Oleh :
HANAZ RONA AYATILLAH QATRUN NADA
NIM. 161.0040
Oleh :
HANAZ RONA AYATILLAH QATRUN NADA
NIM. 161.0040
i
HALAMAN PERNYATAAN
NIM : 161.0040
Menyatakan bahwa Skripsi ini yang berjudul Analisa Faktor Yang Mempengaruhi
susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan peraturan yang berlaku di Stikes
Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya agar dapat
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 161.0040
menyetujui bahwa Skripsi ini diajukan dalam sidang guna memenuhi sebagian
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ditetapkan di : Surabaya
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal dari :
Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada
NIM : 161.0040
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kecemasan
Mengetahui,
STIKES HANG TUAH SURABAYA
KAPRODI S-1 KEPERAWATAN
Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 13 Maret 2020
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
It is expected that the elderly and caregivers can anticipate factors that can
cause anxiety in the elderly and can overcome anxiety problems.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha
Esa, atas limpah karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi
Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya” dapat selesai sesuai waktu yang
telah ditentukan.
study S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.
banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis menyadari tentang
dibuat dengan sangat sederhana baik dari segi sistematika maupun isinya jauh
dari sempurna.
Hang Tuah Surabaya atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada
2. Puket 1, Puket 2 dan Puket 3 Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberi
S-1 Keperawatan.
vii
4. Ibu Dini Mei W.,S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku penguji I terima kasih atas segala
7. Ibu Nadia Okhtiary, A.md. Selaku kepala Pepustakaan di Stikes Hang Tuah
penelitian ini.
8. Ibu Dra. Endang Sinar Gijanti. Selaku ketua yayasan Panti Werdha
10. Kepada yang terhormat Ibu dan Ayah yang selalu mendo’akan, memotivasi,
11. Seluruh dosen, staf dan karyawan Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah
13. Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu atas dukungan
viii
Semoga budi baik yang telah diberikan kapada peneliti mendapatkan berkat
dan rahmat melimpah dari Allah Yang Maha Esa. Akhirnya peneliti berharap
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
2.2.3 Jenis-Jenis Kecemasan................................................................................. 11
2.2.4 Gejala Kecemasan ....................................................................................... 11
2.2.5 Tingkat Kecemasan ..................................................................................... 12
2.2.6 Faktor-Faktor Kecemasan ............................................................................ 13
2.2.7 Cara Mengurangi Kecemasan Pada Lansia ................................................. 15
2.2.8 Cara Pengukuran Kecemasan ...................................................................... 15
2.3 Model Konsep Keperawatan........................................................................ 16
2.3.1 Model Konsep Keperawatan Dorothy Johnson ........................................... 16
2.3.2 Teori Sistem Keperawatan Dorothy Johnson .............................................. 16
2.4 Hubungan Antar Konsep ............................................................................. 17
xi
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................33
5.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 33
5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................................... 33
5.1.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian ........................................................... 35
5.1.3 Data Umum Hasil Penelitian ....................................................................... 35
5.1.4 Data Khusus Hasil Penelitian ...................................................................... 40
5.2 Pembahasan ................................................................................................. 44
5.2.1 Analisis Faktor Usia Dengan Kejadian Kecemasan .................................... 45
5.2.2 Analisis Faktor Pendidikam Dengan Kejadian Kecemasan ........................ 47
5.2.3 Analisis Faktor Lama Perawatan Dengan Kejadian Kecemasan ................. 50
5.2.4 Analisis Faktor Dominan Dengan Kejadian Kecemasan............................. 53
5.3 Keterbatasan ................................................................................................ 54
BAB 6 PENUTUP.................................................................................................55
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 55
6.2 Saran ............................................................................................................ 55
xii
DAFTAR TABEL
xiii
Tabel 5.14 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut
hubungan lama perawatan dengan Kecemasan pada lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020 ......... 42
Tabel 5.15 Hasil uji hipotesis analisis faktor yang mempengaruhi kejadian
kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya
pada 12 Mei - 04 Juni 2020 ........................................................... 43
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR SINGKATAN
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
penurunan fungsi pada fisik dan kondisi psikologis. Jadi tua dikatakan sebagai
suatu kondisi yang dapat menyebabkan lansia memiliki masalah pada kesehatan
jiwa, seperti kecemasan, depresi, demensia, dan insomnia (Khamida & Muhith,
2018). Pada lansia permasalahan psikologis muncul bila lansia tidak mampu
menyelesaikan masalah yang timbul sebagai akibat dari proses menua, salah
satunya adalah perasaan cemas. Cemas merupakan keadaan emosi pada diri
mereka tinggal di panti dengan teman-teman usia yang sama tapi mereka masih
selalu memikirkan anak cucu mereka yang berada di rumah. Lansia mengatakan
pasrah untuk tinggal dipanti dan terkadang menangis sendiri karena mengingat
masa lalu. Lansia merasa gembira jika ada kunjungan meskipun bukan dari
keluarga mereka. Tingkah laku yang muncul pada lansia yang berada di panti
masalah psikososial yang sering terjadi pada lansia. Menurut data National
1
2
Institute Of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang yang
mengalami gangguan kecemasan, mulai dari umur 18 tahun hingga lanjut usia.
17% - 27% yang dilaporkan dari tempat pelayanan kesehatan umum. Sebagaian
besar masyarakat Indonesia masih banyak yang menganggap kecemasan itu suatu
hal yang normal dan bukan sesuatu yang harus ditangani (Farmacia, 2007). Pada
gangguan masalah kognitif dan perilaku, gangguan kebingungan akut, dan sulit
tidur (Maryam, 2011). Serta kebanyakan lansia penghuni panti wreda mengalami
gangguan mental hingga 75% (Pranata, 2016). Penelitian Wahyu (2010) tentang
menunjukan bahwa tingkat kecemasan pada lansia merata dari ringan sampai
(36%), kategori sedang dan berat masing-masing 15 lansia (32%), dan tidak
15 lansia secara acak untuk diwawancarai. Ternyata dari lima lansia merasa cemas
karena usia yang semakin tua, enam lansia mengatakan khawatir terhadap kondisi
tinggal bersama dengan anggota keluarga, tapi karena tidak ingin membebani
otak, fisik dan psikologi. Penurunan kemampuan otak dan tubuh membuat tubuh
mudah sakit, cemas, stress, mudah marah, insomnia, dan sulit berkonsentrasi.
