (2019) Kecemasan semakin dirasakan ketika lansia sudah

menginjak umur 60 tahun keatas. Kondisi fisik yang tidak nyaman seperti nyeri

pinggang, atau kondisi fisiknya yang mulai melemah. Semakin bertambah usia

lansia akan mengalami kecemasan dalam menghadapi masalah fisiknya. Peneliti

berpendapat semakin bertambahnya usia lansia maka semakin kompleks

penurunan fungsi di setiap organ, sehingga berdampak pada fungsi dari masing-

masing organ yang dapat menimbulkan kemunduran fungsi fisik dan kognitif

lansia dapat berdampak pada kecemasan lansia.

Setiap lansia pasti mengalami penurunan kondisi fisik seiring dengan

bertambahnya usia dan mengalami ketakutan pada kematian. Hal tersebutlah yang
54

mengakibatkan lansia menjadi semakin cemas. Kecemasan yang berat dapat

memperburuk kondisi kesehatan lansia. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor

yang dominan berpengaruh terhadap tingkat kecemasan lansia yaitu faktor usia.

5.3 Keterbatasan

Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian. Pada

penelitian ini beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah:

1. Responden terlalu sedikit, untuk penelitian selanjutnya diharapkan

responden ditambah lebih banyak.

2. Penelitian ini disusun dengan waktu yang sangat terbatas. Pengambilan data

seringkali terkendala waktu dan tempat, dimana waktu untuk pengumpulan

data terkendala dengan adanya pandemi Covid-19.

3. Pengumpulan data dengan kuisioner melalui Googleform, yang

memungkinkan responden (lansia) kesulitan karena kuisioner

diselenggarakan melalui online. Sehingga untuk menjawab pertanyaan

kuisioner dibantu oleh perawat panti.


BAB 6

PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan dari hasil pembahasan

penelitian.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan hasil pengujian pada pembahasan

yang dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor usia berhubungan dengan kejadian kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

2. Faktor pendidikan berhubungan dengan kejadian kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

3. Faktor lama perawatan tidak berhubungan dengan kejadian kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

4. Faktor dominan yaitu faktor usia yang dapat mempengaruhi kejadian

kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

6.2 Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian. Beberapa saran yang disampaikan pada

pihak terkait adalah sebagai berikut:

1. Bagi Panti Werdha

Untuk mengurangi tingkat kecemasan pada lansia sebaiknya Panti Werdha

Hargodedali Surabaya melakukan terapi psikologis seperti konseling dan

pemecahan masalah dengan tenaga kesehatan, menjalani psikoterapi, dan

manajemen kecemasan seperti relaksasi, latihan pernafasan, dan distraksi.

55
56

2. Bagi Lansia

Perlu adanya tindakan khusus untuk mengelola kecemasan pada lansia yang

tinggal di panti werdha Hargodedali Surabaya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk mengadakan penelitian lanjutan

dengan meambah variabel lain karena peneliti merasa masih banyak

variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pada lansia

seperti jenis kelamin, dukungan sosial, dan dukungan keluarga.


57

DAFTAR PUSTAKA

Ade, F. 2017. Perbedaan Tingkat Kecemasan Lansia di Panti Werdha Griya Asih
Lawang dan Kelurahan Tlogomas Malang. Nursing News. Vol 2. No 2.

Antonius, N. 2019. Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Kecemasan Lansia di


Panti Wreda Charitas Cimahi. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol 3. No 2.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2012.


Pembinaan Mental Emosional bagi Lansia. Jakarta.

Bandiyah, S. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nurha


Medika.

Davies, T. 2009. ABC Kesehatan Mental. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2003. Menyongsong Lanjut Usia Tetap Sehat dan
Berguna. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Undang - Undang RI No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Dona, F. 2017. Kondisi Kecemasan Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai
Nan Aluih (PSTW) Sicincin. Jurnal Fokus Konseling. Vol 3. No 1. ISSN
2356-2102.

Era, W. 2019. Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan pada lansia di


Panti Werdha “Budi Sejahtera” Provinsi Kalimantan Selatan Banjarbaru.
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Firman, A., Haryanto, T., & Widiani, E. 2017. Perbedaan Tingkat Kecemasan
Lansia di Panti Werdha Asih lawang dan di Keluaragan Tlogomas Malang.
Nursing News.

Gerolimatos, L.A., Gregg, J.J. 2013. Assessment of Anxiety in Longterm Care :


Examination of The Geriatric Anxiety Scale. International Psychogeriatric
Association.

Ghufron, M. 2014. Teori-Teoti Psikologi. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.

Gusmawati, G. 2016. Kondisi Self Disclosure. Jurnal Konseling dan Pendidikan.


4(2), 92-97.

Hidayatus. 2018. Keperawatan Lanju Usia Teori dan Aplikasi. Sidoarjo.


Indomedia Pustaka.

Ifdil, D. F. A. &. 2017. Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia (Lansia).
Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00
58

Ifdil, I. 2013. Konsep Dasar Self Disclosure. Pedagogi. 13(1). 110-117.

Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Lestari, R., Wihastuti, T., & Rahayu, B. 2013. Hubungan Tingkat Kecemasan
Dengan Tingkat Kemandirian Activities of Daily Living (Adl) Pada Lanjut
Usia Di Panti Werdha. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1(2), pp.128-134.

Maryam. 2008. Menengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba


Medika.

Melati, I. 2013. Perbedaan Antara Konsep Diri Lansia yan Tinggal di Panti
Sosial Tresna Werdha Dengan Lansia yang Tinggal di Tengah Keluarga.
Universitas Riau.

Moniung, I. F. 2015. Hubungan Lama Tinggal Dengan Tingkat Depresi Pada


Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Agape Tondano. Jurnal e-Clinic
(eCI), 537-542.

Ngadiran, A. 2019. Hubungan Karakteristik (Umur, Pendidikan, dan Lama


Tinggal Di Panti) dengan. Jurnal Ilmu Kesehatan, 104-108.

Ningrum, T. P. 2018. Gambaran Tingkat Kecemasan Tentang Kematian pada


Lansia di BPSTW Ciparay Kabupaten Bandung. Jurnal Keperawatan BSI,
142-149.

Nugroho, W. 2012. Keperawatan gerontik dan Geriatrik. Ed. 3. Jakarta : EGC.

Padila. 2013. Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.

Pranata, D. C. 2016. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Hidup


Lansia di Panti Werdha.

Richlany, M. 2016. Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Kecemasan pada


Lansia di Desa Bongkudai Induk Kecamatan Bongkudai Barat. ISSN 2655-
0288. Vol 1. No 1.

Risnawita. 2014. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Madia.

Setyawan, A. B. 2017. Hubungan Antara Tingkat Stres Dan Kecemasan Dengan


Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Klinik Islamic Center (Vol. 5).
https://doi.org/10.1039/b000000x

Setyoadi, K. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik.


Penerbit : Salemba Medika. Jakarta.

Silviliyana, M., Maylasari, I., Agustina, R., Annisa, L., & Sulistyowati, R. 2018.
Statistik Penduduk Lanjut Usia. In D. Susilo & R. Sinang (Eds.), Badan
Pusat Statistik.
59

Stockslager, J. 2007. Buku Saku Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.

Sukmawati, A. S., Pebriani, E., & Setiawan, A. A. 2018. Kecemasan Lansia Di


Balai Pelayanan Sosial Tresna Wredha (BPSTW) (Vol. 5).
https://doi.org/10.26699/jnk.v5i2.ART.p117

Spielberger. 2003. Stress & Anxiety. Vol 11. Washington: Hemisphere Publishing,
Corp.

Stuart, Gail. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi ke-5. Jakarta : EGC.