keadaan psikis, dan lingkungan (Ghufron, 2014). Kecemasan berawal dari resiko
pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan, minum, seks, dan ancaman akan
pengakuan diri dari orang lain, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan (Izzati & Kurniawati, 2018). Dari berbagai faktor tersebut dapat
menimbulkan rasa kesepian, hidup terasa hampa, sedih, keputusasaan, dan merasa
tersisih. Hal tersebut dapat mempengaruhi mobilitas dan kontak sosial, bila tidak
segera ditangani akan mengakibatkan masalah yang lebih serius yaitu mengalami
Dampak dari kecemasan apabila tidak dapat teratasi dampak berdampak pada
satu kali setiap hari Jumat di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Sebaiknya bagi
Yayasan Panti Werdha untuk menciptakan lingkungan yang nyaman agar lansia
merasa lebih rileks. Untuk perawatan pada lansia harus dilakukan dengan teliti,
4
sabar, penuh cinta, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lansia. Untuk
sebagai konselor untuk memberikan dukungan pada lansia agar dapat menurunkan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
lansia.
1. Bagi Lansia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan atau sumber data
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang mendasari
proses alamiah dan dialami oleh setiap individu. Bisanya proses menua ditandai
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia (Lanjut Usia)
Menua merupakan proses hidup yang tidak bisa dicegah oleh siapapun.
Karena proses menua berlangsung secara terus-menerus dan akan dialami oleh
sel dalam tubuh akan berkurang dan mengakibatkan tubuh mengalami penurunan
fungsi. Inilah yang disebut sebagai proses penuaan. Jadi proses penuaan
6
7
Ada beberapa teori yang menunjukkan batasan usia pada lansia. Pada
program psikogeriatri (kesehatan jiwa usia lanjut) batasan usia lansia adalah umur
74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old)
adalah lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Selanjutnya adalah
lansia risiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun lebih atau seseorang
lansia potensial yaitu seseorang yang masih aktif dalam kegiatan, dan lansia tidak
potensial merupakan seorang lansia yang hidupnya bergantung pada orang lain
(Depkes RI 2003).
Beberapa perubahan fungsi yang terjadi pada lansia antara lain seperti,
dalam pekerjaan), sadar akan kematian, dan perubahan dalam cara hidup
(Hidayatus, 2018).
penurunan pada fungsi tubuh dan akan terjadi perubahan pada mental dan
psikologis.
Perubahan fisik pada lansia terjadi pada beberapa sistem tubuh seperti
nutrisi, kulit, rambut, mata dan penglihatan, telinga dan pendengaran. Selain itu,
Perubahan mental pada lansia meliputi adanya sikap yang mudah curiga,
emosi, egois. Selain itu lansia mucul keinginan untuk memiliki umur yang
panjang, ingin dihormati orang lain, dan ingin tetap berwibawa (Bandiyah, 2009).
Perubahan psikososial pada lansia seperti masalah yang sering muncul pada
dan kehilangan rasa kepercayaan diri (BKKBN, 2012). Pada lanjut usia
yang timbul sebagai akibat dari proses menua, salah satunya adalah perasaan
psikososial yang sering terjadi pada lansia pada lansia seperti, pensiun, pindah
tempat tinggal, menjanda atau menduda, sadar akan kematian teman dan keluarga,
9
Permasalahan umum yang dialami oleh lansia seperti, semakin besar jumlah lansia
oleh rasa khawatir akan ancaman yang tidak teduga. Jadi kecemasan merupakan
kondisi emosi yang negatif ditandai dengan perasaan khawatir, tremor, tegang,
kesehatan antara lain, Maryam (Junaidi & Noor, 2010) mengumgkapkan bahwa
kecemasan merupakan rasa khawatir yang tidak spesifik dan membuat perasaan
psikologi yang dihadapi oleh lansia dalam pengalaman terhadap hidupnya. Lansia
kehilangan dan kecemasan (Lestari et al., 2013). Kecemasan pada lansia memliki
gejala seperti, perasaan khawatir atau takut, mudah tersinggung, kecewa, gelisah,
dan rasa panik pada hal yang ringan, konflik-konflik yang ditekan dan berbagai
dan ketakutan akan sesuatu yang buruk akan terjadi. Seperti suatu respons yang
diberikan kepada seseorang terhadap suatu objek yang belum jelas penyebabnya
ditandai dengan perasaan takut akan terjadi ancaman pada dirinya, orang lain, dan
lingkungannya.
dan menyebabkan ketakutan. Ada beberapa aspek pada kecemasan. Menurut Gail
dan afektif. Aspek perilaku yang biasanya terjadi seperti gelisah, tegang, tremor,
takut kematian, mimpi buruk, dan hambatan berfikir. Sikap afektif yang sering
11
tersebut meliputi aspek fisik, aspek emosional, dan aspek mental atau kognitif.
Keluhan pada aspek fisik seperti pusing, tangan berkeringat, menimbulkan rasa
mual pada perut, mulut kering, dan gugup. Respon emosi yang sering terjadi
seperti panik dan ketakutan merupakan keluhan pada aspek emosional. Adanya
dibagi dalam tiga jenis, yaitu kecemasan neurosis, kecemasan moral, dan
bahaya yang tidak diketahui. Perasaan yang muncul dari dorongan insting pada
ego. Kecemasan moral muncul karena kegagalan bersikap konsisten dengan apa
yang mereka yakini benar secara moral. Kecemasan realistik adalah perasaan yang
tidak jelas dan tidak nyaman yang mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri.
trait anxiety dan state anxiety. Trait anxiety merupakan adanya perasaan khawatir
dan ancaman pada diri seseorang terhadap situasi yang sebenarnya tidak
berbahaya. State anxiety adalah keadaan emosi sementara pada diri sesorang
Kecemasan pada lansia merupakan kondisi yang tidak nyaman yang akan
mengakibatkan adanya rasa ketakutan yang tidak jelas. Hal ini terjadi karena
diantaranya, memandang masa depan dengan rasa was-was, tidak percaya diri dan
gugup, sering menyalahkan orang lain, tidak mau mengalah, merasa serba salah
dan gelisah, sering mengeluh dan khawatir yang berlebihan terhadap penyakit,
mudah tersinggung dan dramatis, dan dalam mengambil keputusan sering diliputi
yang sama, dan jika sedang emosi sering kali bertindak heboh (Ifdil, 2017).
memiliki focus terhadap suatu hal lain yang akan dihadapi. Kecemasan berat
spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
dua faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu pengalaman negatif pada
masa lalu dan pikiran yang tidak rasional. Pengalaman negatif pada masa lalu
terulang lagi pada masa mendatang, apabila sesorang menghadapi situasi yang
pernah gagal dalam mengikuti tes. Sedangkan pikiran yang tidak rasional terbagi
tidak tepat.
yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal seperti penurunan
disabilitas, lingkungan, dan situasi. Faktor internal seperti usia, jenis kelamin,
informasi.
kematangan seseorang walupun tidak seutuhnya. Usia menjadi salah satu patokan
masalah.