Wibowo, I. S., & Rachma, N. 2014. Studi Komparatif : Tingkat Kesepian Pada
Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Panti Wening Wardoyo Ungaran Dan
Lansia Yang Tinggal Di Komunitas. Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 2,
76-80.
60

Lampiran 1

CURICULUM VITAE

Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada

Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 13 Agustus 1997

Alamat : Ds. Sarirogo RT 17 RW 04 Sidoarjo

Riwayat Pendidikan

1. TK Bunda Sidoarjo : Tamat tahun 2004

2. SDN Percobaan Surabaya : Tamat tahun 2010

3. SMPN 22 Surabaya : Tamat tahun 2013

4. SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo : Tamat tahun 2016


61

Lampiran 2

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalahan. Dengan bermodal yakin

merupakan obat mujarab untuk penumbuh semangat hidup.

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:

1. Alhamdulillah segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT

karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan

tugas akhir ini.

2. Umiku tercinta Hj. Siti Nazilah yang selalu memberikan motivasi, dukungan

moril maupun materil dan tidak pernah berhenti untuk mendoakan

kelancaran masa depan, kuliah dan karir saya.

3. Ayahku tercinta H. Abdul Haris yang selalu memberikan motivasi,

dukungan moril maupun materil dan tidak pernah berhenti untuk

mendoakan kelancaran masa depan, kuliah dan karir saya.

4. Keluarga besar tercinta yang mendoakan kelancaran saya dalam

menyelesikan tugas akhir ini.

5. Sahabat saya (Tutik, Intania, Ruci, dan Ika) serta teman sekelompok saya

(Putri, Ailya, Esty, Galuh, Agung dan Widya), Ning Elma dan teman-teman

lainnya yang sudah membantu saya.


62

6. Teman-teman seperjungan dari STIKES Hang Tuah Surabaya angkatan 22

khususnya keluarga besar kelas 4B (Tim SuperB Class) yang selalu

memberi support.

7. Seluruh pihak yang turut serta mambatu dan melancarkan saya berproses

dalam pembuatan tugas akhir ini.

Terima kasih untuk semua orang yang ada di sekelilingku, yang membantu

saya dalam setiap perjalanan hidupku, dan mendoakan saya selalu. Semoga Allah

SWT membalas kebaikan kalian. Aamiin


63

Lampiran 3

Surat Pernyataan Laik Etik Penelitian Kesehatan STIKES Hang Tuah Surabaya
64

Lampiran 4

Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Dari Stikes Hang Tuah Surabaya
65

Lampiran 5

Surat Balasan Dari Panti Werdha Hargodedali Bahwa Telah Di Izinkan Untuk
Melakukan Pengambilan Data
66

Lampiran 6

INFORMED CONCENT

(LEMBAR PERSETUJUAN)

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i
Calon Responden Penelitian
Di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya

Saya adalah mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan STIKES Hang Tuah


Surabaya akan mengadakan penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Analisa
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kecemasan pada Lansia di Panti Werdha
Hargodedali Surabaya”.
Beberapa hal yang harus anda ketahui dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian dilakukan melalui media online, pengisisan Information Of
Consent dan kuesioner dilakukan dengan memberikan link (Google Form)
yang berisi 2 kuesioner untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi
kecemasan pada lansia.
2. Pengisian Google Form membuthkan waktu 15 menit
3. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang
mempengaruhi kejadian kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya.
4. Informasi atau keterangan yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya
dan akan digunakan untuk kepentingan peneliti saja. Saya mengharapkan
tanggapan atau jawaban yang saudara berikan sesuai dengan pemahaman
saudara sendiri tanpa ada pengaruh atau paksaan dari orang lain.
Jika saudara bersedia menjadi responden silahkan untuk menanda tangani
lembar persetujuan yang telah disediakan. Apabila penelitian ini telah selesai,
pernyataan Saudara akan kami hanguskan.

Yang Menjelaskan, Yang dijelaskan,

Hanaz Rona Ayatillah Q.N .........................................