Menurut Ghufron (2014) tingkat kecemasan pada wanita lebih tinggi daripada
laki-laki. Karena wanita lebih sensitif terhadap emosi. Wanita cenderung melihat
peristiwa yang dialaminya dari segi perasaan dan terperinci, sedangkan laki-laki
Sesorang yang melihat suatu peristiwa secara terperinci akan lebih mudah
mengalami kecemasan. Karena informasi yang dimiliki lebih banyak dan bisa
dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
lansia, antara lain dengan mengajarkan teknik napas dalam, melakukan pijatan
agar dapat rileks, dan memberikan dukungan. Selain itu dengan memciptakan
penyuluhan mengenai olahraga, diet seimbang, dan cukup tidur (Kozier, 2010).
Menurut Davies (2009) kecemasan dapat diatasi dengan cara terapi obat dan terapi
Pada lansia alat ukur yang diyakini bisa untuk mendeteksi adanya
kecemasan pada lansia dapat diukur dengan alat ukur kecemasan yang
pertanyaan yang di rancang khusus untuk melihat adanya kecemasan pada lansia,
16
yang telah dikemukakan oleh Daniel L. Segal, 2010 dalam Journal of Anxiety
Disorder. Masing-masing item pertanyaan diberi score 0-3, yang artinya adalah: 0
= tidak pernah, 1 = pernah, 2 = jarang, 3 = sering. Setiap item hanya boleh diisi
dengan satu nilai. Setelah masing-masing item pertanyaan diberi nilai, selanjutnya
semua item dijumlahkan untuk menentukan skor minimal 0 dan maksimal 75.
Skor 0-18 = level teringan dari kecemasan, skor 19-37 = kecemasan ringan, skor
38-55 = kecemasan sedang, skore 56-75 = kecemasan berat. Berdasarkan hasil uji
reliabilitas pada kuisioner GAS didapatkan hasil skor α Cronbach’s 0,91%. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan jika GAS merupakan kuisioner yang efektif
(Gerolimatos, 2013).
Pada teori Dorothy Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu
internalisasi prestasi, mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secara sosial
17
dan budaya, mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial
dan budaya, perilaku seksual dan identitas, perilaku melindungi diri sendiri
perilaku diatas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien
mengganggu adaptasi normal, perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Masalah psikososial yang
paling banyak terjadi pada lansia seperti, kesepian, perasaan sedih, depresi dan
kecemasan (Ifdil, 2017). Gejala kecemasan yang muncul pada lansia dapat berupa
gelisah, mudah emosi, kelelahan, sulit tidur dan sulit berkonsentrasi (Sukmawati,
Pebriani, & Setiawan, 2018). Terdapat dua faktor yang dapat menimbulkan
kecemasan, yaitu pengalaman negatif pada masa lalu dan pikiran yang tidak
rasional. Pengalaman negatif pada masa lalu seperti timbulnya rasa tidak
beradaptasi. Menurut Hidayatus (2018) pada teori Dorothy Johnson berfokus pada
klien bisa beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress potensial
Input
3. Pengalaman (lama 3. Nutrisi
perawatan) 4. Status kesehatan
4. Jenis kelamin 5. Pengalaman hidup
5. Lingkungan 6. Lingkungan
6. Informasi 7. Stres
Lansia
Proses
Kecemasan
Keterangan :
: Diteliti : Berpengaruh
: Tidak diteliti
19
20
3.2 Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini metode penelitian ini metode penelitian diuraikan sebagai
Etika Penelitian.
jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran data variabel hanya satu kali
21
22
Populasi
. Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya sebanyak 38 lansia
Sampling
Probability Sampling : Simple Random Sampling
Sampel
Dari populasi yang dipilih secara acak sebanyak 36 lansia
Pengambilan Data
Menggunakan kuesioner melalui media Googleform
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Entry Data, Tabulating
Analisa Data
Menganalisis hubungan variabel dengan Uji Regresi Logistic
4.4.1 Populasi
Populasi di dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di Panti
4.4.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah lansia yang mengalami kecemasan dan stres di
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
𝑁
𝑛 =
1 + 𝑁 (𝑑2 )
Keterangan :
N : Jumlah sampel
n : Jumlah populasi
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)
𝑁
𝑛 =
1 + 𝑁 (𝑑 2 )
38
=
1 + 30 (0,052 )
=36
Sampling dengan metode Simple Random Sampling pada lansia yang menderita
berikut :
1. Instrumen penelitian
secara umum tentang responden. Kuisioner terdiri dari pertanyaan mengenai usia,
Scale (GAS).
a. Mendapatkan surat izin dan persetujuan dari Stikes Hang Tuah Surabaya
surat perijinan tersebut yang isinya menjawab setuju bahwa Panti Werdha
responden.
dari kuisioner data demografi dan kuisioner Geriatric Anxiety Scale (GAS) yang
diupload melalui Googleform. Setelah itu peneliti melakukan ujian proposal dan
kemudian peneliti melakukan uji etik ke tim etik Stikes Hang Tuah Surabaya.