NIM : 161.0040
67

Lampiran 7

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk ikut berpartisipasi
sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi S-1
Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya atas nama:

Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada


NIM : 161.0040

Yang berjudul “Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kecemasan pada


Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya”
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa:
1. Saya telah diberi informasi atau penjelasan tentang penelitian ini dan
informasi peran saya.
2. Saya mengerti bahwa catatan tentang penelitian ini dijamin kerahasiaannya.
Semua berkas yang tercantum identitas dan jawaban yang saya berikan
hanya diperlukan untuk pengolahan data.
3. Saya mengerti bahwa penelitian ini akan mendorong pengembangan tentang
“Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kecemasan pada Lansia di
Panti Werdha Hargodedali Surabaya”.

Oleh karena itu saya secara sukarela menyatakan ikut berperan serta dalam
penelitian ini.

Surabaya, 13 Maret 2020

Peneliti Responden

Hanaz Rona Ayatillah Q.N .......................................


NIM : 161.0040

Saksi Peneliti Saksi Responden

........................................... ...........................................
68

Lampiran 8

LEMBAR KUESIONER

No Kode Responden :
Tanggal pengisian :

Petunjuk pengisian
1. Lembar diisi oleh responden
2. Berilah tanda chek list ( √ ) pada jawaban ya atau tidak pada lembaran
observasi
3. Apabila kurang jelas saudara berhak bertanya kepada peneliti
4. Mohon diteliti ulang agar tidak ada pertanyaan yang terlewatkan

Data Demografi Responden (Data lansia)

1. Usia

: 45 – 59 tahun

: 60 – 74 tahun

: 75 – 90 tahun

: ≥ 90 tahun

2. Alasan lansia dirawat untuk tinggal di panti

: Tidak ada yang merawat

: Banyak teman

3. Berapa lama sudah dirawat dirumah jompo ini:

: ≤ 5 tahun

: 5 – 10 tahun

: ≥ 10 tahun

4. Jenis kelamin:

: Laki-laki
69

: Perempuan

5. Pendidikan terakhir :

: Tidak sekolah

: SD/sederajat

: SMP/sederajat

: SMA/sederajat

: Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan sebelumnya:

: Tidak bekerja

: Swasta/wiraswasta

: Pegawai negri

7. Riwayat kesehatan, psikososial:

a. Terdapat gangguan pendengaran

: Ya

: Tidak

b. Menggunakan alat bantu pendengaran

: Ya

: Tidak
70

8. Riwayat psikologis:

a. Gangguan tidur

: Ya

: Tidak

b. Gangguan memori

: Ya

: Tidak
71

Lampiran 9

LEMBAR KUESIONER

GERIATRIC ANXIETY SCALE (GAS)

No Kode Responden :
Tanggal pengisian :

Petunjuk pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.
Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
0 : Tidak Pernah
1 : Pernah
2 : Jarang
3 : Sering
Berilah tanda chek list ( √ ) pada salah satu kolom yang paling sesuai
dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara. Apabila kurang jelas saudara berhak
bertanya kepada peneliti. Mohon diteliti ulang agar tidak ada pertanyaan yang
terlewatkan

No. Pertanyaan Nilai


0 1 2 3
1 Apakah anda merasa jantung
anda berdebar kencang dan
kuat?
2 Apakah nafas anda pendek?
3 Apakah anda mengalami
gangguan pencernaan?
4 Apakah anda merasa seperti hal
yang tidak nyata atau diluar diri
anda sendiri?
5 Apakah anda merasa seperti
kehilangan kontrol?
6 Apakah anda takut dihakimi oleh
orang lain?
7 Apakah anda malu atau takut
dipermalukan?
72

8 Apakah anda sulit untuk tidur?


9 Apakah tidur anda tidak
nyenyak?
10 Apakah anda mudah
tersinggung?
11 Apakah anda mudah marah?
12 Apakah anda sulit untuk
berkonsentrasi?
13 Apakah anda mudah terkejut?
14 Apakah anda kurang tertarik
dalam melakukan sesuatu yang
anda senangi?
15 Apakah anda merasa terpisah
dari orang lain?
16 Apakah anda merasa pusing atau
bingung?
17 Apakah anda sulit untuk duduk
diam?
18 Apakah anda merasa terlalu
khawatir?
19 Apakah anda tidak bisa
mengendalikan kecemasan
anda?
20 Apakah anda merasa gelisah dan
tegang?
21 Apakah anda merasa lelah?
22 Apakah anda merasa otot0otot
tegang?
23 Apakah anda mengalami sakit
punggung, sakit leher, dan otot
kram?
24 Apakah anda merasa hidup anda
tidak terkontrol?
25 Apakah anda merasa sesuatu
yang menakutkan akan terjadi?
73

Lampiran 10

TABULASI DATA UMUM

No. Data Umum


Jenis Pekerjaan Alasan Insomnia Demensia Gangguan Alat Bantu
Kelamin Dirawat Pendengaran Pendengaran

1 2 2 2 1 2 2 2
2 2 2 2 1 2 2 2
3 2 1 2 1 2 2 2
4 2 1 2 1 2 2 2
5 2 3 2 1 2 2 2
6 2 1 2 1 1 2 2
7 2 2 2 1 2 2 2
8 2 3 2 1 2 2 2
9 2 2 2 1 1 2 2
10 2 1 2 1 1 2 2
11 2 1 2 1 1 2 2
12 2 2 2 1 1 2 2
13 2 1 2 1 1 2 2
14 2 1 2 1 1 2 2
15 2 1 2 1 1 2 2
16 2 1 2 1 1 2 2
17 2 3 2 1 1 2 2
18 2 1 2 1 1 2 2
19 2 2 2 1 2 2 2
20 2 3 2 1 2 2 2
21 2 2 2 1 2 2 2
22 2 2 2 2 1 2 2
23 2 2 2 1 2 2 2
24 2 2 2 2 1 2 2
25 2 1 2 2 2 2 2
26 2 2 2 2 1 2 2
27 2 2 2 2 2 2 2
28 2 2 2 2 1 2 2
29 2 2 2 1 2 2 2
30 2 1 2 1 1 2 2
31 2 2 2 1 1 2 2
32 2 2 2 1 2 2 2
33 2 1 2 1 2 2 2
34 2 2 2 1 2 2 2
74

35 2 3 2 1 2 2 2
36 2 3 2 1 2 2 2

Keterangan :

Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alasan Dirawat di Panti :

1. Laki-laki 1. Tidak bekerja 1. Tidak ada yang


2. Perempuan 2. Swasta merawat
3. Pegawai negri 2. Banyak teman

Insomnia : Demensia : Gangguan Pendengaran :

1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak

Alat Bantu Pendengaran :

1. Ya
2. Tidak
75

Lampiran 11

TABULASI DATA KHUSUS

Data Khusus
No. Lama Perawatan di
Usia Pendidikan Kecemasan
Panti
1 2 2 1 2
2 2 4 3 4
3 2 3 2 3
4 1 2 3 2
5 1 3 1 3
6 2 4 3 4
7 2 4 3 4
8 1 3 1 3
9 1 3 1 3
10 1 3 1 3
11 1 3 1 3
12 1 2 3 2
13 1 1 3 2
14 2 3 3 4
15 2 3 3 3
16 2 3 3 3
17 2 5 1 4
18 2 4 2 3
19 2 3 3 2
20 2 3 3 1
21 2 5 1 4
22 1 4 3 1
23 1 4 3 1
24 1 4 1 1
25 2 2 3 2
26 1 5 3 4
27 1 2 3 1
28 1 4 3 2
29 1 2 2 2
30 2 2 2 3
31 1 3 1 2
32 1 4 2 2
33 1 2 2 2
34 2 4 3 4
35 2 4 3 4
36 2 5 3 4
76

Keterangan :

Usia : Pendidikan :

1. 60 – 74 tahun 1. Tidak sekolah


2. 75 – 90 tahun 2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan Tinggi

Lama perawatan :

1. ≤ 5 tahun
2. 5 – 10 tahun Kecemasan :
3. ≥ 10 tahun
1. Level teringan
cemas
2. Kecemasan ringan
3. Kecemasan sedang
4. Kecemasan berat
Lampiran 12