Setelah mendapatkan surat persetujuan etik yang dikeluarkan Stikes Hang Tuah
kepada kepala Panti Werdha Hargodedali Surabaya untuk mendapatkan surat ijin
oleh kepala panti, peneliti menemui perawat panti yang ditugaskan sebagai
surat persetujuan (Informed Consent) kepada perawat panti werdha, dan perawat
panti werdha akan memilih lansia yang bersedia menjadi responden dan yang
sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Karena peneliti tidak dapat melakukan
wawancara secara langung, maka peneliti dibantu oleh perawat panti werdha
tautan (link) tersebut peneliti bagikan ke salah satu perawat yang bekerja di panti
demografi dan kuisioner Geriatric Anxiety Scale (GAS) yang dibantu mengisi
1. Pengolahan Data
data terkumpul, maka data dilanjutkan dengan editing, coding, scoring, dan entry
data.
a. Editing
masih belum diisi atau pengisian yang tidak sesuai dengan petunjuk yang
responden tersebut maka, akan dicari responden lain yang sesuai dengan
kriteria inklusi.
30
b. Coding
Setelah kuesioner lengkap maka diberi kode responden dan data dalam
c. Scoring
Nilai dari setiap item pertanyaan dari data demografi dan Geriatric Anxiety
kriteria.
d. Entry Data
Entry data merupakan proses memasukkan data yaitu jawaban dari masing-
e. Tabulating
2. Analisis Statistik
a. Analisis Univariat
meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table atau grafik. Data-data yang
(simpangan baku, variansi, rentang, dan kuartil) (Nursalam, 2015). Data yang
dapat dianalisis dengan deskriptif pada penelitian ini adalah data demografi pasien
31
lingkungan).
b. Analisis Bivariat
variabel dependen adalah 1 variabel dan variabel independen >1 variabel. Analisis
regresi digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih, jenis
regresi yang digunakan adalah regresi logistik ordinal. Jika terbukti ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen maka akan diteliti lebih
dependen.
penelitian meliputi :
hak responden.
32
data yang diisi oleh responden untuk menjaga kerahasiaan identitas responden.
Lembar tersebut akan diberi kode tertentu yang hanya diketahui oleh peneliti.
oleh peneliti. Kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
BAB 5
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari
Juni 2020 dan didapatkan 36 responden. Pada bagian hasil diuraikan data tentang
gambaran umum tempat penelitian, data umum, dan data khusus. Data umum
pada penelitin ini meliputi jenis kelamin, pekerjaan, alasan dirawat di panti,
33
34
Adapun Motto, Visi dan Misi Panti Werdha Hargodedali Surabaya yakni
sebagai berikut:
1) Visi
“Tercapainya pola hidup dan prilaku sehat baik jasmani dan rohani agar
sesamanya.”
2) Misi
potensial.
3) Tujuan
kamar mandi, tempat ibadah, aula pertemuan, ruang kesehatan, tempat olahraga,
dan kantor. Adapun bentuk kegiatan yang terdapat pada Panti Werdha
c. Senam, yaitu kegiatan olahraga rutin yang dilakukan setiap minggu dengan
e. Kunjungan sosial, yaitu kegiatan yang melibatkan para donatur panti guna
Data demografi diperoleh melalui kuisioner pada lansia, yang dibantu mengisi
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 36 responden yang berusia 60-74 tahun
sebanyak 18 lansia (50%) dan yang berusia 75-90 tahun berjumlah 18 lansia
(50%).
(30,6%) dan yang paling sedikit adalah lansia yang tidak sekolah yaitu 1 lansia
(2,8%).
dirawat di Panti karena lansia tidak ada yang merawat berjumlah 23 lansia
(36,1%).
38
sudah tinggal di panti selama ≤ 5 Tahun, dan sebanyak 6 lansia (16,7%) sudah
gangguan tidur berjumlah 30 lansia (83,3%) dan yang tidak mengalami gangguan
gangguan memori berjumlah 17 lansia (47,2%) dan yang tidak memiliki gangguan
berat.
N % N % N % N % N %
60-74 (Lanjut 4 11,1 8 22,2 5 13,9 1 2,8 18 50
Usia)
75-90 (Lanjut 1 2,8 3 8,3 5 13,9 9 25 18 50
Usia Tua)
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,005
41
responden lansia, yaitu ada 5 lansia (13,9%) yang mengalami level teringan cemas
mayoritas memiliki usia 60-70 tahun yaitu sebanyak 4 lansia (11,1%). Pada
kecemasan ringan ada 11 lansia (30,6%) dengan mayoritas usia 60-74 tahun
mayoritas usia 60-74 tahun sebanyak 5 lansia (13,9%) dan usia 75-90 tahun
mayoritas usia 75-90 tahun sebanyak 9 lansia (25%) dan pada usia 60-74 tahun
0,005 dimana H1 diterima jika p = 0,005 < 0,05 maka dapat diartikan Ada
Hargodedali Surabaya.
N % N % N % N % N %
Tidak
0 0 1 2,8 0 0 0 0 1 2,8
Sekolah
SD 1 2,8 6 16,7 1 2,8 0 0 8 22,2
SMP 1 2.8 2 5,6 8 22,2 1 2,8 12 33,3
SMA 3 8.3 2 5,6 1 2,8 5 13,9 11 30,6
Perguruan
0 0 0 0 0 0 4 11,1 4 11,1
Tinggi
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,011
42
sebagaian besar responden lansia, yaitu lansia yang mengalami level teringan
sebanyak 8 lansia (22,2%), dan lansia yang mengalami kecemasan berat mayoritas
0,011 dimana H1 diterima jika p = 0,011 < 0,05 maka dapat diartikan Ada
N % N % N % N % N %
≤ 5 Tahun 1 2,8 2 5,6 5 13,9 2 5,6 10 27,8
5 – 10 Tahun 0 0 3 8.3 3 8.3 0 0 6 16,7
≥10 Tahun 4 11,1 6 16,7 2 5,6 8 22,2 20 55,6
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,283
responden lansia, yaitu lansia yang mengalami level teringan cemas mayoritas
lansia (13,9%), dan lansia yang mengalami kecemasan berat mayoritas lansia
0,283 dimana H1 diterimavjika p = 0,283 > 0,05 maka dapat diartikan Tidak ada
Bagian ini akan menyajikan hasil analisis dari variabel independen yaitu
menggunakan uji regresi logistik ordinal dan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 5.15 Hasil uji hipotesis analisis faktor yang mempengaruhi kejadian
kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya
pada 12 Mei - 04 Juni 2020.
Tabel 5.15 hasil uji hipotesis analisis faktor yang mempengaruhi kejadian
1. Pada vaiabel Usia (X1) diketahui nilai p = 0,005 < 0,05 maka dapat diartikan
2. Pada vaiabel Pendidikan (X1) diketahui nilai p = 0,011 < 0,05 maka dapat
3. Pada vaiabel Lama Perawatan (X1) diketahui nilai p = 0,283 > 0,05 maka
diterima.
4. Diketahui nilai koefisien logit terbesar terdapat pada variabel usia yaitu
sebesar 2,091 yang artinya setiap kenaikan 1 tahun usia maka akan
5.2 Pembahasan
Surabaya. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka akan dibahas hal-hal sebagai
berikut :
45
5.2.1 Analisis Faktor usia dengan kejadian kecemasan pada lansia di Panti
faktor usia dengan kejadian kecemasan yang dialami oleh lansia di Panti Werdha
berusia 75-90 tahun (Lanjut usia tua) mengalami cemas berat. Hal tersebut
(Ngadiran, 2019) bahwa semakin bertambahnya usia lansia maka akan semakin
dan kognitif lansia yang berdampak pada kecemasan lansia. Kecemasan akan
timbul ketika telah menginjak usia usia lebih dari 60 tahun. Karena adanya
kondisi fisik yang tidak nyaman seperti nyeri pinggang, lutut, dan penyakit yang
timbul akibat usia lanjut. Semakin bertambah usia maka lansia akan lebih rentan
terhadap berbagai keluhan fisik baik karena penurunan daya tahan fisik atau
partisipan yang berada pada rentang usia akhir memiliki kecemasan akan
mengemukakan bahwa lansia yang sudah memasuki lansia usia tua sering
apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut hal itu yang
menyebabkan lansia menjadi cemas. Pada rentang usia ini lansia mulai berpikir
lebih jauh mengenai berapa banyak waktu yang tersisa dalam hidupnya. Lansia
46
yang berusia di atas 65 tahun sangat rentan terhadap sejumlah penyakit fisik dan
psikologis yang berkaitan dengan usia dan stress sehingga sering dapat memicu
gangguan kejiwaan (Davison, 2006). Penelitian ini berbeda dengan hasil (Firman,
usia seseorang, maka semakin siap pula dalam menerima cobaan dan proses
rendah.
lanjut memiliki tingkat kecemasan ringan dengan kriteria skor 19-37. Kecemasan
ringan dapat dilihat dari gejala seperti yang tertera pada kuisioner yaitu seperti
merasa malu, mudah tersinggung, mudah terkejut, dan merasa kurang tertarik
dalam melakukan sesuatu. Berdasarkan hasil survey peneliti dengan perawat panti
berbagai macam kegiatan yang melibatkan lansia. Hal ini dapat mempengaruhi
tingkat kecemasan karena adanya stimulus pada otak, sehingga membuat lansia
merasa senang. Jadi tingkat kecemasan lansia dalam kategori ringan dikarenakan
peran paran perawat panti yang secara aktif memberikan informasi dan edukasi
usia (60-74 tahun) dan lanjut usia tua (75-90 tahun) dengan skor 38-55.
Kecemasan sedang dapat dilihat dari gejala yang timbul yaitu seperti sering
marah, merasa seperti kehilangan kontrol, dan sulit untuk berkonsentrasi. Menurut
anak cucu yang berada di rumah. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
bertambahnya gangguan fisik pada lansia maka juga akan mempengaruhi kondisi
terdekat dari lansia sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kondisi yang
perguruan tinggi juga didapatkan lansia yang mengalami kecemasan berat. Hal ini
dalam mengubah pola pikir, pola bertingkah laku serta pola pengambilan
bahwa pendidikan yang tinggi akan memiliki akses yang lebih baik terhadap
informasi tentang kesehatan, lansia akan lebih aktif menentukan sikap, dan lebih
mandiri mengambil tindakan perawatan, selain itu juga akan mudah menerima
informasi baru tentang kesehatannya dan mampu menyaring hal-hal positif dalam
pengalaman yang dilaluinya sehingga lebih siap dalam menghadapi masalah dan
mengatakan bahwa kondisi kecemasan lansia dilihat dari respon kognitif akibat
kecenderungan pada diri seseorang seperti merasa terancam oleh sejumlah kondisi
yang sebenarnya tidak berbahaya, memandang diri tidak berdaya, serta sering
lupa, dan sulit berkonsentrasi. Berdasarkan hasil data karakteristik lansia di Panti
dengan kondisi kesehatannya, sering memikirkan sesuatu hal yang sudah terjadi di
masa lalu maupun yang akan terjadi. Jadi seiring bertambahnya usia dan respon
kognitif yang dialami oleh lansia, lansia mulai terfikirkan dengan adanya dunia
lansia untuk menyiapkan bekal agar selamat di dunia akhirat yang akan datang.