HASIL REKAPITULASI DATA KHUSUS


No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 Total Kode

1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 3 1 1 3 2 2 0 1 26 2

2 3 3 2 1 0 3 3 3 3 3 3 2 3 2 0 3 1 3 0 3 3 3 3 0 3 56 4

3 1 1 1 0 0 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 1 0 1 49 3

4 2 2 3 0 0 0 1 3 3 2 1 2 2 0 1 0 0 1 1 1 0 3 3 1 0 32 2

5 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 1 2 2 0 3 3 3 1 3 3 1 1 44 3

6 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 68 4

7 3 1 0 1 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 1 3 3 3 58 4

8 1 0 1 2 1 1 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 40 3

9 1 1 1 0 0 1 3 3 2 2 2 1 2 0 3 3 2 3 1 1 2 2 2 1 1 40 3

10 1 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 3 2 0 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 0 49 3

11 1 2 2 0 1 1 1 2 2 2 3 2 2 0 3 3 0 2 2 2 3 3 2 1 1 43 3

12 1 1 1 0 0 1 1 2 2 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 29 2

13 0 0 1 0 0 1 1 2 2 1 1 2 1 0 3 1 0 1 1 1 3 2 2 1 1 28 2

14 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 2 0 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 57 4

77
78

15 1 1 1 2 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 53 3

16 1 1 3 0 1 2 2 3 3 2 2 2 2 0 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 51 3

17 2 1 2 0 1 1 1 3 3 3 3 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 48 4

18 1 2 2 0 3 1 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 48 3

19 0 0 0 0 0 0 3 1 2 0 0 1 0 3 1 2 0 3 0 2 2 0 3 2 0 25 2

20 1 0 1 0 2 1 1 2 2 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 18 1

21 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 0 2 0 0 2 0 1 0 1 2 1 1 0 2 22 4

22 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 5 1

23 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1

24 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 8 1

25 0 0 0 0 2 1 2 0 0 2 3 2 1 3 2 0 1 2 2 1 0 0 0 1 0 25 2

26 2 2 0 1 1 2 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 1 0 2 2 1 1 0 1 0 22 4

27 0 1 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 16 1

28 0 0 1 0 3 1 1 0 0 3 3 1 1 3 0 2 1 2 2 2 2 0 1 0 0 29 2

29 2 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 31 2

30 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 0 3 2 0 3 3 3 3 3 3 2 1 57 3

31 3 3 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 46 2

32 2 2 1 0 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1 0 0 0 1 1 0 1 2 0 0 19 2

33 2 2 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 1 3 3 2 0 0 19 2
79

34 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 2 1 0 1 13 4

35 1 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 2 1 1 0 1 1 1 3 3 3 0 1 24 4

36 1 0 3 0 0 2 1 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 1 3 3 3 0 0 28 4

Keterangan :

Total skor :

1. 0 – 18 ( Level Teringan Cemas )


2. 19 – 37 ( Kecemasan Ringan )
3. 38 – 55 ( Kecemasan Sedang )
4. 56 – 75 ( Kecemasan Berat )
Lampiran 13

HASIL UJI STATISTIK

Frekuensi Data Umum

Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid perempuan 36 100.0 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak bekerja 13 36.1 36.1 36.1
Swasta 17 47.2 47.2 83.3
Pegawai negri 6 16.7 16.7 100.0
Total 36 100.0 100.0

Alasan_Dirawat_Di_Panti
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak ada yang merawat 23 63.9 63.9 63.9
Banyak teman 13 36.1 36.1 100.0
Total 36 100.0 100.0

Insomnia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 30 83.3 83.3 83.3
Tidak 6 16.7 16.7 100.0
Total 36 100.0 100.0

Demensia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 17 47.2 47.2 47.2
Tidak 19 52.8 52.8 100.0
Total 36 100.0 100.0

Gangguan_Pendengaran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 36 100.0 100.0 100.0

Alat_Bantu_Pendengaran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 36 100.0 100.0 100.0