49
kesehatanya, dapat dibuktikan bahwa stres fisik dan psikososial akut maupun
juga terdapat banyak lansia yang mengalami gangguan tidur dikarenakan stress,
banyak memikirkan kondisi keluarganya, badan terasa letih, otot terasa tegang,
dan nyeri. Jadi sebagaian besar lansia mengalami penurunan kondisi fisik dapat
untuk ingin tahu terhadap sesuatu yang baru, dapat dilihat dari lansia banyak
fasilitas panti dengan baik sehingga lansia memiliki akses informasi yang baik
dari berbagai media seperti TV, radio, dan koran, maka hal tersebut dapat
sadar, dan bahkan parno (rasa takut yang berlebihan) terhadap perkembangan dan
membuat lansia menjadi lebih cemas akan perubahan yang terjadi apabila tidak
dapat beradaptasi dengan perubahan. Selain itu lansia yang memiliki pengetahuan
50
yang lebih tinggi juga akan merasa dirinya lebih baik dari orang-orang di
sekitarnya sehingga lansia akan merasa tidak nyaman dengan lingkungan yang
yang lebih rendah dari dirinya. Responden dengan tingkat Pendidikan yang rendah
(tidak sekolah) memiliki tingkat kecemasan yang ringan. Hal ini disebabkan
terdapat lansia dengan Pendidikan rendah memiliki pengetahuan yang sedikit dan
cenderung tidak peduli dengan perubahan yang dimiliki dan bertindak sesuka
bahwa tidak semua lansia yang berpendidikan rendah mengalami kecemasan yang
pendidikan formal tetapi juga bisa diperoleh dari sumber informasi melalui
lama perawatan dengan kejadian cemas pada lansia di Panti werdha. Sebagian
besar responden dalam penelitian memiliki pengalaman dirawat yang lama yaitu ≥
yang berbeda-beda. Selain itu lansia di panti mengatakan sudah merasa cukup
nyaman dengan kondisi di panti karena dapat menjalin ikatan persaudaraan yang
51
erat antara lansia terutama bagi lansia yang tinggal satu wisma (Wibowo &
Rachma, 2014). Lansia yang tinggal di panti werdha pada umumnya adalah lansia
yang terlantar yang jauh dari anak dan cucu, akan cenderung merasa kesepian atau
≥10 Tahun mengalami kecemasan berat. Dengan hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan Penelitian Ade (2017) menyatakan bahwa faktor eksternal dapat
panti karena lansia tidak ada yang merawat sehingga keluarga menitipkannya di
panti. Sebagaian besar lansia yang tinggal di Panti Werdha Hargodedali Surabaya,
masih memiliki keluarga. Menurut Melati (2013) Keluarga sebagai pranata utama
bagi lansia untuk bercerita dan menunjukkan perhatian sebagai bentuk kasih
sayang oleh anggota keluarga. Jadi minimnya dukungan yang diberikan oleh
karena merasa telah diasingkan oleh keluarga. Sehingga bentuk perhatian oleh
keluarga sangat membantu lansia dalam proses adaptasi karena lansia merasa
didukung oleh keluarga, yang akan memberikan perasaan tenang pada lansia.
panti lebih lama cenderung dapat beradaptasi dengan situasi lingkungan panti,
dibandingkan dengan lansia yang baru tinggal di panti. Berdasarkan hasil survey
52
beberapa lansia mengatakan saat tinggal di panti lansia merasa adanya perbedaan
karakter dan terkadang sering berselisih paham sesama lansia, dan lansia juga
menyebabkan nafsu makan menurun, saat masih tinggal di rumah lansia bisa
makan sesuai apa yang diinginkan sehingga nafsu makan yang dimiliki lebih
stabil. Jadi Hambatan yang dialami lansia untuk beradaptasi tinggal di panti
werdha diakibatkan oleh berbagai hal seperti ketidak cocokan dengan sesama
lansia, faktor makanan yang tidak sesuai keinginan sehingga menurunkan nafsu
Pada level teringan cemas sebanyak 4 responden yang tinggal dipanti ≥10
Tahun dan kecemasan ringan sebanyak 6 responden dengan mayoritas lansia yang
pengungkapan diri atau self disclosure yang tepat. Pada hasil penelitian yang
mengalami kecemasan ringan. Hal ini terjadi karena dukungan sosial yang baik di
dalam panti. Berdasarkan hasil survey beberapa lansia yang tinggal di panti
memiliki kerekatan emosional yang cukup tinggi antar sesama lansia seperti
Selain itu lansia yang tinggal di Panti Werdha Hargodedali Surabaya juga
lansia di panti. Terdapat berbagai faktor yang dapat membuat lansia menjadi
senang dan nyaman berada di panti. Selain itu bisa dilihat dari beberapa kegiatan
yang ada di panti Werdha Hargodedali Surabaya seprti senam bersama, membuat
kesenian seperti gelang, kalung, serta adanya kunjungan sosial dari mahasiswa
yang praktik, dan orang-orang yang melakukan bakti sosial. Sehingga membuat
lansia merasa tidak kesepian, merasa senang, dan nyaman tinggal di panti.
menginjak umur 60 tahun keatas. Kondisi fisik yang tidak nyaman seperti nyeri
pinggang, atau kondisi fisiknya yang mulai melemah. Semakin bertambah usia
penurunan fungsi di setiap organ, sehingga berdampak pada fungsi dari masing-
masing organ yang dapat menimbulkan kemunduran fungsi fisik dan kognitif
bertambahnya usia dan mengalami ketakutan pada kematian. Hal tersebutlah yang
54
yang dominan berpengaruh terhadap tingkat kecemasan lansia yaitu faktor usia.
5.3 Keterbatasan
2. Penelitian ini disusun dengan waktu yang sangat terbatas. Pengambilan data
PENUTUP
Pada bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan dari hasil pembahasan
penelitian.
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
55
56
2. Bagi Lansia
Perlu adanya tindakan khusus untuk mengelola kecemasan pada lansia yang
DAFTAR PUSTAKA
Ade, F. 2017. Perbedaan Tingkat Kecemasan Lansia di Panti Werdha Griya Asih
Lawang dan Kelurahan Tlogomas Malang. Nursing News. Vol 2. No 2.
Departemen Kesehatan RI. 2003. Menyongsong Lanjut Usia Tetap Sehat dan
Berguna. Jakarta.
Dona, F. 2017. Kondisi Kecemasan Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai
Nan Aluih (PSTW) Sicincin. Jurnal Fokus Konseling. Vol 3. No 1. ISSN
2356-2102.
Firman, A., Haryanto, T., & Widiani, E. 2017. Perbedaan Tingkat Kecemasan
Lansia di Panti Werdha Asih lawang dan di Keluaragan Tlogomas Malang.
Nursing News.
Ifdil, D. F. A. &. 2017. Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia (Lansia).
Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00
58
Lestari, R., Wihastuti, T., & Rahayu, B. 2013. Hubungan Tingkat Kecemasan
Dengan Tingkat Kemandirian Activities of Daily Living (Adl) Pada Lanjut
Usia Di Panti Werdha. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1(2), pp.128-134.
Melati, I. 2013. Perbedaan Antara Konsep Diri Lansia yan Tinggal di Panti
Sosial Tresna Werdha Dengan Lansia yang Tinggal di Tengah Keluarga.
Universitas Riau.
Silviliyana, M., Maylasari, I., Agustina, R., Annisa, L., & Sulistyowati, R. 2018.
Statistik Penduduk Lanjut Usia. In D. Susilo & R. Sinang (Eds.), Badan
Pusat Statistik.
59
Spielberger. 2003. Stress & Anxiety. Vol 11. Washington: Hemisphere Publishing,
Corp.
Stuart, Gail. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi ke-5. Jakarta : EGC.
Wibowo, I. S., & Rachma, N. 2014. Studi Komparatif : Tingkat Kesepian Pada
Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Panti Wening Wardoyo Ungaran Dan
Lansia Yang Tinggal Di Komunitas. Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 2,
76-80.
60
Lampiran 1
CURICULUM VITAE
Riwayat Pendidikan
Lampiran 2
MOTTO
Yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalahan. Dengan bermodal yakin
PERSEMBAHAN
skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:
2. Umiku tercinta Hj. Siti Nazilah yang selalu memberikan motivasi, dukungan
5. Sahabat saya (Tutik, Intania, Ruci, dan Ika) serta teman sekelompok saya
(Putri, Ailya, Esty, Galuh, Agung dan Widya), Ning Elma dan teman-teman
memberi support.
7. Seluruh pihak yang turut serta mambatu dan melancarkan saya berproses
Terima kasih untuk semua orang yang ada di sekelilingku, yang membantu
saya dalam setiap perjalanan hidupku, dan mendoakan saya selalu. Semoga Allah
Lampiran 3
Surat Pernyataan Laik Etik Penelitian Kesehatan STIKES Hang Tuah Surabaya
64
Lampiran 4
Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Dari Stikes Hang Tuah Surabaya
65
Lampiran 5
Surat Balasan Dari Panti Werdha Hargodedali Bahwa Telah Di Izinkan Untuk
Melakukan Pengambilan Data
66
Lampiran 6
INFORMED CONCENT
(LEMBAR PERSETUJUAN)
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i
Calon Responden Penelitian
Di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya
Lampiran 7
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk ikut berpartisipasi
sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi S-1
Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya atas nama:
Oleh karena itu saya secara sukarela menyatakan ikut berperan serta dalam
penelitian ini.
Peneliti Responden
........................................... ...........................................
68
Lampiran 8
LEMBAR KUESIONER
No Kode Responden :
Tanggal pengisian :
Petunjuk pengisian
1. Lembar diisi oleh responden
2. Berilah tanda chek list ( √ ) pada jawaban ya atau tidak pada lembaran
observasi
3. Apabila kurang jelas saudara berhak bertanya kepada peneliti
4. Mohon diteliti ulang agar tidak ada pertanyaan yang terlewatkan
1. Usia
: 45 – 59 tahun
: 60 – 74 tahun
: 75 – 90 tahun
: ≥ 90 tahun
: Banyak teman
: ≤ 5 tahun
: 5 – 10 tahun
: ≥ 10 tahun
4. Jenis kelamin:
: Laki-laki
69
: Perempuan
5. Pendidikan terakhir :
: Tidak sekolah
: SD/sederajat
: SMP/sederajat
: SMA/sederajat
: Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan sebelumnya:
: Tidak bekerja
: Swasta/wiraswasta
: Pegawai negri
: Ya
: Tidak
: Ya
: Tidak
70
8. Riwayat psikologis:
a. Gangguan tidur
: Ya
: Tidak
b. Gangguan memori
: Ya
: Tidak
71
Lampiran 9
LEMBAR KUESIONER
No Kode Responden :
Tanggal pengisian :
Petunjuk pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.
Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
0 : Tidak Pernah
1 : Pernah
2 : Jarang
3 : Sering
Berilah tanda chek list ( √ ) pada salah satu kolom yang paling sesuai
dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara. Apabila kurang jelas saudara berhak
bertanya kepada peneliti. Mohon diteliti ulang agar tidak ada pertanyaan yang
terlewatkan
Lampiran 10
1 2 2 2 1 2 2 2
2 2 2 2 1 2 2 2
3 2 1 2 1 2 2 2
4 2 1 2 1 2 2 2
5 2 3 2 1 2 2 2
6 2 1 2 1 1 2 2
7 2 2 2 1 2 2 2
8 2 3 2 1 2 2 2
9 2 2 2 1 1 2 2
10 2 1 2 1 1 2 2
11 2 1 2 1 1 2 2
12 2 2 2 1 1 2 2
13 2 1 2 1 1 2 2
14 2 1 2 1 1 2 2
15 2 1 2 1 1 2 2
16 2 1 2 1 1 2 2
17 2 3 2 1 1 2 2
18 2 1 2 1 1 2 2
19 2 2 2 1 2 2 2
20 2 3 2 1 2 2 2
21 2 2 2 1 2 2 2
22 2 2 2 2 1 2 2
23 2 2 2 1 2 2 2
24 2 2 2 2 1 2 2
25 2 1 2 2 2 2 2
26 2 2 2 2 1 2 2
27 2 2 2 2 2 2 2
28 2 2 2 2 1 2 2
29 2 2 2 1 2 2 2
30 2 1 2 1 1 2 2
31 2 2 2 1 1 2 2
32 2 2 2 1 2 2 2
33 2 1 2 1 2 2 2
34 2 2 2 1 2 2 2
74
35 2 3 2 1 2 2 2
36 2 3 2 1 2 2 2
Keterangan :
1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
75
Lampiran 11
Data Khusus
No. Lama Perawatan di
Usia Pendidikan Kecemasan
Panti
1 2 2 1 2
2 2 4 3 4
3 2 3 2 3
4 1 2 3 2
5 1 3 1 3
6 2 4 3 4
7 2 4 3 4
8 1 3 1 3
9 1 3 1 3
10 1 3 1 3
11 1 3 1 3
12 1 2 3 2
13 1 1 3 2
14 2 3 3 4
15 2 3 3 3
16 2 3 3 3
17 2 5 1 4
18 2 4 2 3
19 2 3 3 2
20 2 3 3 1
21 2 5 1 4
22 1 4 3 1
23 1 4 3 1
24 1 4 1 1
25 2 2 3 2
26 1 5 3 4
27 1 2 3 1
28 1 4 3 2
29 1 2 2 2
30 2 2 2 3
31 1 3 1 2
32 1 4 2 2
33 1 2 2 2
34 2 4 3 4
35 2 4 3 4
36 2 5 3 4
76
Keterangan :
Usia : Pendidikan :
Lama perawatan :
1. ≤ 5 tahun
2. 5 – 10 tahun Kecemasan :
3. ≥ 10 tahun
1. Level teringan
cemas
2. Kecemasan ringan
3. Kecemasan sedang
4. Kecemasan berat
Lampiran 12
1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 3 1 1 3 2 2 0 1 26 2
2 3 3 2 1 0 3 3 3 3 3 3 2 3 2 0 3 1 3 0 3 3 3 3 0 3 56 4
3 1 1 1 0 0 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 1 0 1 49 3
4 2 2 3 0 0 0 1 3 3 2 1 2 2 0 1 0 0 1 1 1 0 3 3 1 0 32 2
5 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 1 2 2 0 3 3 3 1 3 3 1 1 44 3
6 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 68 4
7 3 1 0 1 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 1 3 3 3 58 4
8 1 0 1 2 1 1 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 40 3