80
81

Frekuensi Data Khusus

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60 - 74 Tahun 18 50.0 50.0 50.0
75 - 90 Tahun 18 50.0 50.0 100.0
Total 36 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2.8 2.8 2.8
Valid Tidak Sekolah 1
22.2 22.2 25.0
SD 8
33.3 33.3 58.3
SMP 12
30.6 30.6 88.9
SMA 11
11.1 11.1 100.0
Perguruan Tinggi 4
100.0 100.0
Total 36

Lama Perawatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ≤ 5 tahun 10 27.8 27.8 27.8
5 – 10 tahun 6 16.7 16.7 44.4

≥ 10 tahun 20 55.5 55.5 100.0


Total 36 100.0 100.0

Tingkat Kecemasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Level Teringan Kecemasan 5 13.9 13.9 13.9
Kecemasan Ringan 11 30.6 30.6 44.4

Kecemasa Sedang 10 27.8 27.8 72.2

Kecemasan Berat 10 27.8 27.8 100.0


Total 36 100.0 100.0
82

Lampiran 14

HASIL CROSSTABULATION

Usia * Kecemasan (GAS) Crosstabulation


Kecemasan (GAS)
level
teringan Kecemasa Kecemasa Kecemasan
cemas n Ringan n Sedang Berat Total
Usia 60- Count 4 8 5 1 18
74 % within Usia 22.2% 44.4% 27.8% 5.6% 100.0%
% within Kecemasan 80.0% 72.7% 50.0% 10.0% 50.0%
(GAS)
% of Total 11.1% 22.2% 13.9% 2.8% 50.0%
75- Count 1 3 5 9 18
90 % within Usia 5.6% 16.7% 27.8% 50.0% 100.0%
% within Kecemasan 20.0% 27.3% 50.0% 90.0% 50.0%
(GAS)
% of Total 2.8% 8.3% 13.9% 25.0% 50.0%
Total Count 5 11 10 10 36
% within Usia 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0%
% within Kecemasan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
(GAS)
% of Total 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0%

Pendidikan * Kecemasan (GAS) Crosstabulation


Kecemasan (GAS)
level
teringan Kecemasa Kecemasa Kecemasa
cemas n Ringan n Sedang n Berat Total
Pendidi Tidak Count 0 1 0 0 1
kan Sekolah % within 0.0% 100.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Pendidikan
% within 0.0% 9.1% 0.0% 0.0% 2.8%
Kecemasan
(GAS)
% of Total 0.0% 2.8% 0.0% 0.0% 2.8%
SD Count 1 6 1 0 8
% within 12.5% 75.0% 12.5% 0.0% 100.0%
Pendidikan
% within 20.0% 54.5% 10.0% 0.0% 22.2%
Kecemasan
(GAS)
% of Total 2.8% 16.7% 2.8% 0.0% 22.2%
SMP Count 1 2 8 1 12
% within 8.3% 16.7% 66.7% 8.3% 100.0%
Pendidikan
% within 20.0% 18.2% 80.0% 10.0% 33.3%
Kecemasan
(GAS)
% of Total 2.8% 5.6% 22.2% 2.8% 33.3%
SMA Count 3 2 1 5 11
% within 27.3% 18.2% 9.1% 45.5% 100.0%
Pendidikan
83

% within 60.0% 18.2% 10.0% 50.0% 30.6%


Kecemasan
(GAS)
% of Total 8.3% 5.6% 2.8% 13.9% 30.6%
Perguru Count 0 0 0 4 4
an % within 0.0% 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%
Tinggi Pendidikan
% within 0.0% 0.0% 0.0% 40.0% 11.1%
Kecemasan
(GAS)
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 11.1% 11.1%
Total Count 5 11 10 10 36
% within 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0%
Pendidikan
% within 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Kecemasan
(GAS)
% of Total 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0%

Lama Perawatan * Kecemasan (GAS) Crosstabulation

Kecemasan (GAS)
level Kecemas Kecemas
teringan an an Kecemas
cemas Ringan Sedang an Berat Total
Lama ≤ 5 tahun Count 1 2 5 2 10
Perawatan
% within Lama 10.0% 20.0% 50.0% 20.0% 100.0
Perawatan %
% within 20.0% 18.2% 50.0% 20.0% 27.8
Kecemasan %
(GAS)
% of Total 2.8% 5.6% 13.9% 5.6% 27.8
%
5 – 10 tahun Count 0 3 3 0 6