9 1 1 1 0 0 1 3 3 2 2 2 1 2 0 3 3 2 3 1 1 2 2 2 1 1 40 3
10 1 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 3 2 0 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 0 49 3
11 1 2 2 0 1 1 1 2 2 2 3 2 2 0 3 3 0 2 2 2 3 3 2 1 1 43 3
12 1 1 1 0 0 1 1 2 2 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 29 2
13 0 0 1 0 0 1 1 2 2 1 1 2 1 0 3 1 0 1 1 1 3 2 2 1 1 28 2
14 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 2 0 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 57 4
77
78
15 1 1 1 2 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 53 3
16 1 1 3 0 1 2 2 3 3 2 2 2 2 0 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 51 3
17 2 1 2 0 1 1 1 3 3 3 3 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 48 4
18 1 2 2 0 3 1 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 48 3
19 0 0 0 0 0 0 3 1 2 0 0 1 0 3 1 2 0 3 0 2 2 0 3 2 0 25 2
20 1 0 1 0 2 1 1 2 2 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 18 1
21 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 0 2 0 0 2 0 1 0 1 2 1 1 0 2 22 4
22 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 5 1
23 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1
24 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 8 1
25 0 0 0 0 2 1 2 0 0 2 3 2 1 3 2 0 1 2 2 1 0 0 0 1 0 25 2
26 2 2 0 1 1 2 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 1 0 2 2 1 1 0 1 0 22 4
27 0 1 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 16 1
28 0 0 1 0 3 1 1 0 0 3 3 1 1 3 0 2 1 2 2 2 2 0 1 0 0 29 2
29 2 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 31 2
30 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 0 3 2 0 3 3 3 3 3 3 2 1 57 3
31 3 3 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 46 2
32 2 2 1 0 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1 0 0 0 1 1 0 1 2 0 0 19 2
33 2 2 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 1 3 3 2 0 0 19 2
79
34 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 2 1 0 1 13 4
35 1 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 2 1 1 0 1 1 1 3 3 3 0 1 24 4
36 1 0 3 0 0 2 1 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 1 3 3 3 0 0 28 4
Keterangan :
Total skor :
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid perempuan 36 100.0 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak bekerja 13 36.1 36.1 36.1
Swasta 17 47.2 47.2 83.3
Pegawai negri 6 16.7 16.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Alasan_Dirawat_Di_Panti
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak ada yang merawat 23 63.9 63.9 63.9
Banyak teman 13 36.1 36.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
Insomnia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 30 83.3 83.3 83.3
Tidak 6 16.7 16.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Demensia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 17 47.2 47.2 47.2
Tidak 19 52.8 52.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
Gangguan_Pendengaran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 36 100.0 100.0 100.0
Alat_Bantu_Pendengaran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 36 100.0 100.0 100.0
80
81
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60 - 74 Tahun 18 50.0 50.0 50.0
75 - 90 Tahun 18 50.0 50.0 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2.8 2.8 2.8
Valid Tidak Sekolah 1
22.2 22.2 25.0
SD 8
33.3 33.3 58.3
SMP 12
30.6 30.6 88.9
SMA 11
11.1 11.1 100.0
Perguruan Tinggi 4
100.0 100.0
Total 36
Lama Perawatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ≤ 5 tahun 10 27.8 27.8 27.8
5 – 10 tahun 6 16.7 16.7 44.4
Tingkat Kecemasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Level Teringan Kecemasan 5 13.9 13.9 13.9
Kecemasan Ringan 11 30.6 30.6 44.4
Lampiran 14
HASIL CROSSTABULATION
Kecemasan (GAS)
level Kecemas Kecemas
teringan an an Kecemas
cemas Ringan Sedang an Berat Total
Lama ≤ 5 tahun Count 1 2 5 2 10
Perawatan
% within Lama 10.0% 20.0% 50.0% 20.0% 100.0
Perawatan %
% within 20.0% 18.2% 50.0% 20.0% 27.8
Kecemasan %
(GAS)
% of Total 2.8% 5.6% 13.9% 5.6% 27.8
%
5 – 10 tahun Count 0 3 3 0 6
Lampiran 15
Goodness-of-Fit
Chi-Square df Sig.
Pearson 63.935 45 .033
Deviance 51.592 45 .232
Pseudo R-Square
Cox and Snell .412
Nagelkerke .442
McFadden .197
Parameter Estimates
95%
Confidence
Interval
Estimate Std. Error Wald df Sig. Lower Bound
Threshold [Y = 1] 2.464 1.520 2.626 1 .105 -.516
[Y = 2] 4.605 1.634 7.939 1 .005 1.402
[Y = 3] 6.474 1.809 12.814 1 .000 2.929
Location X1 2.091 .751 7.754 1 .005 .619
X2 .927 .365 6.443 1 .011 .211
X3 -.430 .400 1.154 1 .283 -1.214
85
Parameter Estimates
95% Confidence Interval
Upper Bound
Threshold [Y = 1] 5.444
[Y = 2] 7.808
[Y = 3] 10.019
Location X1 3.562
X2 1.644
X3 .354
Threshold Location
[Y = 1] [Y = 2] [Y = 3] X1 X2 X3
Threshold [Y = 1] 1.000 .922 .901 .413 .614 .348
[Y = 2] .922 1.000 .962 .487 .679 .262
[Y = 3] .901 .962 1.000 .525 .671 .226
Location X1 .413 .487 .525 1.000 .029 -.345
X2 .614 .679 .671 .029 1.000 -.085
X3 .348 .262 .226 -.345 -.085 1.000
Link function: Logit.
The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients) are
the same across response categories.a