% within Lama 0.0% 50.0% 50.0% 0.0% 100.0


Perawatan %
% within 0.0% 27.3% 30.0% 0.0% 16.7
Kecemasan %
(GAS)
% of Total 0.0% 8.3% 8.3% 0.0% 16.7
%
≥ 5 tahun Count 4 6 2 8 20

% within Lama 20.0% 30.0% 10.0% 40.0% 100.0


Perawatan %
% within 80.0% 54.5% 20.0% 80.0% 55.6
Kecemasan %
(GAS)
% of Total 11.1% 16.7% 5.6% 22.2% 55.6
%
Total Count 5 11 10 10 36

% within Lama 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0


Perawatan %
% within 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
Kecemasan %
(GAS)
% of Total 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0
%
84

Lampiran 15

HASIL UJI STATISTIC REGRESI LOGISTIC ORDINAL


PLUM Y WITH X1 X2 X3
/CRITERIA=CIN(95) DELTA(0) LCONVERGE(0) MXITER(100) MXSTEP(5)
PCONVERGE(1.0E-6) SINGULAR(1.0E-8)
/LINK=LOGIT
/PRINT=CORB FIT PARAMETER SUMMARY TPARALLEL
/SAVE=PREDCAT.

Case Processing Summary


Marginal
N Percentage
Tingkat Kecemasan Level Teringan Kecemasan 5 13.9%
Kecemasan Ringan 11 30.6%
Kecemasa Sedang 10 27.8%
Kecemasan Berat 10 27.8%
Valid 36 100.0%
Missing 0
Total 36

Model Fitting Information


-2 Log
Model Likelihood Chi-Square df Sig.
Intercept Only 80.895
Final 61.792 19.104 3 .000

Link function: Logit.

Goodness-of-Fit
Chi-Square df Sig.
Pearson 63.935 45 .033
Deviance 51.592 45 .232

Link function: Logit.

Pseudo R-Square
Cox and Snell .412
Nagelkerke .442
McFadden .197

Link function: Logit.

Parameter Estimates
95%
Confidence
Interval
Estimate Std. Error Wald df Sig. Lower Bound
Threshold [Y = 1] 2.464 1.520 2.626 1 .105 -.516
[Y = 2] 4.605 1.634 7.939 1 .005 1.402
[Y = 3] 6.474 1.809 12.814 1 .000 2.929
Location X1 2.091 .751 7.754 1 .005 .619
X2 .927 .365 6.443 1 .011 .211
X3 -.430 .400 1.154 1 .283 -1.214
85

Parameter Estimates
95% Confidence Interval
Upper Bound
Threshold [Y = 1] 5.444
[Y = 2] 7.808
[Y = 3] 10.019
Location X1 3.562
X2 1.644
X3 .354

Link function: Logit.

Asymptotic Correlation Matrix

Threshold Location
[Y = 1] [Y = 2] [Y = 3] X1 X2 X3
Threshold [Y = 1] 1.000 .922 .901 .413 .614 .348
[Y = 2] .922 1.000 .962 .487 .679 .262
[Y = 3] .901 .962 1.000 .525 .671 .226
Location X1 .413 .487 .525 1.000 .029 -.345
X2 .614 .679 .671 .029 1.000 -.085
X3 .348 .262 .226 -.345 -.085 1.000
Link function: Logit.

Test of Parallel Linesa


-2 Log
Model Likelihood Chi-Square df Sig.
Null Hypothesis 61.792
General 42.308b 19.484c 6 .003

The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients) are
the same across response categories.a

a. Link function: Logit.

b. The log-likelihood value cannot be further increased after maximum number


of step-halving.

c. The Chi-Square statistic is computed based on the log-likelihood value of the


last iteration of the general model. Validity of the test is uncertain.

Anda mungkin juga menyukai